Anda di halaman 1dari 16

JAMBURA JOURNAL OF MATHEMATICS EDUCATION

Jambura J. Math. Educ. Vol. 1, No. 2, pp. 59-74, September 2020


Journal Homepage: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jmathedu
DOI: https://doi.org/10.34312/jmathedu.v1i2.7272

Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video


Interaktif berbasis Multimedia
Putri Utami Suseno1*, Yamin Ismail2, Sumarno Ismail3
1,2,3Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo,
Jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie, Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo 96119, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Artikel ini membahas tentang pengembangan media pembelajaran
* Penulis Korespondensi. matematika dalam bentuk video interaktif berbasis multimedia.
Email: Pengembangan media dilakukan untuk pembelajaran matematika
wiwidsuseno91@gmail.com geometri bidang datar pada topik layang-layang. Metode
pengembangan media menggunakan pendekatan deskriptif yang
Diterima: melalui 3 tahap yaitu pendefinisian, perancangan, dan pengembangan
15 September 2020 dengan melibatkan siswa SMP Negeri 3 Gorontalo sebagai subjek
penelitian. Media pembelajaran video interaktif berbasis multimedia
Disetujui: yang dihasilkan dinyatakan valid berdasarkan penilaian pakar baik
18 September 2020 dari segi media maupun pada substansi materi. Dalam penerapannya
diperoleh respon positif lebih dari 70% siswa yang mengikuti proses
Online pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran video
19 September 2020 interaktif berbasis multimedia sudah baik dan layak digunakan
sebagai media pembelajaran matematika.
Format Sitasi:
P.U. Suseno, Y. Ismail and Kata Kunci: Pengembangan Media; Pembelajaran Matematika; Video
S. Ismail, “Pengembangan Interaktif; Multimedia
Media Pembelajaran ABSTRACT
Matematika Video
Interaktif berbasis This article discusses the development of mathematics learning media in the
Multimedia,” Jambura J. form of interactive multimedia-based videos. Media development was carried
Math. Educ., vol. 1, no. 2, out for learning flat-plane geometry on the topic of kites. The media
development method used a descriptive approach through 3 stages, namely
pp.59-74, 2020
define, design, and develop by involving students of SMP Negeri 3 Gorontalo
as research subjects. The multimedia-based interactive video learning media
Lisensi:
produced was declared valid based on expert judgment both in terms of media
JMathEdu is licensed
and on material substance. In its application, there was a positive response
under a Creative Commons
from more than 70% of students who took part in the learning process. This
Attribution-
shows that the multimedia-based interactive video learning media is good and
NonCommercial 4.0 suitable for use as a medium for learning mathematics.
International License
Keywords: Media Development; Mathematics Learning; Interactive Video;
Copyright © 2020 Jambura Multimedia
Journal of Mathematics
Education

1. Pendahuluan
Guru sebagai pengajar, idealnya harus mampu mengelola proses pembelajaran yang
dapat memotivasi siswa, kreatif dan selalu berinovasi dalam menyediakan bahan dan
media belajar bagi siswa. Hal ini jelas sangat diperlukan apalagi dalam pembelajaran
matematika, dimana kebanyakan siswa cepat jenuh mengikuti proses pembelajaran.
Pada umumnya, anak di usia remaja atau awal usia sekolah menengah pertama (usia
11-12 tahun), pada aspek perkembangan kognitifnya terjadi peralihan antara tahap

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 59 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

berpikir operasional konkrit ke operasional formal [1], artinya seorang anak belum bisa
berpikir secara abstrak secara keseluruhan. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat
dibutuhkan untuk menunjang proses perkembangan kognitif anak di usia awal sekolah
menengah pertama. Sama halnya dalam pembelajaran matematika, media dibutuhkan
sebagai alat komunikasi antara guru dan murid untuk memperjelas konsep yang bersifat
abstrak.
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran adalah tentang modalitas belajar anak [2]. Modalitas belajar merupakan
potensi dasar atau kecenderungan yang dimiliki anak. Dengan modalitas belajar siswa
yang variatif, seharusnya pemilihan media pembelajaran dari seorang guru tidak hanya
terfokus pada salah satu modalitas saja, seperti yang pada umumnya terjadi. Jika
ditinjau dari hal tersebut, maka seorang guru perlu mengombinasikan berbagai media
dalam menyampaikan pesan sehingga pembelajaran akan lebih optimal. Perpaduan
antara berbagai media sering disebut sebagai konsep multimedia [3]. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa dalam kamus Oxford-Advance Learner’s Dictionary, disebutkan bahwa
multimedia berarti involving several different methods of communication, yaitu melibatkan
atau memasukkan berbagai metode berbeda dalam komunikasi. Hal ini menunjukkan
bahwa melalui konsep multimedia, seorang guru berupaya agar rangsangan (stimulus)
yang diterima siswa akan lebih banyak melalui penggunaan media yang beragam.
Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi,
semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan
dalam ingatan [4].
Pola pengembangan media pembelajaran sebenarnya hingga saat ini masih menjadi
topik yang banyak dilakukan oleh tenaga pendidik maupun peneliti. Beberapa peneliti
melakukan pengembangan pada aspek modul pembelajaran untuk menunjang proses
pembelajaran, seperti yang terdapat pada [5][6]. Selain itu, ada juga peneliti yang
mencoba mengembangkan media pembelajaran dalam bentuk video seperti yang
terdapat pada [7][8][9]. Termasuk salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki
kualitan pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis
Information and Communication Technology (ICT) [10].
Banyaknya peneliti yang melakukan pengembangan media tentunya tidak menjadi titik
akhir dalam upaya untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam makalah ini dilakukan upaya lain dalam pengembangan media pembelajaran
yakni dengan mengembangkan media belajar matematika dalam bentuk audio-visual
yaitu video interaktif berbasis multimedia. video interaktif berbasis multimedia
disajikan dengan gambar bergerak, berisi pesan atau informasi pembelajaran meliputi
rangsangan yang variatif (audio-visual). Pembelajaran menggunakan media yang
dikembangkan ini, memungkinkan terjadinya komunikasi lebih dari satu arah antara
komponen-komponen komunikasi, dalam hal ini guru, media dan siswa. Hal ini
diharapkan dapat membantu dalam materi yang membutuhkan visualisasi seperti
geometri bidang datar. Dalam hal ini, akan dilakukan pengembangan media
pembelajaran matematika video interaktif berbasis multimedia pada topik geometri
bidang datar, khususnya pada topik layang-layang.

2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah penelitian pengembangan
dengan pendekatan deskriptif yang berorientasi pada pengembangan produk.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 60 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Penelitian dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan


produk tersebut [11]. Desain penelitian pengembangan pada makalah ini mengacu pada
model Four-D, yang terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4P, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran [12].
Dalam implementasinya pada makalah ini, pengembangan model dilakukan hanya
menggunakan 3 tahapan, yaitu pendefinisian, perancangan dam pengembangan.
Desain 3 tahapa ini mengacu pada [13] dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penyederhanaan model dari empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu pendefinisian
(define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Tahap penyebaran
(disseminate) tidak dilakukan karena tujuan penelitian ini adalah mengembangkan
media pembelajaran yang baik.
2. Analisis konsep dan analisis tugas yang semula paralel, dirubah menjadi berurutan
dari analisis konsep ke analisis tugas. Hal ini disebabkan karena dalam pelajaran
matematika, materinya terstruktur, sehingga urutan tugas akan bergantung pada
urutan konsep.
3. Istilah analisis konsep diganti dengan analisis materi. Materi memiliki cakupan yang
lebih luas dari konsep.
4. Dalam tahapan pengembangan dilakukan uji keterbacaan dan audio-visual. Hal ini
dilakukan karena yang dikembangkan adalah media berbasis video, sehingga uji
komponen video diperlukan untuk mengetahui apakah siswa tertarik dan
memahami isi video.

2.1 Prosedur Pengembangan


2.1.1 Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap awal ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini antara lain;
a) Menentukan alternatif pembelajaran yang sesuai dan mempertimbangkan
perlunya pengembangan video interaktif berbasis multimedia sebagai media
pembelajaran.
b) Menelaah karakteristik siswa, meliputi modalitas belajar, pemilihan media,
pemilihan format, sikap terhadap topik mata pelajaran, bahasa yang digunakan
dan kognitif siswa.
c) Mengidentifikasi, merinci dan menyusun konsep-konsep utama pada materi
layang-layang yang akan dipelajari siswa.
d) Mengindentifikasi tugas umum dan tugas khusus yang diperlukan dalam
pembelajaran yang sesuai kurikulum.
e) Menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai
oleh siswa dan selanjutnya diintegrasikan dalam bentuk media pembelajaran.

