Anda di halaman 1dari 1

GAGASAN

Sumber : http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/pembelajaran-menurut-kurikulum-
2013.html

Pendidikan sangatlah penting bagi masyarakat indonesia. Sudah menjadi kewajiban bagi
setiap manusia untuk mencari ilmu dan menjadi haknya mendapat pendidikan yang layak
sebagaimana yang telah dicanangkan oleh pemerintah yakni wajar 12 tahun. Mulai dari SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA/SMK bahkan sebelum mengenyam pendidikan SD/MI pun anak sudah
mengenyam pendidikan di PAUD/TK/RA. Dalam upaya peningkatan pendidikan bangsa, pemerintah
mengembangkan kurikulum yang sekarang ini dikenal dengan kurikulum 2013 ( K- 13). Siswa
dituntut dan diarahkan untuk aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
dipicu untuk dapat memecahkan masalah ( problem solving),menemukan sesuatu ( discovery
learning ), dan belajar mewujudkan ide-ide yang dimilikinya sehingga benar-benar dapat memahami
dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh di kelas.
Mula-mula siswa belajar dengan bantuan seorang guru di dalam kelas tetapi semakin lama
siswa harus semakin mandiri. Bagi siswa, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu/diajar”
menjadi “aktif mencari tahu” atau istilahnya belajar aktif (active learning). Dan pembelajaran itu
sendiri terjadi secara internal di dalam diri siswa yang proses itu bisa dari akibat rangsangan dari luar
maupun dari dalam diri siswa. Dari sini, siswa diharapkan mampu menjadi pelajar yang mandiri
sepanjang hayatnya dan menjadi komponen penting dalam mewujudkan sebuah masyarakat belajar.
Dalam pelaksanaannya,terdapat perbedaan karakter siswa antara di lingkup daerah desa
dan kota. Melihat pedesaan, umumnya untuk proses pembelajaran di kelas masih menyisakan
kendala. Diantaranya siswa sulit diajak aktif, cenderung suka berkelompok dan bekerjasama, tidak
berpikir mau mandiri dulu, dsb. Kendala –kendala tersebut juga bergantung pada guru pengajar di
dalam siswa dalam penerapan metode belajar kepada siswa. Ada pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa (konstruktivisme).
Oleh karena itu, proses pembelajaran siswa perlu pembaruan kembali yang juga tidak
menyimpang dari kurikulum 2013. Tentu seorang guru harus memfasilitasi proses belajar dan
menyediakan pengalaman belajar untuk siswa. Tetapi, seorang guru perlu melakukan pendekatan
terhadap seluruh siswanya selayaknya ibu terhadap anaknya dengan penuh kasih sayang.
Pendekatan dalam artian mengakrabkan diri seorang guru dengan siswa sehingga nantinya bisa
dibangun jiwa belajar, kemauan/motivasi, keaktifan dan pengembangan potensi siswa. Efektifitas
waktu belajar juga perlu karena mengingat banyak materi yang diajarkan. Bukan hanya siswa yang
harus aktif mandiri tetapi guru harus juga aktif dalam pengembangan dan perkembangan siswa yang
sedang diajar di kelas. Keaktifan seorang guru dipandang dari pendampingan guru dengan siswa,
kedisiplinan, dan lain-lain. Sehingga siswa diharapkan tidak kehilangan jejak belajar,mandiri,
bersosial, dan berakhlak mulia.

Anda mungkin juga menyukai