Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu
instrumen yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam memenuhi
kewajiban untuk mempertangung jawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi yang terdiri dari komponen-komponen yang
merupakan satu kesatuan yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja,
pengukuran dan evaluasi kinerja serta pelaporan kinerja.

Gambar 1.1
Pelaksanaan Pembangunan Rumah Susun UNM Tahun 2020

Sebagai wujud akuntabilitas dan kinerja, SNVT Penyediaan Perumahan


Provinsi Sulawesi Selatan berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan masyarakat dan rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan
menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis.
Pelaporan kinerja dimaksudkan mengkomunikasikan capaian kinerja SNVT
Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan dalam satu tahun anggaran
yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta
menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan

1
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviuw
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Maka setiap instansi pemerintah
sebagai unsur penyelenggara negara diwajibkan untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, dan peranannya
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya berdasarkan
Rencana Strategis SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015-2019. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah pasal 20 menyebutkan
laporan kinerja dihasilkan dari suatu SAKIP yang diselenggarakan masing-
masing identitas pelaporan/akuntansi. Sesuai ketentuan tersebut penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki peran
strategis karena dapat memberikan informasi antara lain :
1. Keberhasilan/kegagalan pencapaian output/outcome yang tercantum
dalam perencanaan kinerja tahun 2020;
2. Hubungan kinerja dan hasil sumber daya;
3. Menjelaskan kinerja dan hasil-hasil yang dicapai.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SNVT
Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 ini disusun
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 berdasarkan indikator
kinerja perencanaan kinerja, dan realisasi kinerja tahun 2020.
1.2 Maksud dan Tujuan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
tahun 2020 di SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan
dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja dalam satu tahun
anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian indikator sasaran yang
telah ditetapkan. Tujuan penyusunan LAKIP SNVT Penyediaan Perumahan
Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai sarana bagi Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dalam menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada
seluruh pemangku kepentingan atas pelaksanaan tugas, fungsi dan
kewenangan pengelolaan sumberdaya yang telah dipercayakan kepada SNVT
Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dokumen LAKIP merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban Instansi
Pemerintah yang berisi informasi seputar capaian indikator kinerja dan
2
hambatan pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun sebelumnya. Secara
umum LAKIP ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang lebih berdaya guna, berhasil
guna, bersih, dan akuntabel serta mendorong tercapainya Good
Governance, karena LAKIP merupakan dasar untuk mengukur kinerja
instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan dapat
dipertanggungjawabkan;
2. Mengetahui segala permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan program serta kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya;
3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat dan stakeholder yang terkait
kepada instansi pemerintah;
4. Sebagai laporan pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan rencana strategik;
5. Menilai apakah pencapaian output dan outcome kegiatan telah sesuai
dengan target yang telah ditentukan serta waktu yang telah disediakan.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 ini
berisikan perencanaan strategik dan sekaligus pengukuran terhadap
pelaksanaannya, yang akhirnya bermuara kepada kualitas kinerja, yang
dilakukan oleh SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan,
merupakan suatu bentuk perwujudan terhadap komitmen penyelenggaraan
tata kelola pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan penyediaan
perumahan guna menghadirkan pelaksanaan pembangunan yang efektif,
efisien, berdaya guna dan berhasil guna bagi kesejahteraan masyarakat
Sulawesi Selatan.
Sehingga secara khusus, maksud dan tujuan SNVT Penyediaan
Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu :
Maksud
Membantu tugas Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan penyediaan perumahan
yang sudah diamanatkan dalam target Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Perumahan Tahun 2020- 2024 dan Dokumen Perencanaan SNVT Penyediaan
Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020.

3
Gambar 1.2.1
FGD Perpres No.16 Tahun 2018

Tujuan
Tujuan SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan adalah
melaksanakan program dan kegiatan sesuai rencana kerja yang telah
ditetapkan oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi III,
Direktorat Jenderal Perumahan sebagai rumusan kondisi yang hendak dituju
di akhir periode perencanaan. Tujuan ini merupakan penjabaran dari visi serta
dilengkapi dengan rencana sasaran strategis yang hendak dicapai dalam
rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2020–
2024 yang secara umum adalah menyelenggarakan fasilitasi penyediaan
perumahan dengan tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta
kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan,
mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan,
memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong
royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Lebih lanjut, tujuan
tersebut di jabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan permukiman berkualitas yang semakin merata untuk
mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat;
2. Memenuhi kebutuhan perumahan yang semakin merata untuk mencapai
peningkatan kualitas hidup masyarakat;
3. Meningkatkan pelayanan infrastruktur sesuai dengan potensi dan upaya
pengembangan wilayah pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan
Kawasan strategis melalui penyediaan rumah khusus di kawasan tertinggal,
daerah pasca bencana dan kawasan maritim/nelayan, pembangunan rumah
susun dan bantuan stimulan rumah swadaya;
4. Meningkatkan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang bersih
dan terpercaya;
4
5. Meningkatkan SDM aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang berkinerja tinggi; 6. Meningkatkan efektifitas penyelenggaraan
pembangunan infrastruktur.

Gambar 1.2.2
Kunjungan Direktur Rumah Swadaya
1.3 Tugas dan Fungsi
Tugas
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, SNVT Penyediaan
Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu satuan kerja
Direktorat Jenderal Perumahan, yang memiliki tugas sebagai pelaksana unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA), pelaksana unit Akuntansi
Kuasa Pengguna Barang (UAKBA), pelaksana eMonitoring, Pejabat Pengadaan
Barang dan Jasa, Penerima Barang, Personal Satuan Non Vertikal Tertentu
(SNVT) sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Pusat dalam pengawasan
kegiatan penyelenggaraan perumahan yang menggunakan anggaran pusat di
Provinsi Sulawesi Selatan.
Fungsi

SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tugas


membantu Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi III dalam
menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan dibidang penyediaan perumahan
yang telah dimandatkan oleh Direktorat Jenderal Perumahan dengan fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penyediaan rumah susun, rumah
khusus, rumah swadaya bagi MBR dan bantuan PSU untuk perumahan
MBR;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan penyelenggaraan penyediaan

5
perumahan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan penyediaan
perumahan;
d. Pelaksanaan administrasi SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi
Selatan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perumahan
melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi III.

1.4 Struktur SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan


Sebagai upaya mewujudkan Penyelenggaraan SNVT Penyediaan
Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan maka perlu dirumuskan Struktur
Organisasi SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah
pegawai sebanyak 39(tiga puluh sembilan) orang dengan rincian Pegawai Negeri
Sipil Pusat 10(sepuluh) orang, Pegawai Negeri Sipil Daerah 5(lima) orang dan
Tenaga Penunjang 19(sembilan belas) orang.

Skema 1.3
Struktur Organisasi Tahun 2020
6
Tugas dan tanggungjawab masing-masing pegawai di jabarkan sebagai
berikut:
1. Kuasa Pengguna Anggaran (Ka.SNVT)
Tugas
a. Menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
b. Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan di website
Kementerian PUPR;
c. Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
d. Menetapkan Panitia Peneliti Kontrak;
e. Mengawasi pelaksanaan anggaran sesuai DIPA;
f. Menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan dan laporan lainnya
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
g. Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan,
dalam hal terjadi perbedaan pendapat;
h. Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh dokumen Pengadaan
Barang/Jasa dan menerima hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
dilampiri dokumen laporan dalam bentuk Hardcopy dan Softcopy;
i. Mengirimkan dokumen laporan hasil pekerjaan dalam bentuk softcopy
kepada Sekretaris Jenderal melalui Pusdatin dan dalam bentuk hardcopy
kepada unit pengelola BMN di maslng-masing unit kerja Eselon I;
j. Menetapkan Tim Teknis dan Tim Juri/Tim Ahli untuk pelaksanaan
apabila diperlukan;
k. Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT)
terutama pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam DIPA;
l. Memimpin pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam DIPA;
m.Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) dibawahnya untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang telah
ditetapkan;
n. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-
UP) dan selanjutnya menyampaikannya kepada Pejabat Yang Melakukan
Pengujian dan Penandatangan SPM;

7
o. Menandatangani Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak (dalam
hal Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) merangkap sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen);
p. Melaporkan setiap terjadinya kerugian Negara menurut bentuk dan cara
yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggaran sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
q. Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan/rencana kerja
yang tertuang dalam DIPA;
b. Bertanggung jawab atas semua penerimaan/ pengeluaran Satuan Kerja
yang membebani APBN;
c. Bertanggung jawab atas kebenaran setiap Surat Keputusan/Surat
Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatanganinya serta akibat yang timbul
dari SK/SPK/Kontrak tersebut. (Dalam hal Kepala Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu (SNVT) merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen);
d. Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan dan pencapaian
keluaran/output yang telah ditetapkan;
e. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan Barang
Milik/Kekayaan Negara Satuan Kerja;
f. Bertanggung jawab atas tertib penatausahaan pengadaan barang dan
jasa yang dialokasikan kepada Satuan Kerja yang dipimpinnya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran melalui Atasan/Atasan
Langsung/Penanggung Jawab Program.
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Tugas
a. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang
meliputi: Spesifikasi Teknis Barang/Jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS),
dan Rencana Kontrak;
b. Menerbitkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa;
c. Menandatangani Kontrak/Surat Perintah Kerja;
d. Melaksanakan Kontrak dengan penyedian barang/jasa;
e. Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak;
8
f. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada
Kepala SNVT;
g. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada Kepala SNVT setiap triwulan;
h. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa;
i. Mengusulkan kepada Kepala SNVT mengenai perubahan paket
pekerjaan, dan/atau perubahan jadwal kegiatan pengadaan apabila
diperlukan;
j. Menetapkan tim pendukung termasuk panitia peneliti kontrak, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Direksi Lapangan, konsultan
pengawas, tim pelaksana swakelola apabila diperlukan;
k. Menetapkan Tim atau Tenaga Ahli pemberi penjelasan teknis (Aanwijzer)
untuk membantu pelaksanaan tugas ULP apabila diperlukan;
l. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang/jasa
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
m.Menyiapkan, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak
dengan pihak penyedia barang/jasa;
n. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada
Kepala SNVT;
o. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya Kepada
Menteri dengan berita acara penyerahan melalui Kepala SNVT dilampiri
dokumen laporan dalam bentuk hardcopy dan softcopy;
p. Menandatangani Pakta Integritas;
q. Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam DIPA;
r. Menyusun Draft Kontrak untuk kegiatan yang tercantum dalam DIPA dan
dokumen pendukungnya maupun rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan secara swakelola;
s. Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran SNVT, baik
yang dilakukan secara kontraktual maupun secara swakelola;
t. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP) serta dokumen
pendukungnya dan selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Yang
Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran;
u. Mengajukan tagihan pembayaran kepada Bendahara Pengeluaran untuk
pembayaran yang membebani Uang Persediaan;

9
v. Menyusun Laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DIPA dan
menyampaikannya kepada Kepala SNVT;
w. Menyusun Usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-KL) tahun berikutnya.
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas kebenaran dan akibat yang timbul dari
Kontrak/SPK atau keputusan dan surat bukti lainnya yang
ditandatanganinya;
b. Bertanggung jawab atas realisasi keuangan dan keluaran/output
kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana kerja yang ditetapkan dalam
DIPA;
c. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT;
d. Bertanggung jawab mengawasi serta memantau jalannya kegiatan sesuai
dengan rencana kegiatan SNVT.
3. Pejabat Penandatanganan SPM (PP-SPM)
Tugas
a. Menerima berkas SPP yang disampaikan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
b. Memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi check-list kelengkapan
berkas SPP dan mencatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP;
c. Memeriksa secara rind keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku;
d. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh
keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran;
e. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:
• Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama
orang/perusahaan, alamat, No. Rekening dan Nama Bank);
• Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya
dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang
tercantum dalam kontrak berkenaan);
• Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan dana
yang tercantum dalam DIPA serta ketepatannya terhadap jadwal waktu
pembayaran guna meyakinkan bahwa tagihan yang harus dibayar
belum kadaluwarsa).