2.1.2 Tahap Perencanaan (Design)


Tahap ini bertujuan untuk merancang media pembelajaran berdasarkan masalah-
masalah yang ditemukan dalam pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan pada tahapan
ini antara lain;

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 61 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

a) Pemilihan media yang tepat dalam menyajikan materi disesuaikan dengan


analisis karakteristik siswa, analisis tugas dan materi serta kombinasi media lain
yang digunakan.
b) Pemilihan format disesuaikan dengan faktor-faktor dalam materi pembelajaran,
terdiri dari format mendesain isi, pemilihan media pembelajaran, dan sumber
belajar.
c) Desain awal berupa rancangan video interaktif, yaitu pengembangan media
pembelajaran matematika video interaktif berbasis multimedia pada materi
geometri bidang datar layang-layang.

2.1.3 Tahap Pengembangan (Develop)


Tahapan ini bertujuan untuk menghasilkan produk media pembelajaran pembelajaran
yang telah direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji coba produk. Langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap ini antara lain;
a) Validasi ahli
Pada tahap ini, penilaian difokuskan pada isi, bahasa, kualitas gambar video,
suara, ilustrasi dan kemanfaatan media berdasarkan materi. Para ahli diberikan
lembar validasi dan draft I yang akan divalidasi. Lembar validasi berisi
komentar, saran dan penilaian terhadap produk media pembelajaran video
interaktif berbasis multimedia. Penilaian terdiri dari 4 kategori, yaitu tidak sesuai
(nilai 1), kurang sesuai (nilai 2), sesuai (nilai 3), dan sangat sesuai (nilai 4). Hasil
penilaian validator dianalisis dengan mempertimbangkan saran dan komentar
validator. Hasil analisis dijadikan pedoman untuk merevisi draft I sehingga
diperoleh draft II.
b) Uji keterbacaan dan audio-visual.
Uji keterbacaan dan audio-visual pada draft II dilakukan untuk melihat sejauh
mana produk dapat terbaca dan dipahami (tulisan, video, ilustrasi, efek suara)
oleh sisawa. Subjek penelitian uji keterbacaan dan audio-visual adalah 3 orang
siswa. Masukan yang diperoleh dari hasil ini digunakan untuk merefisi draft II
sehingga dihasilkan draft III yang akan digunakan untuk uji coba.
c) Uji coba
Uji coba dilakukan untuk memperoleh masukan langsung dari siswa terhadap
pengembangan media pembelajaran video interaktif berbasis multimedia pada
materi geometri bidang datar layang-layang. Hasil dari uji coba menjadi dasar
untuk penyempurnaan draft III, menjadi media pembelajaran multimedia
berbasis video yang baik dan berkualiatas.

2.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil validasi ahli dan angket
respon siswa.
a) Hasil Validasi
Angket lembar validasi media diberikan kepada ahli dari aspek media dan ahli
dari aspek substansi materi. Hasil angket validasi media dimaksudkan untuk
memperoleh data tentang kualitas media pembelajaran video interaktif berbasis
multimedia.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 62 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

b) Hasil angket respon siswa


Hasil angket respon siswa digunakan untuk memperoleh data respon siswa
terhadap media pembelajaran video interaktif berbasis multimedia.

2.3 Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang terdiri
dari analisis lembar validasi dan analisis respon siswa.

a) Analisis Lembar Validasi


Para ahli media dan ahli materi sebagai validator menuliskan penilaiannya
terhadap media pembelajaran multimedia berbasis video pada lembar validasi.
Penilaian terdiri dari 4 kategori, yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, dan
tidak sesuai. Data dari hasil penilaian para ahli kemudian dianalisis dengan
mempertimbangkan saran, dan komentar dari validator. Hasil analisis ini
kemuadian dijadikan sebagai pedoman dalam merevisi media pembelajaran
video interaktif berbasis multimedia. Media pembelajaran dapat digunakan jika
minimal validator memberikan penilaian dengan kategori minimal ‘sesuai’.
b) Analisis respon siswa
Data respon siswa yang diperoleh dari hasil angket dianalisis persentasi dan
kualifikasi untuk membuat kesimpulan apakah media interactive video berbasis
multimedia dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran,
dalam hal ini siswa merespon positif. Angket respon siswa terlebih dahulu
divalidasi secara konstruktif.
Rumusan untuk menentukan persentase respon positif siswa dalam penggunaan
media yaitu:

Jumlah Respon Tiap Aspek


Persentase Respon Siswa (𝑅𝑆) = × 100 %
Jumlah Siswa

Hasil persentasi dengan kriteria positif yang mengacu pada Tabel 1.

Tabel 1: Kriteria interpretasi skor


Kriteria (%) Klasifikasi
85% < 𝑅𝑆 ≤ 100% Sangat Positif
70% < 𝑅𝑆 ≤ 85% Positif
50% < 𝑅𝑆 ≤ 70% Kurang Positif
0% < 𝑅𝑆 ≤ 50% Negatif
Sumber: [14]

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Pendefenisian (Define)
3.1.1 Analisis Awal-Akhir
Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan wawancara secara langsung dengan guru
matematika kelas VII di SMP Negeri 3 Gorontalo. Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh informasi bahwa siswa pada umumnya cepat jenuh dengan pelajaran
matematika dan kemauan belajarnya masih kurang. Siswa secara umum terkesan pasif
dalam proses pembelajaran. Meskipun pada umumnya guru mengajar dengan metode

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 63 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

konvensional, tetapi ada beberapa guru yang sudah menggunakan atau memanfaatkan
media pembelajaran seperti Power Point agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Namun penggunaan media Power Point sendiri masih belum memberikan efek positif,
disebabkan isi materi pembelajaran dan tampilan yang kurang variatif, serta kurang
mendukung modalitas belajar siswa yang beragam.
Hasil wawancara dengan guru kelas VII SMP Negeri 3 Gorontalo juga memberikan
informasi bahwa pemahaman siswa tentang materi segi empat khususnya pada bangun
layang-layang masih rendah, terutama untuk penurunan rumus luas dan keliling
layang-layang. Siswa juga masih sulit menghafal dan memahami penjelasan rumus dari
bangun layang-layang yang ada dalam buku paket.
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa semakin banyak indera
yang digunakan atau dirangsang selama proses pembelajaran, maka materi yang
disampaikan akan lebih mudah diingat, untuk itu diperlukan media pembelajaran yang
sesuai [4]. Disamping itu, media pembelajaran yang digunakan harus bisa membuat
siswa aktif dan senang dalam pelajaran matematika. Sebagai alternatif, media
pembelajaran yang digunakan adalah media pembelajaran video interaktif berbasis
multimedia. Oleh karena media pembelajaran di sekolah saat ini belum efektif, maka
diperlukan pengembangan media pembelajaran video interaktif berbasis multimedia
dalam pembelajaran matematika.

3.1.2 Analisis Siswa


Analisis ini dilakukan melalui wawancara dengan guru matematika dan wali kelas VII
SMP Negeri 3 Gorontalo. Analisis ini bertujuan untuk menelaah karakteristik siswa
yang meliputi latar belakang sosial budaya, tingkat perkembangan kognitif, dan
pengetahuan siswa. Dari analisis ini ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
a) Latar belakang sosial budaya siswa beragam. Pekerjaan orang tua siswa antara
lain, wiraswasta, Guru, PNS, pedagang, dan lain-lain. Lingkungan sekolah dan
tempat tinggal siswa berada di daerah perkotaan kota gorontalo.
b) Usia siswa kelas VII SMP Negeri 3 Gorontalo sekitar 11-12 tahun. Seperti yang
sudah dikemukaan pada bab sebelumnya, jika ditinjau dari teori perkembangan
kognitif maka siswa-siswa ini berada dalam tahap peralihan dari tahap
operasional konkrit ke operasional formal.
c) Berdasarkan latar belakang pengetahuan siswa, sub materi segi empat dalam hal
ini bangun layang-layang yang dipelajari siswa kelas VII SMP Negeri 3
Gorontalo bukan merupakan materi baru, sebab sudah pernah dipelajari di kelas
tingkat Sekolah Dasar (SD).
d) Siswa belum pernah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan
media Video Interaktif berbasis multimedia.

