Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ridho alviano

NPM : 1111191223
S1 Manajemen
KPI
1. Jelaskan pentingnya penganggaran barang modal modal (capital budgeting)?
2. Jelaskan masing-masing metode-metode yang digunakan dalam penganggaran barang modal?
3. Jelaskan masing-masing klasifikasi proyek investasi !
4. Ada 3 kelompok kegiatan yang menghasilkan cash flow / aliran kas dalam perusahaan.
Sebutkan. Dalam analisis capital budgeting aliran kas yang relefan dari kegiatan apa saja !
4. Jelaskan apa bedanya antara laba bersih dengan cash flow ?
5. Jika kita dihadapkan pada proyek yang mutually exclusive, pada saat terjadi conflict antara
metode NPV dan IRR, maka metode apa yang sebaiknya kita gunakan ? Jelaskan alasannya.
Jawaban
1. Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang
yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Penganggaran Modal (capital
budgeting) sangatlah penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham.
Dimana bila perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka
keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah
penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan
keadaan keuangan suatu perusahaan.
2. Metode analisis capital budgeting
 Metode period method
Dalam metode ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran jangka waktu yang
dibutuhkan untuk menutup kembali nilai investasi awal (initial investment), dengan
menggunakan aliran kas bersih (net cash flow) yang dihasilkan investasi tersebut. Jika
kriteria Payback Period  yang akan digunakan dalam penilaian investasi, maka terlebih
dahulu harus ditetapkan jangka waktu maksimum yang diinginkan dari pengembalian
modal investasi. Jika Payback Period investasi melampaui payback period maksimum,
maka usulan investasi ditolak. Sebaliknya, jika payback period investasi lebih pendek
dari payback period maksimum, maka investasi diterima.
 Net present value method (NPV)
Dalam metoda ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran seberapa besar selisih
yang dapat dihasilkan antara nilai sekarang present value investasi dengan aliran kas
bersih (net cash flow) yang dihasilkan selama umur investasi, baik operasional maupun
aliran kas bersih pada akhir umur investasi (terminal cahs flow). Pengambilan keputusan
apakah suatu proyek investasi diterima atau ditolak jika menggunakan metode Net
Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol. Apabila NPV
> 0 atau positif, maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya apabila NPV < 0 atau
negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.
 Metode profitability index (PI)
Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil
keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima
dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan
metode profitability index ini. Pengambilan keputusan apakan suatu proyek investasi
akan diterima (layak) atau ditolak (tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila
PI>1, maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI <1 maka rencana
investasi tidak layak diterima atau ditolak.
 Metode accounting rate of return (ARR)
Metode Accounting Rate Return (ARR) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari
investasi yang digunakan untuk memperolah keuntungan tersebut. Keuntungan yang
diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (earning after tax, EAT).
Sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh dari
investasi awal (jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua. Penggunaan metode ARR
ini sangat sederhana sehingga mudah untuk mengambil keputusan. Apabila besarnya
ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka investasi
tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya.
 Metode internal rate of return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk
mencari tingkat bunga (discaount rate)  yang menyematkan nilai sekarang dari aliran kas
neto (present value of procceds) dan investasi (initial outlays). Pada saat IRR tercapai,
maka besarnya NPV sama dengan nol. Oleh karena itu, untuk menghitung IRR
diperlukan data NPV dari kutb (daerah) positif dan kutub negatif kemudian dilakukan
interpolasi (mencari nilai selisih) sehingga diperoleh NPV sama dengan nol.
Penggunaan metode IRR ini memiliki konsep yang identik atau sama dengan penentuan
besarnya bunga yang dihasilkan obligasi hingga jatuh temponya (yield to maturity).
Penilaian investasi menggunakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV
karena menggunakan cara coba-coba ketika menentukan besarnya  discount rate
investasi.  Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya menggunakan kalkulator
atau komputer.

3. Klasifikasi proyek investasi Secara umum, perusahaan mengklasifikasikan proyek investasi


ke dalam kategori-kategori berikut:
 Penukaran. Investasi untuk menukar peralatan produksi yang telah usang dengan yang
lebih baru
 Penghematan biaya. Investasi untuk menggantikan peralatan tua namun masih bekerja
dengan peralatan baru yang lebih efisien, pembiayaan untuk program-program pelatihan
yang ditujukan untuk mengurangi biaya tenaga kerja, dan pengeluaran untuk memindahkan
fasilitas produksi ke wilayah tempat dimana tenaga kerja dan bahan baku lebih murah.
 Ekspansi Output Pasar dan Produk-produk Tradisional. Investasi untuk memperluas
fasilitas produksi sebagai respon terhadap meningkatnya permintaan atas produk-produk
tradisional perusahaan dalam pasar tradisional atau pasar yang telah ada saat ini.
 Ekspansi pad produk dan/atau pasar baru. Investasi untuk mengembangkan, memproduksi,
dan menjual produk baru dan/atau mempunyai pasar baru.
 Regulasi Pemerintah. Investasi yang dikeluarkan untuk menyesuaikan dengan regulasi-
regulasi pemerintah. Hal ini meliputi proyek-proyek investasi yang diwajibkan untuk
memenuhi regulasi mengenai kesehatan dan keselamatan, pengendalian polusi, dan
menaati kewajiban-kewajiban legal lainnya.
4. 3 kelompok kegiatan yang menghasilkan cash flow / aliran kas dalam perusahaan.
 Operating Cash Flow (OCF)
Operating Cash Flow adalah kas yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan yang
berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, pendapatan dan biaya-biaya. Kas inilah yang
menggambarkan bagaimana perusahaan mendapatkan profit dan mengubahnya menjadi
kas. Contoh: penjualan tunai, uang muka, hutang lancar, pembelian inventori, pembayaran
biaya operasional (listrik, telepon, air), pengiriman barang, gaji pegawai dan lain-lain.
Jika OCF positif (+) artinya perusahaan sehat, jika negatif (-) artinya perusahaan sakit atau
bleeding.

 Investing Cash Flow (ICF)


Investing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan investasi atau yang berkaitan
dengan jual-beli aset. Contoh: jual-beli property perusahaan, jual-beli saham perusahaan
lain, reksadana, deposito, emas dan-lain-lain.
Jika ICF positf (+) artinya uang masuk ke perusahaan. Jika ICF negatif (-) artinya uang
keluar dari perusahaan. ICF yang positif terus-menerus justru sebetulnya kurang baik sebab
itu artinya pemegang saham/owner harus terus menyetor modal untuk membiayai
perusahaan. ICF negatif (-)  terus menerus justru bagus sebab artinya perusahaan
menghasilkan uang untuk para pemegang saham.
 Financing Cash Flow (FCF)
Financing Cash Flow adalah kas yang muncul dari kegiatan hutang dari pihak lain.
Contohnya pinjaman dari bank, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari koperasi, dan
pembayaran pokok hutang-hutang tersebut.
Financing Cash Flow dikatakan positif jika menerima hutang dan negatif jika membayar
hutang. Namun Financing Cash Flow dikatakan baik jika menimbulkan dampak OCF yang
positif, artinya uang yang masuk dari hutang menimbulkan peningkatan pendapatan.
Sehingga perusahaan bisa membayar hutangnya.
Sebaliknya, jika OCF negatif, artinya berbahaya sebab uang yang masuk tidak
menimbulkan keuntungan. Sehingga perusahaan belum bisa membayar hutangnya.
Mana yang paling penting?
Nah dari ketiga jenis cash flow tersebut, yang paling penting dalam usaha adalah Operating
Cash Flow (OCF), yaitu bagaimana perusahaan melakukan kegiatan yang menghasilkan profit
dan mengubah profit tersebut menjadi kas. Dengan pertumbuhan kas inilah perusahaan bisa
melakukan akumulasi modal dengan menambah aset. Selain itu perusahaan bisa membayar
hutang pokok dan bunganya dengan lancar.
Jangan silau jika ICF kita positif, sebab itu baru langkah awal bahwa ada orang yang mau
invest dengan memberikan modal usaha. Tapi uang itu nantinya tetap harus dikembalikan
kepada pemilik modal dalam bentuk dividen.
Hati-hati kalau FCF kita besar, jika OCF negatif dan uang yang kita peroleh dari hutang itu
tidak bisa dikembalikan ke pemiliknya, artinya kita harus menjual aset yang kita miliki untuk
membayar hutang. Maka jumlah aset pun berkurang, tidak ada akumulasi modal. Kalau
jumlah aset yang dimiliki ternyata lebih sedikit dari nilai hutangnya, artinya perusahaan kita
pailit atau bangkrut.
Dengan memahami ketiga jenis cash flow tersebut, mudah-mudahan kita tahu cara
mengelolanya dengan lebih baik dan lebih efektif.
5. Demikian informasi yang bisa kami berikan mengenai pengertian dan perbedaan antara arus
kas bersih dan laba bersih. Kesimpulan yang bisa kita peroleh adalah:
 Laba bersih merupakan uang yang tersisa dari perusahaan setelah melakukan
pengurangan terhadap semua biaya. Sementara itu, arus kas bersih uang yang keluar
masuk perusahaan untuk berbagai aktivitasnya
 Arus kas bersih agak sulit dimanipulasi berdasarkan GAAP (Generally accepted
accounting principles)
 Arus kas bersih digunakan untuk mengetahui nilai perusahaan, menilai pendapatan yang
dihasilkan akuntansi, serta mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan
likuiditas
 Laba bersih memberikan informasi tentang keuntungan yang didapatkan perusahaan
selama periode tertentu
 Laporan arus kas bersih merupakan data yang digunakan untuk mengetahui sumber dan
kemana uang tersebut digunakan atau dibelanjakan. Kemudian untuk laporan laba rugi
digunakan untuk mengetahui kerugian dan keuntungan pada periode tertentu
6. Lebih baik mengambil NPV dikarenakan :
 Pada umumnya pengambilan kepu-tusan investasi berdasarkan NPV dan IRR akan
memberikan hasil yang sama, artinya “apabila suatu usulan investasi dinilai layak
berdasarkan NPV, maka usulan investasi tersebut juga dinilai layak berdasarkan IRR”.
Namun demikian, menurut kalangan akademisi, NPV dianggap lebih unggul dibandingkan
IRR, karena NPV dapat mengatasi fenomena multiple IRR dan conflict ranking projects,
sedangkan IRR tidak dapat mengatasi fenomena tersebut.  Meskipun demikian, NPV juga
memiliki kelemahan, yaitu NPV tidak memiliki safety margin (sedangkan IRR memiliki
safety margin) dan NPV kalah populer dibandingkan dengan IRR (para investor pada
umumnya lebih tertarik menggunakan IRR, karena IRR dapat segera dibandingkan dengan
cost of capital).
 NPV dan IRR  sama-sama termasuk kelompok discounted cash flow, penganut nilai waktu
dan proceeds selama total usia proyek. Berdasarkan kesamaan demikian, NPV IRR akan
memberikan keputusan yang sama dalam menilai usul investasi. Andaikan berbasis NPV
usul investasi layak diterima maka demikian pula IRR.
NPV danIRR akan memberikan keputusan yang sama., tetapi sebenarnya terkandung
sebuah pengecualian di dalamnya. Pengecualian yang dimaksudkan berkaitan saat menilai
salah satu dari dua atau lebih usul investasi bersifat mutually exclusive. Untuk kondisi
seperti begitu NPV, IRR dapat bertolak belakang memberikan jawaban secara khusus
sering terjadi pada susunan peringkat usul investasi.
Hal tersebut, dikarenakan perbedaan asumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi dana
bebas. IRR berasumsi dana bebas diinvestasikan kembali dengan tingkat rate of returnnya
selama periode sisa usia. Sebaliknya NPV berpegang konsisten besarnya tingkat reinvestasi
adalah tetap sebesar tingkat diskonto yang ditetapkan sebelumnya.
Namun NPV pada umumnya dipandang unggul ketimbang IRR. Hal ini disebabkan NPV
konsisten,  yaitu mempertimbangkan perbedaan skala investasi dari pernyataan secara
absolut dalam rupiah tidak seperti IRR yang memiliki pernyataan berbentuk persentase
sehingga skala investasi terabaikan.

Anda mungkin juga menyukai