PENDAHULUAN
Praktik keperawatan profesional di artikan sebagai bentuk penampilan dari hasil tindakan observasi,
asuhan dan konseling dari kondisi sakit, cidera atau ketidakberdayaan atau upaya dalam mempertahankan
kesehatan atu mencegah terjadinya penularan penyakit atau upuya dalam pengawasan dan pengajaran pada
staf atau dalam pemberian medikasi dan pengobatan sesuai yang diresepkan oleh dokter atau dokter gigi,
kebutuhan dari penilaian dan keterampilan spesialis tertentu dan berdasarkan pada pengetahuan dan aplikasi
prinsip-prinsip ilmu biologi, fisika, dan social. ( ANA,1995)
Defenis
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai sarana / penyalur.
Standart praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat
yang dianggap baik, tepat dan benar yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman pemberian pelayanan
keperawatan serta merupakan tolak ukur penampilan kerja seorang perawat.
a) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan
bangsa yang ingin dipertahankan
b) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai
c) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya mencari pemecahan maslah dari berbagai
pengaruh negative globalisasi dunia
d) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku yang baik/positif sesuai
dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantnagn globalisasi
e) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, seimabang dengan budaya masyarakat/ bangsa untuk
menunjang terwujudnya norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Fungsi cinta kasih
a) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga (suami-istri-anak)
kedalam symbol-simbol nyata (ucapan, tingkah laku) secara optimal dan terus menerus
b) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar- anggota keluarga maupun antar keluarga yang satu
dengan lainnya secra kunatitatif dan kualitatif
c) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras
dan seimbang
d) Membina rsaa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih saynag
sebagai pola hidup ideal menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
Fungsi perlindungan
a) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun
dari luar keluarga
b) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang
dating dari luar
c) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebgagai modal menuju Keluarga Kecil B ahagia
Sejahtera
Fungsi reproduksi
a) Membina kehidupan keluarga sebagai wahan pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga
maupun bagi keluarga sekitarnya
b) Memberikn contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan kleuraga dalam hal usia, pendewasaa fisik
maupun mental
c) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara
dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga’
d) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera
Fungsi sosialisasi
a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluraga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi
anak yang pertama dan utama
b) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari
pemecahan drai konflik dan permaslahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat
c) Membina proses pendididkan dan sosialisasi anak tentnag hal-hal yang diperlukannya untuk meningktakan
kematangan dan kedewasaan (fisik maupun mental), yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan sekolah
maupun masyarakat
d) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat
positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembngan dan kematngan hidup bersama
menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
Fungsi ekonomi
a) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun di dalam lingkungan kleuarga dalam rangka menopang
kelangsungan dan perkembangan kehidupan kleuarga
b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi kesrasian, keselarasan, keseimbangan antar apemasukan dan
pengeluaran keluarga
c) Mengatur waktu sehingga kegitan orang tua di luar rumah dan perhtiannya trehdap anggota kleuarga berjalan
secara serasi, selaras dan seimbang
d) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modak untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bhagia
Sejahtera
Fungsi pelestarian lingkungan
Ada beberapa alasan yang menjadikan keluarga sebagai pusat perhatian dalam pemberian pelayanan
kesehatan antara lain :
1. keluarga dipandang sebagai sumber daya kritis untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
Kasus meningkatnya angka kematian karena DHF membuat pemerintah dengan genjar menggalakkan
pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam sksls nasional, keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat
berperan dalm penyampaian pesan betapa pentingnya PSN agar terhindar dari wabah Demam Berdarah.
2. Keluarga Sebagai Satu Unit antar anggota dalam keluarga
Keluarga dipandang sebagai suatu kesatuan dari sejumlah anggota keluarga, berada dalam satu ikatan yang
saling mempengaruhi. Jika perawat tidak memahami dalam melakukan pengkajian terhadap setiap anggota
keluarga maka perawat tersebut tidak akan dapat data yang dibutuhkan, mengingat data anggota keluarga
yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Contoh : Perpisahan dengan salah satu anggota keluarga yang akan sekolah diluar kota, akan mengrangi
nafsu makan, kesedihan pada yang meninggalkan dan yang ditinggalkan.
3. Hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan anggotanya
Peran keluarga sangat penting dalam tahapan-tahapan perawatan kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan sampai rehabilitasi. Contoh :Keluarga yang peduli kesehatan akan
menimbang dan membri imunisasi lengkap pada balitanya.
4. Keluarga sebagai tempat penemuan kasus dini.
Adanya masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga akan memungkinkan munculnya faktor resiko
pada anggota keluarga lainya.
Contoh : Pada keluarga ditemukan Anak sulungnya menderita TB, maka kemungkinan kedua adiknya
menderita TB juga.
5. Individu dipandang dalam konteks keluarga
Seorang dapat mencapai pemahaman yang lebih jelas terhadap individu dan fungsinya apabila individu-
individu tersebut dipandang dalam konteks keluarga mereka.
Contoh : Anak usia sekolah yang mendapat bimbingan belajar dari orang tuanya akan jauh lebih berhasil
dibandingkan jika tidak mendapatkan bimbingan saat belajar dari kedua orang tuanya.
2. Keluarga dipandang sebagai kumpulan atau atau jumlah anggota keluarga secara individu
Asuhan keperawatan diberikan bukan hanya pada satu individu tetapi bisa lebih dalam satu keluarga. Dalam
tingkatan ini garis depannya adalah masing-masing klien yang dilihat sebagai unit terpisah dengan unit yang
berinteraksi.
Contoh : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. C (14 th) dan An. H (7 Th) dikeluarga Tn. O (45 th)
dengan Diare.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dalam rentang sehat sakit.
Contoh:
a. Pendidikan kesehatan tentang pentingnya imunisasi pada balita.
b. Mengajarkan pencegahan ISPA pada ibu dengan anak-anak beresiko terserang ISPA
c. Mengajarkan cara membersihkan kotoran pada hidung anak saat anak terserang batuk pilek
Dalam menjalankan peran ini, perawat mengkoordinasikan keluarga dengan pelayanan kesehatan.
Contoh :
a. Perawat membantu dan membimbing keluarga yang diketahui terserang TB
mendapatkan pengobatan TB paru di puskesmas.
b. Perawat bersama keluarga menentukan siapa individu yang akan dijadikan
sebagai orang yang selalu mengingatkan anggota keluarga dengan TB untuk
minum obat.
Perawat memberikan perlindungan atas kesamaan keluarga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Contoh :
Perawat membantu keluarga dalam pengurusan surat keterangan tidak mampu dalam rangka mendapatkan
dana kesehatan melalui program pemerintah melalui jaring pengaman kesehatan/askeskin pada keluarga
miskin.
Perawat memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah berkaitan dengan masalah yang dihadapi
keluarga tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan keluarga tersebut.
Contoh :
a. Perawat keluarga memberikan beberapa alternatif alat kontrasepsi yang akan dipilh pasangan muda, dengan
keputusan tetap ada paa pasangan muda tersebut.
b. Perawat keluarga memberikan informasi jenis pelayanan kesehatan yang bisa dikunjungi keluarga.
Contoh :
Perawat memberikan gambaran yang jelas bagaimana lingkungan yang aman pada keluarga dengan lansia
yang sudah menurun penglihatannya, seperti halnya lantai yang dibuat tidak licin, penataan peralatan rumah
tangga yang rapi, diberikan pegangan ke ruangan lansia ataupun ke kamar mandi.
Contoh :
Perawat memberikan penjelasan berkaitan dengan bagaimana mencegah anak terkena ISPA dengan tidak
memberikan jajanan sembarangan, orangtua khususnya ibu membuat makanan tambahan yang menarik
dengan gizi seimbang.
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulannya adalah Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana / penyalur.
