Metodologi penilitian
Topik 1
Rancangan Penelitian
Seperti yang terlihat pada skema di atas, pembatasan faktor risiko tersebut dilakukan dengan
teknik ‘matching’, yakni teknik pemilihan subjek kontrol yang memiliki karakteristik sama
dengan subjek-subjek kasus untuk faktor-faktor risiko yang akan dikendalikan
F. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Rancangan penelitian eksperimental adalah rancangan studi yang dikembangkan untuk
mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan ‘sebab-akibat’. Rancangan eksperimental
memiliki kapasitas uji korelasi yang paling tinggi dibanding dengan rancangan analitis
observasional.
Terdapat tiga ciri esensial dalam rancangan penelitian eksperimental, yakni:
1. manipulasi suatu variabel,
2. mengamati perubahan (efek) pada variabel lain (variabel dependen), dan
3. pengendalian pengaruh variabel lain yang tidak dikehendaki.
Berdasarkan modus pengendalian situasi penelitian, rancangan eksperimen dibagi menjadi dua
jenis, yakni: (1) eksperimen murni, dan (2) eksperimen semu atau kauasi.
Topik 2
Teknik Sampling
A. PENGERTIAN POPULASI
Populasi adalah keseluruhan sesuatu yang karakteristiknya mungkin diselidiki/diteliti. Anggota
atau unit populasi disebut elemen populasi. Contoh elemen populasi adalah: anak balita, ibu
hamil, hasil produksi perkebunan, dan tablet yang diproduksi oleh suatu perusahaan farmasi.
B. PENGERTIAN SAMPEL
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Unit sampel bisa sama dengan
unit populasi tetapi bisa juga berbeda. Sebagai contoh unit analisis atau populasi suatu penelitian
adalah anak berumur di bawah tiga tahun atau batita.
Beberapa alasan mengapa dalam suatu penelitian dilakukan pengambilan sampel antara lain
adalah:
1. adanya populasi yang sangat besar (infinite population), di dalam populasi yang sangat besar
dan tidak terbatas tidak mungkin seluruh populasi diamati atau diukur sebab membutuhkan
waktu yang lama,
2. homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang homogen diamati atau diukur sebab akan
membuang waktu dan tidak akan berguna karena variabel yang akan diteliti telah terwakili
oleh sebagian populasi tersebut,
3. penarikan sampel menghemat biaya dan waktu, dan
4. ketelitian atau ketepatan pengukuran, meneliti atau mengukur subjek dalam jumlah sedikit
(sampel) tentu akan lebih teliti jika dibandingkan dengan mengukur subjek yang banyak
(populasi)
Berdasarkan alasan penarikan sampel, maka sampel suatu penelitian harus dapat
menggambarkan populasinya. Dengan kata lain sampel harus memiliki karakteristik yang sama
dengan karakeristik populasinya. Sampel yang baik adalah yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat,
2. dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan standar deviasi dari
taksiran yang diperoleh,
3. sederhana, mudah dilaksanakan, dan
4. dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang efisien.
Jika syarat-syarat sampel di atas tidak terpenuhi maka kesimpulan yang digeneralisasikan untuk
populasi akan menjadi bias (bias conclusion).
C. JUMLAH SAMPEL
1. Penentuan Besar Sampel
Besar sampel tergantung pada hal-hal berikut ini: (1) jenis penelitian, jika penelitian bersifat
eksploratif maka satu sampel saja mungkin sudah cukup, namun jika penelitian bertujuan untuk
melakukan generalisasi maka sampel harus representatif terhadap populasi sehingga perlu
memperhatikan besar sampel selain cara pengambilan sampelnya; (2) skala ukur variabel
dependen, apakah berskala katagorikal atau kontinu; dan derajat ketepatan
perkiraan yang diinginkan, makin tinggi derajat ketepatan yang diinginkan maka makin besar pula
sampel yang dibutuhkan.
2. Besar Sampel untuk Estimasi Proporsi
a. Estimasi proporsi dengan presisi mutlak
Proporsi pada populasi yang hendak diketahui dilambangkan dengan ”P”, sedangkan proporsi
pada sampel
dilambangkan dengan ”p”. Dengan menggunakan teori distribusi rata-rata sampel, kita ketahui
bahwa pada pengambilan sampel yang dilakukan secara berulang-ulang, ”p” akan berdistribusi
secara ”normal” dengan rata-rata=P dan varians=P(1-P)/n. Distribusi sampel dapat digambarkan
seperti kurva di bawah ini.
b. Estimasi proporsi dengan presisi relatif
Dalam melakukan estimasi proporsi, ada kalanya peneliti memerlukan presisi relatif seperti 10%
P bukan 10% angka mutlak. Sebagai contoh, jika proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan
farmasi pada populasi adalah 70%, dengan pendekatan presisi mutlak 10% dan derajat
kepercayaan 95% maka 95% dari sampel yang diambil akan menghasilkan cakupan sebesar 60
—80%. Sedangkan dengan pendekatan presisi relatif, 95% dari sampel
yang diambil akan menghasilkan cakupan 63—77% (70±0,1x70). Presisi relatif dapat dituliskan
sebagai berikut:
e. Besar Sampel untuk Uji Hipotesis Beda Rata-rata Dua Kelompok Independen
Penelitian sering juga ditujukan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata pada kelompok atau
populasi independen.
f. Besar Sampel untuk Uji Hipotesis Beda Rata-rata Dua Kelompok Berpasangan
Pada uji hipotesis beda rata-rata berpasangan (dependen sampel), peneliti ingin menguji
perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah intervensi diberikan Dalam kondisi seperti itu maka
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kerangka sampel (sampling frame) adalah daftar unit-unit yang ada pada populasi yang
akan diambil sampelnya. Sebagai contoh, jumlah ibu hamil di suatu daerah, jumlah balita di suatu
posyandu, dan daftar nomor telepon. Kerangka sampel harus “up to date”.
Rancangan sampel adalah rancangan yang meliputi cara pengambilan sampel dan
penentuan besar sampel. Rancangan sampel akan membantu peneliti dalam memperoleh sampel
yang memiiki sifat representatif terhadap populasinya. Dalam menentukan teknik pengambilan
sampel yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian.
Random adalah cara mengambil sampel yang memungkinkan semua unit populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai subjek penelitian. Teknik pengambilan
sampel terdiri dari dua jenis, yaitu pengambilan sampel secara acak (probability/random
sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak (non
probability/non random sampling).
1. Pengambilan Sampel secara Acak
Teknik pengambilan sampel acak terdiri atas: acak sederhana (simple random sampling), acak
sistematis (systematic random sampling), acak strata (stratified random sampling), sampel
kluster (cluster sampling), dan sampel bertingkat atau bertahap (multistage sampling)