10
f. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan
indikator kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak;
4. Bendahara Pengeluaran
Tugas
a. Menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi keuangan yang
dilaksanakan Satuan Kerja pada Buku Kas Umum (BKU), Buku
Pembantu, Buku Tambahan, serta Buku-Buku Tambahan lainnya;
b. Menyiapkan rincian jumlah Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran
Uang Persediaan (SPP-UP), Surat Permintaan Pembayaran Uang
Persediaan (SPP-TUP), Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang
Persediaan (SPPGUP) serta dokumen-dokumen pendukung lainnya;
c. Menandatangani SPP-UP yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
dan selanjutnya menyampaikannya kepada Pejabat Yang Melakukan
Pengujian dan Perintah Pembayaran;
d. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) yang
pembayarannya melalui rekening Bendahara;
e. Melakukan pengamanan kas serta surat-surat berharga lainnya yang
berada dalam pengurusannya (Brankas) untuk menghindari terjadinya
kerugian Negara;
f. Menguji kebenaran tagihan pembayaran Uang Persediaan meliputi
kesesuaian dengan akun, DlPA dan peraturan keuangan yang berlaku
sebelum dilakukan pembayaran;
g. Melakukan pembayaran melalui uang persediaan atas persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen untuk Belanja Barang, Belanja Modal, dan
Belanja Lain-Lain;
h. Menolak perintah bayar dari Pejabat Pembuat Komitmen apabila
persyaratan pembayaran tidak terpenuhi;
i. Menerima dan menyetor ke Rekening Kas Negara atas pajak dan
penerimaan lainnya yang dipungut serta melaporkannya menurut bentuk
dan cara yang telah ditetapkan, tepat pada waktunya kepada
masingmasing Instansi yang terkait;
j. Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan bukti-bukti
pembukuan;
k. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban Bendahara
kepada:
11
• KPPN
• BPK Rl
• Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas pengelolaan uang persediaan;
b. Bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan Negara yang
berada dalam pengurusannya;
c. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT.
5. Petugas Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
Tugas
a. Mengumpulkan Menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca
SNVT sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
b. Menyampaikan LRA dan Neraca kepada Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W);
c. Menyampaikan LRA dan Neraca kepada Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) beserta Arsip Data Komputer
(ADK) secara tepat waktu.
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas kebenaran materi Laporan Realisasi Anggaran
dan Neraca sesuai Standar Akuntansi Pemerintah;
b. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT.
6. Petugas Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
Tugas
a. Mengumpulkan Menyusun Laporan Barang Milik Negara (BMN) dan
Laporan Kondisi Barang (LKB) SNVT sesuai dengan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b. Menyampaikan Laporan BMN dan LKB kepada Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKRA) beserta Arsip Data Komputer (ADK) untuk
penyusunan neraca secara tepat waktu;
c. Menyampaikan laporan BMN dan LKB kepada Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Barang Wilayah (UAPPBW) beserta Arsip Data Komputer (ADK).
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas kebenaran materi Laporan BMN dan LKB sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah;
b. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT.
12
7. Pelaksana Teknik Randal
Tugas
a. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
rangka rapat sinkronisasi program pusat daerah;
b. Melakukan koordinasi dengan Pokja PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
dalam rangka pengembangan kelembagaan penyediaan perumahan;
c. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan/pelaksanaan
kegiatan SNVT;
d. Melaksanakan koordinasi penyiapan rencana kegiatan (termasuk
penyiapan dokumen lelang) hingga terlaksananya suatu ikatan
kontrak/SPK;
e. Melaksanakan koordinasi terkait penyusunan penjadwalan DIPA, Lembar
Kerja dan Petunjuk Operasional;
f. Menyiapkan data pendukung rencana kegiatan SNVT;
g. Melaksanakan koordinasi penyusunan dokumen pelelangan yang
meliputi Rencana Kerja Syarat-Syarat serta Gambar-gambar detail;
h. Merevisi/melengkapi perencanaan bila ada yang kurang/tidak sesuai
dengan situasi lapangan dan mengusulkan ke Pejabat/Atasan untuk
mendapatkan persetujuan;
i. Menyiapkan data pendukung usulan revisi DIPA;
j. Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan PPK Randal.
8. Pelaksana Teknik Rumah Susun dan Rumah Khusus
Tugas
a. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan;
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan;
c. Melakukan rapat addendum pekerjaan (jika diperlukan);
d. Melaksanakan Rapat Persiapan FHO pelaksanaan pekerjaan tahun
sebelumnya;
e. Melakukan rapat persiapan PHO;
f. Melakukan penyiapan usulan revisi DIPA APBN dan RKA-KL;
g. Menyiapkan laporan Kontrak, MC0, PCM, CCO, SCM, PHO dan FHO;
h. Melakukan pengelolaan dokumentasi pelaksanaan kegiatan kontraktual;
i. Menyiapkan laporan pelaksanaan Rumah Susun dan Rumah Khusus.

13
9. Pelaksana Teknik Rumah Swadaya
Tugas
a. Melaksanakan koordinasi kegiatan bidang perencanaan, penyusunan
dan pelaksanaan teknis PPK Rumah Swadaya;
b. Menyiapkan data pendukung usulan revisi DIPA APBN dan RKA-KL;
c. Menyiapkan data pendukung penyusunan kerangka acuan kerja
(KAK);
d. Melaksanakan koordinasi penyiapan rencana kegiatan;
e. Melaksanakan rapat persiapan Kegiatan BSPS;
f. Mengumpulkan data BNBA Kabupaten/Kota;
g. Melakukan Pembinaan kepada Fasilitator dan Koordinator Fasilitator;
h. Melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan BSPS;
i. Melakukan rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan;
j. Menyiapkan laporan pelaksanaan BSPS tahun sebelumnya;
10. Penelaah Keuangan
Tugas
a. Melaksanakan koordinasi terkait urusan Administrasi SNVT;
b. Melakukan penatausahaan SNVT;.
c. Melakukan penyusunan laporan berkala terkait kemajuan
pelaksanaan kegiatan SNVT;
d. Membantu mengolah Dokumen RKA-KL Pagu Definitif;
e. Membantu penyusunan Laporan Progres Fisik dan Keuangan SNVT;
f. Melakukan koreksi atas kesalahan Laporan Progres Keuangan;
g. Melakukan penilaian administrasi pada pengajuan usulan
pencairan/termin;
11. Pengadaministrasi Umum
Tugas
a. Melaksanakan koordinasi terkait urusan administrasi umum;
b. Melakukan penatausahaan kantor;
c. Melakukan penatausahaan kepegawaian;
d. Melakukan pelaksanaan urusan rumah tangga di lingkungan SNVT;
e. Melakukan penyusunan laporan berkala terkait kemajuan
pelaksanaan kegiatan;

14
12. Petugas Emonitoring
Tugas
a. Mengumpulkan dan mendokumentasikan rekaman DIPA dan POK;
b. Mengumpulkan dan mendokumentasikan rencana pelaksanaan
pengadaan barang/jasa;
c. Mengumpulkan dan mendokumentasikan data pelaksanaan kegiatan
(rencana dan capaian progres fisik dan realisasi keuangan);
d. Mengumpulkan dan mendokumentasikan data rencana dan
penyerapan tenaga kerja;
e. Mengumpulkan dan mendokumentasikan tindak lanjut pelaksanaan
kegiatan;
f. Mengisi data pelaksanaan kegiatan ke dalam aplikasi e-monitoring
setiap kali ada perubahan informasi, serta mengirim back up data
melalui e-monitoring on-line;
g. Menyusun dan menyampaikan laporan progress fisik dan keuangan
secara periodik sesuai ketentuan;
h. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan pembangunan
sesuai ketentuan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, SNVT Penyediaan
Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan, didukung oleh SDM Aparatur Sipil
Negara dengan komposisi sebagai berikut:
Tabel 1.3
Komposisi SDM Tahun 2020
Komposisi Status Jumlah
1. Status Kepegawaian PNS Pusat
Laki-laki = 6 orang
Perempuan = 4 orang
PNS Daerah
Laki-laki = 5 orang
Perempuan = - orang
Non PNS
Laki-laki = 17 orang
Perempuan = 7 orang
2. Status Pendidikan PNS
D3 = 2 orang
S1 = 10 orang
S2 = 3 orang
Non PNS
SMA = 9 orang
D3 = - orang
S1 = 14 orang
S2 = 1 orang

15
Status Kepegawaian
30

25

20

15

10

0
Laki-laki Perempuan

PNS Pusat PNS Daerah Non PNS

Gambar Chart 1.3.1


Komposisi SDM Tahun 2020
berdasarkan Status Kepegawaian

Status Pendidikan
30

25

20

15

10

0
SMA D3 S1 S2

PNS Non PNS

Gambar Chart 1.3.2


Komposisi SDM Tahun 2020
berdasarkan Status Pendidikan

16
1.5 Permasalahan dan tantangan

Permasalahan di sisi lain, terdapat tantangan penyelenggaraan perumahan


di masa pandemi Covid-19, diantaranya:
1. Pemenuhan penyelenggaraaan perumahan yang kurang efektif akibat
refocusing anggaran yang berimbas pada beberapa Kementerian/Lembaga
yang salah satunya adalah Kementerian PUPR sehingga ketercapaian target
pemenuhan fisik perumahan menjadi tidak optimal.
2. Adanya refocusing anggaran juga berimbas pada sektor ekonomi yang
menyebabkan kurang efisiennya pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni.
Menurunnnya sektor ekonomi berakibat pada melemahnya kemampuan
dana masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar sehingga berdampak
pada kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan Rumah Layak
Huni. Di sisi lain, refocusing anggaran juga berimbas pada pengurangan
anggaran di sektor Perumahan. Contoh yang sama terjadi di Satuan Kerja
Penyediaan Perumahan dibuktikan dengan sejumlah Target dan Output
Perumahan Tahun 2020 yang mengalami pengurangan anggaran
diantaranya:
a) Adanya perubahan akun khusus Penanganan Pandemi Covid-19 di
Rumah Swadaya
b) Adanya pengurangan anggaran Rumah Swadaya yaitu pendampingan
Rumah Swadaya
c) Adanya penambahan anggaran Rumah Khusus yaitu Pembangunan
Rumah Khusus
d) Adanya pengurangan anggaran Rumah Susun yaitu pengurangan
revitalisasi Rumah Susun
e) Adanya pengurangan anggaran Rumah Susun yaitu Cut-Off
Pembangunan Rumah Susun Tahun Anggaran 2019
f) Adanya pergeseran dalam satu keluaran (output) dalam satu kegiatan
dan dalam satu Satker.
g) Pembangunan Rumah Susun yang semula adalah single year contract
(SYC) berubah menjadi multi years contract (MYC).
3. Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan berubahnya pola hidup
masyarakat menjadi era New-Normal yang mempengaruhi gaya hidup
masyarakat yang lebih banyak melakukan aktivitas bekerja di rumah (work
from home) akibat kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di
17
sejumlah kota besar termasuk Kota Makassar, sehingga mengurangi daya beli
dan penggunaan property baik perumahan maupun non-perumahan
masyarakat. Melemahnya sektor daya beli dan penggunaan perumahan sejak
bulan Maret 2020 hingga sekarang mengakibatkan sulitnya sektor
perumahan untuk pulih sehingga berimbas pada mahalnya upah tenaga
kerja dan semakin sulitnya menyewa tenaga kerja untuk pembangunan
perumahan di kota-kota besar karena di masa PSBB, banyak dari tenaga
kerja yang kembali ke kampung asal untuk mencari rezeki.
4. Tantangan yang dirasakan oleh industri property di masa Pandemi Covid-19
pada kwartal 1 Tahun 2020, penjualan property mengalami penurunan
mencapai 50%. Penurunan yang dirasakan tersebut berdampak sangat besar
pada sektor property:
a) Mall, penurunan penjualan property sebesar 85%.
b) Hotel, dimana jumlah pengunjungnya (occupancy rate) mengalami
penurunan hingga 90%.
c) Perkantoran, penurunan penjualan property sebesar 75,6%.
d) Rumah Komersial, penurunan penjualan property sebesar 50-80%.
Hanya segmen rumah subsidi yang masih bertahan saat masa Pandemi
Covid-19 dan optimis di kuartal ke 3 tahun 2021, penjualan properti mulai
membaik. (Sumber: Pemaparan Materi Perkembangan Pembangunan Rumah
Tahun 2021 oleh Pengembang Perumahan Asosiasi REI dalam acara Rapat
Koordinasi Pertama Sinkronisasi Basis Data PKP, Koordinat Program Ditjen
Perumahan, dan Sinkronisasi Kegiatan Pokja PKP dan Forum PKP Provinsi
Sulawesi Selatah Tahun 2021, Kota Makassar).

18

Anda mungkin juga menyukai