Meskipun keperawatan telah didengung-dengungkan sebagai bentuk pelayanan yang profesional yang
diberikan pada individu, keluarga, dan masyarakat secara umum. Namun pada kenyataannya pelayanan yang
diberikan kepada keluarga masih jauh dari harapan mereka yaitu keinginan untuk dapat menikmati fasilitas
pelayanan kesehatan secara manusiawi bai dari segi biaya maupun bentuk pelayanan langsung yang
diberikan.
Pada hakikatnya setiap anggota profesi memiliki kemampuan terhadap kinerjanya dan harus dapat
dipertanggung jawabkan akontabilitas membutuhkan evaluasi terhadap efektifitas kinerja yang ditampilkan
BARU 2
Konsep Keluarga
Defenisi
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Struktur Keluarga
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5. Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Dinamika Keluarga
Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah
perkembangan sikap sosialnya.1 Konsep perkembangan sosial mengacu
pada perilaku anak dalam hubungannya dengan lingkungan sosial untuk
mandiri dan dapat berinteraksi atau untuk menjadi manusia sosial.
Interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, suatu hubungan yang
menimbulkan perasaan sosial yang mengikatkan individu dengan sesama
manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti tolong menolong, saling
memberi dan menerima, simpati dan empati, rasa setia kawan dan
sebagainya
Konsep Keluarga
Akibat struktur dan peran yang dipunyai oleh para anggotanya
sangat bervariasi dari suatu masyarakat ke masyarakat lain, sehingga
istilah keluarga tidak mudah didefinisikan. Secara tradisional, keluarga
diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan
pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat
tinggal bersama. Sedang Morgan (1977) dalam Sitorus (1988)
menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang
didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan
kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua – anak) sekaligus.5
Namun secara dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat
digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar
yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan
individu maupun antar individu mereka
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah bertanggung jawab dalam menjaga dan
menumbuh kembangkan anggota-anggotanya. (Suprihatin, G, dkk.,
1992).9 Pemenuhan kebutuhan para anggota sangat penting, agar mereka
dapat mempertahankan kehidupannya, yang berupa
1) pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan
untuk pengembangan fisik dan sosial,
2) kebutuhan akan pendidikan formal, informal dan nonformal
dalam rangka mengembangakan intelektual, sosial, mental, emosional
dan spritual.
Proses Sosialisasi
Proses sosialisai yang dilakukan individu dilakukan melalui tiga cara
(Soerjono, 1982):13
1) Pelaziman (Conditioning)
Suatu perlakuan terhadap individu tertentu dengan mekanisme
pemberian hukuman (punishment) dan imbalan (reward).
BARU 3
DINAMIKA
. DINAMIKA KELUARGA•Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan
sehinggatersebutdapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluargamaupunkelompok
sosial yang sama.•Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubunganp a s i e n d e n g a n a n g g o t a
keluarganya dan juga bisa mengetahuibagaimana kondisi keluarga di lingkungans e k i t a r n y a . K e l u a r
g adiharapkan mampu memberikan dukungan dalamu p a y a kesembuhan pasien.•Ada empat aspek yang
selalu muncul dalam dinamika keluargaoPertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang
diri sendiriyangbiasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.oKedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu
untuk menyampaikanpendapatdan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.oKetiga, tiap keluarga
memiliki aturan permainan yang mengaturbagaimanamereka seharusnya merasa dan bertindak yang
berkembangsebagai sistemnilai keluarga.oYang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan
denganorangluar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Baru
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Karena anak-anak sangatlah berbeda dari orang dewasa – baik secara fisiologis maupun psikologis –
asuhan keperawatan pediatrik merupakan fenomena yang spasial. Untuk menghadapi tantangan berespons
terhadap kebutuhan anak, banyak fasilitas asuhan keperawatan dewasa ini diperlengkapi dengan unit
pediatrik terpisah, sehingga perawat dan staf asuhan keperawatan profesional lainnya dapat memberikan
terapi berdasarkan kebutuhan individual pasiennya masing-masing. Namun, pada kenyataannya banyak
fasilitas asuhan kesehatan tidak memiliki ruangan berstandar tinggi seperti yang dimaksud. Sebagai
konsekuensi yang harus dipikul dalam penataan ruangan tersebut, anak-anak yang menderita penyakit akut
kadang-kadang tidak menerima perhatian khusus serta perawatan yang mereka inginkan yang sepatutnya
harus mereka dapatkan.
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengigat anak bagian dari keluarga.
Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, kehidupan dan kesehatan anak juga dipengaruhi
oleh dukungan keluarga. Hal ini dapat telihat bila dukungan keluarga sangat baik maka pertumbuhan dan
perkembangan anak relatif stabil, tetapi bila dukungan pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami
hambatan pada dirinya yang dapat menggangu psikologis anak (Hidayat, 2005).
Keberadaan anak di tengah-tengah keluarga sangat penting, baik dalam perawatan anak sehat, maupun
saat anak sakit. Keluarga dengan anak yang sedang sakit di rumah menuntut keluarga itu sendiri untuk
memberi perawatan yang optimal pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun
internal yang berperan dalam status kesehatan anak.
1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual,emosi dan adanya
predisposisi atau resistensi terhadap penyakit.
2) Lingkungan eksternal : status nutrisi, orang tua, saudara kandung, kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan
orang tua, agama, budaya, status sosialekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisik/biologis baik
rumah maupun sanitasi di sekililingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari lingkungan eksternal, yaitu lingkungan
yang aman, peduli, dan penuh kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan,
pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak.
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan
yang terapetik.
Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak dan keluarga adalah pemberian dukungan, pemberian
pendidika kesehatan dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan anak.
. Teori Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri
dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi. Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia,
struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem
tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan
dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan Isi
terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem. Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus
memahami teori tentang sistem. Karena teori tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan
persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem yang
antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang saling berhubungan untuk
mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam keperawatan, teori sistem merupakan suatu kesatuan yang harus di
pelajari oleh seorang perawat sehingga dapat diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Dalam sistem ada beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal ini perawat harus mengetahui apa
keluhan atau masalah yang dialami pasien di dalam kehidupan masyarakat, di sini seorang perawat harus
tahu bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat karena persepsi setiap orang
dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi berbeda. Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk
mengubah masukan yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah cara pikir dari
masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul. Setelah memberikan pelayanan kesehatan perawat
melihat dan memahami bagaimana cara dari anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta
dampak atau apa akibat yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan. Pasien
akan memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan perawat, dan pasien akan
bertanya atau memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi. Disamping itu juga, Perawat harus
mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari pasien tersebut sehingga memudahkan perawat
mengetahui apa sebernarnya yang dialami pasien sampai menyebabkan penyakit. Perlu di ketahui jika dalam
suatu sistem telah kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara bertahap dan tetap berdasarkan
tujuan.
1. Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu sasaran (objectives). Goal
meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu
system dikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.
2. Klasifikasi Sistem
a. Kesatuan atau Nonsumatisivitas
Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan. Keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-
bagiannya, dan merupakan cara yang lazim untuk mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey, 18984,
young, 1982).
b. Sistem Sosial
Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan suatu sistem yang hidup, yang
memiliki suatu sistem unit yang berbeda-beda dengan bagian-bagian komponennya dan dapat dibedakan dari
lingkungan oleh suatu batas yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955), mendefinisikan suatu
sistem sosial suatu sistem yang terdiri dari peran-peran sosial yang dilihat oleh interaksi dan saling
ketergantungan satu sama lain. (Anderson & Carter, 1974).
c. Sistem Terbuka
Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem
terbuka adalah terdapat dalam suatu lingkungan yang dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka
tersebut memperoeh asupan dan terhadap lingkungan sistem tersebut memberikan keluaran. Interaksi
lingkungan sangat penting bagi keberlangsungan hidup sistem tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan
definisi ini suatu sistem yang hidup adalah sestem terbuka.
d. Sistem Tertutup
Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka, sistem ini tidak berinteraksi dengan
lingkungan. Sebuah inti yang self complete, untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung
kepada pertukaran lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup murni
yang mendemonstrasikan dalam realita, tertutup menyatakan suatu kurangnya pertukaran energi yang
melewati batas-batas suatu sistem(Parson & Bales, 1955).
3. Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sistem
a. Prosedur
Prosedur yaitu “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Prosedur adalah “rangkaian operasi
klerikal (tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang digunakan
untuk menjamin penanganan yang seragam.
b. Komponen/elemen
Komponen yaitu “kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu”. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri
dari beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil.
B. Konsep Berubah
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang,
dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses
membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu
proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat
dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.
Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan
perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan
tertentu.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan kesehatan, perawatan
klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi,
keperawatan sebagai profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau mengadaptasi
pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap
nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa menjadi
marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif (Tomey,2000).
Bagi sebagian individu, perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi
atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam
keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat.
Perubahan muncul dalam beberapa macam, ada yang bersifat positif dan yang bersifat negatif. Perubahan
positif dapat membawa pandangan individu menjadi lebih berkembang, menjadi lebih luas cara berpikirnya.
Perubahan negatif dapat menyebabkan individu menjadi menurun atau terfokus pada hal-hal yang dapat
merugikan dirinya sendiri.
Perawat harus mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan dari individu sehingga memudahkannya untuk
mengetahui apakah perubahan yang terjadi pada pasien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Disamping itu perubahan yang terjadi pada seorang pasien bergantung pada bagaimana sikap seorang
perawat melakukan pelayanan kesehatan. Contohnya, dalam memberikan pelayanan kepada seorang pasien
yang sedang sakit parah. Peran seorang perawat disini sangat penting, karena seorang pasien yang sakit parah
sangat membutuhkan banyak dukungan bahkan perhatian baik dari keluarganya maupun dari perawat itu
sendiri. Tapi jika sikap seorang perawat itu tidak memperhatikan apa yang sedang dibutuhkan pasien tersebut
maka dalam hal ini, seorang perawat di anggap gagal dalam melakukan pelayanan terhadap pasien. Karena
salah satu bagian yang sangat penting, ketika menjadi seorang perawat adalah bagian dari melayani.
Ketika kita melayani dengan sungguh-sungguh kepada seseorang (pasien), tanpa melihat latar belakang dari
orang (pasien) tersebut, itu dapat di ibaratkan kita sedang melayani Tuhan. Karena jika kita bekerja dengan
sungguh-sungguh dan sepenuh hati, maka dampak yang akan kita peroleh juga terutama kita sebagai seorang
perawat, lebih besar dan akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.
1. Kecepatan Perubahan
Kecepatan suatu perubahan akan meliputi berbagai aspek di antaranya :
a. Jenis dan kecepatan suatu perubahan akan mempengaruhi sistem respon terhadap perubahan itu sendiri,
b. Perubahan yang terjadi dengan cepat memungkinkan seseorang resisten terhadap perubahan,
c. Perubahan yang sangat lambat, biasanya diasumsikan sebagai yang mudah untuk diimplementasikan.
2. Pola Perubahan
Pola perubahan meliputi :
a. Perubahan dapat berlangsung terus menerus , kadang-kadang, atau jarang,
b. Perubahan yang dapat diprediksi menungkinkan adanya persiapan, tetapi yang bersifat tiba-tiba atau tidak
dapat diperkirakan akan sulit merespon secara efektif,
c. Perubahan yg tiba-tiba akan sulit untuk ditangani.
3. Karakteristik Perubahan
Karakteristik perubahan yaitu :
a. Tidak semua perubahan itu sama,
b. Tidak dapat dianalisis bersama-sama,
c. Berbeda : jenis, intensitas, pola,dan kecepatan.
4. Alasan Perubahan diperlukan
Alasan mengapa perubahan itu diperlukan dalam praktek keperawatan yaitu:
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien,
b. Meningkatkan profitability,
c. Meningkatkan kinerja ,
d. Memberikan kepuasan bagi individu dan kehidupan sosialnya.
