Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM HOLISTIK

PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN DESA


(MEMBANGUN MASYARAKAT BERDAYA DI ERA INDUSTRI 4.0
MELALUI PENDIDIKAN YANG TERINTEGRASI)

Oleh:
Khafisya Safira Irba (17108241140 – 2017)
Satria Yudistira (17104244018 – 2017)
Imelda Sari (17103244004 – 2017)
Muhamad Rai (17104241044 – 2017)
Akbar Eko Alfianto (18101244026 – 2018)
Arif Nur Hidayat (18104241029 – 2018)
Mellinawati Zania (18103241051 – 2018)
Endah Wahyu Saputri (18108241101 – 2018)
Istikomah Ratnawati (19112141011 – 2019)
Verril Adha Vi Viantorus (19108241171 – 2019)
Nadila Putri ( 19108241170 – 2019)
Mega Fasa Listyani (19104241048 – 2019)
Salsabila Fairuz Majid (19108241053 – 2019)
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020

2
HALAMAN PENGESAHAN

i
DAFTAR ISI

ii
MEMBANGUN MASYARAKAT BERDAYA DI ERA INDUSTRI 4.0 MELALUI
PENDIDIKAN YANG TERINTEGRASI
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dusun Wonosari, merupakan dusun kecil yang terletak di Desa/Kelurahan
Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dusun ini berada pada area perbukitan dengan ketinggian antara 600-800
meter di atas permukaan laut dan luas wilayahnya ±41 hektar. Persentase jumlah data
penduduk dusun Wonosari menunjukkan angka 0,088% dari seluruh penduduk
kelurahan Purwosari, yakni 425 dari 4.842 jiwa yang terdiri dari 136 Kepala Keluarga
kemudian dibagi menjadi 4 RT dan 2 RW. Sebagian besar penduduk dusun bermata
pencaharian sebagai petani karena memang banyak lahan pertanian di area sekitar
dusun, selebihnya bekerja di sektor swasta. Kesibukan sebagian besar orang tua
menggarap lahan pertanian ini justru berakibat pada pendampingan dan pengasuhan
anak. Angka putus sekolah dan nikah muda di dusun ini cukup tinggi, dengan data
… . Sedangkan sebagian anak dan pemuda lain yang masih mengenyam pendidikan di
sekolah masih belum mendapatkan orientasi yang tegas terhadap pentingnya
pendidikan. Sehingga banyak anak dan pemuda dusun yang menghabiskan waktu
hanya untuk bermain game / gadget. Berdasarkan kegiatan observasi, salah satu
masyarakat setempat juga menjelaskan bahwa anak-anak dan pemuda dusun
Wonosari masih terkesan sulit ketika dihimbau untuk belajar diluar waktu sekolah,
karena memang terkendala fasilitas baik fisik maupun non fisik. Hal tersebut
kemudian berdampak pada kurangnya kepekaan sosial dan kesadaran akan pentingnya
pendidikan.
Disamping permasalahan yang ada, dusun Wonosari memiliki beberapa
potensi yang cukup menarik untuk dikelola. Potensi tersebut adalah
Potensi yang dimiliki Dusun Wonosari, diantaranya adalah akses jalan yang
bisa dikatakan cukup terjangkau namun kurang memadai dalam hal fasilitas
penerangan jalan ketika malam hari karena masih belum merata. Adapun potensi
fasilitas yang dapat di optimalkan fungsinya adalah fasilitas Pendidikan, Konservasi
Lingkungan, Kesehatan dan Keagamaan seperti Perpustakaan, Green House
Puskesmas, Gereja dan Masjid. Selanjutnya, lahan yang dimiliki desa terbilang cukup
luas untuk dikelola. Namun dengan beberapa potensi tersebut, masyarakat desa masih
kesulitan dalam mengelola dan mengembangkan kualitas desa nya. Hal ini disebabkan
oleh kesadaran dan pengetahuan dari masyarakat yang masih kurang untuk bergerak

1
dan berkembang secara kolektif. Implikasinya adalah orang tua di desa wonosari
masih tergolong belum dapat memberikan pendidikan kepada anak di lingkungan
terkecil mereka, yaitu keluarga. hal ini dibuktikan dengan hasil survey kami yang
menyatakan bahwa banyak anak-anak desa setempat yang harus mengalami putus
sekolah dan menikah di usia muda. Selanjutnya untuk anak-anak dan pemudanya
dalam kesadaran untuk belajar juga masih rendah dan lebih banyak menghabiskan
waktu untuk bermain gadget. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan teknologi
yang sebenarnya sudah hadir di desa tersebut, belum dapat digunakan dengan
bijaksana. Sehingga merusak orientasi perkembangan masyarakat karena belum tepat
dalam pemanfaatannya. Selain itu, dalam aspek geografis yang seharusnya dapat
menguntungkan pihak desa dan masyarakat setempat belum dapat di optimalkan
dengan baik karena terbatas pengetahuan dalam pengembangan potensi tersebut.
Terakhir dalam aspek sosiologis, masyarakat Dusun Wonosari sudah cukup baik
hubungan antar masyarakatnya, yang dibuktikan dengan adanya kelompok kegiatan
Usaha Kecil Menengah di desa yang memproduksi bahan pangan berupa tempe, dan
usaha-usaha mandiri yang memproduksi onde-onde. Hanya saja kegiatan usaha
tersebut terkendala dalam pemasarannya yang masih dirasa kurang meluas karena
belum banyak mitra usaha yang terjaring. Serta salah satu kegiatan ini dilakukan
secara parsial dan mandiri sehingga masih memungkinkan untuk dioptimalkan dengan
baik.
Sebagai penutup dan penegasan atas sebab tercetusnya rencana program
pengembangan ini adalah persoalan yang mendasari segala persoalan yang lain, yakni
orientasi Pendidikan dalam keluarga. Sehingga dusun ini dirasa tepat untuk
dikembangkan melalui bentuk Pendidikan yang terintegrasi yang mencakup
Pendidikan keluarga dan Pengembangan potensi desa. Pemahaman yang di upayakan
melalui program dari ranah terkecil yaitu keluarga dibagi menjadi beberapa sasaran
sesuai dengan teori sistem keluarga yaitu anak yang meliputi anak-anak usia 0-11
Tahun dan remaja 12 tahun sampai sebelum menikah. Selanjutnya untuk orang tua
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kelompok ibu dan kelompok ayah. Dengan
melakukan pengembangan yang terintegrasi mulai dari lingkungan terkecil
diharapkan mampu menjadi sebuah pondasi yang kuat dalam pemberdayaan tata
kehidupan yang lebih luas lagi, yaitu kemasyarakatan, desa, dan pengelolaannya.
Sehingga pada akhirnya mampu menjadi pilar kokoh untuk pembangunan nasional
yang lebih baik dan berkualitas.

2
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam program ini adalah:

Bagaimana memberdayakan seluruh aspek masyarakat Dusun Wonosari


melalui Pendidikan terintegrasi dalam optimalisasi peran komponen keluarga
sehingga terwujudnya masyarakat yang lebih berdaya di era industri 4.0.
C. TUJUAN
Menjadikan warga desa Wonosari yang berdaya dan sejahtera di era industri
4.0 melalui Pendidikan yang terintegrasi dengan implikasi teroptimalkannya potensi
yang ada di desa tersebut.

D. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


1. Perubahan Perilaku
Pada aspek ini indikator ketercapaiannya adalah perubahan perilaku dan
peningkatan pengetahuan tentang pola asuh dari orang tua perempuan agar
kaderisasi generasi selanjutnya berjalan dengan baik sehingga kesadaran akan
pengelolaan potensi dan tantangan eksternal maupun internal dapat di respon
dengan tepat. Implikasi yang dapat diukur adalah orang tua perempuan memiliki
waktu lebih untuk mendidik dan mengarahkan anaknya sehingga fokus kegiatan
anak lebih terarah kepada hal-hal yang produktif. Selanjutnya untuk orang tua
laki-laki dalam hal ini Ayah perubahan perilaku yang diinginkan adalah
terbentuknya pola pikir dan kesadaran akan optimalisasi potensi dusun yang
berimplikasi pada perilaku efektif dalam perumusan rencana dan implementasi
upaya pengelolaan potensi. Termasuk juga keasadaran orang tua laki-laki untuk
melibatkan pemuda desa dalam proses optimalisasi potensi dusun tersebut.
Setelahnya untuk anak dan pemuda perubahan yang dinginkan adalah
meningkatnya pola pikir kritis dan kreatif serta sikap bijak dalam merespon
perkembangan zaman. Adapun implikasinya adalah meningkatnya partisipasi
anak-anak dan pemuda dalam aktivitas literasi konvensional maupun digital.
2. Perubahan Fisik
Perubahan fisik yang diingankan adalah terkelolanya fasilitas perpusatakaan di
desa tersebut dengan dibentuknya sistem manajerial perpustakaan yang baik.
Selain itu akses jalan dilingkungan dusun wonosari mendapatkan penerangan
lampu yang lebih memadai dari sebelumnya. Selanjutnya perubahan fisik yang
dinginkan adalah terkelolanya greenhouse dan menjadikan potensi dari fasilitas
3
tersebut sebagai sentra konservasi lingkungan desa. Kemudian, terbentuknya
komunitas keluarga untuk orang tua perempuan atau para ibu untuk
meningkatkan pengetahuannya dalam dunia parenting. Lalu untuk anak-anak dan
pemuda, perubahan fisik yang diinginkan adalah dengan terbentuknya komunitas
belajar berbasis pelatihan untuk meningkatkan softskill guna merespon tantangan
zaman. Terakhir untuk perubahan fisik yang dilakukan adalah hadirnya Pusat
Pariwisata Gardu Pandang di daerah tersebut.
3. Terjalinnya Kemitraan dengan berbagai pihak
Indikator keberhasilan dalam segi Mitra Kerja pengabdian masyarakat yang
dilakukan di desa terpilih adalah terjalin nya kontrak kerjasama dengan pihak
terkait seperti Disdikpora, Kemenpora, Dinas Pariwisata, Forum Anak Kulon
Progo, dan BKKBN dengan komunitas-komunitas yang dibentuk ketika massa
PHP2D dilakukan seperti Komunitas Ibu dengan BKKBN, Kelompok belajar
anak dan pemuda dengan Forum anak, Disdikora dan Kemenpora. Lalu untuk
pengelolaan pariwisatanya dilakukan Kerjasama Jangka Panjang dengan Dinas
Pariwisata.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Adapun luaran yang diharapkan adalah berupa
1. Jurnal yang akan dimuat pada laman UNY
2. Video yang fokus pada inti permasalahan
3. Panduan Komunitas yang dibentuk sebagai produk PHP2D
4. Standar Operasional Pengelolaan perpusatakaan dan Gardu Pandang
5. Profil Desa
6. MOU/ Nota Kerjasama dengan mitra terkait

F. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu mengenal masyarakat lebih dalam
b. Mahasiswa mampu menjalin kerjasama sesama mahasiswa dan masyarakat
c. Mahasiswa mampu menghadirkan solusi yang kolaboratif untuk
membantu masyarakat mengoptimalkan dusunnya.
d. Sarana belajar dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama, berorganisasi, membuat suatu acara dan manajemen waktu
serta kedisiplinan.

4
2. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta
a. Sebagai sarana menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal ini
pengabdian masyarakat
b. Sarana meningkatkan kualitas SDM
c. Sebagai sarana perluasan mitra kerja dengan desa yang dipilih
3. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana menjalin komunikasi dan kerjasama serta pemberdayaan
masyarakat di desa terpilih. Selain itu kegiatan ini berrmanfaat untuk membantu
masyarakat agar sadar dengan potensi wilayahnya sehingga hadir alternatif solusi
yang kolaboratif untuk mewujudkan desa yang berbudaya.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


1. Kondisi Awal
Dusun Wonosari terletak di daerah perbukitan dengan ketinggian antara 600-
800 meter di atas permukaan laut dan luas wilayah ±41 hektar. Penduduk dusun
Wonosari berjumlah ±425 jiwa dengan 136 kepala keluarga yang terdiri dari 4 RT
dan 2 RW. Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani sebanyak
97% dan sisanya sebagai PNS maupun Karyawan Swasta. Masyarakat di dusun
Wonosari ini memiliki beberapa karakteristik khusus. Diantaranya mayoritas
masyarakat dusun Wonosari merupakan pemeluk agama Kristen dan Islam.
Karakateristk khusus yang dapat di lihat selanjutnya adalah usia rata-rata
masyarakat dusun Wonosari masih terbilang cukup muda. Hal ini di buktikan
dengan banyaknya pasangan muda yang ada di desa setempat. Adapun rentang
usia yang dominan di desa ini adalah usia 21-35 tahun. Kondisi masyarakat desa
dalam pekerjaan atau mata pencahariannya adalah sebagai petani dan peternak.
Dalam aspek sosiologis pola interaksi antar sesama masyarakat sudah baik.
Namun, yang masih harus menjadi perhatian adalah pola komunikasi yang terjadi
di keluarga-keluarga yang ada di desa tersebut. Implikasinya adalah pola asuh
yang kurang tepat dengan di buktikan oleh pemberian waktu bermain gadget anak
sebagai pengalih ketika orang tua sibuk. Selanjutnya kondisi masyarakat dalam
hal keinginan mengenyam Pendidikan untuk anak-anak dan pemuda nya amasih
tergolong minim. Hal ini di buktikan dengan anak-anak lebih memilih untuk
bermain ke rumah temannya dibanding membentuk komunitas belajar anak dan

