Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN STUDI KASUS KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT DENGAN HENTI NAFAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program


Studi Profesi Ners Pada STIKes YPIB Majalengka

DEDE ABDUL BASIT, S.Kep


NIM. 19149011006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB
MAJALENGKA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN STUDI KASUS KEPERAWATAN


GAWAT DARURAT DENGAN HENTI NAFAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Studi Profesi Ners Pada STIKes YPIB Majalengka

DEDE ABDUL BASIT, S.Kep


NIM. 19149011006

Majalengka, September 2020

Menyetujui,
Pembimbing

IDRIS HANDRIANA, S.Kep., Ners., M.Kep


NIK. 17.02.02.11.097
Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners

HENI, S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIK. 17.02.03.05.047

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disetujui dan dipertahankan


Pada Sidang Komprehensif Prodi Profesi Ners STIKes YPIB Majalengka

JUDUL : LAPORAN STUDI KASUS KEPERAWATAN


GAWAT DARURAT DENGAN HENTI NAFAS
PENYUSUN : DEDE ABDUL BASIT, S.Kep
NIM : 19149011006

Penguji I Penguji II

Yophi Nugraha, S.Kep., Ners., M.Kes Idris Handriana, S.Kep., Ners., M.Kep
NIK. 17.02.06.10.091 NIK. 17.02.02.11.097

Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners
STIKes YPIB Majalengka

Heni, S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIK. 17.02.03.05.047

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan ini. Penulisan laporan ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners

dalam bidang keperawatan. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Jejen Nurbaya, S.Sos. Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol (YPIB)

Majalengka.

2. Dr. H. Wawan Kurniawan, SKM., S.Kep., M.Kes. Selaku Ketua STIKes YPIB

Majalengka.

3. Heni, S.Kep., Ners., M.Kep. Ketua Program Sudi Profesi Ners STIKes YPIB

Majalengka.

4. Yophi Nugraha, S.Kep., Ners., M.Kes, selaku Penguji I yang telah

memberikan arahan dan perbaikan dalam penyusunan laporan studi kasus ini

5. Idris Handriana, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Pembimbing dan Penguji II

yang telah memberikan saran dan kritikan untuk perbaikan laporan studi kasus

ini

6. Semua Staf Pengajar Program Studi Profesi Ners STIKes YPIB Majalengka

7. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKes YPIB

Majalengka atas kerjasama, bantuan dan solidaritasnya sehingga dengan

lancar kita dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

iii
Akhir kata, saya berharap semoga Alloh SWT berkenan membalas segala

kebaikan dan bantuan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Majalengka, September
2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN STUDI KASUS ............................................................................ 1

DAFTAR REFERENSI

v
LAPORAN STUDI KASUS KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT DENGAN HENTI NAFAS

Pasien datang dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri Pasien tidak

bernafas dan tidak berespon dengan rangsangan nyeri.Nadi karotis tidak teraba

selama sepuluh detik. Perawat kemudian melakukan RJP sampai 4 siklus

namun belum berespon

1. Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan pada pasien tersebut?

Tindakan selanjutnya yaitu melanjutkan RJP selama 5 siklus dengan

perbandingan 30:2 kecepatan 100-120 x permenit dan dengan kedalaman

5-6 cm dibawah mint sternum kemudian untuk tahapan RJP adalah sebagai

berikut:

A. Danger

Pastikan Keamanan

1) Aman Penolong

2) Aman Lingkungan

3) Aman Pasien

B. Cek Respon Korban

Memeriksa respon pasien dengan memanggil ,menepuk bahu pasien

atau dengan rangsangan nyeri bila klien berespon atau menjawab maka

CAB dalam keadaan baik. Dan bila tidak ada respon, maka perlu

ditindaki segera.

1
C. Minta Tolong / Aktifkan : Ems/ Kode Biru

1) Jika sendrian tanpa handphone,berteriak meminta tolong dan ambil

AED (jika tersedia maka segera ) sebelum memulai RJP atau

2) Tetap bersama korban ,gunakan handphone untuk panggil bantuan

aktifkan speaker untuk berkomunikasi dan mendengarkan instruksi

tenaga kesehatan.

D. Atur Posisi Pasien Dan Penolong

Posisi pasien supain (terlentang ) diatas permukaan yang keras dan

datar bila ada pasang papan resusitasi, dan penolong berlutut

disampng pasien.

E. Circulation

Cek nafas dan nadi karotis bersamaan selama 5-10 detik. Jika nadi

tidak teraba maka beri 30 kompresi dan 2 ventilasi dan jika nadi teraba

maka beri 1 ventilasi tiap 6 detik ( 10 kali/menit ) Meraba nadi karotis

2-3 cm dari samping trakhea.

Kompresi

Lakukan kompresi dengan kedalaman 5-6 cm dan kecepatan 100-120

kali/menit dengan Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi) sebagai

berikut:

.     a. Pasien terlentang diatas permukaan yang datar dan keras.

b. Posisi penolong

-Berlutut di samping pasien

-Berdiri disamping tempat tidur pasien

2
c. Letakan tumit telapak tangan pada pertengahan dada ( seperdua

bawah sternum ) dengan telapak tangandi tumpuk dengan jari

ditautkan .

d. Lakukan kompresi dengan lengan lurus kedalaman 5-6 cm dengan

kecepatan100-120 kali/menit

e. Letakan posisi tangan sedkit dibawah mid sternum

f. Gunakan kedua pangkal telapak tangan diberi tekanan 30

kali/menit.

F. Airway

Terdiri atas 2 tahap :

1) Membuka jalan nafas

Tindakan membuka jalan nafas :

a. Head-tilt ( dorong kepala ke belakang )

b. Chin lift ( Tindakan mengangkat dagu )

c. Jaw-thrust ( tindakan mengangkat sudut rahang bawah )

Pada pasien curiga trauma servikal gunakan teknik jaw thrust

dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher.

2) Membersikan jalan nafas

a. Cross Fingger

Untuk melihat adanya sumbatan dalam mulut

b. Sapuan jari ( Finger Sweep )

Jalan nafas yang tersumbat karena adanya benda asing dalam

rongga mulut bagian belakang ( hipofaring )

3
G. Breathing

Pengkajian Breathing :

1) Look/Lihat

Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada,adanya retraksi

sela iga.

2) Listen/Dengar

Dengar aliran udara pernafasannya.

3) Feel/Rasakan

Rasakan adanya aliran udara pernapasan atau hembusan

dengan menggunaan pipi penolong.

Beri nafas buatan 2 kali dengan teknik :

1) Mouth to Mouth

2) Mouth to Mask

3) Mout to Nose

4) Mouth to Stoma

5) Bag valve Mask

Buka jalan nafas dengan teknik Head Tilt dan Chin Lift selama

resusitasi pernapasan dan dada harus mengembang.

4
Rantai Kelangsungan Hidup

H. Evaluasi

1) Dilakukan tiap 2 menit

2) Jika nafas (-) dan Nadi (-) maka Kompresi dan ventilasi 30:2

3) Jika nafas (-) dan Nadi (+) maka Ventilasi 10 kali/menit

4) Jika nafas (+) dan Nadi (+) maka pasien belum sadar ,

petahankan jalan nafas dengan alat /tanpa alat,bisa juga dengan

recovery position atau posisi miring mantap.

5
2. Kapan Tindakan Bantuan Hidup Dasar dihentikan?

A. Penolong kelelahan setelah melakukan RJP

B. Adanya tanda-tanda kematian( kaku mayat ) seperti :

1) Rigor Mortis yaitu keadaan dimana otot-otot jasad kaku setelah

beberapa jam pasca kematian

2) Livor Mortis yaitu munculnya lebam berwarna unggu kebiruan pada

bagian tubuh

3) Pupil pada mata diameternya melebar

4) Refleks pupil terhadap cahaya sudah tidak ada

Jika menemukan korban dengan ciri- ciri diatas,tidak perlu melakukan

RJP

C. Adanya penolong yang lebih ahli (kompeten) atau datang bantuan dari

tim code blue

D. Situasi yang membahayakan pasien dan penolong.

6
DAFTAR REFERENSI

Purwo Suwignjo.2019.Basic Trauma Cardiac Life Support.Proceedings of Pelatihan

BTCLS,Majalengka:12-16 Agustus 2019.

https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/15902848 (diakses pada

tanggal 6 September pukul 13:23 )

Anda mungkin juga menyukai