Anda di halaman 1dari 11

Nama : Alvita Kumara Wasistiyana

NPP : 31.0646

Prodi/Kelas : Praktek Perpolisian Tata Pamong/H-1

TUGAS PENGANTAR ILMU SOSIOLOGI


SELASA, 15 JUNI 2021

1. Jelaskan !
a. Perubahan sosial dari 3 persfektif sosiologi
 Perubahan sosial dalam perspektif evolusionis : Dalam perspektif ini,
dikatakan bahwa perubahan manusia atau masyarakat senantiasa bergerak
maju (secara linear), tetapi ada beberapa hal yang tidak ditinggalkan sama
sekali dalam pola kehidupannya yang baru dan akan terus dibawa
meskipun hanya kecil sampai pada perubahan yang paling baru
 Perubahan social dalam perspektif interaksionisme : perspektif ini
memusatkan perhatian pada interaksi antara individu dan kelompok,
terutama menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-
kata, baik lisan maupun tulisan
 Perubahan social dalam perspektif konflik : Perspektif konflik memandang
masyarakat sebagai sesuatu yang selalu berubah akibat dari dinamika
pemegang kekuasaan yang senantiasa berusaha memelihara dan
meningkatkan kedudukannya.

b. Definisi globalisasi dan dampak globalisasi


Globalisasi adalah suatu integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia. Fenomena ini melibatkan integrasi ekonomi, budaya, kebijakan
pemerintah, teknologi, ilmu pengetahuan dan gerakan politik di seluruh dunia. Ini
merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan aktivitas ekonomi dan budaya.
1) Dampak positif :
 Teknologi informasi berkembang sangat pesat
 Kemudahan dalam mendapatkan kebutuhan dan keperluan pribadi
 Kemudahan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
 Meningkatkan sikap toleran dan cosmopolitan masyarakat dunia
 Kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang lain di seluruh
dunia
 Hubungan internasional antar negara semakin baik
 Kemudahan dalam bertransaksi secara online, baik dalam negeri
maupun ke mancanegara
2) Dampak negatif :
 Potensi terjadinya kriminalitas semakin meningkat
 Masuknya paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi negara
yang menimbulkan konflik di masyarakat
 Masyarakat lebih konsumtif ketimbang produktif dan cenderung
kehilangan kreativitas di dalam dirinya karena meniru tren di luar
negeri
 Masyarakat terpengaruh budaya negara lain yang tidak sesuai
dengan budaya lokal sehingga budaya lokal semakin terkikis
 Timbulnya berbagai informasi yang tidak akurat bahkan hoax yang
dapat menimbulkan keresahan di masyarakat
 Sebagian masyarakat menjadi lebih tertutup dan berfikiran sempit
karena tidak ingin terpapar globalisasi
 Sebagian masyarakat menjadi lebih individual dan egois.

c. Definisi kapitalisme serta kapitalisme dalam globalisasi


Secara umum, pengertian kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang
memberikan kebebasan penuh kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan
ekonomi seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang, dan
kegiatan perekonomian lainnya untuk mendapatkan keuntungan.

2. Jelaskan!
a. Definisi perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan sebuah tindakan atau perilaku yang melanggar/
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang
menimbulkan usaha dari pihak berwenang dalam system itu untuk memperbaiki
perilaku penyimpangan tersebut.

b. Bentuk perilaku menyimpang


Jenis (bentuk) perilaku menyimpang di masyarakat ada lima macam yakni
penyimpangan secara individual, kelompok, campuran, primer dan sekunder.
1) Bentuk perilaku menyimpang secara individual
Jenis perilaku menyimpang secara individual dilakukan oleh orang yang
acuh tak acuh, menyepelekan, mengabaikan atau menolak norma yang
berlaku dalam masyarakat. Orang seperti ini memiliki kelainan mental
yaitu tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Berdasarkan kadar besar
kecilnya penyimpangan, jenis perilaku menyimpang dapat dibedakan
menjadi lima macam bentuk yaitu:
o Pembandel yaitu penyimpangan karena tidak mau mengikuti
nasehat yang baik. Contoh: dinasehati untuk tidak boleh keras
kepala namun tetap keras kepala, dinasehati agar sabar namun tetap
tidak sabar.
o Pembangkang yaitu penyimpangan karena mengendahkan
larangan orang lain. Contoh: Seorang anak dilarang keluar malam
oleh orang tuanya namun tetap keluar malam, Seorang anak
dilarang mandi di sungai namun tetap pergi mandi, dilarang
merokot di tempat umum namun tetap saja dilakukan dsb.
 Pelanggar yaitu penyimpangan karena melanggar norma yang
berlaku. Contoh: tidak mau sholat, tidak mau puasa ramadhan, tidak
menggunakan helm ketika sedang berkendara, menyontek, mabuk,
menggunakan obat terlarang dsb.
 Penjahat yaitu penyimpangan karena melanggar norma yang
berlaku hingga merugikan orang lain. Contoh: korupsi, mencuri,
memperkosa, melakukan provokasi dan sebagainya.
 Munafik yaitu penyimpangan karena tidak berperilaku seperti yang
sebenarnya. Contoh: berkhianat, berbohong, tidak jujur, tidak
menepati janji dsb.
2) Bentuk perilaku menyimpang secara kelompok
Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang enggan tunduk
pada norma yang berlaku di masyarakat. Kelompok ini memiliki
subkebudayaan tersendiri dimana subkebudayaan tersebut bertentangan
dengan norma yang berlaku di masyarakat yang lebih luas. Contoh
penyimpangan perilaku ini yaitu kelompok preman, kelompok begal,
kelompok perdagangan anak-anak, kelompok perdagangan obat terlarang,
gerakan separatis dsb.
3) Bentuk perilaku menyimpang campuran
Jenis perilaku menyimpang ini merupakan campuran dari perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh individu dan kelompok. Awalnya
dilakukan oleh sebagian remaja yang memiliki kemampuan ekonomi yang
kurang atau memiliki masalah dalam rumah tangganya namun mereka
ingin sekali memiliki tampilan (gaya) hidup seperti remaja pada
umumnya. Oleh karena harapannya terhadap gaya hidup lebih besar
daripada kemampuannya ini, pada akhirnya para remaja ini bertemu dan
membuat sebuah kelompok atau geng anak nakal. Bila ini dibiarkan
tumbuh secara liar, maka tak jarang akan menjadi kelompok kriminal.
Menurut Lemert (1951) jenis perilaku menyimpang ada dua macam yaitu
perilaku menyimpang primer dan sekunder.
4) Bentuk perilaku menyimpang primer
Penyimpangan primer ini merupakan penyimpangan yang dilakukan
seseorang hanya sekali atau tidak dilakukan secara terus menerus. Nah,
penyimpangan jenis ini masih bisa ditolerir dan diterima oleh masyarakat.
Misalnya: seorang siswa yang terlambat ke sekolah karena bus yang
ditumpanginya mogok, seorang pedagang kakilima yang tidak bisa
membayar pajak daerah karena jualannya sepi, karyawan tidak masuk
kerja karena sakit dsb.
5) Bentuk perilaku menyimpang sekunder
Penyimpangan sekunder ini merupakan penyimpangan yang dilakukan
secara terus menerus sehingga masyarakat umum faham dan tau betul
perilaku seseorang yang melakukannya. Pelaku penyimpangan sekunder
sering kali akan merugikan orang lain. Masyarakat sangat terganggu
dengan orang yang seperti ini bahkan pelaku akan dikucilkan atau dibuang
dari kehidupan masyarakat. Contoh perilaku yang dilakukannya yaitu
mencuri, suka bolos ke sekolah/kerja, suka berkelahi, suka mengadu
domba, suka mabuk-mabukan, suka bermain judi dsb.

c. Definisi kriminalitas. Menurut R. Susilo, kriminalitas adalah suatu perbuatan


yang merugikan korban terkadang juga merugikan masyarakat karena dapat
menghilangkan ketertiban dan ketentraman. Menurut Elliat, pengertian
kriminalitas adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan oleh karenanya dapat
dijatuhi hukuman berupa denda, penjara sampai hukuman mati. Sedangkan arti
kata kriminalitas menurut W.A. Bonger adalah perbuatan antisosial yang
dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar.

d. Definisi pengendalian social. Pengendalian social adalah mekanisme untuk


mengarahkan anggota masyarakat dalam melaksanakan nilai dan normal sosial
yang berlaku sehingga tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan dan
berupaya mengurangi maupun menghilangkan penyimbangan tersebut. Ahli
sosiologi Bruce J. Cohen mengatakan pengendalian sosial adalah cara-cara yang
digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak
kelompok atau masyarakat.

3. Jelaskan !
a. Definisi kelas sosial dan ragam kelas sosial
Kelas sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat ke dalam suatu tingkatan
status kelas yang memiliki perbedaan sehingga para anggota setiap kelas secara
relatif memiliki status yang sama, dan para anggota kelas lain mempunyai status
yang lebih tinggi atau lebih rendah.. Adapun jenis kelas social ialah sebagai
berikut
1) Kelas borjuis
Pengelompokkan kelas ini dilihat dari besarnya modal dan kapital yang
dimiliki. Kelas ini biasanya untuk mereka yang memiliki tanah yang luas
dan memiliki alat untuk melakukan sebuah produksi atau bisa disebut
sebagai kelompok penguasa. Tanah yang dimiliki akan disewakan kepada
orang yang membutuhkan dan orang tersebut tinggal menerima uang
sewa. Contoh kelas borjuis ini tingkatan tertinggi dalam kelompok kelas
sosial. Misalnya adalah pemilik perusahaan besar disebuah negara.
2) Kelas menengah
Orang yang menjadi pejabat atau pegawai negeri dalam suatu negara.
Mereka termasuk kaum kapitalis, yang memiliki keinginan mengusai
kapital tertentu. Mereka telah memiliki gaji tetap atas pekerjaan yang
dimiliki. Kaum ini tidak terlalu kaya namun cukup terpandang. Untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka tidak merasa kekurangan.
Tigkat pendidikan yang dimiliki pasti lumayan tinggi dan menguasai
bidang tertentu. Misal, guru, pejabat pemerintahan, dan lain-lain.
3) Kelas Proletar
Kelompok sosial yang terendah dalam kelompok sosial ini. Mereka yang
tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak memiliki tanah atau alat
produksi. Contoh kelas proleter ini pada umumnya merupakan kelompok
yang sering terabaikan. Mereka bahkan merasa kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya. Tempat tinggal kadang juga kurang layak. Misalnya
saja seperti buruh, pekerja pabrik, dan lain-lain.

Adapun macam kelas menurut beberapa ahli yang berada di Eropa, antara lain;
1) Kelas Puncak (Top Class)
Kelompok sosial yang memiliki kekayaan dalam jumlah yang banyak dan
sudah mampu memenuhi segala kebutuhan dengan baik. Status ini tidak
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan namun dilihat dari segi kekayaan saja.
Biasanya orang di kelas puncak ini sudah pasti memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi. Contohnya saja seperti keluarga konglomerat,
pemilik perusahaan terbedar di suatu negara.
2) Kelas menengah
Kelas ini dibagi menjadi dua yaitu kelas menegah berpendidikan dan kelas
menengah ekonomi. Kelas menengah berpendidikan ialah mereka yang
berpendidikan tinggi namun kekayaan yang dimiliki tidak terlalu banyak.
Pendidikan menjadi penunjang tersendiri dalam melaksanakan peranny di
kelas sosial tertentu. Kelas menengah merupakan kelas ekonomi yang
memiliki jumlah kekayaan cukup banyak dengan tanda memiliki sebuah
perusahaan atau bekerja menjadi tenaga ahli dalam sektor tertentu dan
profesional. Contoh, arsitek, ekonom handal dalam bidang analisis, guru,
pemilik perusahaan kecil, dan lain-lain.
3) Kelas Pekerja
Kelas untuk para pekerja tetap dengan gaji yang lumayan tinggi. Mereka
masuk kelas ini karena mereka telah memiliki penghasilan sendiri
walapun jumlahnya tidak sebanyak orang yang berada di kelas menengah.
Kelas ini juga untuk orang yang tidak berpendidika dan tidak
berpendidikan asal bekerja. Contohnya dalam hal ini seperti, pekerja
pabrik, karyawan perusahaan, pekerja dipercetakan, pekerja di pabrik, dan
lain-lain.
4) Kelas Bawah
Kelas untuk mereka yang tidak berpendidikan. Pendidikan rendah dan
tidak memiliki pekerjaan. Apabila dilihat dari harta kekayaan mereka yang
tergolong miskin dan menghandalkan bantuan dari pemerintah yang biasa
diberikan kepada kelas ini. Contohnya saja berbagai jenis pengangguran,
buruh harian, buruh musiman, dan lain-lain.

b. Definisi stratifikasi sosial dan bentuk bentuk stratifikasi sosial


Stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya pembedaan
dan tatanan hierarki suatu kelompok sosial secara bertingkat. Pembedaan ini
didasarkan pada adanya suatu simbol tertentu yang dianggap berharga,, baik
berharga secara sosial, ekonomi, politik, hukum, agama dan budaya maupun
dimensi lainnya dalam suatu kelompok sosial tertentu. Secara umum, terdapat 3
bentuk stratifikasi sosial, yaitu:
1) Sistem Kasta
Artinya, sistem kasta ini merupakan dimana kondisi seseorang dilahirkan
dalam kondisi status sosial yang tinggi, dan status tersebut tidak bisa
berubah hingga kapanpu. Sistem kasta ini masuk golongan stratifikasi
tertutup, dimana tidak ada orang yang mampu merubah kondisi status
sosial tersebut. Pada umumnya, sistem kasta ini lebih menjunjung
kepercayaannya takdir yang diberikan Tuhan kepadanya, ketimbang
kebebasan atas usahanya sendiri. Kebanyakan, aspek tradisi ini lebih
banyak bertahan didaerah pedesaan. Sedangkan di perkotaan seseorang
lebih percaya terhadap usaha yang telah dilakukannya sendiri.
2) Sistem Kelas
Artinya, sistem kelas ini terdiri atas sekumpulan orang yang mempunyai
status yang sama dengan parameter strata dari kekayaan yang dimilikinya,
pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan. Sistem kelas ini tergolong terbuka,
sebab semua orang berhak mendapatkan strata kelas yang diinginkannya.
Selain itu, dalam sistem kelas ini, seringkali proses perkawinannya
melakukan pernikahan eksogami atau yang biasa disebut pernikahan yang
berdasarkan kelas sosial yang berbeda. Sebab, yang melatar belakangi
perkawinan ini adalah atas dasar kecocokan, cinta, serta tidak berpatokan
pada strata sosial ataupun ekonomi.
3) Sistem Meritokrasi
Artinya, sistem ini merupakan sebuah sistem yang dilatar belakangi atas
kepercayaan bahwa strata sosial akan didapat ats usahanya sendiri. Sistem
strata ini dianggap ideal, karena seseorang dengan cara yang alamiah
mendapatkan stratanya sendiri. Para pakar sosiolog melihat beberapa
aspek meritokrasi pada masyarakat, yakni ketika mereka sedang
mempelajari sesutu untuk meningkatkan prestasi individu. Sekalipun
sistem ini sangat kompleks, namun pada kenyataannya proses sosialisasi,
status ekonomi, serta strata sosial sangat mempengaruhi untuk
mendapatkan strata ini.

c. Fungsi Stratifikasi Sosial


Secara lebih terperinci, fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
1) Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan
penghasilan, tingkat kekayaan, dan wewenang. Adanya pelapisan sosial
memudahkan untuk mendistribusikan hak istimewa. Individu yang berada
di lapisan atas pastinya berhak atas lebih banyak hak istimewa dibanding
individu di lapisan bawah.
2) Menentukan lambang-lambang (simbol) status atau kedudukan. Ada
lambang-lambang tertentu yang sengaja digunakan sebagai penunjuk suatu
kedudukan. Benda-benda seperti mobil mewah, jam tangan berlapis emas,
kemeja sutera ataupun hobi tertentu seperti menyelam jelas diperuntukkan
sebagai lambang dari kelas atas.
3) Menggambarkan tingkat mudah sukarnya bertukar kedudukan. Dengan
melihat bentuk stratifikasi yang berlaku (tertutup, terbuka, campuran),
individu dapat memperoleh gambaran tentang kemungkinan untuk pindah
lapisan atau hal-hal yang harus dilakukannya untuk meningkatkan
kedudukan.
4) Sebagai alat penguat solidaritas sosial diantara individuindividu atau
kelompok yang menduduki lapisan sosial yang sama dalam masyarakat.
Ini bisa terbentuk karena adanya perasaan senasib sepenanggungan atau
tujuan bersama.

d. Definisi Ketimpangan Sosial


Ketimpangan (kesenjangan) ekonomi adalah keadaan yang tidak seimbang di
masyarakat yang mengakibatkan perbedaan yang mencolok terutama berkaitan
dengan perbedaan penghasilan yang sangat tinggi antara masyarakat kelas atas
dan kelas bawah. Ketimpangan sosial dapat diartikan oleh masyarakat sebagai
bentuk ketidakadilan dalam status dan kedudukan di masyarakat. Sehingga
ketimpangan/kesenjangan sosial ekonomi dapat diartikan gejala yang timbul di
masyarakat karena adanya perbedaan batas kemampuan finansial dan status sosial
di antara masyarakat yang hidup di sebuah lingkungan/wilayah tertentu.
Ketimpangan sosial ekonomi atau kesenjangan sosial ekonomi sudah menjadi
permasalahan sosial di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena semakin sulitnya
masyarakat kelas bawah menikmati akses-akses hasil pembangunan yang sudah
dilaksanakan oleh pemerintah.

4. Jelaskan faktor penyebab ketimpangan sosial. Sertai penjelasan berserta contoh!


Faktor Penyebabnya terbagi menjadi dua, yaitu factor internal dan factor eksternal.
Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Faktor ini berupa rendahnya kualitas sumber daya manusia yang disebabkan oleh
tingkat pendidikan atau keterampilan yang rendah, kesehatan yang rendah, serta
adanya hambatan budaya (budaya kemiskinan).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan
seseorang. Hal ini bisa berupa birokrasi atau kebijakan pemerintah yang
membatasi akses seseorang. Misalnya, ketimpangan sosial terjadi bukan karena
seseorang malas bekerja, melainkan ada sistem yang membatasi seseorang untuk
bisa mendapat pekerjaan tersebut.
Adapun contoh-contoh ketimpangan sosial, ialah:
a. Orang yang berpendidikan tinggi/formal lebih mudah mendapatkan akses
pekerjaan dibandingkan orang yang tidak berpendidikan formal.
b. Peradilan yang lebih memihak orang kelas atas dibandingkan kelas bawah dalam
menjatuhkan hukuman.
c. Kurangnya fasilitas umum bagi kaum difabel/cacat (jalan, transportasi
dll).Standarisasi pendidikan dengan dilaksanakan ujian nasional tanpa
mempertimbangkan kualitas pendidikan di berbagai wilayah yang tidak merata.
d. Orang berpenampilan dan berpakaian mahal dan bagus mendapatkan perlakuan
istimewa dibandingkan orang yang berpakaian apa adanya.

Anda mungkin juga menyukai