Anda di halaman 1dari 9

Vol 2 No 1 (2018) Page 45 – 53

JURNAL OBSESI : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Research & Learning in Early Childhood Education
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi

Meningkatkan Kecerdasan Natural Anak Usia Dini melalui Pengenalan


Hewan di TK Pelita Kota Bandung
Yeni Suhartini1, Ala Laela2
1
Program Studi PG-PAUD, FIP, IKIP Siliwangi, yenisuhartini@gmail.com
2
Program Studi PG-PAUD, FIP, IKIP Siliwangi, ala.laela23@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas anak usia dini dalam
meningkatan kecerdasan natural melalui pengenalan hewan di TK Pelita Kota Bandung dan untuk
mengetahui berapa besar peningkatan kecerdasan natural melalui pengenalan hewan. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengenalan hewan yang dilakukan terhadap kecerdasan natural
anak usia dini di TK Pelita Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia dini yang berjumlah 26 anak.
Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data menggunakan deskriptif kuantitatif menggunakan persentase dan kualitatif. Analisa data
menggunakan tahap reduksi data, model data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh anak Berkembang Sangat Baik (BSB) sebesar 17%.
Sedangkan pada siklus II, hasil rata-rata anak Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat menjadi 65%
. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan pengenalan hewan, kecerdasan natural anak usia
dini di TK Pelita Kota Bandung meningkat sebesar 48%.
Kata Kunci: kecerdasan natural, pengenalan hewan, anak usia dini.
Abstract
The purpose of research is to find out how the activity of early childhood in improving natural
intelligence through the introduction of animals in Pelita Kindergarten Bandung and to find out how
much improvement of natural intelligence through the introduction of animals. The research problem is
how the introduction of animals made to the natural intelligence of early childhood in Pelita
Kindergarten Bandung. The research method used is Classroom Action Research method. Subjects in
this study were all children early childhood amounting to 26 children. The instruments used are
observation guidelines, interviews, and documentation. Data analysis techniques used quantitative
descriptive using percentage and qualitative. Data analysis uses data reduction, data model, and
conclusion. The results showed that in cycle I, the average value obtained by children Developing Very
Good of 17%. While in cycle II, the average result of children Developing Very Good increased to 65%.
This shows that by using the introduction of animals, the early child's natural intelligence in Pelita
Kindergarten Bandung increased by 48%.

Keywords: natural intelligence, animal introduction, early childhood.


@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2018

 Corresponding author : Ala Laela


Address : PG-PAUD, FIP, IKIP Siliwangi ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : ala.laela23@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
Phone : 081223657995
Pendidikan merupakan usaha agar
PENDAHULUAN manusia dapat mengembangkan potensinya
46 | Meningkatkan Kecerdasan Natural Anak Usia Dini melalui Pengenalan Hewan di TK Pelita Kota Bandung

melalui pembelajaran dan atau cara lain yang rangsangan yang diberikan oleh lingkungan
dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan (Dimyati, 2005; Putra, 2016).
sebagai suatu proses baik berupa pemindahan
maupun penyempurnaan akan melibatkan dan
mengikutsertakan bermacam-macam Pada masa usia lahir sampai enam tahun
komponen dalam rangka mencapai tujuan yang anak mulai peka untuk menerima berbagai
diharapkan. Tujuan pendidikan pada umumnya upaya potensi yang dimilikinya. Pembelajaran
ialah menyediakan lingkungan yang pendidikan di TK bertujuan membantu
memungkinkan anak didik untuk meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap
mengembangkan bakat dan kemampuannya pengetahuan, keterampilan, daya cipta, dan
secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan
dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dasar dengan mengembangkan nilai-nilai
dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan agama dan moral, sosial emosional dan
masyarakat (Budiningsih, 2005). kemandirian, kognitif, fisik motorik dan seni
Pendidikan dilakukan seumur hidup (Muhibbin, 2007).
sejak usia dini sampai akhir hayat. Pentingnya Kegiatan pembelajaran kognitif melalui
pendidikan diberikan pada anak usia dini pengenalan hewan untuk Anak Usia Dini
terdapat dalam Undang-undang Sisdiknas No. (AUD) memiliki peran yang sangat penting
20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Anak Usia dalam mengembangkan seluruh potensi anak.
Dini Pasal 1 ayat (1) yang berisi bahwa Salah satunya potensi kecerdasan natural anak.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada potensi kecerdasan natural anak sejak dini agar
anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang kognitifnya berkembang secara optimal.
dilakukan melalui pemberian rangsangan Pemahaman anak terhadap konsep alam sekitar
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan dan tentang makhluk hidup ditempuh melalui
perkembangan jasmani dan rohani agar anak tiga tahap, yaitu pemahaman konsep, masa
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan transisi, dan tingkat lambang. Oleh karena itu,
lebih lanjut. Pendidikan Taman Kanak-Kanak pemahaman konsep alam sekitar merupakan
(TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan dasar dan pondasi yang kuat bagi anak dalam
formal PAUD. Dalam Undang-undang meningkatkan kecerdasan natural pada tahap
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Peraturan selanjutnya yang lebih kompleks (Aisyah,
Pemerintah Tentang PAUD Pasal 1 Ayat (7) 2015).
dijelaskan bahwa “TK adalah salah satu bentuk Kartu bergambar benda-benda atau
satuan PAUD pada jalur pendidikan formal simbol-simbol dengan jumlah tertentu maupun
yang menyelenggarakan program pendidikan kartu bertuliskan huruf-huruf dapat digunakan
bagi anak berusia empat tahun sampai enam untuk mengenalkan konsep alam sekitar,
tahun”. percobaan sederhana, dan bereksplorasi
Pada usia TK, bermain merupakan sederhana. Kegiatan permainan dapat
bentuk kehidupan dalam kecakapan divariasikan sesuai dengan situasi dan kondisi.
memperoleh keterampilan. Anak-anak juga Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
sudah dapat menerima berbagai pengetahuan permasalahan yang ditemui di lapangan saat
dalam pembelajaran secara akademis untuk observasi di TK Pelita Kota Bandung. Dari 26
persiapan mereka memasuki pendidikan dasar orang anak yang diteliti, 7 orang anak belum
selanjutnya. Pada masa ini anak-anak mengenal hewan saat guru bertanya, 4 orang di
mengalami masa peka atau masa sensitif dalam antaranya belum mampu menyebutkan jenis-
menerima berbagai upaya pengembangan jenis hewan, dan sebagian besar anak masih
seluruh potensi yang dimilikinya. Masa peka belum mengenal jenis-jenis hewan. Hal ini
merupakan masa terjadinya pematangan fungsi- terjadi karena pembelajaran kognitif aspek
fungsi fisik dan psikis yang siap merespons pengenalan alam sekitar monoton dan tidak
efektif. Dari permasalahan yang telah
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 47
diungkapkan, maka peneliti tertarik untuk betina, telur, anak ayam, ayam jantan). Biarkan
melakukan penelitian kecerdasan natural anak anak-anak menata kelompoknya masing-
usia dini melalui pengenalan hewan di TK masing. (5) Beri aba-aba, “Barisan siap!” Anak
Pelita Kota Bandung. kelompok T dan A siap berjajar membawa
Rumusan masalah dalam penelitian ini gambar seperti pada nomor 4. (6) Bertanyalah
adalah “Bagaimana kecerdasan natural anak pada kelompok U dan K, “Benar tidak
usia dini melalui pengenalan hewan di TK urutannya?” Anak-anak kelompok U dan K
Pelita Kota Bandung?”. mungkin akan berteriak mengatakan “Benar
Hipotesis penelitian ini adalah “Melalui atau salah.” (7) Jika kelompok A dan T keliru
pengenalan hewan dapat meningkatkan mengurutkan, mereka menirukan gerak ayam
kecerdasan natural anak usia dini di TK Pelita betina mengeram, dan jika benar menirukan
Kota Bandung”. Definisi operasional dalam gerak ayam jantan berkokok.
penelitian ini sebagai berikut: Kecerdasan Selanjutnya, (8) Beri aba-aba,
natural adalah kemampuan untuk mengenali, “Kelompok U dan K maju ke depan!”
membedakan, menggolongkan, dan membuat Kelompok U dan K berbaris dalam kelompok
kategori terhadap apa yang dijumpai di alam masing-masing, berjajar sambil membawa
maupun lingkungan. Inti dari kecerdasan ini gambar urut dari telur ulat, ulat, kepompong,
adalah kemampuan manusia untuk mengenali kupu-kupu (biarkan anak-anak menata
tanaman, hewan, dan bagian lain dari alam kelompoknya masing-masing). (9) Beri aba-
semesta (Poerwardaminta, 2006). aba, “Barisan siap!” Anak kelompok U dan K
Pengenalan hewan adalah bentuk siap berjajar membawa gambar seperti pada
kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh nomor 4. (10) Bertanyalah pada kelompok A
guru yang sarat dengan kesenangan anak. dan T, “Benar tidak urutannya?” Anak-anak
Dalam pengenalan hewan ini, anak dituntut agar kelompok A dan T mungkin akan berteriak
mampu mengingat kembali nama-nama hewan mengatakan “Benar” atau “Salah”. (11) Jika
dan jenis-jenisnya. Hal tersebut juga menjadi kelompok U dan K keliru mengurutkan, mereka
tanggung jawab para guru untuk dapat menirukan gerak ulat berjalan, dan jika benar
membimbing dan mengarahkan anak didik menirukan gerak kupu-kupu terbang. (12)
dalam kegiatan pengenalan hewan. Contoh Akhiri permainan dengan menyanyikan lagu
pengenalan hewan ini bisa dilakukan melalui ayam berkotek/lagu ciptaan guru yang
bermain sebagai berikut: Permainan Telur – berkaitan dengan topik permainan (Musfiroh,
Ayam, permainan ini menstimulasi kecerdasan 2005).
natural melalui kegiatan mengurutkan gambar Perkembangan kognitif anak usia 4-5
tentang perkembangan hewan. Alat dan Bahan tahun menurut Piaget berada pada tahap
yang digunakan sebagai berikut: (1) Gambar praoperasional (2-7 tahun). Anak mulai
ayam betina, telur, anak ayam, dan ayam jantan. menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar,
(2) Gambar telur ulat, ulat, kepompong, dan dan lukisan. Meskipun demikian, anak
kupu-kupu (Sodono, 2000). prasekolah masih kurang mampu melakukan
Cara Bermain: (1) Bagi anak menjadi 4 operasi, tindakan mental yang terinternalisasi,
kelompok (kelompok telur = T, kelompok yang memungkinkan anak melakukan secara
ayam = A, kelompok ulat = U, kupu-kupu = K). mental apa yang sebelumnya hanya dapat
(2) Berikan gambar I pada kelompok T dan A dilakukan secara fisik. Penambahan dan
dan gambar II pada kelompok U dan K masing- pengurangan jumlah secara mental adalah
masing 1 seri. (3) Beri aba-aba mulai anak-anak contoh operasi (Trish, 2007). Ciri khas masa ini
berunding selama 5 menit untuk menentukan adalah kemampuan anak menggunakan simbol
urutan gambar, dan anak yang akan membawa yang mewakili konsep. Kemampuan simbolik
gambar tersebut. (4) Beri aba-aba, kelompok T ini memungkinkan anak melakukan tindakan-
dan A maju ke depan. Kelompok T dan A tindakan yang berkaitan dengan materi yang
berbaris dalam kelompok masing-masing, telah disampaikan oleh guru.
berjajar sambil membawa gambar urut (ayam
48 | Meningkatkan Kecerdasan Natural Anak Usia Dini melalui Pengenalan Hewan di TK Pelita Kota Bandung

METODE anak, terdiri dari 15 anak perempuan dan 11


anak laki-laki. Penelitian ini dilakukan selama 2
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
bulan (Mei-Juni 2017), 2 kali dalam satu
menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
minggu (setiap hari senin dan Rabu), dimulai
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
pukul 09.30- 10.30 WIB.
yang mengembangkan keterampilan-
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
keterampilan baru atau cara pendekatan untuk
siklus. Secara garis besar terdapat 4 tahapan
memecahkan masalah dengan penerapan
yang lazim dilalui pada setiap siklus, yaitu
langsung di dunia kerja atau di dunia aktual
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
lainnya (Suryasubrata, 2004).
refleksi sebagai berikut:
Penelitian ini dilaksanakan di TK Pelita
Kota Bandung. Subjek penelitian berjumlah 26
Tabel 1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009)
Perencanaan - Menyusun RKH dan RKM.
- Mempersiapkan media pengenalan hewan.
- Mempersiapkan instrumen observasi mengenai peningkatan
kecerdasan natural anak.
Tindakan Pelaksanaan pengenalan hewan untuk meningkatkan kecerdasan natural
anak berkolaborasi dengan guru TK Pelita Kota Bandung.
Pengamatan Melakukan pengamatan dengan mencatat pelaksanaan pengenalan hewan
untuk melihat peningkatan kecerdasan natural anak.
Siklus 1 Refleksi - Melakukan evaluasi dan membahas hasil evaluasi dengan guru TK
Pelita mengenai tindakan pengenalan hewan yang telah terlaksana.
- Memperbaiki pelaksanaan tindakan pengenalan hewan sesuai hasil
evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus 2 dilakukan apabila kompetensi yang diharapkan belum tercapai.

Dalam penelitian ini, peneliti 𝐹


P= x 100%
menggunakan instrumen observasi dan 𝑁
dokumentasi berupa hasil unjuk kerja anak- Keterangan:
anak usia dini TK Pelita dengan memakai P = Persentase.
kriteria penilaian sebagai berikut: F = Frekuensi jawaban responden.
N = Jumlah sampel (responden).
Tabel 2. Kriteria Penilaian (Depdiknas, 2006)
No. Kategori Rentang HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai (%)
1 BSB: 80 – 100 Kegiatan pembelajaran sebelum
Berkembang Sangat dilakukan tindakan dan sesudah dilaksanakan
Baik tindakan dengan menggunakan pengenalan
2 BSH: Berkembang 68 – 79 hewan sebagai alat bantu terjadi peningkatan.
Sesuai Harapan
Tergambar dari tingginya minat belajar anak
3 MM: Mulai Muncul 56 – 67
4 BM: Belum Muncul 40 – 55 dalam mengikuti pembelajaran aspek kognitif
anak dengan menggunakan pengenalan hewan
Semua data yang telah berhasil dengan variasi warna dan bentuk media
dikumpulkan peneliti di TK Pelita Kota pengenalan hewan. Hal tersebut membuat anak
Bandung diolah, dianalisa, disimpulkan, dan bertanya jenis dan cara bermain pengenalan
ditabulasikan ke dalam masing-masing hewan tersebut dalam pembelajaran yang akan
kelompok atau tabel sesuai dengan kode faktor dikerjakan pada saat itu.
yang ingin disusun berdasarkan hipotesis. Peneliti memberi penjelasan pada anak
Adapun rumus yang digunakan untuk untuk tidak hanya memperhatikan benda yang
persentase sebagai berikut (Suryabrata, 2004): menarik tersebut, tetapi juga harus benar-benar
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 49
mengikuti pembelajaran yang baik, sehingga kelompoknya. Anak diharapkan dapat
dapat mengenal hewan di sekitar dengan benar. menyebut dan menunjukkan jenis-jenis hewan,
Peneliti memberi pengarahan dan ada kelompok yang menggabungkan gambar–
penjelasan secara rinci pada anak bagaimana gambar habitat hewan, dan ada kelompok yang
cara bermain pengenalan hewan, mengenal, dan menunjukan suara sesuai dengan jenis hewan
menunjukkan suara serta cara berjalan hewan, yang sudah disusun. Pengenalan hewan yang
sehingga anak dapat mengenal hewan di digunakan pada siklus I ini untuk menentukan
sekitarnya dengan jelas dan benar serta dapat jenis hewan dan habitatnya serta kemampuan
menyebutnya. anak dalam menyebutkan masing-masing
Kegiatan perencanaan yang dilakukan hewan dan habitatnya.
pada siklus I adalah mempersiapkan beberapa Tahap berikutnya, guru memberikan
hal yang diperlukan dalam pelaksanaan klarifikasi dan penguatan terhadap materi yang
penelitian yaitu membuat RKM, membuat telah dikerjakan serta memberikan bimbingan
RKH, menyusun instrumen aktivitas anak serta pada anak yang belum memahami permainan
menyiapkan media pengenalan hewan. atau materi yang telah dipelajari. Pada akhir
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pembelajaran, guru memberikan tugas pada
dilaksanakan sesuai perencanaan dengan anak untuk menyebut kembali urutan hewan
alokasi waktu 3 jam pelajaran. Pelaksanaan yang sudah diajarkan. Kegiatan ini dilakukan
tindakan pada siklus I ini diawali dengan pada 2 kali pertemuan. Pada akhir pembelajaran
memberikan motivasi dengan menggali diberikan evaluasi. Dari analisis terhadap hasil
pengetahuan awal anak serta memberikan belajar yang dicapai oleh anak diperoleh data
informasi kompetensi yang akan dipelajari. bahwa anak memperoleh nilai BSB berjumlah
Selanjutnya guru membagi anak menjadi 3 4 orang anak dari keseluruhan jumlah anak 26
kelompok, kemudian guru memberikan tugas orang, maka jumlah anak yang berhasil
kepada masing-masing kelompok tersebut sebesar 16%.
untuk dieksplorasi. Jumlah yang belum berhasil memperoleh
Pada tahap berikutnya, guru mengamati nilai BSB atau anak yang memperoleh nilai BM
aktivitas anak dan membimbing kegiatan adalah 13 orang dengan persentase sebesar
tersebut serta memberikan kesempatan pada 40%. Hasil belajar anak dapat dilihat pada tabel
setiap kelompok untuk tampil ke depan dan berikut ini:
memperagakan hasil kerja dalam