C. Konsep Holistic Care : Caring, Holisme, Humanisme.
1. HOLISTIK CARE
Klinik Keperawatan Terpadu HOLISTIC CARE merupakan klinik yang dikelola oleh Fakultas
IlmuKeperawatan Universitas Indonesia. Pembentukan klinik ini merupakan bagian dari program strategis
pengembangan fakultas dalam upaya untuk mengembangkan terapi modalitas keperawatan danmenerapkan
ilmu-ilmu keperawatan dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang kesehatan. Pelayanan
pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit
yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan
pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih
memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial
danspiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan
memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun komplementer, tetapi
juga pelayanan konseling dan promosikesehatan untuk semua tahapan usia.
2. HOLISME
Holisme, bila ditelusuri dari akarnya berasaldari konsep Aristoteles (filosof dari Yunani),Baruch Spinoza
(filosof Belanda), dan WilliamJames (filosof dan psikolog dari Amerika), yangberkaitan dengan pergerakan
Gestalt sebelumperang dunia
Konsep holisme selalu mengemukakan bahwa organisme merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-
bagi dalam bagian-bagian. Pikiran dan tubuh bukan merupakanbagian yang terpisah, tetapi merupakan
satubagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada
keseluruhan.
Konsep humanisme yang diusung oleh Abraham Maslow mengemukakan bahwa yang menentukan
keberhargaan seorang manusia adalah kapasitas atau kemampuannya untuk dapat merealisasikan diri. Teori
humanistic percaya bahwa manusia memiliki potensi diri untuk sehat dan kreatif, jika kita mau menerima
tanggung jawab bagi kehidupan dirikita sendiri. Menurut Maslow dalam hirarki kebutuhan,manusia dapat
mencapai puncak dari kebutuhan yaitu aktualisasi diri jika kebutuhan-kebutuhan dasar sudah
terpenuhidengan baik. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis,kebutuhan rasa
aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, dan kebutuhan akan harga diri. Rogers berpendapat bahwa manusia
dipandang dengan unconditional positiveregards. Pandangan ini selalu memandangbahwa manusia dapat
berfungsi secara utuh,sehingga pada akhirnya dapat menerima diri kemudian dapat merealisasikan diri nya
dengan baik.
3. HUMANISME
Perkembangan psikologi humanistik tidaklepas dari pandangan psikologi holistik danhumanistik.
Pekembangan aliran-aliranbehaviorisme dan psikoanalisis yang sangatpesat di Amerika Serikat ternyata
merisaukanbeberapa pakar psikologi di negara itu. Mereka melihat bahwa kedua aliran itumemandang
manusia tidak lebih darikumpulan refleks dan kumpulan naluri saja. Mereka juga menganggap kedua aliran
itumemandang manusia sebagai makhluk yangsudah ditentukan nasibnya, yaitu olehstimulus atau oleh alam
ketidakkesadaranmanusia.Dan yang tidak kalah penting,mereka berkesimpulan bahwa kedua aliran
itumenganggap manusia sebagai robot atausebagai makhluk yang pesimistik dan penuh masalah. Humanistik
mengatakan bahwa manusiaadalah suatu ketunggalan yang mengalami,menghayati dan pada dasarnya aktif,
punyatujuan serta punya harga diri. Karena itu,walaupun dalam penelitian boleh sajadilakukan analisis rinci
mengenai bagian-bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpulanya, manusia harus dikembalikan
dalam kesatuan yang utuh. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang holistik.
D. TRANSCULTURAL NURSING
1. Pengertian
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan
kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara
umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi,
struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
2. Konsep dalam Transcultural Nursing
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal daei pemberian asuhan
keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi
(Leininger, 1985).
d. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang
terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
e. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri
dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia.
g. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap
individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikan timbal balik diantara keduanya.
h. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan
baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola
ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau
kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam
keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang
dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
3. Keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan kepada
individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang
budaya.
2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan
pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien.
3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi tindakan yang dibutuhkan
untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, membentuk budaya baru yang sesuai dengan
kesehatan atau bahkan mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada
klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat
sesuai dengan budaya klien.
5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan proses
asuhan keperawatan transkultural.
Share this:
Twitter
Facebook9