Disusun Oleh :
Nilam Sari
P2002044
A. MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri
3. Rentang Respon
4. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perlakuk
destrukti diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :
1) Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidup dengancara
bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa
yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan
bunu diri adalahgangguan affektif, penyalahgunaan zat, dan skizorenia
2) Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungan dengn besarnya resiko
bunuh diri adalah antipasti, implusif, dan depresi
3) Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinyaperlakuk bunuhdiri, diantaranyaadalah
pengalaman kehilangan, kehilangan dekungan social, kejadian-
kejadian negate dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan
perceraian. Kekuatan dukungan social sangat penting dalam
meciptakan itervensiyang terapeutik, dengan terlebih dahulu
mengetahui penyebab masalah, respons seseorang dalam menghadapi
masalah tersebut, dan lain-lain
4) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
tindakan bunuh diri
5) Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa paa klien dengan resiko bunuh diri
terjadi peninfktan zat-zat kimia yang terdapat didalam otak seperti
serotin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat
dilihat melalui ekaman gelombang otak Electro Encephalo Graph
(EEG)
b. Faktor Presipitasi
Perilaku estruktif diri dapat ditumbulkan oleh stress berlebihan yang
dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang
memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi penetus adalah melihat atau
membaca melalui media engenai orang yang melakukan bunuh dii ataupun
prcobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal tersebut
menjadi sangat rentan
5. Sumber Koping
Pasien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif- diri. Sering kali pasien secara
sadar memilih untuk bunuh diri.
6. Mekanisme Koping
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang
berhubungan dengan prilaku destruktif- diri tidak langsung adalah
penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.
C. Pohon Masalah
Causa
D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
1. Risiko perilaku kekerasan ( pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
2. Risiki Bunuh diri
3. Harga diri rendah Kronik
F. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan berencana bunuh diri
2. Risiko bunuh diri berhubungan dengan gangguang perilaku
3. Harga diri rendah Kronis berhubungan dengan penguatan negatif berulang
dibuktikan dengan melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
G. Rencana Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
Dx
1 Risiko perilaku kekerasan Kontrol Diri (L. 09076) Promosi Koping (I.09312)
(D. 0146) berhubungan Setelah dilakukan…..x Observsi
dengan berencana bunuh pertemuan diharapkan pasien 1.1 Identifikasi kegiatan jangka
diri mampu memenuhi kriteria hasil: pendek dan panjang sesuai
1. Perilaku Menyerang (1) tujuan
2. Perilaku melukai 1.2 Identifikasi kemampuan
diri sendiri/orang lain (1) yang dimiliki
3. Perilaku merusak 1.3 Identifikasi sumber daya
lingkungan sekitar (1) yang tersedia untuk
4. Perilaku agresif/amuk (1) memenuhi tujuan
1.4 Identifikasi pemahaman
Skala Outcome proses penyakit
: 1 : Menurun 1.5 Identifikasi dampak situasi
2 : Cukup terhadap peran dean
Menurun hubungan
3 : Sedang 1.6 Identifikasi metode
4 : Cukup penyelesaian masalah
meningkat Teraupetik
5 : Meningkat 1.7 Diskusikan perubahan
peran yang dialami
1.8 Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
1.9 Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
1.10Diskusikan
untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman
dan mengevaluasi
perilaku sendiri
1.11Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
Edukasi
1.12Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
1.13Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
2 Risiko Bunuh Diri (D. Kontrol Diri (L. 09076) Pencegahan Bunuh Diri (I.
0135) berhubungan dengan Setelah dilakukan…..x 14538)
gangguan perilaku (mis. pertemuan diharapkan pasien observsi
Euphoria mendadak setelah mampu memenuhi kriteria hasil: 1.1 Identifikasi gejala risiko
depresi, perilaku mencari bunuh diri (mis. Gangguan
senjata berbahaya, 1.Perilaku Menyerang (1) mood, halusinasi, delusi, panic,
membeli obat dalam 2.Perilaku melukai penyalahgunaan zat, kesedihan
jumlah banyak, membuat diri sendiri/orang lain (1) gangguan kepribadian)
surat warisan) 3.Perilaku merusak 1.2 Identifikasi keinginan dan
lingkungan sekitar (1) pikiran rencana bunuh diri
4.Perilaku agresif/amuk (1) 1.3 Monitor lingkungan
bebas bahaya secara rutin (mis,
Skala Outcome barang pribadi, pisau cukur,
: jendela)
1 : Meningkat 1.4 Monitor adanya
2 : Cukup perubahan mood atau perilaku
Meningkat Teraupetik
3 : Sedang 1.5 Libatkan dalam
4 : Cukup Menurun perencanaan perawatan
5 : Menurun mandiri
1.6 Libatkan keluarga dalam
perencanaan perawatan
1.7 Lakukan pendekatan
langsung dan tidak
menghakimi saat
membahas bunuh diri
1.8 Berikan lingkungan dengan
pengamanan ketat dan
mudah dipantau (mis.
Tempat tidur dekat ruang
perawat)
1.9 T ingkatkan pengawasan
pada kondisi tertentu (mis.
Rapat staf, pergantian shift)
Edukasi
1.10 Anjurkan mendiskusikan
perasaan yang dialami
kepada orang lain
1.11 Anjurkan menggunakan
sumber pendukung (mis.
Layanan spiritual,
penyedia layanan)
1.12 Jelaskan tindakan
pencegahan bunuh diri
kepada keluarga atau
orang terdekat
1.13 Informasikan sumber
daya masyarakat dan
program yang tersedia
1.14 Latih pencegahan risiko
bunuh diri (mis. Latihan
asertif, relaksasi otot
progresif)
Kolaborasi
1.15 Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, atau
antipsikotik, sesuai
indikasi
1.16 Kolaborasi tindakan
keselamatan kepada PPA
1.17 Rujuk ke pelayanan
kesehatan mental, jika
perlu
3 Harga diri rendah Kronis Harga diri (L. 09069) Promosi Koping (I. 13494)
(D. 0086) berhubungan Setelah dilakukan…..x Observasi
dengan penguatan pertemuan diharapkan pasien 1.1 Identifikasi kegiatan
negatif berulang mampu memenuhi kriteria hasil: jangka pendek dan
dibuktikan dengan panjang sesuai tujuan
melebih-lebihkan 1.Penilaian diri positif (5) 1.2 Identifikasi kemampuan
penilaian negatif tentang 2.Perasaan memiliki yang dimiliki
diri sendiri kelebihan atau 1.3 Identifikasi sumber daya
kemampuan positif (5) yang tersedia untuk
3.Penerimaan penilaian memenuhi tujuan
positif terhadap diri 1.4 Identifikasi pemahaman
sendiri (5) proses penyakit
4.Minta mencoba hal baru (5) 1.5 Identifikasi dampak
situasi terhadap peran dan
Skala Outcome : hubungan
1 : Menurun 1.6 Identifikasi metode
2 : Cukup Menurun penyelesaian masalah
3 : Sedang Teraupetik
4 : Cukup Meningkat 1.7 Diskusikan perubahan
5 : Meningkat peran yang dialami
1.8 Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
1.9 Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
1.10Diskusikan untuk
mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
1.11Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
Edukasi
1.12Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
1.13Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
a) Kondisi Klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non
verbal
b) Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
c) Tujuan
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
d) Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu
dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih
baik
2. Fase Kerja
”Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling
merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri?
Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain?
Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering
mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri
sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh
diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?”
”Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan
untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk
memastikan tidak ada benda – benda yang membahayakan A)” ”Karena A
tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A, saya
tidak akan membiarkan A sendiri”
”Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
”Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta
bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang
besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau
teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.” ”Saya percaya A dapat
mengatasi masalah.”
3. Terminasi
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri?”” Coba A sebutkan lagi cara tersebut!””Saya akan menemani A terus
sampapi keinginan bunuh diri hilang.” (jangan meninggalkan pasien)
DAFTAR PUSTAKA
Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
M. Muhajir. 2016. Analisis Praktik Keperawatan jiwa pada pasien resiko bunuh diri.
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/807/MUHAJIR.pdf?sequence=1
diakses 14 februari