5
untuk pemuda nya sendiri lebih memilih untuk menikah muda daripada
melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Berdasarkan paparan diatas dusun wonosari memiliki beragam potensi dan
permasalahan yang ada. Dusun wonosari memiliki masyarakat yang relatif muda
yang didukung dengan semangat yang tinggi. Namun, hal tersebut tidak didukung
dengan sarana dan prasarana yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dari
permasalahan yang ada yakni masyarakat memiliki keinginan untuk
mengembangkan perpustakaan yang ada namun hal tersebut tidak didukung
sarana dan prasaran serta sumber daya yang memadai. Selain itu, masyarakat juga
ingin menngembangkan sector pariwisata dengan membuat gardu pandang namun
dana yang ada belum memadai proses pembangunan tersebut terbengkalai.
Kemudian di sector UMKM masyarakat disana telah memililiki sentra industry
tempe yang telah berjalan proses produksi serta didukung dengan bahan baku
yang mudah didapat, namun masyarakat belum menemukan pangsa pangsa yang
tepat
2. Permasalahan yang dihadapi
Adapun permasalahan yang dihadapi berakar pada Pendidikan keluarga yang
kurang optimal. Hal ini berimplikasi pada kurangnya kesadaran masyarakat untuk
berkembang secara kolektif dan mengoptimalkan potensi wilayah tersebut. Hal
tersebut berdampak pada kurang berkembangnya sumber daya manusia yang ada.
Masyarakat dusun wonosari secara umum telah memiliki semangat yang tinggi
namun dalam segi pengetauhan masih sangat kurang. Melalui program ini
harapanya dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat disana. Kami
mengusung Pendidikan yang terintegrasi yang diinisasi melalui Pendidikan
keluarga.

H. METODE PELAKSANAAN
Dalam menjalankan program pengembangan masyarakat desa wonosari,
metode yang kami gunakan meliputi 2 hal pokok yaitu metode pemberdayaan
masyarakat desa dan metode pelaksanaan kegiatan. Metode pertama yang kami
gunakan dalam program ini adalah Pemberdayaan masyarakat desa yang dilaksanakan
secara online (daring) dan offline di lapangan. Metode tersebut kami pilih berdasarkan
hasil komunikasi dengan pihak desa dan sudah menimbang tingkat pandemi di lokasi
sasaran yang dirasa masih aman serta memungkinkan untuk dilaksankannya beberapa
kegiatan secara offline, dan beberapa yang lainnya dilaksanakan secara daring.

6
Dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi, kami selaku tim pelaksana akan
tinggal menetap di desa sasaran dengan batas maksimal 5-7 mahasiswa yang live in
dalam rentang waktu yang telah ditentukan, yaitu juli hingga november, tentu dengan
memperhatikan protokol kesehatan dalam kondisi pandemi saat ini.
Adapun yang kedua, metode pelaksanaan kegiatan PHP2D berisi tahapan-
tahapan yang meliputi :
a. Pra-Survei
Berdasarkan dari hasil observasi ke lokasi dan wawancara dengan
kepala desa, tokoh masyarakat, dan beberapa masyarakat sekitar kami
mendapatkan beberapa informasi terkait kondisi geografis, sosiologis dan
ekonomi masyarakat. Desa wonosari berada di daerah perbukitan dengan
ketinggian antara 600-800 meter di atas permukaan laut dengan hasil
pertanian yang memungkinkan untuk dikelola dengan baik, selain itu juga
terdapat tempat yang mendukung pemanfaatan menjadi lahan pariwisata.
Masyarakat desa setempat memiliki hubungan yang baik antar
masyarakatnya dan sudah membangun usaha-usaha kecil menengah
dengan produksi bahan pangan tempe yang kemudian dipasarkan baik
didalam maupun luar desa. Masyarakat juga memiliki kegiatan usaha
produksi onde-onde namun kegiatan ini masih dilakukan secara parsial dan
kurang maksimal.
b. Identifikasi masalah
Pelaksanaan survei awal yang menghasilkan beberapa informasi yang
telah dipaparkan diatas, kami menemukan permasalahan yang cukup
menghambat proses perkembangan ketiga aspek di desa tersebut.
Diantaranya adalah peran komponen masyarakat kurang optimal dalam
meningkatkan perkembangan desa, yang mana hal tersebut disebabkan
karena disorientasi pendidikan di lingkungan terkecil mereka, yaitu
keluarga yang kemudian menjalar kepada degradasi fungsi komponen
masyarakat desa. Maka terlebih dahulu, perlu diadakannya perbaikan
melalui aspek yang paling mendasar tersebut.
c. Analisis kebutuhan;
Program pengembangan desa wonosari akan dilaksanakan berdasar
pada kebutuhan yang tepat sasaran. Sebelum itu perlu dilakukannya
sebuah analisis kebutuhan desa, yang pertama adalah analisis kondisi

7
masyarakat wonosari agar menghasilkan pemahaman terkait dengan
karakteristik yang dimiliki oleh setiap warga desa tersebut dan bagaimana
cara menyikapi nya. Kedua, diperlukan analisis terhadap sumber daya
alam yang tersedia dan kemungkinan pemanfaatannya untuk mendukung
proses pemberdayaan masyarakat setempat. Yang terakhir adalah
pemetaan kondisi masyarakat wonosari, dengan sistem pemetaan ini akan
menghasilkan kelompok elemen-elemen masyarakat yang setingkat mulai
dari anak, remaja/pemuda, ibu dan bapak (orang tua). Sehingga
mempermudah untuk menentukan program pengembangan yang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing elemen.
d. Penetapan khalayak sasaran
Dalam kegiatan pengembangan desa wonosari, yang menjadi sasaran
utama nya adalah orang tua dalam keluarga, yang kemudian dapat
menerapkan pola-pola pendidikan baru yang dapat meningkatkan
partisipasi anak dan pemuda dalam proses pemberdayaan.
e. Penyusunan program
Pada intinya program yang akan kami canangkan dalam proses
pengembangan desa wonosari adalah program Pendidikan keluarga yang
ditekankan pada pola pengasuhan yang baik serta distribusi peran dalam
keluarga serta masyarakat. Adapun secara garis besar susunan program
yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Program Parenting, dengan kegiatan pelatihan sebagai langkah awal
untuk me-reorientasi orang tua terhadap kebutuhan anak agar terjalin
kepemahaman baru bagi orang tua untuk lebih memperhatikan
anaknya. Tahap selanjutnya adalah klasterisasi elemen keluarga,
kelompok ibu dan ayah akan diberikan follow up lebih lanjut untuk
melaksanakan proses didik yang baru melalui aktivitas keluarga
dirumah masing-masing dan pelibatan pemuda dalam kegiatan orang
tua di masyarakat. Yang terakhir adalah kerjasama para orang tua
dalam mendukung pengembangan wadah belajar oleh pemuda desa
untuk anak-anak desa setempat.
2. Program optimalisasi potensi desa dan masyarakat setempat. Program
ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat
khususnya perangkat dan pemuda desa melalui pelatihan-pelatihan agar

8
memiliki pandangan baru dalam mengelola kembali sumber daya –
sumber daya yang ada. Program selain pelatihan yang akan menjadi
follow up dari kegiatan ini, pertama adalah perancangan dan
pengelolaan desa pariwisata dengan gardu pandang dan greenhouse
yang dimilki. Kedua, pengembangan usaha produksi desa dengan
peleburan produsen agar menjadi usaha yang kolektif serta memperluas
pangsa pasar melalui jaringan mitra usaha sebagai distributornya.
3. Program pengembangan softskill ditujukan untuk anak-anak usia
sekolah dan pemuda desa melalui beberapa kegiatan yang dapat
meningkatkan partisipasi anak dan pemuda dalam dunia Pendidikan.
Dalam program ini, pemuda desa yang akan menjadi motor penggerak
kegiatan untuk adik-adik usia nya, sehingga ketika program dari tim
pengembagan mahasiswa telah selesai, kegiatan pengembangan masih
tetap dilanjutkan oleh pemuda desa tersebut. Program tersebut
diantaranya, pengembangan fasilitas perpustakan dan komunitas
belajar.
f. Perumusan dan pengukuran indikator keberhasilan
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin F proposal, indikator
keberhasilan program dilihat dari 3 aspek yakni perubahan perilaku,
perubahan fisik dan terjalinnya kemitraan dengan berbagai pihak. Aspek
perubahan perilaku akan diukur berdasarkan tingkat perkembangan
pemahaman masyarakat tentang peran dan fungsi masing-masing didalam
pemberdayaan desa. Pertama, kelompok ibu akan dilihat berdasarkan
keterampilannya dalam mengelola usaha dari komoditas pertanian. Lalu
kelompok ayah akan dilihat berdasarkan tingkat partisipasi dalam
keaktifan dan keefektifan proses pengelolaan desa nya. Terakhir,
kelompok anak dan pemuda akan dilihat berdasarkan keterlibatan dan
kepemahaman mereka dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan di
desa. Untuk anak-anak akan diukur sesuai dengan tingkatan kemampuan
dasar mereka seperti membaca, menulis, public speaking, dan lain
sebagainya kemudian untuk para pemuda diukur sesuai dengan tingkat
partisipasi, keaktifan dan kepemahaman orientasi dalam memberikan
bimbingan terhadap adik-adiknya. Dengan beberapa ukuran yang telah
disebutkan, akhirnya akan mengerucut pada tingkat ketercapaian

9
Pendidikan keluarga sendiri yang mana sudah atau belum
terdistribusikannya peran & fungsi masyarakat dengan pemahaman yang
tepat.
g. Pelaksanaan Program;
Adapun dalam melaksanakan program pengembangan akan melalui
tahapan-tahapan dibawah ini:
Gambar I : Diagram Alir Susunan Program

Sosialisasi (Program PHP2D)

Program Pelatihan Keluarga / Parenting

Program Pembangunan Masyarakat dan Desa

Program Pengembangan Soft Skill anak-anak

Evaluasi Program Bersama masyarakat desa setempat

Tindak Lanjut Evaluasi Program.

Monitoring Keberlanjutan Program

Penyusunan Laporan Program Kegiatan

Sosialisasi program dilakukan pada tahap awal dalam rangka


memberikan pemahaman terhadap seluruh komponen masyarakat tentang
dasar dan tujuan diadakannya program pengembangan dusun wonosari.
Kedua, dalam program parenting akan dilaksanakan pelatihan bagi
semua kalangan orang tua dengan tema mendasar, yakni Pola Pendidikan
keluarga yang tepat dalam menjalankan fungsi keluarga. Keberlanjutan
dari program ini adalah di bentuknya komunitas orang tua yang berfokus
memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai fungsi dan tujuan
keluarga.

10
Ketiga merupakan program pembangunan masyarakat desa yang akan
dituangkan dalam bentuk pelatihan yang berdampak kepada optimalisasi
potensi melalui pembangunan nyata. Adapun pelatihan yang akan
diberikan diantaranya adalah pelatihan pengelolaan dan manajerial
perpustakaan, Pengelolaan dan manajerial green house yang menjadi
fasilitas konservasi, pelatihan pengelolaan manajerial pariwisata berupa
gardu pandang yang akan dikembangkan, dan Pelatihan pengelolaan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Tahap keempat adalah program pengembangan softskills anak dan
pemuda desa, direalisasikan dalam bentuk pelatihan/kelas pengembangan
softskills dengan tema Pemuda desa berdaya kuasai skill abad 21. Adapun
materi-materi yang akan diberikan adalah materi leadership dasar,
leadership lanjutan. Public Speaking, Literasi digital dan Dasar-dasar
wirausaha berbasis digital yang mana sasaran pelatihan ini adalah untuk
pemuda. Selanjutnya program pengembangan softskill anak akan di
laksanakan dengan metode pembinaan dan mentoring untuk menamkan
kemampuan literasi dengan metode pembelajaran yang menyenangkan
seperti kelas mendongeng, teater dan lainnya sesuai kebutuhan dan minat
anak-anak.
Kelima, tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam
pelaksanaan program. Melalui proses evaluasi, kekurangan yang terjadi
dalam pelaksanaan program dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Tahap ini
dilakukan oleh Tim Peneliti (Mahasiswa dan Dosen Pendamping) bersama
pihak panitia dari masyarakat.
Tahap keenam adalah tindak lanjut dari hasil evaluasi yang dilakukan
bersama pihak terkait terlebih masyarakat yang menjadi sasaran. Pada
tahap ini tindak lanjut menjadi sangat penting karena dengan tindak lanjut
maka esensi evaluasi untuk memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan
tercapai. Terlebih, target utama dari pengabdian ini adalah efek jangka
panjaang
Tahap ketujuh yakni monitoring dilakukan untuk mendukung dan
memberikan pembimbingan terhadap tim pengembangan dari masyarakat
dalam proses keberlanjutan pelaksanaan program. Oleh karena itu tujuan
dari pelaksanaan monitoring adalah untuk memantau keberlanjutan

11
program yang dilangsungkan, mengidentifikasi kendala yang dihadapi,
kemudian membantu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi
oleh tim pengembangan dari masyarakat.
Pada tahap akhir, penyusunan laporan program kegiatan dilakukan
melalui 3 tahap yakni penyusunan laporan awal yang berisi pemaparan
proses pelaksanaan program dari awal hingga akhir yang disesuaikan
dengan hasil yang telah dicapai. Kemudian merevisi laporan yang sifatnya
kondisional, apabila terdapat perubahan / perkembangan baru saat program
berlangsung atau setelah selesai dilaksanakan. Terakhir adalah tahap
pembuatan laporan akhir yang dilakukan setelah melewati tahap screening
dan revisi dengan tepat.
h. Strategi pembinaan khalayak sasaran
Dalam rentang waktu 5 bulan tim mahasiswa akan bekerjasama dengan
mitra pengembangan yang kemudian dalam pelaksanaannya akan dibantu
oleh panitia (tim pengembangan) yang dibentuk dari desa, termasuk dalam
pembinaan khalayak sasarannya. Pembinaan yang akan kami lakukan
yakni dengan rutin melakukan pemantauan program dan menghadirkan
sub-pelatihan / pelatihan-pelatihan kecil menghadirkan mitra terkait agar
setiap permasalahan yang hadir dapat langsung terselesaikan dan beranjak
pada tahap-tahap berikutnya. Pembinaan program parenting dilakukan
melalui pelatihan khusus dan keberlanjutannya dalam komunits ibu.
Kemudian, untuk program pengembangan potensi desa, strategi awal juga
menggunakan penyediaan forum pelatihan dasar pengembangan dan
pengelolaan lalu strategi pembinaannya ialah menghadirkan mitra-mitra
terkait yang akan membantu pemantauan progress dari program
pengembangan. Pada program peningkatan softskills anak, strategi
pembinaan yang diupayakan adalah pendampingan belajar dari pemuda-
pemuda desa dan disediakannya forum-forum yang dapat mengasah
softskills anak yakni forum formal berupa pelatihan dari DIKPORA/forum
anak dan forum informal berupa komunitas dongeng dan Gerakan
membaca Bersama di perpustakaan.
i. Perintisan kemitraan
Dalam tahap perintisan kemitraan kami menggunakan 2 alternatif cara
yang harus disesuaikan dengan waktu kebutuhan. Pertama, perintisan

12
kemitraan akan dilaksanakan sebelum program pengembangan
dilaksanakan, dalam hal ini karena perlu adanya kesepakatan kerjasama
untuk berkomitmen melakukan pengembangan desa. Beberapa mitra yang
akan kami rintis pada awal sebelum pelaksanaan adalah mitra-mitra yang
akan memberikan pelatihan awal program seperti BKKBN, Forum Anak,
DIKPORA, Dinas Pariwisata dan Dinas Koperasi & UMKM. Kedua,
perintisan kemitraan dilaksanakan ketika program sudah berjalan dan
menghasilkan hasil analisis kebutuhan. Mitra yang akan kami rintis dengan
cara kedua ini merupakan mitra yang sesuai dengan kebutuhan pangsa
pasar Usaha desa, karena mitra inilah yang kemudian menjadi jaringan
usaha yang akan memasarkan produk-produk UKM dusun Wonosari.
j. Monitoring dan Evaluasi berdasarkan indikator keberhasilan program
Monitoring dan Evaluasi yang selanjutnya disingkat menjadi Monev
dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan yang ditentukan. Proses
Monev bertujuan untuk melihat kendala dan menentukan solusi yang tepat
bagi panitia agar pengembangan terus berjalan dengan baik. Macam
informasi dan data yang diperlukan dari hasil evaluasi adalah data
informasi yang berkaitan dengan input, aktivitas, dan output. Serta tujuan,
kekuatan, dan kelemahan dari program yang dievaluasi. Untuk sumber dan
bentuk informasi data yang diperlukan cukup dari pencatatan data pihak
terkait, yang kemudian dikumpulkan dengan cara observasi, case study,
dan survei skala kecil dengan menyelenggarakan diskusi dalam focus
group dan sekedar tanya jawab dengan masyarakat terkait, sesuai
kebutuhan. Monitoring akan dilaksanakan secara komprehensif, sedangkan
evaluasi dalam masa pelaksanaan program akan dilaksanakan 3 kali dalam
jangka waktu 5 bulan, atau setiap 50 hari sekali. Agar pelaksana pekerjaan
monev mampu bersinergi ketika melaksanakannya, diperlukan suatu
sistem dan mekanisme yang jelas dan rapi. Dengan demikian suatu
pembagian peran dan tanggung jawab sangat diperlukan oleh seluruh
komponen yang bersinggungan dengan program pengembangan ini.
Khususnya tim pengembangan dari mahasiswa, panitia desa, masyarakat,
dan juga stakeholder. Masing-masing komponen penting untuk
mengetahui progress dari kegiatan yang dilaksanakannya agar tercipta
laporan data monitoring dan evaluasi yang lebih akurat.

13
k. Lokakarya hasil dengan menghadirkan stakeholder program
Panitia beserta tim pengembangan akan melewati tahap pelatihan dan
praktik pengelolaan potensi desa, khususnya bidang kewirausahaan dengan
memanfaatkan bahan yang mudah didapat dilingkungan setempat serta
bidang pengembangan pariwisata yang memanfaatkan kondisi geografis
desa. Setelah itu menentukan pihak yang akan dijaring sebagai mitra
kerjasama program, yakni Dinas Koperasi dan UMKM, Pemda, dan
Distributor sebagai stakeholder usaha agar perkembangan kegiatan usaha
lebih terpantau dan terbina dengan baik. Pada bidang pengembangan
pariwisata, pihak yang akan dihadirkan adalah Dinas Pariwisata, Dinas
Pertanian dan Pemerintah Desa.
l. Pelaporan
Proses penyusunan laporan program kegiatan dilakukan melalui 3
tahap yakni penyusunan laporan awal yang berisi pemaparan proses
pelaksanaan program dari awal hingga akhir kemudian disesuaikan dengan
hasil yang telah dicapai pada awal waktu. Kemudian merevisi laporan
yang sifatnya kondisional, apabila terdapat perubahan / perkembangan
baru saat program berlangsung atau setelah selesai dilaksanakan. Terakhir
adalah tahap pembuatan laporan akhir yang dilakukan setelah melewati
tahap screening dan revisi dengan tepat.

I. JADWAL KEGIATAN
Tabel I : Jadwal Kegiatan
Bulan
Jenis Kegiatan Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Sosialisasi
Pembentukan
Tim dari desa
Pengelompokk
an elemen
masyarakat
Pelatihan 1
Pelatihan 2
Pelatihan 3
Sub-Pelatihan Kondisional
Pembentukan

14
komunitas
Belajar
Pembentukan
Komunitas Ibu
& Usaha
Pelaksanaan
komunitas
belajar dan
komunitas ibu
Rekonstruksi
perpustakaan
Pengembangan
greenhouse
Pengembangan
gardu pandang
Perluasan Mitra
Usaha
Evaluasi
Monitoring
Penyusunan
Laporan

J. RANCANGAN BIAYA
Tabel II : Rancangan Biaya

Harga
Keterangan Jumlah Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
A. Biaya Habis Pakai
Pembuatan Proposal 8 30.000 240.000
Pembuatan Laporan
8 20.000 160.000
Perkembangan
Pembuatan Laporan Akhir 8 20.000 160.000
Pembuatan Modul 100 10.000 1.000.000
Pembuatan Logbook 5 15.000 75.000
Baju Panitia 13 50.000 650.000
Baju Peserta 136 50.000 6.800.000
Keperluan Greenhouse
Bibit tanaman greenhouse 3 250.000 750.000
Pembelian Pupuk 5 65.000 325.000
Kerangka Greenhouse 1 650.000 650.000
Plastik Greenhouse 3 45.000 135.000
Bambu / kayu 15 20.000 300.000

15
Pot Gantung 30 8.000 240.000
Keperluan Rekonstruksi Perpustakaan dan Komunitas Belajar
Pembuatan SOP
1 25.000 25.000
Pengelolaan perustakaan
Spidol Whiteboard 12 7.000 84.000
Buku 2 pack 33.000 66.000
Bolpoint 2 pack 17.900 35.800
Pembuatan MOU (Surat
6 2.000 12.000
Kerjasama Mitra)
Materai 6 7.000 42.000
Dokumentasi 1 1.000.000 1.000.000
Pembuatan Buku Panduan
3 30.000 30.000
Komunitas Produk PHP2D
B. Peralatan Penunjang
Peralatan Greenhouse
Alat Semprot Tanaman 1 148.000 148.000
Cangkul 2 135.000 270.000
Sekop Tanaman 5 30.000 150.000
Peralatan Rekonstruksi Perpustakaan dan Komunitas Belajar
Papan Tulis 2 45.000 90.000
Meja Panjang Lesehan
3 185.000 555.000
(ukuran 120x60x45 cm)
Penghapus untuk Papan 2 5.500 11.000
C. Seminar Dan Publikasi
Pelatihan Parenting
Uang Lelah Narasumber 2 500.000 1.000.000
Snack Peserta 272 6.000 1.632.000
Snack Narasumber 2 15.000 30.000
Pelatihan pengembangan potensi desa
Uang Lelah Narasumber 2 500.000 1.000.000
Snack Peserta 272 6.000 1.632.000
Snack Narasumber 2 15.000 30.000
Pelatihan softskills
Uang Lelah Narasumber 2 500.000 1.000.000
Snack Peserta 272 6.000 1.632.000
Snack Narasumber 2 15.000 30.000
Cetak Poster 10 15.000 150.000
Cetak Banner 5 70.000 350.000
TOTAL 22.489.800

16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata singkat ketua tim dan dosen pendamping

17
18
Lampiran 2. Daftar kegiatan yang pernah dilakukan oleh organisasi mahasiswa 2
(dua) terakhir

19
Lampiran 3. Surat pernyataan kesediaan bekerjasama dengan pemerintah desa yang
menjadi lokasi binaan

20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Pelaksana PHP2D

21
Lampiran 5. Denah lokasi Bina Desa

22

Anda mungkin juga menyukai