Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANDIRI

PERTEMUAN 6

Nama : Iqbal Rafiud Drajat


NIM : 190401209

Kerjakanlah dan jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar!


1. Silakan saudara membuat resume materi pertemuan ke-6 yang telah di-share!
Jawaban :
Resume
Etika Pengembangan dan Penerapan IPTEKS dalam Pandangan Islam

A. Sinergi ilmu dan pengintegrasiannya dengan nilai dan ajaran islam

Merujuk kepada sejarah Islam, teknologi bukanlah sesuatu yang asing.


Teknologi akan terus berkembang sejalan dengan kepandaian manusia untuk
memudahkan urusan kehidupan. Islam tidak pernah menghalangi atau bahkan
mengharamkan teknologi terutama dimanfaatkan untuk pendidikan. Tidak ada hukum
sesuatu itu haram kecuali terdapat nas dan dalil terang menyatakan sesuatu itu haram.
Wacana perpaduan antara sains dan Agama di Indonesia sudah lama digaungkan
sebagaimana yang tertuang dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 pasal 30 yang
mewajibkan penyelenggaraan pendidikan Agama pada semua strata pendidikan sebagai
bentuk kesadaran bersama untuk mencapai kualitas hidup yang utuh.
Melirik sejarah Peradaban Islam (Sains) pada antara abad 8-12M kita dapat
mengenal sejumlah figur intelektual muslim yang menguasai dua disiplin ilmu, baik
ilmu Agama maupun ilmu umum (sekalipun pada hakikatnya dalam pandangan Islam
ilmu umum itu juga merupakan ilmu Agama, merupakan kalam tuhan yang kauniyah/
tersirat) sebut saja misalnya Ibn Sina (370-428/980-1037), al-Ghazali (450-505/ 1059-
1111) Ibn Rusd, Ibn Thufail dan lain sebagainya. Mereka adalah para figur
intelektual muslim yang memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan-kemajuan dunia
Barat modern sekarang ini. Jika pada awalnya kajian-kajian kelslaman hanya berpusat
pada Alquran, Hadis, Kalam, Fiqih dan Bahasa, maka pada periode berikutnya, setelah
kemenangan Islam di berbagai wilayah, kajian tersebut berkembang dalam berbagai
disiplin ilmu: fisika, kimia, kedokteran, astronomi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
Melihat fenomena sebagaimana diatas Neneng Dara Affiah menyatakan bahwa
munculnya para ilmuan barat adalah merupakan hasil dari karya-karya
intelektual muslim yang direbut pada masa kegelapan umat muslimin atau setelah
perang salib dan menurut beliau inilah yang mesti direbut kembali dengan dalih ilmu
itu merupakan daur (berputar) mulai dari Yunai berpindah ke Bangsa Arab (Islam) dan
sekarang di kuasai oleh Negara-negara Barat yang insyaAlloh akan dapat kita raih
kembali.

B. Paradigma ilmu bebas nilai.

Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom
tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan nilai. Bebas nilai berarti semua kegiatan
terkait dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri.
Ilmu menolak campur tangan faktro eksternal yang tidak secara hakiki menentukan
ilmu itu sendiri. Josep Situmorang menyatakan bahwa sekurang-kurangnya ada 3 faktor
sebagai indikator bahwa ilmu itu bebas nilai, yaitu:
a) Ilmu harus bebas dari pengendalian-pengendalian nilai. Maksudnya adalah bahwa
ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor ideologis, religious,
cultural, dan social.
b) Diperlukan adanya kebebasan usaha ilmiah agar otonom ilmu terjamin. Kebebasan
disisni menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri.
c) Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis sendiri itu bersifat universal.
C. Perlunya Akhlak Islami Dalam Penerapan IPTEKS

