Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN SISTIM MANAJEMEN KONSTRUKSI

DALAM PROSES PEMBANGUNAN INDUSTRI KONSTRUKSI

PENERAPAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Definisi dan Pengertian


A. Pengertian Proyek :
Adalah suatu rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu gagasan/ide yang
mempunyai dimensi fisik, biaya dan waktu.

Untuk mewujudkan suatu gagasan/ide tersebut tergantung kepada faktor manusia


yang mendukungnya seperti :
-Naluri ingin berkembang dan
sasarannya
-Penelitian dan pengamatan
-Budi daya dan rasa
Dan selain faktor manusia tersebut sebagai faktor yang menunjang, adapula
faktor-faktor yang mempengaruhi dan membatasinya seperti :
-Situasi dan kondisi ekonomi, politik dan hankamnas.
-Kesejahteraan/kebutuhan masyarakat

B. Pengertian Manajemen :
Adalah semua usaha/upaya untuk menmanfaatkan sumber daya bagi tercapainya
tujuan, dengan cara-cara yang efisien dan efektif.

Dalam melaksanakan manajemen terdapat langkah-langkah perlu diperhatikan,


karena saling berkaitan satu sama lain agar tujuan manajemen tersebut tercapai.
Langkah-langkah dalam manajemen yang sangat penting yaitu :
- Perencanaan/planning
- Organisasi
- Koordinasi
- Pengawasan/Control
- Penentuan/desicion

1
B. Pengertian Industri Konstruksi :
Adalah suatu rangkaian kegiatan dalam proses membangun dibidang konstruksi
yang mempunyai dimensi fisik, biaya dan waktu.
Untuk melaksanakan pekerjaan manajemen, sebelumnya harus diketahui terlebih
dulu apa tujuan terakhir yang dikehendaki dan bagaimana tahapan-tahap kegiatan
sesuai dengan proses yang seharusnya akan dihadapi.
Garis-besar proses pembangunan industri konstruksi adalah sebagai berikut :
-Perkembangan cetusan gagasan/ide akan kebutuhan masyrakat.
-Studi pendahuluan untuk pengembangan gagasan.
-Feasibility studi.
-Penyelidikan dan penelitian untuk mendukung hasil feasibility studi dan rancangan
yang akan dibuat.
-Rancangan/desain.
-Persiapan pelaksanaan.
-Operasional dan pemeliharaan.
Untuk mendukung berhasilnya proses tersebut diatas baik secara menyeluruh
maupun tahap demi tahap agar mencapai hasil yang optimal, dibutuhkan teknik
pengelolaan secara sistematis (Engineering Systems).
Dari perincian proses tersebut akan dapat diuraikan disiplin-disiplin yang harus
diadakan. Disipilin-disiplin yang terdapat ini adalah salah satu yang akan
menentukan teknik pengelolaan selanjutnya.
Garis besar proses pengembangan pembangunan industri konstruksi adalah
tetap, tetapi tiap-tiap tahap akan mempunyai variasi yang tergantung daripada
kondisi lingkungan yang banyak menimbulkan masalah engineering. Dari masalah
engineering yang timbul ini berkembang menjadi ilmu-ilmu berupa suatu sistem,
metode dan lainnya yang menunjang teknik pengelolaan bangunan.

Difinisi Manajemen konstruksi


A. Manajemen Konstruksi :
Adalah suatu bentuk/cara dalam proses pembangunan industri konstruksi dimana
tahapan perancangan, perencanaan dan pelaksanaan diperlakukan sebagai
suatu keterpaduan/kesatuan sistim membangun.

B. Manajer Konstruksi :

2
Adalah suatu badan/lembaga multi disiplin profesional, tangguh dan independent
yang bekerja untuk Pemilik Proyek dari saat awal perencanaan sampai
pengoperasian proyek untuk mencapai hasil yang optimal dalam aspek waktu,
biaya dan kwalitas sebagaiman yang telah ditentukan dan mampu bekerjasama
dengan Arsitek Engineer (AE).

Makna kata manajemen yang telah kita terima mengandung lingkungan luas
ketatalaksanaan dan pribadi manusianya. Ketatalaksanaan (proses pelaksanaan
administratif dinamis) meliputi perancangan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan, sedangkan pada dimensi manusianya meliputi kepribadian,
pengetahuan dan ketrampilannya.
Manajemen konstruksi haruslah diberi makna yang sebenarnya, yaitu merupakan
keahlian multi disipilinyang mencakup keahlian perancangan, perncanaan dan
pelaksanaan. Ia adalah super konsultan teknik yang mempunyai keahlian kontraktor
yang memiliki pengalaman perencanaan dan kelayakan yang jasanya dibayar
berdasrkan fee tanpa resiko (dalam pelaksanaan menggantikan kedudukan
Kontraktor Utama).
Konstruksi disini bukanlah “Konstruksi” yang kita kenal didunia teknik sipil,
dimana cenderung memiliki arti “structural”. Konstruksi harus diartikan sebagai
“construction” yang mengandung makna pembangunan fisik.
Dari cakupan makna kata manajemen dan kata konstruksi diatas inilah dibangun
istilah Manajemen Konstruksi. Dimana bukan hanya berarti sempit sebagai
manajemen kontraktor atau koordinasi dan pengawasan konsultan tetapi bahkan
lebih luas dari gabungan keduanya.

Peranan Manajemen Konstruksi


Yang paling ideal, Manajemen Konstruksi sudah mulai bekerja pada waktu
Pemilik Proyek telah selesai dengan Studi Kelayakannya dan mengambil keputusan
untuk membangun.
Pekerjaan-pekerjaan yang harus sudah selesai sebelum Manajemen Konstruksi
mulai bekerja adalah yang menjadi dasar pengambilan keputusan untuk
membangun, yaitu meliputi studi kelayakan, pendanaan dan perijinan usaha.
Proses membangunan dalam industri konstruksi ini terdiri atas beberapa tahap
sebagai berikut :
1. Tahap perancangan

3
2. Tahap perencanaan
3. Tahap pelelangan
4. Tahap pelaksanaan
5. Tahap sesudah pelaksanaan.

1. Peranan Manajemen Konstruksi dalam Tahap Perancangan :


- Membantu Pemilik Proyek dalam pemilihan dan penunjukan Konsultan Arsitek
Engineer (AE).
-Membantu dalam mengembangkan sasaran-sasaran proyek yang ingin dicapai
Pemilik Proyek.
- Membantu terlaksananya suatu studi kelayakan.
- Membuat proyeksi arus dana (cash-flow).
- Memberikan rekomendasi atas konsep desain untuk bahan-bahan studi awak.
- Membantu dalam menentukan dan menetapkan alokasi sumber dana.
- Membuat jadwal waktu proyek terpadu untuk semua tahap perancangan,
perencanaan, pelaksanaan sesuai permintaan Pemilik Proyek berdasarkan
pada pertimbangan teknis.
- Memeriksa dan merekomendasikan kriteria dan standard yang di inguinkan
Pemilik Proyek.
- Mengindentifikasi batasan utama (restriction) dari semua aspek pembangunan.
- Membuat proposal TOR (Term Of Reference) untuk maksud Manajemen
Proyek.

2. Peranan Manajemen Konstruksi dalam Tahap Perencanaan


-Membantu dalam survei lapangan.
- Menyusun jadwal waktu review dan lelang secara terpadu bersama dengan
Arsitek Engineer dan Pemilik Proyek.
- Memberikan rekomendasi secara konseptual mengenai gambar-gambar
rencana dan spesifikasi. Membahas dan mereview gambar arsitek, sipil
struktur, mekanikal, elektrikal dan disiplin prasarana lain dalam aspek
kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan, kwalitas, biaya, kemungkinan
substitusi bahan dan lain-lain dari rencana pasti sampai dengan gambar
kerja/detail.
-Memberikan rekomendasi mengenai pembelian dan substitusi material yang
memerlukan waktu penyerahan lama.

4
-Menentukan fasilitas-fasilitas penunjang untuk pelaksanaan lapangan.
- Membantu proses ijin-ijin yang diperlukan.

3. Peranan Manajemen Konstruksi dalam Tahap Pelelangan


- Untuk dan atas nama Pemilik Proyek melakukan prakwalifikasi calon peserta
lelang (Pemborong/Supplier).
- Menyusun dan membagi paket-paket pekerjaan yang akan dilelangkan, berikut
batas kerjanya.
-Memeriksa kembali semua gambar dan spesifikasi setiap paket pekerjaan
bersama dengan Arsitek Engineer dan Pemilik Proyek sebelum didistribusikan
kepada calon kontraktor.
- Menyiapkan dokumen-dokumen pelelangan.
-Mengadakan rapat-rapat pelelangan (rapat penjelasan, evaluasi dan
sebagainya).
- Memberikan rekomendasi kepada Pemilik Proyek untuk menentukan
pemenang lelang.
- Menyiapkan dokumen-dokumen kontrak.

4. Peranan Manajemen Konstruksi dalam Tahap Pelaksanaan


- Secara umum mengkoordinir dan memberikan pengarahan pada pihak-pihak
yang terlibat dilapangan, hingga membentuk team pembangunan yang baik
dan terpadu.
-Melaksanakan pengawasan pekerjaan ddilapangan, untuk menghasilkan
kwantitas dan kwalitas seperti yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
- Memproses sertifikat dan berita acara yang diperlukan selama pelaksanaan.
-Mengendalikan (control, monitoring, up dating) jadwal pelaksanaan berdasarkan
waktu yang telah ditentukan dalam master-schedule.
- Mengkoordinir pekerjaan fasilitas penunjang seperti pengadaan air, listrik untuk
penerangan, sumber daya, kantor dan gudang sementara, jalan kerja dan lian-
lain.
-Memimpin rapat koordinasi lapangan, baik secara rutin maupun khusus.
- memberikan rekomendasi untuk penunjukan sub-kontraktor spesialis, jika
masih diperlukan.
- Memproses pengadaan gambar kerja (shop-drawing) dan contoh-contoh
material dari kontraktor-kontraktor, sesuai dengan dokumen kontrak.

5
-Mengawasi pengadaan kwalitas tenaga kerja, material dan peralatan dari para
kontraktor.
- Menyiapkan prosuder untuk perubahan pekerjaan (change order).
-Menyusun program untuk keselamatan kerja dan keamanan proyek.
- Menyusun laporan berkala dan merekam data-data lapangan.
- Memproses pembayaran para kontraktor.
- Memproses tuntutan (claim).
- Memproses pengadaan gambar sesuai yang dilaksanakan (as built drawing).

5. Peranan Manajemen Konstruksi dalam sesudah Tahap Pelaksanaan


- Mengkoordinir hal-hal yang perlu, untuk memungkinkan kegiatan pelaksanaan
disamping operasional proyek secara partial, dapat berjalan bersama tanpa
saling mengganggu sampai dilakukan proses serah terima.
-Menyusun program untuk kegiatan awal operasional proyek.
-Memproses garansi-jaminan-sertifikat.
-Memproses segi admintrasi proyek.
- Memproses serah terima proyek, baik secara partial maupun keseluruhan dari
Manajemen Konstruksi/ Kontraktor kepada Pemilik Proyek.

Bentuk Manjemen Konstruksi

Bentuk Bagan kerja


Berbagai bentuk kerja antar lembaga penyelenggara pembangunan, yaitu
antara Pemilik Proyek, Manajemen Konstruksi dan Konsultan Arsitek/Engineer.
Pengembangan ini sepanjang pengetahuan kami, dapat dikatakan kedalam dua
pendekatan, yaitu pendekatan dari sudut Konsultan Arsitek/Engineer dan
pendekatan dari Pemilik/Kontraktor.
Pada dasarnya kedua pendekatan ini mempunyai kesamaan, yaitu membagi
Lembaga Penyelenggara Pembangunan ini menjadi tiga bagian , Yaitu Pemilik
Proyek, Konsultan Arsitek/Engineer dan Kontraktor.
Pendekatan Konsultan Arsitej/Engineer, mendasari pemilkiran dengan
mengembangkan kawasan Konsultan Arsitek/Engineer dan kemudian meisahkan
tambahan kawasan baru salah satu disiplin tersendiri yang disebut Manajemen
Konstruksi.
Pendekatan Pemilik Proyek

6
/Koordinator (yang kadang-kadang dapat pula disebut pendekatan Kontraktor
Utama), mendasari pemilkiran dengan mengembangkan kawasan Pemilik dengan
keahlian Koordinasi Kontraktor Utama dan Kemudian memisahkannya.
Pendekatan Pemilik kini juga dapat di tinjau dari segi Kontraktor Utama,
sehingga dapat pula dosebut pendekatan Kontraktor Utama, yang mendasari
pemikirannya atau menarik keahlian Kontraktor Utama dari bagian Kontraktor dan
menambahkan sebagian tugas Pemilik kedalammya, kemudian
diciptakan dalam bentuk disiplin
tersendiri. Tahapan ini dapat bersifat tahapan
Pada kesempatan ini kami waktu, tetapi juga dapat
kemukakan kedua-duanya sebagai dilaksanakan secara simultan
bahan pengkajian. dimana tiap tahap menjadi bentuk
alternatif.
- Pendekatan Konsultan
Arsitek /Engineer : Bentuk Bagan kerjanya :
Pendekatan Konsultan PP : Pemilik/Pengelola Proyek
pengembangan tugas pengawasan A/E : Konsultan Perencana
(Directive Voering) dari Konsultan K.MK : Konsultan M.K.
Arsitek/Engineer, dengan demikian K.U. : Kontraktor Utama
harapan pertumbuhan dari ukuran K.S. : Kontraktor Spesialis
kecil dan pada mulanya tetap SP. : Supplier
mempertahankan adanya
kombinasi Manajemen Konstruksi _____ : Kontrak
dengan Kontraktor Utama, barulah -------- : Tugas/Perintah
bertahap Kontraktor Utama hilang. .......... : Konsultatip

* Bentuk 1 : PP

A/ E K.MK

K.U

S S S S
7
P P P P
Gambar 1 : Manajemen Konstruksi sebagai Pengawas Pembangunan berfungsi
sama dengan “Directive Voeder”

* Bentuk 2 :
PP

A/ E K.MK

K.U. KS KS

S S S S
P P P P

Gambar 2 : Manajemen Konstruksi mulai ikut mengatur/koordinasi beberapa


Kontraktor Spesialis, yang semula dikoordinir oleh Kontarktor Utama.

*Bentuk 3 :
PP

A/ E K.MK

KS KS KS KS

8
Gambar 3 : Manajemen Konstruksi mengkoordinir para Kontraktor dan Supplier dan
Kontraktor utama tidak ada lagi.

- Pendekatan Kontraktor Utama Manajemen Konstruksi hanyalah


untuk menangani proyek yang
Pendekatan ini lebih menekankan kompleks dan atau membutuhkan
kepada memnuhi kebutuhan yang sistim simultan kompleksitas proyek
sebelumnya kurang dapat dipenuhi. sedemikian rupa, sehingga dalam
Dengan demikian, apabila dengan segala aspek sangat bermanfaat dan
sistim lama yang telah kita kenal dibutuhkan, baik perencanaannya
dapat dipenuhi kebutuhan maupun metode pembiayaan dan
kelancaran pembangunannya, maka pelaksanaannya.
sistim lama tetap digunakan.
Disini mutlak bahwa Manajemen
Ini berarti bahwa sistim Kontraktor Konstruksi tidak boleh dirangkap
Utama tetap digunakan untuk proyek oleh Konsultan ekonomi atau
sebesar apapun, selama sistim ini Konsultan teknik atau salah satu
dianggap masih memadai dalam arti kontraktor di dalam proyek yang
kesederhanaan dan kelengkapan sama.
persyaratan yang perlu dipenuhinya.

* Bentuk 1 : (MK)

PP

A/E

KS KS KS KS

9
Gambar 4 : Manajemen Konstruksi dikerjakan sendiri oleh Pemilik. Bentuk ini dapat
dikerjakan apabila masih sederhana sifatnya, mengingat biasanya
Pemilik tidak Profesional di bidang ini.

* Bentuk 2

PP

A/E K.MK

KS KS KS KS

Gambar 5 : Bentuk ini adalah pekerjaan cukup kompleks sehingga harus dikerjakan
secara profesional untuk menjamin biaya, waktu dan mutu. Diperlukan
perusahaan Manajemen Konstruksi yang memiliki tenaga ahli
/profesional berbagai disiplin ilmu yang tetap. Pada hakekatnya
Manajemen Konstruksi dimanfaatkan untuk fast-track.

Dengan mengikuti faham dilakukan oleh perusahaan


Manajemen Konstruksi Murni, diman perencana teknik, yang memenuhi
bukan sekedar perluas tugas keahlian yang dibutuhkan
Directive Voeder, maka dengan Manajemen Konstruksi, tetapi tidak
sendirinya dimaklumi bahwa adalah dapat merangkapnya dalam proyek
salah satu faktor yang harus yang sama.
dimanfaatkan, sehingga berarti
bahwa Manajemen Konstruksi dapat

10
Manfaat Manajemen Konstruksi disesuaikan menurut skala
prioritas proyek yang
Sebagaimana telah kami uraikan bersangkutan. Dan paket-paket
terdahulu berbagai peranan dalam pekerjaan dapat diatur dan
tahapan-tahapan dan bentuk bagan disesuaikan dengan kondisi dan
kerjaanya Manajemen Konstruksi spesialisasi masing-masing pihak
dalam proses Pembangunana pemborong / kontraktor
Industri Konstruksi, maka kami coba setempat, pengadaan material,
uraikan mengenai beberapa manfaat peralatan dan sebagainya.
Manajemen Konstruksi sebagai
berikut :  Pemimpin Proyek dan
pengawasannya dilakukan oleh
 Tahap pelaksanaan dapat Manajemen Konstruksi yang ahli
dimulai lebih awal, tanpa dan berpengalaman, sementara
menunggu selesainya pada umumnya Pemilik Proyek
perencanaan teknis seluruhnya, tergolong awam mengingat
sehinggan waktu pelaksanaan pengetahuan Pemilik Proyek
dapat dihemat/lebih pendek. pada bidang Industri Konstruksi
Dalam proyek komersial dimana agak terbatas (tidak selalu).
faktor pasaran, besarnya modal, Sehingga Pemilik Poryek tidak
tingginya bunga pinjaman dan perlu banyakmembuang
nilai inflasi berarti penghematan waktunya yang berharga, untuk
biaya. mengurus hal yang bukan
profesinya.
 Perencanaan dapat lebih banyak
waktu merencana secara optimal  Dan bagi Investor yang
dengan memepertimbangkan membangun bukan merupakan
semaksimal aspek dan alternatif hal rutin, penyelengaraan oleh
yang menguntungkan Pemilik. Manajemen Konstruksi sangat
membantu, karena Manajemen
 Dengan sistim Manajemen Konstruksi mendampingi sampai
Konstruksi keputusan-keputusan mulai pemanfaatan bangunan.
dalam tahap perancangan –
perencanaan – pelelangan serta PEMBAHASAN
pelaksanaan dapat diatur dan

11
Tinjauan Penerapan  Motivasi, yang meliputi pemilihan
pelaksana, penilaian &
Kegiatan Manajemen Konstruksi penghargaan, pendidikan &
sebagai kegiatan yang terpadu sari latihan, pengarahan & konsultasi.
unsur-unsur yang terikat didalamnya,
seperti telah diuraikan pada bagian  Pengawasan, yang meliputi
yang terdahulu, semua diarahkan standar karya, pengukuran,
untuk mencapai penyelesaian penilaian karya dan tindakan
konstruksi secara efisien dan efektif koreksi.
berdasarkan langkah-langkah
penting dalam manajemen yang Pada suatu tahapan kegiatan
dikaitkan dengan tahapan-tahapan pembangunan Industri Konstruksi,
dalam proses pembangunan Industri maka rancangan /design yang harus
Konstruksi. dilaksanakan membutuhkan sumber
daya yaitu :
Dalam penerapan manajemen  Tenaga Manusia
konstruksi, kita kenal berbagai  Uang
tahapan dan kelompok fungsi  Peralatan/tenaga mesin
manajemen, diantaranya adalah :  Bahan bangunan/material
 Metoda
 Perancangan (planning), yang
meliputi : forecasting, sasaran,
Pada saat membangun pengaruh
kebijakan, program, jadwal,
lingkungan sangat menentukan
prosedur dan anggaran.
tinggi rendahnya biaya dan singkat
panjangnya waktu
 Pengorganisasian, yang meliputi pelaksanaan.Untuk menghasilkan
identifikasi & pengelompokan bangunan yang efisien dan efektif
kerja, batasan & pendelegasian dibutuhkan Teknik Pengelolaan
wewenang/tanggung jawab dan Proyek yang ditunjang oleh :
penciptaan hubungan kerja.  Dasar-dasar manajemen
 Analisa
 Koordinasi, yang meliputi
 Sistim
keseimbangan, keselarasan dan
 Metoda
keterpaduan.
 Ekonomi teknik

12
 Teknik Administrasi terakhir Nomor : 120/KPTS/CK/1983,
 Tata Laksana Proyek tanggal 24 Agustus 1983) yang

 Rencana dan Rancangan Tata didalamnya mengandung

Reka Teknik Sipil pengaturan mengenai Manajemen

 Teknik Pengelolaan Bangunan Konstruksi.

 Meotda Pelaksanaan Bangunan


Sementara ini pola yang diikuti oleh
 Value Engineering
Direktorat Tata Bangunan;
 Metoda Pengambilan Keputusan
Departemen PU berdasarkan hal
 Aspek Hukum dalam
tersebut, bahkan direncanakan untuk
Pembangunan
semua proyek yang mempunyai nilai
 dan lain sebagainya
relatip besar dan kompleksitas
yang merupakan disiplin ilmu
pekerjaan konstruksinya,
sebagai alat dalam melaksanakan
dicenderungkan untuk menggunakan
pengelolaan. Dengan alat seperti
Manajemen Konstruksi.
tersebut diatas akan didapat cara
Teknik Pengelolaan yang terarah,
Dua sebab utama porsi asing masih
karena alat ini adalah merupakan
cukup substansial, yaitu sumber
carapendekatan masalah
dana dan teknologi. Dimana sumber
engineering yang berhubungan
dana asing banyak dikaitkan dengan
mengenai analisa waktu, analisa
eksport jasa konstruksi negara yang
biaya, cost control, quality control,
bersangkutan. Teknologi yang belum
Critical Path Method, metoda
dikuasai, menyebabkan tidak
pelaksanaan dan lains ebagainya
masuknya perusahaan Industri
yang berkaitan dengan
Konstruksi kita dalam Daftar
pemanfaatan/pengendalian sumber
Rekanan Mampu.
daya dalam Pembangunan Industri
Konstruksi secara optimal utnuk
Untuk mengembangkan peran
mencapai sasaran/target.
perusahaan Industri Konstruksi
Nasional perlulah kita pecahkan
Pengaturan di bidang Industri
penguasaan terhadap faktor
Konstruksi pada umumnya dilakukan
penyebabnya, untuk diharapkan hak
oleh Instansi Pemerintah, khususnya
memperoleh kerja di negeri sendiri
di bidang Manajemen Konstruksi,
mengingat pertambahan angkatan
telah dua kali dikeluarkan Surat
kerja dan Industri Konstruksi salah
Keputusan Dirjend Cipta Karya (yang

13
satu penyerap tenaga kerja yang Supplier dan lain-lain. Dan kontraktor
tinggi. yang tidak bekerja dengan baik
dapat diganti tanpa perlu mengganti
Tinjauan Manfaat seluruh kontraktor dan tidak akan
Adanya “scond opinion” oleh menyebabkan pengaruh yang
Manajemen Konstruksi, dari review dramatis terhadap keseluruhan
terhadap studi kelayakan serta pekerjaan-pekerjaan proyek.
perkembangan dasar-dasar
asumsinya dan dari review terhadap Tidak terjadinya faktor ganda atas
perencanaan dari segi manfaat, keuntungan, pajak dan biaya umum
fungsi dan biayanya, maka akan untuk sub-kontraktor/kontraktor
lebih diperoleh efisiensi dan utama yang dibebankan pada
efektifitas bangunannya. Pemilik Proyek, seperti halnya dalam
sistim tradisional/kontraktor utama.
Dengan dilepasnya sistim Kontraktor Dan jumlah biaya akhir proyek selalu
Utama (yang selayaknya mengambil dapat diketahui sebelumnya, sedang
laba dari hasil sub-kontraktor), maka peraturan biaya serta arus dana
biaya seluruhnya proyek akan lebih selalu diikuti dan diperbaharui terus
kecil, karena fee Manajemen menerus.
Konstruksi akan tetap lebih kecil dari
rencana margin laba terhadap sub- Pembelian material utama (import)
kontraktornya. yang memerlukan waktu
pemesanan/penyerahan lama dapat
Manajemen Poryek dilakukan oleh dilakukan seawal mungkin.
Manajemen Konstruksi dengan
menyatukan tahap perancangan- Tinjauan Efisiensi Waktu dan
perencanaan-pelelangan dan Biaya
pelaksanaan dalam satu kesatuan
sistim yang utuh dan terpadu. Tinjauan Efisiensi Waktu

Kontrak-kontrak dapat diatur dan Perbandingan antara sisitim


disesuaikan dengan kondisi Manajemen Konstruksi dengan
spesialisasi masing-masing-masing sistim Tradisional dari segi waktu
pihak yang terlibat yaitu para akan didapat penyelesaian proyek
kontraktor, Arsitek Engineering, lebih cepat sehingga terjadi

14
penghematan waktu pada sebagai tergambar dalam
penerapan sistim Manajemen diagram/bagan dibawah ini :
Konstruski dalam proses
pembangunan industri konstruksi
N
A
U
J
U
T
JUAN E G
PERSETU S LELAN
SI R
EVALUA E
P USAN
KEPUT

TUNTUTAN PRA RENCANA RENCANA PASTI GAMBAR KERJA & LELANG PELAKSANAAN
PEMILIK / SELE
DOKUMEN LELANG PENUNJUKAN -SAI

TUNTUTAN PRA RENCANA


PEMILIK PENGHEMATAN

RENCANA PASTI

GAMBAR KERJA & DOK. LELANG

LELANG/PENUNJUKAN

PELAKSANAAN SELE-
SAI

Gambar 6. : Perbandingan Antara Sistim Manajemen Konstruksi dengan sistim Tradisional dari Segi
Waktu

Tinjauan Efisiensi Biaya

Perbandingan antara sisitim


Manajemen Konstruksi dengan
sistim Tradisional dari segi biaya
akan didapat biaya proyek lebih

15
rendah sehingga terjadi konstruksi sebagai tergambar dalam
penghematan biaya pada penerapan diagram/bagan dibawah ini :
sistim Manajemen Konstruski dalam
proses pembangunan industri

PERBANDINGAN ANTARA SISTEM TRADISIONAL DAN SISTEM MK DARI SEGI BIAYA

SISTEM KONTRAKTOR UTAMA SISTEM MANAJEMEN KONSTRUKSI

PEMILIK PROYEK PEMILIK


PEMILIK PROYEK
PROYEK

DIREKSI

Fee direksi = 2,5 %


MANAJEMEN KONSTRUKSI Fee = 6 %
MANAJEMEN KONSTRUKSI

KONTRAKTOR UTAMA Profit = 10%


Pajak = 10%

SUB – KONT. SUB – KONT.

Profit 10%
Pajak = 10% KONTRAKTOR
KONTRAKTOR KONTRAKTOR
KONTRAKTOR KONTRAKTOR/
KONTRAKTOR/
SUPPLIER
SUPPLIER
Pajak = 10% profit = 10%

Total = 42,5 % Total = 26 %

Investasi riel = 100 % - 42,50 % = 57,50 % Investasi riel = 100 % - 26 % = 74 %


Keuntungan secara teoritis dengan sistim Manajemen Konstruksi didapat sebesar
= 74 % - 57,50 % = 16,50 % dari biaya proyek.

Gambar 7 : Perbandingan antara sistim Tradisional dan sistim Manajemen


Konstruksi dari segi biaya

16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Saran
-Penerapan sistim/pola Manajemen
Konstruksi dalam proses
pembangunan industri konstruksi -Sebagai negara yang sedang

secara efektif dapat membangun dengan keterbatasan

mengoptimalisasikan pengelolaan dana pembangunan maka

baik dari segi waktu, biaya maupun sistim/pola Manajemen Konstruksi ini

kwalitas pembangunan. perlu diterapkan lebih luas di dalam


dunia pembangunan industri

- Efektifitas dan efisiensi penerapan konstruksi Indonesia.

sistim/pola Manajemen Konstruksi


dalam proses pembangunan industri - Sesuai dengan perkembangan ilmu

konstruksi akan memberikan pengetahuan dan teknologi yang

manfaat, ditinjau dari segi waktu terus berkembang dan tuntutan

didapat waktu penyelesaian proyek dunia pembangunan saat ini yang

yang lebih cepat atau penghematan memerlukan sistim membangun

waktu sebesar batasan alokasi yang efisien dan efektif, maka

waktu pelaksanaan fisik jika selayaknyalah sistim/pola

dibandingkan dengan sistim/pola Manajemen Konstruksi ini diterapkan

tradisonal. secara luas di Indonesia.


- Pelajaran yang dapat dipetik

-Dan dalam segi biaya terhadap dana adalah kaidah-kaidah dalam

pembangunan dimana sistim/pola Manajemen Konstruksi yang

Manajemen Konstruksi didapat secara ilimiah, secara teori dan

penghematan/keuntungan secara logika, dapat sepenuhnya kita

teoritis sebesar 16,50 % ditinjau dari mengerti dan kita terima dalam

biaya-biaya pajak dan profit/fee jika pelaksanaan di lapangan

dibandingkan dengan sistim/pola kenyataannya masih memerlukan

tradisional. penyesuaiannya sehingga perlu


kita kaji yang baik dan cermat

17
dalam penerapannya secara luas sampai dilakukan proses serah
pada dunia pembangunan di terima.
Indonesia. mengngat sistim/pola -Menyusun program untuk kegiatan
tradisonal masih berperan secara awal operasional proyek.
luas. -Memproses garansi-jaminan-
sertifikat.
-Memproses segi admintrasi proyek.
- Memproses serah terima proyek,
DAFTAR PUSTAKA baik secara partial maupun
keseluruhan dari Manajemen

Roy Pilcher, (1976), Principle Of Konstruksi/ Kontraktor kepada

Construction Management, Pemilik Proyek.

Mc.Graw Hill, New York.


Bentuk Manjemen Konstruksi
R.L.Peurifoy, (1979), Construction
Planning and Methode, Mc.Graw Bentuk Bagan kerja

Hill, New York Berbagai bentuk kerja antar


lembaga penyelenggara

Donald S.Barrie, (1978), Profesional pembangunan, yaitu antara Pemilik

Construction Management, Proyek, Manajemen Konstruksi dan

Mc.Graw Hill, New York Konsultan Arsitek/Engineer.


Pengembangan ini sepanjang

Sven R.Hed, (11985), Project Control pengetahuan kami, dapat dikatakan

Manual, Copyrigh S.R.Hed kedalam dua pendekatan, yaitu


pendekatan dari sudut Konsultan

Siregar, Ali Baryah, Sanadli dkk, Arsitek/Engineer dan pendekatan

(1988), Manajemen, ITB, dari Pemilik/Kontraktor.

Bandung Pada dasarnya kedua


pendekatan ini mempunyai
kesamaan, yaitu membagi Lembaga

Mengkoordinir hal-hal yang perlu, Penyelenggara Pembangunan ini

untuk memungkinkan kegiatan menjadi tiga bagian , Yaitu Pemilik

pelaksanaan disamping operasional Proyek, Konsultan Arsitek/Engineer

proyek secara partial, dapat berjalan dan Kontraktor.

bersama tanpa saling mengganggu

18
Pendekatan Konsultan Pendekatan Pemilik Proyek
Arsitej/Engineer, mendasari /Koordinator (yang kadang-kadang
pemilkiran dengan mengembangkan dapat pula disebut pendekatan
kawasan Konsultan Arsitek/Engineer Kontraktor Utama), mendasari
dan kemudian meisahkan tambahan pemilkiran dengan mengembangkan
kawasan baru salah satu disiplin kawasan Pemilik dengan keahlian
tersendiri yang disebut Manajemen Koordinasi Kontraktor Utama dan
Konstruksi. Kemudian memisahka

19

Anda mungkin juga menyukai