Anda di halaman 1dari 18

HEDONISME:

ANTARA GAYA HIDUP DAN SYARIAT ISLAM

Dosen :
Muhammad Ridhwan, M.Ag
Hedonisme: Faham Kebahagiaan

• “Tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan


kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga sudut
pandang dari faham ini yaitu
1. Hedonisme individualistik/egostik hedonism yang menilai
bahwa jika suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebut
baik, sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah
yang buruk;
2. Hedonisme rasional/rationalistic hedonism yang berpendapat
bahwa kebahagian atau kelezatan individu itu haruslah
berdasarkan pertimbangan akal sehat; dan
3. Universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi
tolok ukur apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah
mengacu kepada akibat perbuatan itu melahirkan kesenangan
atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
Hedonisme: Faham Kebahagiaan

Hedonisme menurut anggapan umum identik dengan hidup


enak dan foya-foya tanpa mempedulikan lagi akibat-akibat,
termasuk bencana, pada masa depan. Hedonisme dalam
pengertian ini akan mengancam masa depan umat manusia
dan lingkungannya. Hedonisme menggejala sebagai sikap
hidup yang memuja kenikmatan dan kebahagiaan dari sisi
materi saja. Kenikmatan selalu dipandang sebagai sesuatu
yang sifatnya jasmaniah saja. Nilai jasmaniah sebagai nilai
utama.
Epikuros dan Hedonisme
 Epikuros (341 – 270 s.M.)

 Epikuros adalah penggagas awal faham hedonisme


Hedonisme Epikuros
1. Ataraxia atau Ketenangan
Tujuan hidup menurut Epikuros adalah hedone, yaitu kenikmatan
(Hadiwijono, 1980:56). Kenikmatan yang sesungguhnya dicapai dengan
menjadi ataraxia, yakni ketenangan badan, pikiran, dan jiwa (Newberry,
1999:144). Dengan demikian kenikmatan dapat dicapai jika batin tenang
dan badan sehat (Hadiwijono, 1980:56).
Epikuros membahas tiga masalah yang mengganggu ketenangan. Pertama,
ketakutan akan dewa-dewa. Kedua, ketakutan akan kematian. Ketiga,
ketakutan akan masa depan atau nasib.

2. Kebijaksanaan dalam Menyikapi Hidup


Kenikmatan bagi Epikuros adalah sesuatu yang baik dan alami. Rasa
nikmat yang menimbulkan tidak enak tidak perlu diambil. Nikmat tidak
sama dengan rakus. Biasakanlah hidup penuh kesederhanaan. Kenikmatan
adalah tujuan maka janganlah diperbudak. Kenikmatan bukan melulu
sensualitas tetapi pembebasan dari rasa sakit badan dan jiwa (Magnis-
Suseno, 1997:69).
Hedonisme Masa Kini
 Sikap hidup hedonistik dalam pemahaman umum yang
menggejala dalam masyarakat, yakni sikap hidup yang
cenderung foya-foya dan lebih berkonotasi materi.
Kenikmatan diukur dari sisi materi.
 Hedonisme dalam pemahaman umum yang menggejala
dalam masyarakat sudah menyimpang jauh dari ajaran
hedonisme Epikuros. Epikuros membatasi bahwa
kenikmatan adalah tiadanya rasa sakit pada jiwa dan
raga. Kenikmatan hidup diperoleh melalui ataraxia,
yakni tranquility atau ketenangan. Kenikmatan yang
sesungguhnya bagi Epikuros diperoleh dengan cara bijak
dalam menyikapi keinginan-keinginan.
Menyikapi Hedonisme
 Manusia dalam kehidupannya memerlukan materi untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi bukan berarti
meninggalkan pertimbangan- pertimbangan yang
bersifat rohani.
 Kenikmatan mestinya bukan dipandang dari sisi materi
saja, tetapi kenikmatan yang sesungguhnya dicapai, jika
diimbangi juga kenikmatan yang sifatnya rohani.
 Manusia memiliki tanggung jawab untuk membina
hubungan yang baik dengan manusia lain, menjaga
keseimbangan alam, dan tanggung jawab terhadap sang
Pencipta. Membina hubungan baik antar sesama
manusia dan menjaga kelestarian alam sebagai wujud
rasa syukur pada Tuhan.
Hedonisme  Konsumerisme
Hedonisme dan Gaya Hidup
Menurut Levan’s & Linda (dalam Rianton, 2013) gaya hidup hedonis
adalah pola perilaku yang dapat diketahui dari aktifitas, minat maupun
pendapat yang selalu menekankan pada kesenangan hidup.
Pola gaya hidup hedonisme berhubungan dalam menentukan harga diri
setiap wanita yang berpenghasilan di atas rata-rata, mereka yang
berpenghasilan di atas rata-rata tidak sedikit pula di antara mereka rela
mengeluarkan hasil pendapatan mereka hanya untuk memuaskan diri
mereka, seperti pergi untuk merawat diri, membeli pakaian-pakaian
branded, dan produk yang harganya tidak murah. Demi diakui khalayak
ramai bahwa mereka adalah salah satu wanita cantik, wanita-wanita pada
jaman sekarang dan terutama yang berpenghasilan tinggi tidak sedikit
dari mereka rela berjuang untuk hal tersebut.
Harga diri dan gaya hidup wanita yang rela mengeluarkan banyak materi
hanya untuk memuaskan dirinya, juga berhubungan pada citra diri
mereka. Salahkah?
Gaya Hidup
Gaya hidup pada dasarnya bagaimana seseorang
hidup. Ini adalah bagaimana seseorang
memberlakukan dia atau konsep diri, dan ditentukan
oleh pengalaman masa lalu, karakteristik bawaan,
dan situasi saat ini. Gaya hidup seseorang
memengaruhi semua aspek perilaku konsumsi dan
merupakan fungsi dari karakteristik individu yang
melekat yang telah dibentuk dan terbentuk melalui
interaksi sosial sebagai orang yang telah berkembang
melalui siklus hidup.
Rezeki yang Berbeda
1. Allah memberikan rezeki yang berbeda bagi tiap
orang

‫الر ْزقَ ِل َمن يَشَا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه َويَ ْق ِد ُر لَهُ ۚ َو َما أ َنفَ ْقتُم‬
ِ ‫ط‬ ُ ‫س‬ ُ ‫قُ ْل ِإ َّن َر ِبي يَ ْب‬
34:39 - ‫ين‬ َّ ‫ش ْيءٍ فَ ُه َو يُ ْخ ِلفُهُ ۖ َو ُه َو َخي ُْر‬
َ ِ‫الر ِازق‬ َ ‫ِمن‬
“Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan
menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki).” Apa saja yang
kalian dermakan, maka Allah akan menggantinya karena Dialah
Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” QS. Saba [34]: 39
Kedudukan Harta dalam Islam (1)
1. Harta Sebagai Amanah dari Allah

2. Harta Sebagai Perhiasan Hidup Manusia


ْ َ‫ان لَي‬
‫طغ َٰى‬ َ ‫س‬ َ ‫اْلن‬ ِ ْ ‫َك ََّّل ِإ َّن‬
‫أَن َّرآهُ ا ْست َ ْغن َٰى‬
“Sayang! Sesungguhnya manusia itu suka melampaui batas (6)
Karena dia melihat dirinya cukup (7)” QS al-Alaq [96] : 6-7
Kedudukan Harta dalam Islam (2)
3. Harta Sebagai Ujian Keimanan

َ ‫َّللاَ ِعندَهُ أ َ ْجر‬


8:28 - ‫ع ِظيم‬ َّ ‫َوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أ َ ْم َوالُ ُك ْم َوأ َ ْو ََلد ُ ُك ْم ِفتْنَة َوأ َ َّن‬

“Ketahuilah bahwa harta dan anak-anak kalian tidak lain adalah


cobaan dan (ketahuilah) bahwa sesungguhnya di sisi Allah (kelak)
ada balasan yang besar.” QS. al-Anfal [8]: 28
Kedudukan Harta dalam Islam (3)
4. Harta Sebagai Bekal Ibadah
‫ض‬ُ ‫ات َو ْاْل َ ْر‬
ُ ‫س َم َاو‬َّ ‫ض َها ال‬
ُ ‫ع ْر‬َ ‫عوا ِإلَ ٰى َم ْغ ِف َرةٍ ِمن َّر ِب ُك ْم َو َجنَّ ٍة‬ ُ ‫ار‬ِ ‫س‬َ ‫َو‬
3:133 - ‫ين‬ َ ‫ت ِل ْل ُمت َّ ِق‬ْ َّ‫أ ُ ِعد‬
‫ع ِن‬ َ ِ‫ظ َو ْالعَاف‬
َ ‫ين‬ َ ‫ين ْالغَ ْي‬ ِ ‫ض َّرا ِء َو ْال َك‬
َ ‫اظ ِم‬ َّ ‫س َّر ِاء َوال‬ َّ ‫ون فِي ال‬ َ ُ‫ين يُن ِفق‬ َ ‫الَّ ِذ‬
3:134 - ‫ين‬ َ ‫ب ْال ُم ْح ِس ِن‬ َّ ‫اس ۗ َو‬
ُّ ‫َّللاُ يُ ِح‬ ِ َّ‫الن‬
“Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang seluas langit
dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang berbakti (133) (yaitu) mereka
yang berderma baik pada saat lapang maupun sempit, menahan amarah, dan
memaafkan orang lain. Allah mengasihi mereka yang berbuat kebajikan (134).”
QS. Ali ‘Imran [3]: 133-134
Ancaman Allah

“Berlebih-lebihan telah melalaikan kalian (1) Hingga kalian


melawat kubur (2) Tidak sekali-kali (Bahkan) kalian akan
mengetahui (3) dan tidak sekali-kali (bahkan) kalian akan
mengetahui (4) Tidak sekali-kali! (Alangkah baiknya) kalau
kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin (5)
Sesungguhnya kalian akan melihat neraka itu (6) dan
sesungguhnya kalian akan melihatnya dengan penglihatan
yang yakin (7) Kemudian, sesungguhnya kalian akan
diperiksa pada hari itu tentang KENIKMATAN.”
QS. al-Takasur [102]: 1-8
al-Wahn
 Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat,
pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana
mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.
Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah,
apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan
kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah
yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut
pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian
’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?”
Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud
no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat
penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud).
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/3388-cinta-dunia-dan-
takut-mati.html
Daftar Bacaan:

1. Paper, Dra. Sri Sudarsih, M. Hum, Dosen Filsafat


Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Konsep
Hedonisme Epikuros Dan Situasi Indonesia Masa Kini
2. Abstract Paper, Veby Nur Desryani, Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Hubungan
Antara Harga Diri Dan Gaya Hidup Hedonisme
Dengan Body Image
3. Prof. Dr. Nurhayati Djamas, M.A., M.Si et.al, Islam dan
Realitas Kontekstual, Jakarta: UAI Press, 2014
4. Prof. M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an,
Jakarta: Paramadina, 1996

Anda mungkin juga menyukai