Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa, karena atas berkat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
makalah ini tidak bias menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
Tugas softskill ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
tentang “KEWASPADAAN NASIONAL DAN BELA NEGARA” dapat
terselesaikan walau dengan persiapan yang cukup singkat yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Semoga ini dapat memeberikan wawasan yang lebih luas kepada


pembaca, walaupun memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
saran dan kritik, semoga dengan adanya tugas ini Allah senantiasa meridhoinya
dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.

Amin Ya Rabbal’alamin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, November 2013

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan ……………………………………………………… 3
1.1Latar Belakang ……………………………………………….. 3
2. Pembahasan ……………………………………………………… 5
2.1 Kewaspadaan Nasional ………………………………………... 5
2.1.1 Pengertian Kewaspadaan Nasional …………………… 5
2.1.2 Fungsi Kewaspadaan Nasional ………………………….. 5
2.2 Bela Negara ………………………………………………. 6
2.2.1 Pengertian Bela Negara …………………………………. 6
2.2.2 Unsur Dasar Bela Negara …………………………………. 6
2.2.3 Dasar Hukum ………………………………………... 7
2.2.4 Pentingnya Masyarakat Memiliki Jiwa Bela Negara ……. 10

3. Penutup …………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kewaspadaan nasional dan bela negara sangat penting untuk dipelajari oleh
semua warga negara, saat ini banyak warga negara yang kurang memperhatikan
pengaruh luar yang masuk, tidak dapat kita sadari bahwa pengaruh itu
membawa perubahan pada tatanan nilai di Indonesia. Euforia reformasi telah
menjadikan kehidupan nasional Indonesia salah arah, kebablasan, kehilangan
kompas, dan mengabaikan kewaspadaan nasional dari berbagai bentuk ancaman
yang menghadangnya. Kondisi seperti  ini dirasakan sudah lebih dari satu dasa
warsa ditengah hirup pikuk, kebisingan dan kegaduhan demokratisasi.

Demokrasi dianggap seakan hanya sebuah tujuan dari suatu kebutuhan 


kehidupan nasional yang dianggap juga sudah tidak lagi membutuhkan rambu-
rambu, pedoman dan atau  sikap yang disebut kewaspadaan nasional. Kedepan,
kondisi ini seharusnya segera diakhiri, agar kehidupan nasional kembali kepada
relnya yang benar, sesuai dengan kesepakatan nasional – 4 pilar kebangsaan.
Kondisi ini juga harus segera diakhiri, sebelum disintegrasi bangsa semakin
mendekat didepan mata, karena kualitas kewaspadaan nasional kita semakin
rendah.

Bersyukur, akhir-akhir ini semakin berkumandang kerinduan terhadap


kesepakan nasional itu- kerinduan dan kesadaran terhadap 4 pilar kebangsaan
meliputi; Pancasila, UUD 1945, sesanti Bhineka Tunggal Ika dan NKRI,
sebagai bentuk dari kesadaran terhadap kewaspadaan nasional.

3
Oleh sebab itu penulis membuat makalah yang berjudul “Kewaspadaan
Nasional dan Bela Negara” . hal ini dimaksud agar kita lebih bias memahami
sejauhmana kewaspadaan nasional dan bela Negara diterapkan di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kewaspadaan Nasional
2.1.1 Pengertian Kewaspadaan Nasional
kewaspadaan nasional adalah kualitas kesiapan dan kesiagaan yang dimiliki
olehbangsa indonesia untuk mampu mendeteksi, mengantisipasi sejak dini dan
melakukan aksipencegahan terhadap berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman
terhadap NKRI.Kewaspadaan nasional juga bisa diartikan dengan suatu sikap
dalam hubungannya dengannasionalisme yang dibangun dari rasa peduli dan tanggung
jawab seorang warga negaraterhadap kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dari suatuancaman.Terdapat tingkatan/strata sikap waspada, yaitu :
1.kewaspadaan individu
2.kewaspadaan keluarga
3.kewaspadaan kelompok 
4.Kewaspadaan RT/RK/RW
5.Kewaspadaan lurahan
6.kabupaten/otonomi daerah
7.kewaspadaan propinsi
8.kewaspadaan nasional.

2.1.2 Fungsi Kewaspadaan Nasional


Fungsi kewaspadaan nasional:
1.Membina kepastian hukum
2.Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat
3.Penegakan hukum dan keadilan
4.Membangun kemampuan pertahanan

5
5.Melindungi rakyat dari berbagai bencana (alam, kesengajaan, lalai) termasuk perlindungan
hak-hak rakyat.
Hubungan Kewaspadaan nasional tidak terlepas dari paradigma nasional.
Paradigmanasional adalah pola nasional yang digunakan dalam menjalankan
sistem kehidupan nasional.Segala permasalahan nasional harus didudukkan dalam
kerangka paradigma nasional sebagai komitmen bangsa dan negara dalam menjalankan
kehidupan nasionalnya.

2.2 Bela Negara


2.2.1 Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannyakepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara danSyarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaanberkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang
paling halus,hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di
dalamnya adalah bersikap danberbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

2.2.2 Unsur Dasar Bela Negara


a. Cinta tanah air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan pancasila sebagai ideologi Negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela Negara.
6
- Hari bela negara

Tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara ditetapkan oleh


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2006.

2.2.3 Dasar Hukum


Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa
"Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan
" Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah
pasti mau tidak mau kita wajibikut serta dalam membela negara dari segala macam
ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl. Diubah
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
2.2.4 Bela Negara sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak


dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep bela negara dapat
diuraikan yaitu secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara

7
"memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara
secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan bela
negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk
mempertahankan negara kesatuan republik indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara".

a. Bela negara secara fisik


Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan
hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara republik indonesia. Tapi,
seperti diatur dalam uu no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin sistem
pertahanan semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh rakyat terlatih (ratih)
yang terdiri dari berbagai unsur misalnya resimen mahasiswa, perlawanan
rakyat, pertahanan sipil, mitra babinsa, okp yang telah mengikuti pendidikan
dasar militer dan lainnya. Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi yaitu
ketertiban umum, perlindungan masyarakat, keamanan rakyat dan perlawanan
rakyat. tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai
atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur
rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan
ketertiban masyarakat, sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam
keadaan darurat perang di mana rakyat terlatih merupakan unsure bantuan
tempur bagi pasukan reguler tni dan terlibat langsung di medan perang.
Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara
memungkinkan, Maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk
mengadakan wajib militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti
yang dilakukan di banyak negara maju di barat. Mereka yang telah mengikuti
pendidikan dasar militer akan dijadikan cadangan tentara nasional Indonesia
8
selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun
untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat
perang, mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas
tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif,
teratur dan berkesinambungan. penempatan tugas dapat disesuaikan dengan
latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya
dokter ditempatkan di rumah sakit tentara, pengacara di dinas hukum, akuntan
di bagian keuangan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan
sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-fungsi
sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di mana tugas
pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab tni, tapi
adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara republik indonesia.

b. Bela Negara secara Non-fisik


Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat
ini, justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai
potensi ancaman, Gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun
dari dalam seperti yang telah diuraikan di atas.
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus
berarti "memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil
dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk,
sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan
kehendak
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat
9
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika)
d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak azasi manusia
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa indonesia dengan lebih bertaqwa kepada allah swt melalui
ibadah sesuai agama/kepercayaan masing- masing.
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan
bela negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada
gilirannya merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi
keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sama sekali. kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai upaya
peningkatan ketahanan nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh
budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau
disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat semakin
canggihnya teknologi komunikasi.

2.2.5 Pentingnya Masyarakat Memiliki Jiwa Bela Negara

Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan


mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanpaatkan oleh negara lain
yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi
bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau
memerlukan pengawas yang cukup ketat. Dimana pengawas tersebut tidak
hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat
Indonesia/ bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya

10
kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik-cabik oleh bangsa
lain/dengan adanya bela negara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara
penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika. Sikap bela negara
terhadap bangsa Indonesia merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi proses
pembangunan nasional menuju tujuan nasional dan merupakan kondisi yang
harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat
berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan
nasional yang sesuai dengan karakterristik bangsa Indonesia. Dengan adanya
kesadaran akan bela negara, kita harus dapat memiliki sikap dan prilaku yang
sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap
cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan
Negara lebih meyakini dan lebih dalam.
Dalam sikap bela negara kita hendaknya mampu menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung di negara kita, tidak
mungkin kita tunjukan sikap bela negara yang bersifat keras seandainya situasi
keamanan nasional terkendali.
Menjaga diri, keluarga dan lingkungan sekitar sudah merupakan salah
satu sikap bela negara dalam sekala kecil. Mentaati peraturan pemerintah dan
lain sebagainya. Bahkan menyanyikan lagu bela negara yang diciptakan oleh
Dharma Oratmangun atau mengenang hari bela negara yang jatuh pada tanggal
19 Desember yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun
2006 adalah salah satu bentuk bela negara sekala kecil.
Sehingga ketika kita sebagai warga negara sudah terbiasa melakukan hak
dan kewajiban sebagai warga negara dengan baik dan benar maka seandainya
ada konprontasi atau intervensi terhadap negara, kita akan peka menyikapinya
11
bahkan dengan mengangkat senjatapun kita akan berani karena jiwa bela negara
dalam diri kita sudah terlatih dan terbiasa.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kewaspadaan nasional harus selalu ditanamkan pada diri kita untuk


mempertahankankeutuhan NKRI. Adanya globalisasi tidak mungkin dihindari,
mahasiswa harusmelakukan kewaspadaan nasional terhadap pengaruh budaya asing..
Konsep bela negara dapat diartikan secarafisik dan non-fisik,secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme,yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadaptanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara. Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang perlu
dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu melaksanakan
pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
3.2 Saran
Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa memahami
kenapa kita harus melakukan kewaspadaan nasional dan membela negara kita
ini dan janganlah sekali-kali menodai tanah kelahiran kita ini dengan perbuatan
yang tidak baik, karena tercela satu bernoda semua.
Hati-hati pula dengan gerakan pendirian negara di dalam negara yang ingin
membangun negara islam di dalam Negara Indonesia dengan cara membangun
keanggotaan dan mendoktrin anggota hingga mereka mau melakukan berbagai
tindak kejahatan di luar ajaran agama islam demi uang. Jika menemukan
gerakan semacam ini segera lapor ke pihak yang berwajib.

12
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyono, Agus dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Yudistira,
2006

Kaelan dan Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan untuk


Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma 2010

http://hanalestary.blogspot.com/2012/05/makalah-kewarganegaraan-
bela-negara.html (diakses pada tanggal 26 Oktober 2013)

http://wahyudiputra26.blogspot.com/2012/10/makalah-bela-
negara_3787.html (diakses pada tanggal 26 Oktober 2013)

13

Anda mungkin juga menyukai