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethikos, ethos (adat,
kebiasaan, praktek). Sebagaimana digunakan Aristoteles istilah ini mencakup ide
“karakter” dan “disposisi” (kecondongan). Kata moralis diperkenalkan ke dalam kosa
kata filsafat oleh Cirero. Baginya kata ini ekuivalen dengan kata ethikos yang diangkat
oleh Aristoteles. Kedua istilah itu menyiratkan hubungan dengan kegiatan praktis.
Sedangakan menurut Islam sendiri Etika adalah “Akhlak”. Akhlak atau etika Islam
lebih bersifat berkisar sekitar Tuhan. Karena dalam Islam, etika lebih dikaitkan dengan
pahala dan dosa. Etika Islam merupakan bentuk frasa dan pemikiran yang muncul
dalam diri kaum muslim itu sendiri. Munculnya etika Islam didasarkan pada Al-
Qur’an dan As-Shunnah. Etika Islam dalam penerapan Bidang Ilmu kini mendapat
implikasi negative, dikarenakan perbedaan agama, budaya dan gaya hidup dari negara-
negara Barat yang menjadi produsen ilmu tersebut. Sebab paradigma dan pelaksanaan
komunikasi Barat yang lebih mengoptimalkan nilai-nilai pragmatis, materialistis serta
penggunaan media secara kapitalis.

Peran Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Sains dan Teknologi. Peran
Pendidikan Islam dalam perkembangan teknologi, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Aqidah Islam Sebagai Dasar Sains dan Teknologi
Inilah peran pertama pendidikan islam yang dimainkan dalam iptek, yaitu
menjadikan aqidah Islam sebagai basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah
paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
b) Syariah Islam sebagai Standar Pemanfaatan Sains dan Teknologi
Peran kedua Islam dalam perkembangan sains dan teknologi, adalah bahwa
Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan sains dan teknologi. Ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam
pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan sains
dan teknologi yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik,
insyaAlloh akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga
seluruh umat manusia.

Menurut Prof. A. Qodry Azizy (2004: 81), tiga komponen yang dimiliki pendidikan
Islam sebagai kunci dalam mengendalikan dan mengembalikan sains dan teknologi ke
posisi semula, yaitu:
a) Amar ma’ruf
b) Nahi Munkar
c) Iman kepada Allah

2. Jelaskan definisi etika menurut bahasa dan istilah. Jelaskan pula makna kata estetika
menurut bahasa dan istilah. Makna estetika memiliki keterkaitan dengan etika.
Jawaban :
Definisi Etika
Secara Etimologis kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos dan Ethikos", Ethos
yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan. Ethikos berarti susila, keadaban atau kelakuan
dan perbuatan yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika adalah ilmu yang
mempelajari baik dan buruk, hak dan kewajiban moral.

Definisi Estetika
Secara etimologis, istilah “estetika” berasal dari bahasa Latin “aestheticus” atau Bahasa
Yunani “aestheticos” yang artinya merasa atau hal-hal yang dapat diserap oleh panca
indera manusia. Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan dari obyek,
maupun daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.

Makna nya yaitu kedua pengertian diatas sama sama membahas tentang nilai atau pun
sudut pandang yang akan menjadi bahan pertimbangan tentang sesuatu yang akan dinilai.

3. Bagaimanakah etika pengembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni


(IPTEKS) menurut sudut pandang agama Islam?

Jawaban : penerapan etika islam dalam menanggapi perkembangan ilmu Pengetahuan


sangat di perlukan, agar terciptanya masyarakat muslim yang madani dan tidak terlalu jauh
menikmati kefaanaan alam dunia ini. Selain itu, proses pendidikan Islam juga merupakan
rangkaian usaha membimbing, mengarahkan, potensi hidup manusia yang berupa
kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan
dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual, dan sosial serta dalam
hubungannya dengan alam sekitar dimana nilai- nilai Islam, yaitu nilai-nulai yang
melahirkan norma-norma syariah dan akhlak karimah.

Tujuan kependidikan Islam adalah merupakan penggambaran nilai-nilai Islami yang


hendak diwujudkan dalam pribadi manusia, dengan istilah lain tujuan pendidikan Islam
perwujudan nilai-nilai Islami dalam diri manusia didik. Jadi kesanalah pendidikan Islam
seharusnya diarahkan, agar pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan
kemajuan IPTEK.

4. Mengapa penerapan IPTEKS mesti memperhatikan akhlak-Islami? Jelaskan jawaban


saudara berdasarkan fakta dan realita kehidupan manusia!
Jawaban : karena akhlak islami akan mengarahkan kepada hasil yang mementingkan
kemaslahatan dan kebaikan bersama serta penghambaan diri ke sang pencipta dan
menjauhkan penyalahgunaan yang dapat merugikan kehidupan manusia. Seperti
Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) yang wajib dijadikan tolok ukur
dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan sains dan teknologi yang tidak
boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Jika dua peran ini dapat
dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaAlloh akan ada berbagai berkah dari Allah
kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai