Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andriawan Rapid

Stambuk : 201830049
RMK BAB 8
“ Perubahan Ekuitas Entitas Anak “
PENDAHULUAN
Hubungan induk anak menyebabkan apa yang terjadi pada entitas anak
berdampak terhadap entitas induk. Kesalahan laba pencatatan entitas anak akan
berakbat pada kesalahan pencatatan pendapatan investasi dan nilai investasi. Bab
ini akan membahas lebih jauh perubahan ekuitas entitas anak terhadap entitas
induk. Perubahan ekuitas yang dimaksud adalah penjualan saham tambahan dan
transaksi perbendaharaan entitas anak, baik yang dilakukan dengan entitas induk
maupun dengan pihak eksternal.
Penjualan saham tambahan entitas anak baik kepada pihak eksternal
maupun entitas induk atau entitas anak yang lain dalam satu kelompok usaha atau
satu grup akan berdampak pada entitas induk. Yang dimaksud dengan kelompok
usaha adalah entitas induk dan seluruh entitas anaknya (entitas anak lebih dari
satu). Pembahasan lebih detail mengenai grup akan disajikan dalam Bab 9 dengan
topic “kompleksitas kepemilikan”
PSAK 40 tahun 1997 menjelaskan transaksi entitas anak yang mengubah
persentase kepemilikan entitas induk atas entitas anak, antara lain :
a. Transaksi antara entitas anak dengan pihak ketiga (pihak eksternal)
i) Entitas anak menjual saham tambahan kepada pihak ketiga
ii) Entitas anak memperoleh kembali saham beredar yang dimiliki oleh pihak ketiga
b. Transaksi antara entitas anak dan entitas induk yang meliputi:
i) Entitas anak menjual saham tambahan kepada induk
ii) Entitas anak memperoleh kembali saham beredar yang dimilik induk
Bab ini membahas dampak perubahan ekuitas entitas anak terhadap induk
yang timbul dari transaksi penjualan saham tambahan dan transaksi saham
perbendaharaan entitas anak.
TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM TAMBAHAN ENTITAS ANAK
a. Penjualan Saham Tambahan kepada Pihak Eksternal
Misalkan PT Paula memiliki 800.000 lembar dari 1.000.000 lembar saham PT
Simon. Nilai investasi sama dengan kekayaan pemegang saham PT Simon per
1 januari 2013 adalah sebagai berikut:
Laba PT Simon tahun 2013 adalah Rp600 juta yang diperoleh merata
sepanjang tahun. Dividen sebesar Rp200 juta diumumkan pada akhir bulan
Desember.
Pada tanggal 1 oktober 2013, PT Simon menjual saham tambahan
sebanyak 250.000 lembar kepada pihak eksternal di mana penjualan ini
mempengaruhi PT Paula sebagai brikut:

Harga jual saham di atas nilai bukunya juga dinikmati induk sebesar Rp8
juta. Kenaikan kekayaan ini menambah nilai investasi induk karena nilai investasi
mencerminkan kekayaan entitas anak. Akan tetapi, karena kenaikan investasi ini
bukan bagian dari kinerja entitas anak, maka tidak termasuk dalam komponen
pendapatan investasi induk. PSAK 40: Akuntansi Perubbahan Ekuitas Perusahan
Anak/perusahaan Asosiasi mensyaratkan induk mengkredit akun selisih transaksi
perubahan ekuitas anak (STPEA) untuk mencatat dampak perubahan ekuitas
entitas anak terhadap nilai kekayaan entitas anak yang dimiliki entitas induk. Jadi,
PT Paula harus menjurnal sebagai berikut:
Investasi dalam saham Rp 8 juta
Selisih transaksi atasperubahan ekuitas anak Rp 8 juta
Perubahan ekuitas anak ini di satu sisi telah mengurangi hak pengendalian
induk. Sejak penjualan saham entitas anak kepada pihak eksternal, pendapatan
investasi induk atas laba entitas anak berkurang menjadi 64% disbanding sebelum
menjual saham tambahan. Akan tetapi, kenaikan jumlah kekayaan induk atas
entitas anak menjadi pertimbangan lain sisetujuinya penjualan saham anak karena
induk adalah pemegang saham mayoritas entitas anak.
Apabila PT Simon menjual saham di bawah nilai bukunya, katakana
Rp.2.800 per lembar atau total penjualan Rp700 juta, total kekayaan PT Simon
adalah Rp 3.650.000.000 (Rp2,95 miliar + Rp700 juta). Kekayaan PT Paula atas
PT Simon setelah enjualan saham tambahan menjadi Rp2.336.000.000 (64% x
Rp3.650.000.000), sehingga menutunkan jumlah kekayaan induk atas anak
sebesar Rp24 juta (Rp2,360 miliar – Rp2,336 miliar). Apabila terjadi penurunan
kekayaan induk setelah anak menjual saham dan induk memiliki saldo akun
selisih transaksi perubahan ekuitas anak, akun tersebut didebet dengan jurnal:
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak (STPEA) Rp 24 juta
Investasi dalam saham anak Rp 24 juta

3. Eliminasi saldo awal. Kekayaan pemegang saham PT Simon yang dieliminasi merupakan
kekayaan awal ditambah penjualan saham per 1 Oktober 2013:
Modal saham (Rp2 miliar + Rp500 juta) Rp 2.500.000.000
Agio saham (Rp300 juta + Rp250 juta) 550.000.000
Laba ditahan 1 Januari 200.000.000
STPEA 8.000.000
Investasi dalam saham biasa Rp2.008.000.000
Kepentingan nonpengendali 1 Januari 1.250.000.000
Saham tambahan yang dijual kepada pihak eksternal menambah
kepentingan nonpengendali. Kepentingan nonpengendali awal didasarkan pada
20% kekayaan awal tahun PT Simon, atau Rp500 juta ditambah penjualan saham
tambahan sebesar Rp750 juta. Investasi dalam saham awal yang dieliminasi juga
merupakan investasi per 1 Januari, yakni Rp2 miliar ditambah kenaikan investasi
karena kenaikan kekayaan entitas induk atas anak sebesar Rp8 juta.

b. Penjualan saham tambahan kepada entitas induk


Penjualan saham tambahan entitas anak kepada induk dari sudut pandang induk
merupakan reakuisisi yang telah dibahas dalam Bab 7. Misalkan dalam kasus PT
Paula dan PT Simon, penjualan 250.000 saham tambahan PT Simon seharga
Rp750 juta dilakukan kepada induk. Bagi entitas induk nilai investasi bertambah
sebesar harga akuisisi Rp750 juta. Akan tetapi, sesuai dengan aturan PSAK 22,
dalam reakuisisi harus dilakukan penilaian ulang atas investasi yang telah ada
sebelumnya. Nilai investasi per 1 Oktober 2013 sebelum reakuisisi adalah 80%
dari kekayaan PT Simon yang dimiliki per 1 Oktober 2013, yakni
Rp2.360.000.000 (80% x Rp2.950.000.000).
Nilai investasi per lembar saham adalah Rp2.950 atas 800.000 lembar saham yang
dimiliki. Nilai per lembar investasi ini sama dengan nilai buku per lembar saham kekayaan
PT Simon.
Harga jual saham PT Simon ke PT Paula sebesar Rp3.000 per lembar merupakan harga wajar
pada tanggal 1 Oktober,

Anda mungkin juga menyukai