3.1.3 Analisis Materi


Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi bagian-bagian materi yang akan
dipelajari siswa pada sub materi segi empat dalam hal ini bangun layang-layang. Dalam
hal ini, materi mengacu pada kurikulum K13 untuk kelas VII SMP. Analisi materi
disajikan dalam bentuk diagram seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 64 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Bangun Datar Pengertian layang-layang

Segi Empat dan Segi Tiga Sifat-sifat layang-layang

Layang - Layang Keliling layang-layang

Luas layang-layang

Gambar 1. Bagan analisis sub materi segi empat pada bangun datar layang-layang

3.1.4 Analisis Tugas


Analisis tugas meliputi tugas umum dan khusus. Tugas umum mengacu pada standar
kompetensi unit geometri dalam K13. Adapun tugas khusus mengacu pada indikator
pencapaian hasil belajar. Hasil analisis tugas untuk sub materisegi empat pada bangun
layang-layang di kelas VII SMP adalah sebagai berikut :
a) Tugas Umum (Standar Kompetensi)
Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.
b) Tugas Khusus (Indikator)
1) Menjelaskan pengertian segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2) Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
3) Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segi empat.
4) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas bangun
segitiga dan segi empat.

3.1.5 Spesifiksi Tujuan Pembelajaran


Spesifikasi tujuan pembelajaran merupakan penjabaran hasil dari analisis materi dan
analisis tugas menjadi indikator pencapaian hasil belajar. Hal ini dijabarkan secara
spesifik sebagai berikut;
a) Siswa dapat menjelaskan pengertian layang-layang ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya.
b) Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat layang-layang ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya.
c) Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling layang-
layang.
d) Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas layang-layang.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 65 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

3.2 Perancanaan (Design)


3.2.1 Pemilihan Media
Berdasarkan analisis tugas, materi, dan sarana yang tersedia di SMP Negeri 3 Gorontalo,
beberapa media pembelajaran yang dipilih adalah papan tulis, spidol, Proyektor (LCD),
penggaris, kertas HVS, Sound Speacker, kabel roll, pointer, gunting, laptop, dan busur.

3.2.2 Pemilihan Format


Dalam merancang media Video Interaktif, dipilih format isi yang sesuai dengan
kurikulum K13, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Perancangan
format media Video Interaktif terdiri dari materi, kesimpulan serta latihan soal yang
dibuat semenarik mungkin dengan tujuan agar siswa tidak jenuh dan dapat
berpartisipasi secara aktif selama pembelajaran.

3.2.3 Rancangan Awal


Rancangan awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan yang
harus dilakukan sebelum pelaksanaan uji coba. Hasil dari tahap ini adalah rancangan
awal media Video Interaktif berbasis multimedia yang disusun sebagai draft I, beserta
instrument penelitian.
Rancangan naskah selanjutnya dituangkan dalam gambar nyata, yang disebut dengan
Storyboard atau storyline. Elemen – elemen yang dijabarkan dalam storyboard antara lain
scene/adegan, durasi (waktu), sound effect, naskah beserta gambaran adegan, effect
transition. Storyboard memberikan gambaran secara jelas tahapan-tahapan dalam
pembuatan media video interaktif. Rancangan storyboard media yang dibuat dalam
pengembangan media video interaktif disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2: Storyboard media video interaktif


Efek/
Scene Board Durasi Sound Naskah
Transisi
1. Akusti Intro : Menampilkan 3D
k gitar foto layang-layang, Cascade,
20 detik “energ berbagai model dan fade offset,
ic” bentuk layang-layang page lope.
dalam kehidupan
sehari-hari.
Teks : Layang-layang

2. Akusti Intro Page loop,


k gitar Pengenalan tokoh : fade offset,
18 detik “energ Pemain 1 : Iki barn door,
ic” Pemain 2 : Fadila portals
Pemain 3 : Ical

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 66 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Efek/
Scene Board Durasi Sound Naskah
Transisi

3. Akusti Intro : Page loop,


k gitar Teks : Lihat aksi portals.
5 detik “energ mereka yuk
ic”

4. 30 detik - Pemain 2 : Hey, ki, sal, -


lagi ngapain?
(menyapa pemain 1 &
3)
Pemain 3 : Ini nih, iki
lagi menggambar
layang-layang (sambil
menunjuk gambar
layang-layang yang
dibuat pemain 1)
Pemain 2 : Oh,
kebetulan banget, aku
dapat tugas dari pak
guru nih, membuat
kerangka, dan
menyebutkan sifat-
sifat layang-layang,
bisa bantu aku nggak?
Pemain 1 : Yang aku
tau sih, rangka layang-
layang sama dengan
diagonal layang-
layang, gitu kan sal?
(adegan shoot pemain
1 & 3 saja)

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 67 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Efek/
Scene Board Durasi Sound Naskah
Transisi
Pemain 3 : Yup, benar
banget,mau tau gak
cara membuat layang-
layang dari kertas?
Sini aku tunjukin!
(mengajak pemain 1 &
2 dengan
bersemangat)

5. 10 detik Edcou Seluruh pemain video effect


stik masuk kedalam kelas. “even
intro Alat dan bahan untuk velocity”
membuat layang- (dipercep
layang sudah at)
disiapkan sebelumnya.

6. 40 detik - -
Pemain 2: Gimana
caranya cal?

Pemain 3: inikan
kertas bentuk persegi
pajang, lalu dilipat
7. sama besar,
kemuadian digambar
seperti ini, terus
digunting.
(menjelaskan tahap-
tahap pembuatan
layang-layang dari
kertas)

Pemain 2 : loh, itu


bukannya segitiga ya?
(menunjuk ke arah
pemain 3)

Pemain 3 : tara, ini dia


layang-layang (sambil
membuka lipatan
kertas)

Pemain 2 : ooh.
8.

9.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 68 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Efek/
Scene Board Durasi Sound Naskah
Transisi

10. Dituliskan dalam 10 detik Akusti Penugasan & praktek : Fade offset
bentuk teks k gitar Guru Meminta siswa
“energ mengerjakan
ic” pembuatan layang-
layang berdasarkan
tayangan vidio.

11. Dituliskan dalam 10 detik Akusti Penugasan& praktek : Fade offset


bentuk teks k gitar Guru Meminta siswa
“energ menyediakan alat dan
ic” bahan

12. 10 detik Akusti Tahap-tahap Fade offset


k gitar pembuatan beserta
“energ penjelasan berupa
ic” teks.

14. Akusti Tahap-tahap Fade offset


k gitar pembuatan beserta
“energ penjelasan berupa
30 detik ic” teks.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 69 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Efek/
Scene Board Durasi Sound Naskah
Transisi
15. 10 detik Akusti
k gitar Tahap-tahap Fade offset
“energ pembuatan beserta
ic” penjelasan berupa
teks.

16. 40 detik Akusti


k gitar Tahap-tahap Fade offset
“energ pembuatan beserta
ic” penjelasan berupa
teks.

17. Dituliskan dalam 7 detik Akusti Guru mengajak siswa Fade offset
bentuk teks k gitar untuk membuat
“energ kesimpulan
ic”
18. 37 detik Akusti Pemain 3 : nah dari -
k gitar sini, kita bisa
“energ menentukan salah satu
ic” sifat layang-layang
(Saat dimana salah satu
dialog diagonalnya membegi
tidak bangun menjadi
mema segitiga yang
kai kongruen
back
sound)
19. 22 detik Akusti Pemain 2 : o, kalau -
k gitar begitu, segitiganya
“energ memiliki sudut yang
ic” berhadapan dan sama
(Saat besar kan?
dialog Pemain 3 : yup, sudut
tidak ini, dan sudut ini.
mema (sambil menunjukkan
kai sudut)
back
sound)

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 70 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Efek/
Scene Board Durasi Sound Naskah
Transisi
20. 34 detik Akusti Pemain 3 : nah ada -
k gitar satu lagi, layang-
“energ layang juga memiliki
ic” dua pasang sisi yang
(Saat sama panjang, yang
dialog pertama sisi yang
tidak diatas, yang kedua sisi
mema sang dibawah (sambil
kai menunjukkan sisi)
back
sound)
21. 43 detik Akusti Pemain 2 : ternyata -
k gitar layang-layang itu
“energ punya diagonal yang
ic” saling tegak lurus, sini
(Saat aku tunjukan, dan
dialog salah satu diagonal
tidak layang-layang dapat
mema membagi diagonal
kai yang lainnya dengan
back sama panjang. (sambil
sound) menunjukkan pada
gambar)
22. 43 detik Akusti Penjelasan materi lebih Fade offset
k gitar lanjut oleh guru
“energ
ic”

23. 7 detik Akusti Pemain 3 : nah ada Fade offset


k gitar yang bisa
“energ menyimpulkan
ic” pengertian layang-
(Saat layang berdasarkan
dialog sifatnya gak?
tidak
mema
kai
back
sound)
24. 12 detik Akusti Pemain 1 ; menjadi Toop,large
k gitar objek (contoh) dalam loop, red
“energ menjawab pengertian light, left
ic” layang-layang. tight curl,
Guru meminta siswa translucen
lain menyimpulkan t,
pengertian layang- yellow
layang berdasarkan
sifat-sifatnya.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 71 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Efek/
Scene Board Durasi Sound Naskah
Transisi
25. 8 detik Akusti Gambar jempol Fade off set
k gitar sebagai bentuk
“energ apresiasi bagi siswa
ic” yang menjawab
dengan benar.

26. 5 detik Akusti Guru menjelaskan Fade offset


k gitar melalui gambar dalam
“energ vidio tentang keliling
ic” layang-layang

27. 34 detik Akusti Guru menjelaskan Fade offset


k gitar melalui gambar dalam
“energ vidio tentang luas
ic” layang-layang

28. 12 detik Akusti Guru memberikan Fade off set


k gitar tugas dan latihan soal,
“energ
ic”

29. 10 detik - Penutup Portals

Naskah video yang sudah dijabarkan dalam Storyboard, selanjutnya dijadikan acuan
bagi sutradara dan pemain dalam pembuatan video. Storyboard juga akan disertakan
beserta lembar penilaian validasi ahli dalam proses validasi media video interaktif.

3.3 Pengembangan (Develop)


Hasil rancangan awal dinilai oleh validator berdasarkan indikator; keefektifan desain,
konsistensi, format, bahasa, organisasi dan kemanfaatan. Hasil validasi ahli berupa
kritik dan saran perbaikan dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki produk video
yang dikembangkan. Media pembelajaran hasil revisi berdasarkan masukan dinyatakan
valid dengan penilain minimal ‘sesuai’ dan dan dapat digunakan pada tahap
selanjutnya, yakni uji coba produk.

3.4 Uji Coba Produk dan Respon Siswa


Uji coba terbatas dilakukan untuk memperoleh masukan langsung dari siswa tentang
media pembelajaran video interaktif berbasis multimedia sehingga hasilnya dijadikan

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 72 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

dasar penyempurnaan produk. Dalam hal ini dilibatka 29 orang siswa SMP Negeri 3
Gorontalo sebagai subjek.
Tahap uji coba terbatas terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan penutup. Pada
tahap persiapan, disiapkan semua media yang di gunakan dalam proses pembelajaran.
Setiap siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat layang-layang dari kertas.
Pada tahap pelaksanaan, materi yang diajarkan disajikan dalam bentuk video interaktif.
Video tidak ditampilkan secara keseluruhan dari awal sampai akhir, sebab pada bagian-
bagian tertentu siswa membutuhkan jeda dan guru harus menjelaskan materi
pembelajaran agar siswa bisa memahami pelajaran dengan baik.
Setelah satu tahap selesai dilaksanakan, video dilanjutkan kembali untuk memulai
tahapan selanjutnya. Begitu juga dengan materi yang ditampilkan dalam video
interaktif, pada bagian-bagian tertentu guru membuat jeda dan menjelaskan materi
secara lebih terperinci untuk memastikan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
Setelah pembelajaran dengan media pembelajaran video interaktif berbasis multimedia
selesai, siswa dibagikan angket respon yang sebelumnya telah divalidasi secara
konstruktif. Selanjutnya data yang diperoleh dari uji coba ini kemudian dianalisis dalam
bentuk persentase. Hasil analisis dijadikan sebagai pertimbangan untuk menghasilkan
media pembelajaran video interaktif berbasis multimedia yang baik dan berkualitas,
yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika kelas VII SMP. Hasil
analisis data respon siswa menggambarkan bahwa persentase rata-rata respon siswa
untuk masing-masing adalah lebih dari 70%. Hal ini menunjukkan adanya respon positif
siswa terhadap penggunaan media berupa video interaktif berbasis multimedia dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, produk media pembelajaran video interaktif
berbasis multimedia dapat digunakan dalam pembelajaran matematika sebagai media
yang baik dan berkualitas.
4. Kesimpulan
Media pembelajaran matematika video interaktif berbasis multimedia pada materi
layang-layang, telah dikembangkan dengan menggunakan tiga tahapan yaitu define,
design dan develop. Media yang dihasilkan telah divalidasi dan diujicobakan dengan
menghasilkan lebih dari 70% siswa memberikan respon positif. Dengan demikian,
media yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika
pada topik bidang datar layang-layang.

Referensi
[1] D. A. Bujuri, “Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan
Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar,” Literasi, vol. 9, no. 1, pp. 37–50,
2018.
[2] Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2012.
[3] D. Sugianto, A. G. Abdullah, S. Elvyanti, and Y. Muladi, “Modul Virtual:
Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital,” Innov. Vocat. Technol. Educ., vol. 9,
no. 2, Feb. 2017, doi: 10.17509/invotec.v9i2.4860.
[4] A. Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2002.
[5] S. Wahyuni, M. Yati, and A. Fadila, “Pengembangan Modul Matematika Berbasis
REACT terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik,” Jambura J.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 73 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020


P.U. Suseno, dkk | Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Video Interaktif ...

Math. Educ., vol. 1, no. 1, pp. 1–12, Feb. 2020, doi: 10.34312/jmathedu.v1i1.4542.
[6] N. Saputri, I. N. Azizah, and H. Hernisawati, “Pengembangan Bahan Ajar Modul
dengan Pendekatan Discovery Learning pada Materi Himpunan,” Jambura J.
Math. Educ., vol. 1, no. 2, pp. 1–11, 2020, doi: 10.34312/jmathedu.v1i2.5594.
[7] S. D. Tamu, E. Hulukati, and I. Djakaria, “Pengembangan Modul dan Video
Pembelajaran Matematika Persiapan Ujian Nasional pada Materi Dimensi Tiga,”
Jambura J. Math. Educ., vol. 1, no. 1, pp. 21–31, Mar. 2020, doi:
10.34312/jmathedu.v1i1.4558.
[8] S. Khadijah, S. Ismail, and R. Resmawan, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Penalaran pada Materi Sudut Pusat dan Sudut Keliling Lingkaran,” Al-Khwarizmi
J. Pendidik. Mat. dan Ilmu Pengetah. Alam, vol. 8, no. 1, pp. 1–12, Apr. 2020, doi:
10.24256/jpmipa.v8i1.838.
[9] V. Damopolii, N. Bito, and R. Resmawan, “Efektifitas Media Pembelajaran
berbasis Multimedia pada Materi Segiempat,” Algoritm. J. Math. Educ., vol. 1, no.
2, pp. 74–85, 2019, doi: 10.15408/ajme.v1i1.
[10] D. Wungguli and L. Yahya, “Pengaruh Penggunaan Media Berbasis Information
and Communication Technology (ICT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Dimensi Tiga,” Jambura J. Math. Educ., vol. 1, no. 1, pp. 41–47, Mar. 2020, doi:
10.34312/jmathedu.v1i1.5376.
[11] S. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2012.
[12] A. Rudiansyah, “Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika Pada
sub pokok Bahasan Operasi Hitung Pecahan Kelas V SD,” Universitas Negeri
Gorontalo, 2012.
[13] N. Bito, “Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Sub Materi Pokok Prisma dan
Limas Di Kelas VIII SMP Negeri 11 Gorontalo,” Universitas Negeri Surabaya,
2009.
[14] A. J. Panawar, “Pengembangan Instrumen Tes Berbantu Media Komputer pada
Pembelajaran Matematika Materi Trigonometri Kelas X SMA,” Universitas
Negeri Gorontalo, 2012.

JMathEdu | Jambura J. Math. Educ. 74 Volume 1 | Nomor 2 | September 2020

Anda mungkin juga menyukai