Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN FILARIASIS

DI
S
U
S
U
N
Oleh
MAISYARAH :19274205007

DOSEN :DEVI NOVITADAMANIK,S.KEP,NS,M.KP

AKDEMI KEPERAWATAN MALAHAYATI TAHUN AJARAN 2019-1020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema
tentang (filariasis ). Dan harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
            Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan
menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Selamat belajar dan semoga sukses …!!!
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

BAB 1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

BAB
11.Isi...........................................................................................................................................4

1.DEFENISI.............................................................................................................................4

2.ETIOLOGI............................................................................................................................4

 Pathway......................................................................................................................5

3.MANIFESTASIKLINIS.......................................................................................................6

4.KLASIFIKASI......................................................................................................................6

5.PATOPISIOLOGI................................................................................................................6

6.KOMPLIKASI......................................................................................................................7

7.PEMERIKSAANPENUNJANG................................................................................7

BAB III

1.PENGKAJIAN....................................................................................................................13

2.DIAGNOSAKEPERAWATAN.........................................................................................13

3.RENCANA ASUHAKEPERAWATAN............................................................................14

4.IMPLEMENTASI DANEVALUASI................................................................................15

BAB IV

1.KESIMPULA.......................................................................................................................17

2.SARAN.................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Filariasis merupakan penyakit menular (penyakit kaki gajah) yang disebabkan oleh cacing
filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.penyakit ini bersifat menahun, dan bila tidak
dapat pengobatan dapat menimbulakan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
kelamin, baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara
optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga.
Berdasarkan laporan dari hasil survey pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di
647 puskesmas tersebar di 231 kabupaten sebagai lokasi endemis, dengan jumlah kasus kronis
6233 orang. Hasil survei laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata mikrofilariarate
(Mf Rate) 3,1%berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta
orang memepunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularannya tersebar luas.
Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas. (Chairufatah,alex.2009)
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan penyakit filariasis adalah penyakit endemis yang apabila
tidak ditangani secara cepat akan memperluas penyebaran dan penularannya kepada manusia.
Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa itu filariasis, serta hal-hal yang terkait dengannya.
Berdasarkan paparan dari fakta inilah maka saya selaku penulis tertarik untuk membahas kasus
mengenai penyakit filariasis. (Riyanto, harun.2005)
A. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum 
mampu memahami konsep dan melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
penyakit filarisis.

2. Tujuan Khusus
 mampu melakukan pengkajian pada psien dengan penyakit filarisis.
 mampu menganalisa data sesuai dengan pengkajian pada pasien dengan penyakit.
 mampu membuat diagnosa keperawatan pada pasien dengan penyakit filarisis.
 mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit filarisis.
 mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
filarisis.
 mampu mengevaluasi intervensi keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan
penyakit filarisis.
BAB II

Landasan teori

1.Definisi
Filariasis merupakan penyakit menular (penyakit kaki gajah) yang disebabkan oleh cacing filaria
yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.penyakit ini bersifat menahun, dan bila tidak dapat
pengobatan dapat menimbulakan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
kelamin, baik perempuan maupun laki-laki. Filariasis atau yang dikenal dengan penyakit kaki
gajah mulai ramai diberitakan sejak akhir tahun 2009, akibat terjadinya kematian pada beberapa
orang. Sebenarnya penyakit ini sudah mulai dikenal sejak 1500 tahun oleh masyarakat, dan
mulai diselidik lebih mendalam ditahun 1800 untuk mengetahui penyebaran, gejala serta upaya
mengatasinya
 
2.Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : WuchereriaBancrofti, BrugiaMalayi,


BrugiaTimori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam
kelenjar getah bening dan darah. infeksi cacing ini menyerang jaringan viscera, parasit ini
termasuk kedalam superfamiliFilaroidea, familyonchorcercidae.
Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 - 6 tahun dan dalam tubuh
manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar
dalam darah terutama malam hari.

Ciri-ciri cacing dewasa atau makrofilaria :


a.  Berbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitemlimfe.
b.  Ukuran 55 – 100 mm x 0,16 mm
c.   Cacing jantan lebih kecil: 55 mm x 0,09 mm
d.   Berkembang secara ovovivipar
Mikrofilaria :
a.  Merupakan larva dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu
b.  Mempunyai sarung. 200 – 600 X 8 um
Faktor yang mempengaruhi perkembangan makrofilaria:
a.  Lingkungan fisik : Iklim, Geografis, Air dan lainnnya,
b.  Lingkungan biologic : lingkungan Hayati yang mempengaruhi penularan; hutan, reservoir,
vector
c.  Lingkungan sosial ekonomi budaya : Pengetahuan, sikap dan perilaku, adat Istiadat,
Kebiasaan dsb,
d. Ekonomi: Cara Bertani, Mencari Rotan, Getah Dsb
 

3.Patofisiologi

Patway

PARASIT

Menuju pemb.
Limfa

Perubahan dari
larva stadium 3

Berkembang Menyebabkan
biak Parasit dewasa antigen parasit
  
Kumpulan
cacing filaria Menyebabkan Mengaktifkan
penyebab dilasi pemb. sel T dewasa
penyumbatan Limfa 
pemb. Limfa mengaktifkan
 

NYERI Pembengkakan IgE berikatan


pemb. Limfa
 
Kerusakan
struktur Mediator
 inflamasi


KERUSAKAN Kelenjar getah
INTEGRITAS bening
KULIT ↓
HIPERTERMI
4. Manifestasi klinis

Manifestasi gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing dewasa pada sistem limfatik
dengan konsekuensi limfangitis dan limfadenitis. Selain itu, juga oleh reaksi hipersensitivitas
dengan gejala klinis yang disebut occult filariasis.
Dalam proses perjalanan penyakit, filariasis bermula dengan limfangitis dan limfadenitis akut
berulang dan berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari sistem limfatik. Perjalanan
penyakit berbatas kurang jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya, tetapi bila diurutkan dari
masa inkubasi dapat dibagi menjadi:
 

1.  Masa prepaten

Merupakan masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya mikrofilaremia yang
memerlukan waktu kira-kira 3¬7 bulan. Hanya sebagian tdari penduduk di daerah endemik yang
menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremikinipun tidak semua kemudian
menunjukkan gejala klinis. Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik
baik mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
2.   Masa inkubasi

Merupakan masa antara masuknya larva infektif hingga munculnya gejala klinis yang biasanya
berkisar antara 8-16 bulan.
3.   Gejala klinik akut
Gejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas dan malaise.
Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat
mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
4.   Gejala menahun
Gejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria jarang
ditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi. Gejala kronis ini
menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas penderita serta membebani
keluarganya.
 5. Komplikasi
a.   Cacat menetap pada bagian tubuh yang terkena
b.   Elephantiasis tungkai
c.    Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,vulva vagina dan
payudara,
d.   Hidrokel (40-50% kasus), adenolimfangitis pada saluran limfe testis berulang:
pecahnya tunikavaginalisHidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralistunikavaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.
e.   Kiluria : kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacing
dewasa yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih.
 
6. Pemeriksaan diagnostic
a.   Diagnosis Klinik

Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Diagnosis klinik penting
dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (AcuteandChronicDisease Rate).Pada
keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis adalah gejala
dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala menahun.

  b. Diagnosis Parasitologik

Diagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria pada pemeriksaan darah


kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan siang hari, 30 menit setelah diberi
DEC 100 mg. Dari mikrofilaria secara morfologis dapat ditentukan species cacing filaria.

  c. Radiodiagnosis

Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar limfeinguinal penderita
akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarialdancesign).Pemeriksaan
limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang dilabel dengan radioaktif akan
menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik, sekalipun pada penderita yang
mikrofilaremiaasimtomatik.

  d.  Diagnosis Immunologi

Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi, amikrofilaremia dengan
gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi dan/atau antigen dengan cara
immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang diagnosis.Adanya antibodi tidak menunjukkan
korelasi positif dengan mikrofilaremia, tidak membedakan infeksi dini dan infeksi lama. Deteksi
antigen merupakan deteksi metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih
mendekati diagnosis parasitologik. Gib 13, antibodi monoklonal terhadap O. gibsoni
menunjukkan korelasi yang cukup baik dengan mikrofilaremia W. bancrofti di Papua New
Guinea.

 7. Penatalaksanaan

Dietilkarbamasin sitrat (DEC) merupakan obat filariasis yang ampuh, baik untuk filariasis
bancrofti maupun brugia, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini ampuh, aman
dan murah, tidak ada resistensi obat, tetapi memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang
bersifat sementara. Reaksi sistemik dengan atau tanpa demam, berupa sakit kepala, sakit pada
berbagai bagian tubuh, persendian, pusing, anoreksia, kelemahan, hematuriatransien, alergi,
muntah dan serangan asma. Reaksi lokal dengan atau tanpa demam, berupa limfadenitis, abses,
ulserasi, limfedematransien, hidrokel, funikulitis dan epididimitis. Reaksi samping sistemik
terjadi beberapa jam setelah dosis pertama, hilang spontan setelah 2-5 hari dan lebih sering
terjadi pada penderita mikrofilaremik. Reaksi samping lokal terjadi beberapa hari setelah
pemberian dosis pertama, hilang spontan setelah beberapa hari sampai beberapa minggu dan
sering ditemukan pada penderita dengan gejala klinis. Reaksi sampingan ini dapat diatasi dengan
obat simtomatik.
 
Kegiatan pemberantasan nyamuk terdiri atas:

1.Pemberantasan nyamuk dewasa


a.Anopheles : residualindoorspraying
b. Aedes : aerial spraying
1.Pemberantasan jentik nyamuk
 Anopheles : Abate 1%
 Culex : minyak tanah
 Mansonia : melenyapkan tanaman air tempat perindukan, mengeringkan rawa dan saluran
air
1.Mencegah gigitan nyamuk
 Menggunakan kawat nyamuk/kelambu
 Menggunakan repellent
Penyuluhan tentang penyakit filariasis dan penanggulangannya perlu dilaksanakan sehingga
terbentuk sikap dan perilaku yang baik untuk menunjang penanggulangan filariasis.Sasaran
penyuluhan adalah penderita filariasis beserta keluarga dan seluruh penduduk daerah endemis,
dengan harapan bahwa penderita dengan gejala klinik filariasis segera memeriksakan diri ke
Puskesmas, bersedia diperiksa darah kapiler jari dan minum obat DEC secara lengkap dan teratur
serta menghindarkan diri dari gigitan nyamuk.. Evaluasi hasil pemberantasan dilakukan setelah 5
tahun, dengan melakukan pemeriksaan vektor dan pemeriksaan darah tepi untuk deteksi
mikrofilaria.
 
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : Parasite dewasa Nyeri
Klien mengatakan terasa
panas dan sakit menjalar dari 
pangkal kaki ke arah ujung Berkembang biak
kaki.

Do :
klien tampak meringis ketika Kumpulan cacing filaria
berjalan dewasa penyebab
TTV : penyumbantan pemb. Limfa
Skala nyeri 7·
nyeri tekan (+)· 
non pitting oedema (+)·
Nadi: 110 x/i, RR 24x/i, Nyeri
TD :130/60 mmHg
Suhu : 38,5°c·
Leukosit 9500/mm³

2. Ds : igE berkaitan dengan parasite Hipertermi


Klien megatakan demam
berulang selama 4 hari
Mediator inflamasi

Do :klien tampak memerah


pada wajah dan kulitnya
Adanya inflamasi pada
hanggat kelenjar getah bening
TTV :

Suhu 38,5c
RR 24x N 110x Hipertermi
TD 130/ 60 mmhg
Wajah klien tampak
memerah.

3. Ds : Parasit dewasa Gangguan mobilitas


fisik
Klien mengatakan nyeri

bertambah jika kaki yang
Berkembang biak
sakit di bawa bergerak.

Do :
Kumpulan cacing filarial
Kaki klien tampak lebih besar dewasa
dari yang satunya.

N 110x/i. RR 24x/i
Data yang di dapat ukuran Gangguan mobilitas fisik

tungkai kaki klien 30cm

4. Ds: Parasit dewasa Kerusakan integritas


kulit
Klien mengatakan kakinya

yang sakit tampak besar
Menyebabkan dilatasi
sebelah
pembuluh limfa

Do : ↓
Kulit klien teraba hangat
adanya inflamasi pada Pembengkakan pemb. Limfa

kelenjar getah bening. ↓


Kerusakan struktur


Kerusakan integritas kulit

Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
6. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

B. ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIANG TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTA EVALUASI


DX NOSA DAN SI
KEP KRETERIA
HASIL
1 Nyeri Mandiri Mandiri : Mengindikasikan
berhubun Setelah · Kaji keluhan kebutuhan untuk
gan dilakukan nyeri,perhatikan intervensi dan juga
dengan tindakan lokasi,intensitas, tanda perkembangan.
adanya keperawatans dan frekuensi. Meningkatkan
Peradang slama 3 x · kaji teknik relaksasi/menurunkant
an pada 24 jam di relaksasi misalnya egangan otot.·
kelenjar harapkan perubahan Dapatmenghilangkan
limfe. Nyeri posisi,masase, nyeri
berkurang rentang gerak danmeningkatkan
/menghilang pada sendi yang relaksasiserta
dengan KH: sakit menurun kantegangan
· Tanda tanda · Berikan kompre otot.Dapatmengurangi
vital s hangat atau ansietas danrasa takut
normal/stabil.lembab pada sehinggamengurangi
· Klien daerah nyeri. persepsi
tampak · Ajar kan klien u akanintensitas rasa
tenang ntuk sakit
menggungkap kan Dapat mengurangirasa
perasaan /rasa nyeri.
sakit yang di
Rasa kan
Kolaborasi :
· kaji Kolaborasi
 Dengan dokter
untuk pemberian
analgesik sesuai
indikasi.
2 Peningka Setelah Mandiri :·kaji  Suhu 38 samapi 41,1
tan suhut dilakukantind dan Pantau suhu t menujukan
ubuhberh akan ubuhpasien adanyainfeksius
ubungan keperawatans perhatikan akut.· Suhu ruangan/j
denganA elama 3 x 24 adanyamengiggil/ umlah selimut harus
danyaInf jamdiharapka diafores.· Pantu s diubah
lamasi n uhulingkungan,ba untukmempertahanka
padakele adaPerubaha tasi/tambahkanlin n suhumendekati
njar n suhu en tempat tidur normal.· Dapat memb
getahben dalambatas sesuaiindikasi.· B antumengurangidema
ing normal. erikan kompres m m,penggunaan
DenganKH:• andihangat aires/aklhokolmungki
Tidak hindari nmenyebabkankedingi
mengalamiko penggunaanalkoh nan,peningkatansuhu
mplikasiyang ol. Pada secara
berhubungan. daerahfrontalis actual.· Di gunakan un
• Tanda tanda dan tukmengurangi
vitalnormal.• aksila.· Berikan s demamumumnya
Leukosit elimutpendingin.·  lebih besar
normal Anjurkan klien m dari39,5°csampai 40°c
emakaipakaian padawaktu terjadi
tipis dan kerusakan/gannguan
mudahmenyerap pada
keringat.Kolabora otak.· Dengan pakaian 
si:1. Kolaborasi tipisdan menyerap
dengan dokteratau keringatmaka akan
tim kesehatan mengurangipenguapan
lainyauntuk . Di gunakan untuk
pemberian memgurangi demam
antipiretik,Misal dengan aksi sentral
nya nya
aspirinasetaminof kepadahipotalamus
en
3 Hambata Setelah Mandiri : ·
nmobilit dilakukantind · Periksa kembali Mengidentifikasikerus
as akan kemampuan dan akan
fisikberh keperawatans keadaansecara kemungkinankerusaka
ubungan elama 3 x 24 kondisional n secarafungsional
denganA jamdiharapka padakerusakan danmempegaruhi
danyape nMempertaha yang ter pilihanintervensi yang
mbengka nkan/mening jadi.· Atur posisi t akandilakukan.· Perub
kanpada katkankekuat ertentuuntuk ahan posisiyang
kelenjar an dan menghindarikerus teratur
limfedi fungsibagian akan menyebakanpenyamar
daerah tubuh karnatekanan,uba an terhadapberat
tungkai(i yangsakit/ h posisi badan
nguinal). kompensasi. pasiensecara danmeningkatakan
KH : teratur dan sirkulasipada bagian
· Kaki klien ti buatsedikit tubuh·
daklagi perubahan mperhatikanmobilisasi
mengalamipe posisiantara dan fungsi
mbesaran.· N waktu sendi/posisi normal
adi normal· R perubahanposisi ekstermitasdan
R normal tersebut.· Berikan menurunkan
atau bantuklien ter jadinya vena yang
untuk statis.· Keterlibatan pa
melakukanlatihan siendalam
rentang perencanaan
gerak.· Tingkat ka dalamkegiatan adalah
n aktivitasdan sangatpenting
partisipasi dalammeningkatkan
dalammerawat kerjasamapasien
diri sendiri untukkeberhasilandari
sesuaikemampuan suatu
klien programtersebut.
Dapat menghilangkan
rasa nyerisehingga
mempermudahklien
untuk
melakukanaktivitas
secara mandiri
4 Resikope Setelah Mandiri· Identifik · Orang orang yangter
nularan dilakukantind asi orang lainyang pajan ini perlu
penyakit akan berisiko programterapi obat
berhubun keperawatans penularancontoh untukmencegah
gandeng elama 3 x 24 anggota penularan.· Suhu ling
an jamdiharapka keluarga/teman.·  kunganyang lembab
pemajan n Awasi suhu lingk merupakantempat
anpenula klienmampu ungankelembapan perkembangbiakannya
ran Melakukanpe dan.· berikan racu muk.· Racun serangga
melaluiv rubahan pola n seranggadi dapat
ector hidupuntuk sekitar membunuhpembawa
memperbaiki lingkungan vektor filariasis.·
Kesehatan tempattinggal Pemodifikasianruang/l
umum klien.· Atur lingk ingkungan
danmenurunk ungan kliensedem dapatmengurangi
an ikian rupa faktor
resikotentang sehnggamembatas resikopenyebaran
penularanpen i rentang parasit· Untuk menam
yakit vektoruntuk dapat bahpengetahuan
menyebarkanpeny masyarakatseputar
akit.· Berikan pen filariasi
kes padakeluarga  · Penghentian terapiob
dan masyarakatse at berisiko
kitar seputar penyebaraninfeksi
pencegahanterhad dapat
ap berlanjut.· Adanya an
filariasis.· Tekank oreksiadapat
an penting tidakm menurunkantahanan
elakukanpenghent tubuh terhadapprosese
ian terapi infeksi danmenganggu
obat.· Berikan ma prosespenyembuhan.1
kanan yangseimb .Pemberian
ang dalam porsi obatdietilkarbamazine
kecilpada jumlah (dec)dapat membunuh
makanan parasityang terdapat
yangbesar dan padakalenjar limpe
tepat.KolaborasiK danmenurunkan
olaborasi dengna resikoterjadinya
dokteruntuk penularan.
pemberianpengob
atan di
komunitasseperti
dietilkarbamazine
(dec) pengobatan
di lakukansecara
berulang 1 hingga
6bulan ( 6 sampai
8 kg/BB)
BAB IV

KESIMPULAN

Filariasis adalah kelompok penyakit yang mengenai manusia dan binatang yang disebabkan oleh
parasit kelompok nematode yang disebut filaridae., dimana cacing dewasanya hidup dalam
cairan san saluran limfe, jaringan ikat di bawah kulit dan dalam rongga badan. Cacing dewasa
betina mengeluarkan mikrofilaria yang dapat ditemukan dalam darah, hidrokel, kulit sesuai
dengan sefat masing-masing spesiesnya.

Penyakit filariasis banayak ditemukan di berbagai negara tropik dan subtropik, termasuk
Indonesia. Prevalensi tidak banyak berbeda menurut jenis kelamin, usia maupun ras.

Penyakit filariasis dapat disebabkan oleh berbagai macam spesies, sehingga gambaran klinisnya
spesifik untuk masing-masing spesies, misalnya bentuk limfatik biasnya digunakan sebagai tanda
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh Wuchereriabancrofti, Brugiamalayi, dan Brugiatimori,
dimana parasit dapat menyumbat saluran limfe dengan manifestasi terbentuknya elefantiasis,
sedangkan Loa loa ditandai dengan calabarswelling. Onchocercavolvulus menyebabkan
kebutaan dan pruritus pada kulit.

Diagnosis penyakit ini dengan ditemukannya mikrofilaria dalam darah, sedangkan bila tidak
ditemukan mikrofilaria maka diagnosis dapat berdasarkan riwayat asal penderita, biopsi kelenjar
limfe, dan pemeriksaan serologis.
Prinsip terapi ialah dengan menggunakan kemoterapi untuk membunuh filaria dewasa dan
mikrofilarianya serta mengobati secara simpotomatik terhadap reaksi tubuh yang timbul akibat
cacing yang mati. Dapat juga dilakukan pembedahan.Pencegahan penularan penyakit ini dapat
dilakukan dengan menggunakan obat-obatan seperti DEC ataupun dengan mengontrol vektor.
Penyakit ini sangat berbahaya dan hampir diseluruh dunia dapatditemukan penyakit ini karena
mudahnya dalam penyebaran penyakit ini. Beberapa asuhan keperawatan secara teoritis yang
mungkin yang mungkin muncul pada penderita penyakit ini yaitu :

1.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening

2.      Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe

3.      Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi

4.      Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh

5.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit

6.    Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

 SARAN

Demikianlah makalah ini yang penulis susun dengan penuh keikhlasan. Diharapkan dengan
adanya makalah opini mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai penyakit Filariasis.
Selain itu mahasiswa juga mampu memahami secara teoritis mengenai penyakit ini serta mampu
membuat asuhan keperawtan tentang kasus Filariasis.Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah referensi akademik untuk melengkapi bahan pembelajaran dan motivasi mahasiswa
untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang penyakit Filariasis.Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk dapat memperbaiki penulisan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

·         http://v3aza.blogspot.com/2011/05/askep-filariasis.html

·         http://yaya-ryuta.blogspot.com/2011/04/makalah-asuhan-keperawatan-pada-klien.html

·         Widoyono. Penyakit TropisEpidemiologi, penularan pencegahan dan


pemberantasannya.Edisi kedua.Jakarta: Penerbit Erlangga.

·         Muttaqin,Arif dan Kumala Sari.2010.Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.


Jakarta:Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai