Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang mana pada diri manusia
itulah terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam
pandangan Agama, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu
dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya manusia
dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan
menuntun manusia dalam menjalankan perannya sebagai makhluk Allah yang paling
mulia. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Satu dari dimensi manusia adalah akhlak yang berpengaruh penting pada keyakinan dan
perilakunya. Sudut pandang atau paradigma umat beragama terhadap akhlak sangat jelas.
Bahwa dalam akhlak seharusnya tercakup pengertian terciptanya keterpaduan kehendak
Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku
seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang
hakiki. Manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan pada kehendak Khaliq
(Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan
atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma
yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam
semesta. Dan juga akhlak dalam umat beragama bukanlah moral yang kondisional, tetapi
akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak untuk memperoleh kebahagiaan di
dunia ini dan di akhirat kelak. Dengan demikian, kita sebagai umat beragama mempunyai
jati diri agama.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini membahas mengenai Aplikasi Akhlak Kepada Mulia Dalam
Kehidupan Kepada ;

1.2.1 Tuhan
1.2.2 Diri Sendiri
1.2.3 Orang Tua
1.2.4 Sesama Manusia ( Pasien )
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Aplikasi Akhlak Kepada Mulia Dalam Kehidupan
2. Untuk Mengetahui Alasan Mengapa Harus Berakhlak Kepada Mulia Dalam
Kehidupan
3. Untuk Mengetahui macam-macam Akhlak Kepada Mulia Dalam Kehidupan Sehari-
hari.

BAB II PEMBAHASAN

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari
sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat
sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan
dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.

Akhlak merupakan batu pondasi suatu kaum. Akhlak yang baik dan mulia akan
mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar
itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat
dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena
sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita. Pengertian
akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak berdasarkan bahasa (etimologi) dan akhlak
berdasarkan istilah (terminology).

1. Berdasar etimologi (bahasa):

– Dari kata khalaqa = perangai, tabiat, adat

– Dari kata khalqun = kejadian, buatan, ciptaan

2. Berdasar terminologi (istilah):


Daya kekuatan/jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah/spontan tanpa
dipikir/direnungkan lagi.
Jadi akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan baik yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk yang beriman kepada Tuhan
sebagai khalik. Dan menyembah, beribadah, berdoa hanya kepada Allah, mencintai,
bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah, dan sebagainya.

2.1 Aplikasi Akhlak Kepada Mulia Dalam Kehidupan Kepada Tuhan


Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Dan
sebagai titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah. Artinya melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah.

Akhlak Dalam Berbagai Agama


A. Akhlak Dalam Ajaran Hindu
Agama Hindu mengajarkan prinsip-prinsip etika yang wajib dipegang teguh oleh
pengikut. Prinsip tersebut ialah sifat patuh dan disiplin dalam melaksanakan upacar-
upacar ajarannya sebagaimana mestinya. Manakalah seseorang dapat melaksanakan
kewajiban tersebut dengan sempurna maka dapat dipandang sebagai orang yang
mencapai derajat kemuliaan yang sesungguhnya.

B. Akhalak Dalam Ajaran Ibrani


Ibrani atau yang sering disebut Bani Isra`il, bangsa ini memperoleh keutamaan
dibandingkan bangsa-bangsa lain karena dibanga inilah banyak yang lahir nabi dan
rosul, dan memperoleh kenikmatan, rezeki, dan kecerdasan, tapi sebagian orang-
orang ibrani tidak bersyukur, sehingga menjadi sombong dan lupa diri atas nikmat
Allloh yang telah diberikan kepada mereka. Dalam teori mereka mengaku menganut
prinsip-prinsip akhlakul karima tetapi dalam prakteknya mereka melakukan akhlakul
madzmumah.

C. Akhalak Dalam Ajaran Kung Fu Se


Kung Fu Se lebih banyak membicarakan tentang akhalak jika dibandingkan dengan
keutuhan, dalam soal ketuhanan, ajaran kung fu se hamper sama dengan ajaran
kepercayaan cina pada umumnya. Sejak abad ke 5 SM dinegeri Tiongkok
berkembang ajaran yang berakar pada Lao Tse, kemudian dikembangkan oleh
muridnya yaitu Kong Fu Tse ( kongfucius) (1551-478 SM). Sebagian orang
memandang ajaran ini didasarkan filsafat dan sebagian memandang bercorak agama.

D. Akhlak Dalam Ajaran Nasrani


Pada akhir abad yang Ke 3 Masehi tersiar kabar agama nasrani di eropa yang dapat
merubah pikiran manusia. Menurut agama ini, bahwa Tuhan adalah sumber akhlak.
Tuhanlah yang menentukan dan membentuk patokan-patokan akhlak yang harus
dipelihara dan dilaksanakan dalam kehidupan social kemasyarakatan dan menjelaskan
arti baik dan buruk.

E. Akhlak Dalam Ajaran Islam


Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna. Agama Islam pada intinya
mengajak manusia agar percaya kepada Allah SWT. Al-Qur`an adalah sumber akidah
pokok-pokok akhlak.

2.2 Aplikasi Akhlak Kepada Muliah Dalam Kehidupan Kepada Diri Sendiri
A. Pengertian Akhlak Kepada Diri Sendiri
Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri
pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita,
dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan
membahayakan jiwa.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita melakukan hal-
hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu banyak bergadang, sehingga daya
tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat menyebabkan paru-paru kita rusak, mengkonsumsi
obat terlarang dan minuman keras yang dapat membahyakan jantung dan otak kita. Untuk itu
kita harus bisa bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh kita. Selain itu sesuatu yang dapat
membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan lain
sebagainya. Hal itu semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati
yang harus kita hindari. Hati yang berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya
akan sulit sekali menerima kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan
iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut untuk mengenali berbagai macam
penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan dan
keimanan menjadi tempat keburukan. Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati
adalah iri dengki dan munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati tersebut.
B. Macam – macam akhlak terhadap diri sendiri

a. Menjaga kebersihan diri dan kesucian diri dalam berpakaian berhias, berjalan, bertemu, dan
menerima tamu.

b. Bersikap pemaaf dan pemohon maaf pergaulan dala masyarakat

c. Bersikap penyantun dan menyayangi diri sendiri

d. Bersikap sederhana jujur dan rendah hati

e. Menepati janji dan menjaga kepercayaan orang lain

f. Menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar dan tindakan tercela, seperti: mabuk- mabukkan,
judi, zina, dan pergaulan nista.

g. Menghindarkan diri dari perbuatan negatif yang merusak diri.

2.3 Aplikasi Akhlak Kepada Mulia Dalam Kehidupan Kepada Orang Tua
Akhlak terhadap orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua
adalah orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa.Dan setiap orang tua
pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi anak yang sukses, berbakti
kepada orang tua, serta menjadi lebih baik.
Maka dari itu, jika kita memang seorang yang baik hendaknya kita selalu berbakti kepada
orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh orang tua, dan pantang untuk
membangkang kepada orang tua.
Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap kewajiban kita
terhadap orang tua sebagai umat yang baik, yaitu adalah kita harus memiliki akhlak yang
sempurna terhadap orang tua kita.

Akhlak terhadap Orang Tua antaralain:


a. Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak
c. Berbakti kepada ibu bapak
d. Mendidik anak-anak dengan kasih sayang
e. Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan silaturahmi yang dibina orang tua yang
telah meninggal dunia.

2.4 Aplikasi Akhlak Kepada Mulia Dalam Kehidupan Kepada Sesama Manusia (pasien)
C. Akhlak terhadap Sesama ( Pasien )
1. Peranan sesama dalam kehidupan seseorang
Kita hidup ditengah-tengah masyarakat, laksana ikan dengan air. Harus saling menghidupi dan
menjernihkan. Tidak boleh sombong kepada orang lain, terutama dengan kerabat dan sesama.
Mereka ini adalah saudara kita yang paling dekat dan cepat menolong dikala kita mendapat
musibah atau malapetaka. Meskipun mempunyai keluarga sekian banyak dan terkemuka, tetapi
tak mustahil tempat tinggalnya berjauhan.
Oleh karena itu, dikala kita mendapat musibah seperti sakit, meninggal dunia, atau kesusahan-
kesusahan lainnya, maka yang paling duluan tampil datang adalah tetangga kita. Karena itu
berlakulah kepadanya secara baik menurut tuntunan agama.

2. Cara berbuat baik kepada sesama


Cara berbuat baik kepada sesama diantaranya:
a. Menolong dan membantunya bila membutuhkan pertolongan, walaupun mereka tidak mau
membantu kita;
b. Member hutang bila meminta bantuan hutang kepada kita;
c. Ikut meringankan beban dan kesengsaraan bila tetangga itu miskin dan sengsara, sekiranya
kita mempunyai kelebihan;
d. Menjenguknya bila sakit atau membantunya dengan obat;
e. Bila sesama ada yang meninggal dunia, hendaknya ikut belasungkawa, dan mengantarkan
jenazahnya ke kuburnya;
f. Bila sesama mendapat kesenangan atau nasib baik dan menggembirakan, sebaiknya
menyampaikan ucapan selamat kepadanya;
g. Ikut meringankan beban musibah tetangga yang meninggal;
h. Bila ingin membuat rumah bertingkat, sebaiknya minta izin atau sepengetahuan tetangganya,
disamping minta izin kepada pemerintah;
i. Menghindari perkataan atau tindakan yang menyakitkan tetangga. Bila berkata atau bertindak
salah, sebaiknya segera minta maaf;
j. Jika boleh memamerkan sesuatu yang dibeli atau yang dimiliki kepada sesama, baik berupa
makanan ataupun yang lainnya, bila kita tidak ingin memberinya;
k. Jangan menyalakan atau membunyikan radio tape recorder atau TV terlalu keras, yang dapat
membisingkan sesama.

3. Membiasakan diri berbuat baik terhadap sesama


a. Supaya senantiasa berbuat baik terhadap sesama dalam segala situasi, dalam kehidupan sehari-
harinya hingga meninggalnya sesama itu;
b. Setiap orang wajib memuliakan sesama, karena memuliakan sesama merupakan salah satu
akhlak mulia, yang harus dimiliki setiap manusia.
c. Kita diperintahkan agar suka memberi makanan kepada sesamaa, terutama sesama yang
terdekat.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas maka dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT adalah
akhlak yang pertama dan utama. Hal ini dikarenakan Allah SWT merupakan pencipta alam
semesta beserta isinya termasuk juga manusia. Selain itu juga karena Allah SWT telah
menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna dengan kelebihan-kelebihannya serta
Allah juga yang member rizki demi kelangsungan hidup umat manusia.Bentuk-bentuk akhlak
kepada Allah yaitu, taqwa, cinta dan patuh terhadap Allah , berbaik sangka,mengingat allah,
tawakal, syukur, murah hati, dan bertobat.
3.2 Saran

Menurut saya, masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki demi menyambungkan aplikasi
akhlak kehidupan. Bantuan dari Bidang-bidang dasar seperti sikap, tingkahlaku dan kesadaran
diri.
Aplikasi akhlak tidak bisa kita hindari karena sudah berada dan melekat pada diri kita, dan perlu
kita ketahui bahwa kita perlu untuk tetap menanamkan nilai-nilai akhlak dan penerapannya
dalam kehidupan kita sehari-hari. Saya yakin kalau nilai-nilai akhlak kehidupan sudah tertanam
pada diri kita sejak dini semua yang kita lakukan akan menjadi baik dan kehidupan serta cara
pandangan kepada sesame menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Abu Jihadudin, 2003, Pengertian Akhlak, Surabaya: Putra Pelajar.


Ahmad Mu’adz Haqqi, 2003, Pengertian Akhlak Secara Umum, Jakarta Selatan: Pustaka Azzam.
Rosihan Anwar, 2008, Aplikasi Akhlak Menurut Berbagai Agama, Bandung: CV Pustaka Setia.
http://al-badar.net/aplikasi-akhlak-menurut-berbagai-agama-pandangan/
http://radiopendidikanagama.blogspot.com/2013_06_01_archive.html
http://silaturahmidandzikir.wordpress.com/2011/12/28/mencari-akhlak-allah-melalui-asmaul-/
http://syofyanhadi.blogspot.com/2009/02/mencontoh-akhlak-kehidupan.html
http://trimudilah.blogspot.com/2010/05/keutamaan-ridho-kepada-allah-dirisendiri-orantua-
sesama.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok 14
    Kelompok 14
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 14
    Aprillio Fernandito Balubun
    Belum ada peringkat
  • Frambusia
    Frambusia
    Dokumen6 halaman
    Frambusia
    Aprillio Fernandito Balubun
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 8
    Aprillio Fernandito Balubun
    Belum ada peringkat
  • KTI SC Bab 02
    KTI SC Bab 02
    Dokumen29 halaman
    KTI SC Bab 02
    Aprillio Fernandito Balubun
    Belum ada peringkat
  • Ruk PIS-PK
    Ruk PIS-PK
    Dokumen1 halaman
    Ruk PIS-PK
    Aprillio Fernandito Balubun
    100% (1)