Tabel 3. Hasil Belajar Anak Siklus I

Siklus Perolehan Hasil Belajar Keberhasilan (%)


I BM MM BSH BSB BM MM BSH BSB
408 164 108 120 51 20,5 13,5 17

Observasi yang dilakukan pada siklus I tergolong cukup, namun masih kurang dari
ini antara lain aktivitas anak saat pembelajaran yang diharapkan oleh peneliti. Perbaikan harus
berlangsung dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada siklus berikutnya dengan cara
yang diselenggarakan oleh guru. Hasil lebih memotivasi dan membimbing anak pada
observasi guru terhadap aktivitas anak pada saat saat pelaksanaan pengenalan hewan. Data
pembelajaran berlangsung dengan aktivitas anak dapat dilihat pada tabel berikut
menggunakan lembar observasi aktivitas anak, ini:
yaitu persentase aktivitas sebesar 58,86%. Hal
ini menunjukkan bahwa aktivitas anak
50 | Meningkatkan Kecerdasan Natural Anak Usia Dini melalui Pengenalan Hewan di TK Pelita Kota Bandung

Tabel 4. Data Aktivitas Anak dalam Pembelajaran Siklus I

No. Aspek yang ingin dicapai Skor Penilaian


BM MM BSH BSB
F % F % F % F %
1 Mengenal konsep sains 10 40 6 24 5 20 4 16
sederhana.
2 Menunjuk sebanyak- 18 72 2 8 3 12 2 8
banyaknya benda, hewan,
tanaman, yang mempunyai
warna, bentuk atau ukuran
atau menurut ciri-ciri
tertentu.
3 Mengenal kasar-halus, 12 48 7 28 3 12 3 12
berat-ringan, panjang-
pendek.
4 Mengelompokkan benda 13 52 5 20 2 8 5 20
dengan berbagai cara yang
diketahui anak.
5 Mencari lokasi tempat asal 8 32 8 32 4 16 5 20
suara.
6 Memasang benda sesuai 18 72 2 8 3 12 2 8
dengan pasangannya.
7 Menghubungkan/memasan 10 40 6 24 5 20 4 16
gkan lambang bilangan
dengan benda-benda sampai
10.
8 Membedakan dan membuat 13 52 5 20 2 8 5 20
2 kumpulan benda yang
sama jumlahnya, yang tidak
sama, lebih banyak dan
lebih sedikit.
Jumlah 102 408 41 164 27 108 30 120
Rata-rata (%) 51 20,5 13,5 17

Setelah siklus I selesai dilaksanakan jenis hewan, habitatnya serta kehidupannya


refleksi beserta penilaian terhadap hasil belajar dengan memberikan perbedaan bentuk dan
anak dan aktivitas anak, peneliti membuat warna dari masing-masing media pengenalan
perencanaan tentang tindakan yang harus hewan berdasarkan papan pengenalan hewan
diperbaiki serta tindakan yang harus sebagai pembeda antara pengenalan hewan
dipertahankan pada pembelajaran di siklus II. yang satu dengan pengenalan hewan lainnya.
Tindakan tersebut antara lain: 1) Perencanaan pada siklus II membuat
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang dapat perencanaan untuk materi yang akan dipelajari
dilakukan dengan lebih jelas pada anak. 2) yaitu melafalkan jenis-jenis hewan serta
Memotivasi anak yang tidak aktif dalam menyebutkan habitatnya sesuai dengan media
kelompoknya, membimbing anak dalam tugas pengenalan hewan yang disediakan. Terjadi
kelompok dengan cara mendekati anak ketika sedikit perubahan pada siklus II pada penentuan
sedang bermain untuk melihat aktivitas anak warna pengenalan hewan untuk setiap
lebih dekat serta membimbing anak dalam pengenalan hewan dengan media berupa
kegiatan kelompok. 3) Pengelolaan waktu lebih gambar yang sama serta penggunaan huruf
efektif. 4) Membuat perpaduan gambar hewan sesuai dengan kata yang terbentuk. Warna
serta cara menyesuaikan habitatnya dengan media pengenalan hewan dan huruf yang
kata-kata sehingga anak dapat mengenal jenis- digunakan lebih bervariasi yaitu huruf yang
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 51
mempunyai lafal yang sama dengan warna yang alokasi waktu 3 jam pelajaran. Perbaikan
sama dengan media pengenalan hewan sesuai pembelajaran yang harus dilakukan yaitu sesuai
dengan jenis kata yang terbentuk. dengan hasil observasi guru yaitu
Pada siklus I banyak anak belum dapat menyampaikan tujuan pembelajaran karena
membedakan jenis hewan dan habitatnya. pada siklus I tujuan pembelajaran yang
Diharapkan perbedaan jenis dan warna gambar disampaikan belum cukup jelas.
hewan serta huruf berdasarkan kata yang Pengelolaan waktu harus lebih efektif
terbentuk pada siklus II ini, anak lebih mudah dan lebih membimbing anak dengan cara
menyebutkan serta membedakan jenis hewan mendekati anak pada saat tugas kelompok serta
dan habitatnya pada saat melakukan tugas membimbing belajar pada saat kerja kelompok.
kelompok. Dari pembelajaran yang dilakukan diperoleh
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hasil sebagai berikut:
dilaksanakan sesuai perencanaan dengan

Tabel 5. Hasil Belajar Anak Siklus II


Siklus Perolehan Hasil Belajar Keberhasilan (%)
II BM MM BSH BSB BM MM BSH BSB
48 112 184 456 6 14 23 65

Dari data yang diperoleh terjadi siklus II. Hasil observasi keaktifan dalam
peningkatan hasil belajar anak, anak yang pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat
memperoleh nilai BSB sebanyak 6 orang dilihat dari tabel di bawah ini:
dengan persentase 16% pada siklus I meningkat
menjadi 14 orang dengan persentase 65% pada
Tabel 6. Data Aktivitas Anak dalam Pembelajaran Siklus II
No Aspek yang ingin dicapai Skor Penilaian
BM MM BSH BSB
F % F % F % F %
1 Mengenal konsep sains 2 8 2 8 7 28 14 56
sederhana.
2 Menunjuk sebanyak-banyaknya 2 8 5 20 5 20 13 52
benda, hewan, tanaman, yang
mempunyai warna, bentuk atau
ukuran atau menurut ciri-ciri
tertentu.
3 Mengenal kasar-halus, berat- 1 4 3 12 5 20 16 64
ringan, panjang-pendek.
4 Mengelompokkan benda 2 8 2 8 7 28 14 56
dengan berbagai cara yang
diketahui anak.
5 Mencari lokasi tempat asal 1 4 4 16 6 24 14 56
suara.
6 Memasang benda sesuai 1 4 3 12 5 20 16 64
dengan pasangannya.
7 Menghubungkan/memasangkan 2 8 5 20 5 20 13 56
lambang bilangan dengan
benda-benda sampai 10.
8 Membedakan dan membuat 2 1 4 4 16 6 24 14 66
kumpulan benda yang sama
jumlahnya, yang tidak sama,
lebih banyak dan lebih sedikit.
Jumlah 12 48 28 112 46 184 114 466
Rata-rata (%) 6 14 23 65
52 | Meningkatkan Kecerdasan Natural Anak Usia Dini melalui Pengenalan Hewan di TK Pelita Kota Bandung

Dari hasil observasi terhadap aktivitas sekitar dan makhluknya yang selama ini
anak terjadi peningkatan dari 17% pada siklus I dianggap sebagai materi yang sulit.
menjadi 65% pada siklus II. Kenaikan Pengenalan hewan dapat digunakan
persentase aktivitas anak disebabkan adanya sebagai keterwakilan gambaran konsep sains
aktivitas anak pada kegiatan kerja kelompok. anak usia dini dapat dengan mudah mengenal
Selain itu, tindakan guru dengan terus lingkungan sekitar dan kehidupan hewan serta
membimbing anak pada kegiatan kelompok melafalkannya. Hasil belajar anak yang
juga ikut mempengaruhi kenaikan aktivitas diperoleh pada siklus I belum berkembang
tersebut. Dari data yang diperoleh masih ada sangat baik dari jumlah rata-rata aspek yang
anak yang tidak aktif dan telah dilakukan tindak diamati yaitu 17% , hal ini ditinjau dari nilai
lanjut dengan memberikan pertanyaan dan rata-raat keseluruhan aspek yang diamati yaitu:
memberikan sanksi berupa tugas 1. Poin 1; 4 anak memperoleh nilai BSB.
menyelesaikan menyusun jenis-jenis hewan 2. Poin 2; 2 anak memperoleh nilai BSB.
berdasarkan habitat masing-masing serta 3. Poin 3; 3 anak memperoleh nilai BSB.
melafalkannya yang harus dilakukan di depan 4. Poin 4; 5 anak memperoleh nilai BSB.
kelas tanpa bantuan dari kelompoknya. 5. Poin 5; 5 anak memperoleh nilai BSB.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 6. Poin 6; 2 anak memperoleh nilai BSB.
pelaksanaan siklus I dan II, maka dapat 7. Poin 7; 4 anak memperoleh nilai BSB.
dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil 8. Poin 8; 5 anak memperoleh nilai BSB.
belajar anak pada pembahasan pembelajaran
aspek kognitif dengan menggunakan Setelah dilakukan analisis di siklus II,
pengenalan hewan. Hal ini dapat kita lihat dari terjadi peningkatan jumlah anak yang
hasil belajar anak. Aktivitas anak pada saat memperoleh nilai BSB dari 8 indikator yang
pembelajaran berlangsung. Setelah dilakukan diamati yakni dengan persentase 65%. Jumlah
analisis, peningkatan ini berkaitan langsung ini jelas menunjukkan bahwa telah terjadi
dengan penerapan pengenalan hewan sebagai peningkatan yang cukup signifikan dari siklus I
media pembelajaran. Aspek yang terpenting ke siklus II dan hasil tersebut telah sesuai
adalah peningkatan hasil belajar anak. Selain dengan yang diharapkan. Keberhasilan hasil
dapat meningkatkan hasil belajar, pengenalan belajar anak meningkat sebesar 48%. Data hasil
hewan sebagai media pembelajaran dapat juga belajar anak antar siklus dapat dilihat pada tabel
berfungsi meningkatkan kemampuan daya pikir di bawah ini:
anak aspek kognitif pada pengenalan alam

Tabel 7. Data Hasil Belajar Anak Antar Siklus


Siklus I Perolehan Hasil Belajar Keberhasilan (%)
BM MM BSH BSB BM MM BSH BSB
408 164 108 120 51 20,5 13,5 17
Siklus II 48 112 184 456 6 14 23 65

Observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran pada siklus II terjadi peningkatan


aktivitas anak pada siklus I sebanyak 17% anak aktivitas anak menjadi 65%.
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Angka Berdasarkan dari seluruh hasil tindakan
persentase keaktifan anak yang diperoleh belum yang menunjukkan terjadinya peningkatan hasil
maksimal karena dari hasil observasi masih ada belajar anak, peningkatan keaktifan anak dalam
anak yang tidak bekerja dalam kelompoknya melaksanakan pembelajaran. Pengenalan
serta kegiatan tugas kelompok anak yang masih hewan sebagai media pembelajaran dapat
kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnya digunakan pada pembelajaran aspek kognitif.
bimbingan guru dalam melaksanakan kegiatan
tersebut. Setelah dilakukan perbaikan
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 53
UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA
Ketua peneliti beserta anggota Aisyah. (2017). Permainan Warna Berpengaruh
mengucapkan terimakasih banyak kepada Tim terhadap Kreativitas Anak Usia Dini.
dan TK Pelita Kota Bandung atas kerjasama Journal Obsesi (Journal of Early Chilhood
Education, 1(2), 38 – 43. Retrieved from
yang baik selama penelitian ini dilakukan.
http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obs
Kepercayaan lembaga yang diberikan akan esi/article/view/324/289
terus kami jaga dan akan kami kembangkan
terus pada penelitian-penelitian yang akan Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
datang. Budiningsi, A. (2005). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
SIMPULAN Departemen Pendidikan Nasional, Ditjen
Upaya meningkatkan kecerdasan natural Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006).
Pedoman Pembuatan dan Pemanfaatan
anak usia dini melalui pengenalan hewan di TK
Alat Peraga di TK. Jakarta: Depdiknas.
Pelita Kota Bandung mencapai 65%. Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran.
Perkembangan tersebut merupakan peningkatan Jakarta: Rineka Putra.
kecerdasan anak pada tingkat Berkembang Muhibbin, S. (2007). Pengertian, Ciri-Ciri dan
Sangat Baik (BSB). Karakteristik Prestasi Belajar. Bandung:
Perubahan tersebut dapat dilihat Remaja Rosdakarya.
berdasarkan hasil siklus I, anak yang Musfiroh, T. (2005). Bermain Sambil Belajar
dan Mengasah Kecerdasan (Stimulasi
mengalami keberhasilan belajar hanya
Multiple Intelegensi Anak Usia Taman
mencapai angka 17%, tetapi setelah diadakan Kanak-Kanak). Jakarta: Departemen
siklus II, keberhasilan belajar BSB meningkat Pendidikan Nasional
menjadi 65%. Dengan adanya pengenalan Poerwardaminta. (2006). Kamus Umum Bahasa
hewan yang dirancang oleh guru, maka Indonesia, Ed.3. Jakarta: Balai Pustaka.
kecerdasan natural anak meningkat dari jumlah Putra, K., E. (2016). Efektivitas Media
rata-rata anak yakni sebesar 48% dan tergolong Pembelajaran Berbasis Gambar pada
pada rentang nilai C “cukup” berdasarkan Materi Lingkungan PLSBT terhadap
kriteria penilaian. Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi PG-
Peneliti memberikan saran-saran untuk PAUD STKIP Pahlawan Tuanku
Tambusai. Journal Obsesi (Journal of
tindakan lebih lanjut sebagai berikut: a.
Early Chilhood Education, 2(1), 11 – 17.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan Retrieved from
pedoman bagi guru untuk mempertinggi http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obs
pendidikan dan pengetahuannya; b. Diharapkan esi/article/view/113/64
guru dapat melakukan pengenalan hewan yang Sodono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat
lebih menantang dan lebih menarik pada anak Permainan (Untuk Pendidikan Anak
guna mengembangkan aspek-aspek kognitif Usia Dini). Jakarta: Grasindo.
anak; c. Diharapkan guru dapat memotivasi Suryabrata, S. (2004). Psikologi Pendidikan.
anak melalui pengenalan hewan sehingga Jakarta: Raja Grasindo Persada.
kecerdasan natural anak terjadi peningkatan Trish, K. (2007). 300 Aktivitas Bermain dan
Belajar Bersama Anak. Jakarta:
secara optimal; d. Diharapkan hasil penelitian
Gramedia.
ini dapat memberikan masukan bagi institusi Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003-2006
sekolah khususnya pada pengenalan hewan; e. Tentang Sisdiknas. Bandung: Citra
Diharapkan bagi sekolah dapat menyediakan Umbara W.J.S.
berbagai macam jenis hewan dan media
pendamping sebagai penunjang sehingga
kecerdasan natural anak dapat berkembang
lebih baik di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai