DI
S
U
S
U
N
Oleh
MAISYARAH :19274205007
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema
tentang (filariasis ). Dan harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan
menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Selamat belajar dan semoga sukses …!!!
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB 1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
BAB
11.Isi...........................................................................................................................................4
1.DEFENISI.............................................................................................................................4
2.ETIOLOGI............................................................................................................................4
Pathway......................................................................................................................5
3.MANIFESTASIKLINIS.......................................................................................................6
4.KLASIFIKASI......................................................................................................................6
5.PATOPISIOLOGI................................................................................................................6
6.KOMPLIKASI......................................................................................................................7
7.PEMERIKSAANPENUNJANG................................................................................7
BAB III
1.PENGKAJIAN....................................................................................................................13
2.DIAGNOSAKEPERAWATAN.........................................................................................13
3.RENCANA ASUHAKEPERAWATAN............................................................................14
4.IMPLEMENTASI DANEVALUASI................................................................................15
BAB IV
1.KESIMPULA.......................................................................................................................17
2.SARAN.................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Filariasis merupakan penyakit menular (penyakit kaki gajah) yang disebabkan oleh cacing
filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.penyakit ini bersifat menahun, dan bila tidak
dapat pengobatan dapat menimbulakan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
kelamin, baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara
optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga.
Berdasarkan laporan dari hasil survey pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di
647 puskesmas tersebar di 231 kabupaten sebagai lokasi endemis, dengan jumlah kasus kronis
6233 orang. Hasil survei laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata mikrofilariarate
(Mf Rate) 3,1%berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta
orang memepunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularannya tersebar luas.
Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas. (Chairufatah,alex.2009)
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan penyakit filariasis adalah penyakit endemis yang apabila
tidak ditangani secara cepat akan memperluas penyebaran dan penularannya kepada manusia.
Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa itu filariasis, serta hal-hal yang terkait dengannya.
Berdasarkan paparan dari fakta inilah maka saya selaku penulis tertarik untuk membahas kasus
mengenai penyakit filariasis. (Riyanto, harun.2005)
A. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
mampu memahami konsep dan melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
penyakit filarisis.
2. Tujuan Khusus
mampu melakukan pengkajian pada psien dengan penyakit filarisis.
mampu menganalisa data sesuai dengan pengkajian pada pasien dengan penyakit.
mampu membuat diagnosa keperawatan pada pasien dengan penyakit filarisis.
mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit filarisis.
mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
filarisis.
mampu mengevaluasi intervensi keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan
penyakit filarisis.
BAB II
Landasan teori
1.Definisi
Filariasis merupakan penyakit menular (penyakit kaki gajah) yang disebabkan oleh cacing filaria
yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.penyakit ini bersifat menahun, dan bila tidak dapat
pengobatan dapat menimbulakan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
kelamin, baik perempuan maupun laki-laki. Filariasis atau yang dikenal dengan penyakit kaki
gajah mulai ramai diberitakan sejak akhir tahun 2009, akibat terjadinya kematian pada beberapa
orang. Sebenarnya penyakit ini sudah mulai dikenal sejak 1500 tahun oleh masyarakat, dan
mulai diselidik lebih mendalam ditahun 1800 untuk mengetahui penyebaran, gejala serta upaya
mengatasinya
2.Etiologi
3.Patofisiologi
Patway
PARASIT
Menuju pemb.
Limfa
Perubahan dari
larva stadium 3
Berkembang Menyebabkan
biak Parasit dewasa antigen parasit
Kumpulan
cacing filaria Menyebabkan Mengaktifkan
penyebab dilasi pemb. sel T dewasa
penyumbatan Limfa
pemb. Limfa mengaktifkan
KERUSAKAN Kelenjar getah
INTEGRITAS bening
KULIT ↓
HIPERTERMI
4. Manifestasi klinis
Manifestasi gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing dewasa pada sistem limfatik
dengan konsekuensi limfangitis dan limfadenitis. Selain itu, juga oleh reaksi hipersensitivitas
dengan gejala klinis yang disebut occult filariasis.
Dalam proses perjalanan penyakit, filariasis bermula dengan limfangitis dan limfadenitis akut
berulang dan berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari sistem limfatik. Perjalanan
penyakit berbatas kurang jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya, tetapi bila diurutkan dari
masa inkubasi dapat dibagi menjadi:
1. Masa prepaten
Merupakan masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya mikrofilaremia yang
memerlukan waktu kira-kira 3¬7 bulan. Hanya sebagian tdari penduduk di daerah endemik yang
menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremikinipun tidak semua kemudian
menunjukkan gejala klinis. Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik
baik mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
2. Masa inkubasi
Merupakan masa antara masuknya larva infektif hingga munculnya gejala klinis yang biasanya
berkisar antara 8-16 bulan.
3. Gejala klinik akut
Gejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas dan malaise.
Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat
mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
4. Gejala menahun
Gejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria jarang
ditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi. Gejala kronis ini
menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas penderita serta membebani
keluarganya.
5. Komplikasi
a. Cacat menetap pada bagian tubuh yang terkena
b. Elephantiasis tungkai
c. Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,vulva vagina dan
payudara,
d. Hidrokel (40-50% kasus), adenolimfangitis pada saluran limfe testis berulang:
pecahnya tunikavaginalisHidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralistunikavaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.
e. Kiluria : kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacing
dewasa yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih.
6. Pemeriksaan diagnostic
a. Diagnosis Klinik
Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Diagnosis klinik penting
dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (AcuteandChronicDisease Rate).Pada
keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis adalah gejala
dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala menahun.
b. Diagnosis Parasitologik
c. Radiodiagnosis
Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar limfeinguinal penderita
akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarialdancesign).Pemeriksaan
limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang dilabel dengan radioaktif akan
menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik, sekalipun pada penderita yang
mikrofilaremiaasimtomatik.
d. Diagnosis Immunologi
Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi, amikrofilaremia dengan
gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi dan/atau antigen dengan cara
immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang diagnosis.Adanya antibodi tidak menunjukkan
korelasi positif dengan mikrofilaremia, tidak membedakan infeksi dini dan infeksi lama. Deteksi
antigen merupakan deteksi metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih
mendekati diagnosis parasitologik. Gib 13, antibodi monoklonal terhadap O. gibsoni
menunjukkan korelasi yang cukup baik dengan mikrofilaremia W. bancrofti di Papua New
Guinea.
7. Penatalaksanaan
Dietilkarbamasin sitrat (DEC) merupakan obat filariasis yang ampuh, baik untuk filariasis
bancrofti maupun brugia, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini ampuh, aman
dan murah, tidak ada resistensi obat, tetapi memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang
bersifat sementara. Reaksi sistemik dengan atau tanpa demam, berupa sakit kepala, sakit pada
berbagai bagian tubuh, persendian, pusing, anoreksia, kelemahan, hematuriatransien, alergi,
muntah dan serangan asma. Reaksi lokal dengan atau tanpa demam, berupa limfadenitis, abses,
ulserasi, limfedematransien, hidrokel, funikulitis dan epididimitis. Reaksi samping sistemik
terjadi beberapa jam setelah dosis pertama, hilang spontan setelah 2-5 hari dan lebih sering
terjadi pada penderita mikrofilaremik. Reaksi samping lokal terjadi beberapa hari setelah
pemberian dosis pertama, hilang spontan setelah beberapa hari sampai beberapa minggu dan
sering ditemukan pada penderita dengan gejala klinis. Reaksi sampingan ini dapat diatasi dengan
obat simtomatik.
Kegiatan pemberantasan nyamuk terdiri atas:
Do : ↓
Kulit klien teraba hangat
adanya inflamasi pada Pembengkakan pemb. Limfa
↓
Kerusakan integritas kulit
Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
6. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
B. ASUHAN KEPERAWATAN
KESIMPULAN
Filariasis adalah kelompok penyakit yang mengenai manusia dan binatang yang disebabkan oleh
parasit kelompok nematode yang disebut filaridae., dimana cacing dewasanya hidup dalam
cairan san saluran limfe, jaringan ikat di bawah kulit dan dalam rongga badan. Cacing dewasa
betina mengeluarkan mikrofilaria yang dapat ditemukan dalam darah, hidrokel, kulit sesuai
dengan sefat masing-masing spesiesnya.
Penyakit filariasis banayak ditemukan di berbagai negara tropik dan subtropik, termasuk
Indonesia. Prevalensi tidak banyak berbeda menurut jenis kelamin, usia maupun ras.
Penyakit filariasis dapat disebabkan oleh berbagai macam spesies, sehingga gambaran klinisnya
spesifik untuk masing-masing spesies, misalnya bentuk limfatik biasnya digunakan sebagai tanda
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh Wuchereriabancrofti, Brugiamalayi, dan Brugiatimori,
dimana parasit dapat menyumbat saluran limfe dengan manifestasi terbentuknya elefantiasis,
sedangkan Loa loa ditandai dengan calabarswelling. Onchocercavolvulus menyebabkan
kebutaan dan pruritus pada kulit.
Diagnosis penyakit ini dengan ditemukannya mikrofilaria dalam darah, sedangkan bila tidak
ditemukan mikrofilaria maka diagnosis dapat berdasarkan riwayat asal penderita, biopsi kelenjar
limfe, dan pemeriksaan serologis.
Prinsip terapi ialah dengan menggunakan kemoterapi untuk membunuh filaria dewasa dan
mikrofilarianya serta mengobati secara simpotomatik terhadap reaksi tubuh yang timbul akibat
cacing yang mati. Dapat juga dilakukan pembedahan.Pencegahan penularan penyakit ini dapat
dilakukan dengan menggunakan obat-obatan seperti DEC ataupun dengan mengontrol vektor.
Penyakit ini sangat berbahaya dan hampir diseluruh dunia dapatditemukan penyakit ini karena
mudahnya dalam penyebaran penyakit ini. Beberapa asuhan keperawatan secara teoritis yang
mungkin yang mungkin muncul pada penderita penyakit ini yaitu :
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
SARAN
Demikianlah makalah ini yang penulis susun dengan penuh keikhlasan. Diharapkan dengan
adanya makalah opini mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai penyakit Filariasis.
Selain itu mahasiswa juga mampu memahami secara teoritis mengenai penyakit ini serta mampu
membuat asuhan keperawtan tentang kasus Filariasis.Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah referensi akademik untuk melengkapi bahan pembelajaran dan motivasi mahasiswa
untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang penyakit Filariasis.Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk dapat memperbaiki penulisan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
· http://v3aza.blogspot.com/2011/05/askep-filariasis.html
· http://yaya-ryuta.blogspot.com/2011/04/makalah-asuhan-keperawatan-pada-klien.html