Koperasi Syari'Ah
Koperasi Syari'Ah
Wahidar Mulyanah
A33180036
Agama (Ekonomi Syari'ah)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategi
Dosen Pengampu : Siti Yumsinah, M. E
1
Sebagaimana yang tercantum dalam UU nomor 25 tahun 1992, bahwa
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang beradasarkan atas
azas kekeluargaan. Maka pengelolaan koperasi berbeda dengan bank. Pemilik
koperasi adalah anggotanya sementara bank hanya para pemegang saham
saja. Sehingga pengelolaan koperasi sangat sederhana, sehingga layanan
pembiayaan pada anggotanya biasanya mudah dan cepat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah koperasi di
seluruh Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 150.223 unit. Harapannya,
dengan angka tersebut koperasi mampu membantu masyarakat kecil dalam
memperoleh pinjaman sehingga dapat meringankan dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Namun, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) pada Maret 2016 jumlah penduduk Indonesia yang berada dalam
kategori miskin mencapai 28,01 juta orang atau sebesar 10, 86%. Oleh karena
itu, dibentuklah Koperasi Simpan Pinjam Syariah atau Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) serta Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) dengan harapan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya pada
kalangan masyarakat menengah kebawah dan mewujudkan keadilan sesuai
dengan konsep Islam.
a. Strength (Kekuatan)
b. Weakness (Kelemahan)
1. Lemahnya stuktur permodalan koperasi.
2
2. Lemahnya dalam pengelolaan/manajemen usaha.
3. Kurang pengalaman usaha.
4. Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai.
5. Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi.
6. Pengelola yang kurang inovatif
7. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang usaha
yang dilakukan.
8. Kurang dalam penguasaan teknologi.
9. Sulit menentukan bisnis inti.
10. Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya (partisipasi
anggota rendah).
c. Opportunities (Peluang)
1. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah.
2. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan
masyarakat untuk lebih membangun koperasi.
3. Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi.
4. Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya
pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia.
5. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi.
6. Potensi daerah yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.
7. Dukungan kebijakan dari pemerintah.
8. Daya beli masyarakat tinggi.
d. Threats (Ancaman)
1. Persaingan usaha yang semakin ketat.
2. Peranan Iptek yang makin meningkat.
3. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku
ekonomi lain dan antar koperasi.
4. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta
kurangnya kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
5. Pasar bebas.
6. Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi.
3
7. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah.
8. Menurunnya daya beli