Anda di halaman 1dari 14

STUDI PRODUKTIVITAS PRIMER FITOPLANKTON DI PERAIRAN

DANAU MOTONUNO DESA LAKARINTA KECAMATAN LOHIA


KABUPATEN MUNA
BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Produktivitas perairan merupakan laju penambatan atau penyimpanan
energi (cahaya matahari) oleh komunitas autotrof didalam sebuah ekosistem
perairan. produktivitas primer merupakan laju produksi karbon organik
(karbohidrat) per satuan waktu dan volume melalui proses fotosintesis yang
dilakukan oleh organisme tumbuhan hijau seperti fitoplankton yang memanfaatkan
cahaya matahari untuk berfotosintesis dan meningkatkan produktivitas primer
perairan (Mustofa, 2015).

Fitoplankton merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan


terbesar pada produksi produktivitas primer total suatu perairan. Produktivitas primer
dalam bentuk plankton dianggap salah satu unsur yang penting pada salah satu mata
rantai perairan (Irawati, 2011). Produktivitas primer di perairan memiliki peranan
yang sangat penting dimana produktivitas primer menyediakan aliran energi dalam
suatu perairan melalui proses fotosintesis yang dibutuhkan oleh organisme perairan
untuk kelangsungan hidup terutama pada fitoplankton. Besarnya produktivitas
primer juga dapat menentukan tingkat kesuburan perairan (Meiriyani, et al., 2011).

Produktivitas primer sebagai mata rantai makanan yang memegang peranan


penting bagi sumberdaya perairan. Melalui produktivitas primer, energi akan
mengalir dalam ekosistem perairan (Yulianto, 2014). Terhambatnya produktivitas
primer pada suatu perairan menyebabkan terputusnya rantai makanan yang
berdampak pada kelangsungan hidup suatu perairan dan menurunnya kualitas suatu
perairan. Berdasarkan uarairan diatas untuk menjamin kesuburan suatu perairan
danau secara berkelanjutan, Maka perluh dilakukan penelitian mengenai studi
produktivitas primer fitoplankton di perairan Danau Motonuno.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang membedakan hasil analisis produktivitas primer fitoplakton,unsur hara,dan
parameter penunjang?

1.3 Tujuan Penulisan


untuk mengetahui produktivitas primer fitoplankton di perairan Danau
Motonuno.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Produktivitas Primer Fitoplakton
produktivitas primer fitoplankton diperoleh hasil yang berkisar antara
20.41- 48.83 mg C/m3/ jam. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesuburan perairan
Danau Motonuno kurang subur. Klasifikasi tingkat kesuburan perairan adalah: 0-
200 mg C/m3/jam termasuk kurang subur (oligotrofik), 200-750 mg C/m3/hari
termasuk kesuburan perairan sedang (mesotrofik) dan lebih dari 750 mg C/m3/hari
termasuk sangat subur (eutrofik) (Triyatmo, et al., 1997). Produktivitas primer
fitoplankton pada hasil yang tinggi disebabkan oleh adanya daerah muara danau
pada bagian danau yang menyebabkan unsur-unsur hara yang ada didalam danau
terbawa oleh arus dan menumpuk dan ada pula tingkat produktivitas primer
fitoplankton dengan hasil yang rendah terjadi karena adanya daerah yang tidak
mendapat asupan unsur hara dengan baik. Produktivitas primer tertinggi
dipengaruhi oleh adanya masukan bahan orgnik dari berbagai tempat dalam jumlah
yang banyak sedangkan daerah dengan nilai produkktivitas primer terendah
disebabkan oleh tidak adanya beban masukan unsur hara dari daerah lain (Pardede,
et al., 2016).
Produktivitas primer di perairan Pulau Panjang diperoleh berkisar 25-75
mgC/m3/jam mengindikasikan bahwa perairan perairan pulau panjang kurang
subur, hal ini dipengaruhi oleh intensintas cahaya yang masuk di perairan kurang
masimal sehingga menghalangi terjadinya proses fotosintesis (Yulianto, 2014).
Perairan Teluk Saronikos dengan nilai produktivitas primer berkisar 3,02-4,37
mgC/m/jam merupakan perairan oligotropik (Karydis, 2009).
Selain itu juga perairan yang dimiliki selalu bergerak, Sehingga
menyebabkan fitoplankon tidak dapat hidup dengan baik bahkan dapat berpindah
tempat. Oleh karena itu proses fotosintesis berjalan tidak sempurna. Fitoplankton
cenderung memilih tempat yang tenang untuk pertumbuhan dan perkembang
biakannya sehingga dapat melakukan fotosintesis dengan baik, sedangkan pada
perairan yang aktif bergerak fitoplankton dapat berpindah tempat dari satu tempat
ketempat yang lain sehingga menyebabkan terjadinya proses fotosintesis terganggu
(Pitoyo & Wiryanto, 2002).
Rendahnya nilai produktivitas primer disebabkan oleh kurangnya intensitas
cahaya matahari yang masuk diperairan. Dengan nilai yang diperoleh sebesar
755.25-785.25 Lux hal ini dipengaruhi oleh adanya musim hujan saat pengambilan
sampel. Nilai intensitas cahaya yang di peroleh sebesar 500-850 Lux dapat
menyebabkan produktivitas primer rendah hal ini dipengaruhi oleh cuaca pada saat
penelitian berawan sehingga proses fotosintesis pada fitoplankton kurang berjalan
dengan baik (Hardiyanto et al., 2012).

Dalam melihat hubungan fotosintesis dan intensitas cahaya memperoleh


fotosintesis maksimum di kolom air umumnya pada intensitas cahaya 34,6-58% dari
intensitas cahaya permukaan (Mallin dan Paerl, 1992). Suhu yang diperoleh di
Waduk Kentucky berkisar antara 7°C-15°C, suhu yang dingin tersebut menghambat
proses fotosintesis dan menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas primer
fitoplankton di perairan (Reeder, 2017). Produktivitas primer di Danau Goverdhan
Sagar diperoleh 0,22- 0,30 g C m-3 h-1 produktivitas primer yang lebih tinggi
mengindikasikan lingkungan yang baik dan tepat untuk produksi biologis organisme
perairan (Mishra et al,, 2012).

2.2 Unsur Hara

Berdasarkan hasil penelitian kandungan unsur hara nitrat dan phospat,


kandungan nitrat rata-rata yang terdapat pada Danau Motonuno yaitu berkisar antara
0,0360-0,0425 mg/L dan phosphat berkisar antara 0,0161-0,0241 mg/L nilai tersebut
termaksud rendah dan tidak dapat mendukung pertumbuhan fitoplankton secara
optimum atau maksimal akan tetapi tidak sebagai fator pembatas. Kandungan nitrat
dan fosfat yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton berkisar 0,27-5,51 mg/L,
jika kandungannya kurang dari 0.02 mg/L maka akan menjadi faktor pembatas
(Sumardianto, 1995). Nilai unsur hara yang diperoleh rendah. Kandungan phosphat
berturut-turut dengan kisaran 0.009-0.370 mg/L nilai tersebut termaksud rendah dan
bukan merupakan nilai yang optimum untuk mendukung peertumbuhan fitoplankton
secara maksimal akan tetapi tidak sebagai faktor pembatas (Yuliana, 2006).

Nilai nitrat dan phosphat di Waduk Kentucky rata-rata 45,30 g / L dapat


mengakibatkan pertumbuhan yang tinggi bagi fitoplankton dan memberikan dampak
yang buruk bagi produktivitas peimer bila terjadi terus menerus (Reeder, 2017).
Danau Goverdhan Sagar memiliki kandungan nitrat yang berkisar antara 0,41-0,58
mg/L dan phosphat 0,05-0,27 mg/L merupakan kondisi yang tepat pada perairan
untuk pertumbuhan fitoplankton “eutrofik- toeutrophic” (Mishra et al,, 2012).
Kandungan hara yang optimum bagi pertumbuhan organisme untuk nitrat sebesar 0,9
– 3,5 mg/L dan fosfat sebesar 0,09 – 1,8 mg/L (Novotny dan Olem,1994).

2.3 Parameter Penunjang

Berdasarkan hasil analisis intensitas cahaya perairan diperoleh hasil


intensitas cahaya tertinggi terletak pada permukaan perairan sedangkan terendah
terletak pada dasar perairan. Hal ini disebabkan oleh pada permukaan perairan
mendapat pantulan atau sinaran matahari secara langsung. Permukaan perairan
memiliki bahan organik yang melimpah karena masuknya cahaya matahari
langsung pada permukaan perairan sedangkan semakin dalam suatu perairan maka
semakin sedikit bahan organik yang dihasilkanakan atau kurang melimpah karna
tidak adanya cahaya matahari yang masuk didalam perairan (Fahnenstiel., et al.,
2016). Intensitas cahaya matahari akan semakin berkurang dengan bertambahnya
kedalaman perairan (Parsons, et al., 1984). Intensitas cahaya memperlihatkan
penurunan secara eksponensial dengan bertambahnya kedalaman ), Walaupun nilai
intensitas cahaya pada kedalaman 100% intensitas cahaya (0 meter) sama, namun
pada kedalaman berikutnya nilai intensitas akan bervariasi (Irawati, 2011).
Suhu sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Suhu juga
merupakan faktor penting yang sangat mendukung kehidupan fitoplankton. Hasil
pengukuran suhu yang dilakukan dalam penelitian ini, suhu pada setiap titik
pengambilan sampel diperairan Danau Motonuno berkisar antara 25oC-26oC. Nilai
suhu pada perairan Danau Motonuno masih dalam keadaan optimal untuk
mendukung kehidupan dan perkembangan fitoplankton. Fitoplankton sangat
dipengaruhi oleh suhu, yang merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan
fitoplankton. Kondisi yang optimal bagi fitoplankton adalah berkisar 25 oC karena
pada kondisi tersebut beberapa fitoplankton melakukan produktivitas optimal
(Novasaresta, et al., 2018). Kisaran suhu yang mendukung kehidupan fitoplankton
berkisar antara 20-30oC (Junda, et al., 2012).
Berdasarkan hasil penelitian nilai kecerahan perairan yang diperoleh yaitu 2-
5 meter. Panjangnya penetrasi cahaya yang diperoleh cukup dalam hal ini terjadi
kejernihan air yang cukup baik dan tidak adanya tumbuhan air di permukaan air
sehingga cahaya matahari dapat masuk secara maksimal di dalam perairan.
Kecerahan perairan >5 meter merupakan penetrasi cahaya yang baik dan
disebabkan oleh kecerahan air yang baik sehingga penetrasi cahaya dapat masuk
dengan baik didalam perairan (Sinurat, 2009). Kecerahan berkisar antara 37-44 cm
menunjukkan kecerahan perairan yang tidak baik atau rendah hal ini disebabkan
oleh kekeruhan pada perairan (Risamasu et al., 2011).

Bedasarkan hasil analisis korelasi produktivitas primer fitoplankton dan parameter


kualitas air didapatkan bahwa parameter yang berhubungan secara nyata dengan
produktivitas primer fitoplankton adalah nitrat dan suhu. Dimana pengaruh yang
diperoleh nitrat yaitu kuat dan memberikan hubungan yang positif dengan korelasi
0.679, Sedangkan berdasarkan hasil analisis regresi linear menunjukan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan mengenai keberadaan nitrat terhadap produktivitas primer
fitplankton sebesar 0.461 >0.05 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh nitrat
terhadap produktivitas primer sebesar 46.1%. Hal ini menunjukan bahwa semakin
tinggi kandungan nitrat diperairan, semakin tinggi pula tingkat produktivitas primer
fitoplankton.
Sedangkan parameter suhu memberikan pengaruh yang sedang dan
memperoleh hubungan positif terhadap produktivitas primer fitoplankton dengan
koefisien korelasi 0.422. Berdasarkan analisis regresi linear menunjukan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan mengenai suhu perairan terhadap produktivitas
primer fitoplankton sebesar 0.178 >0.05 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
suhu terhadap produktivitas primer sebesar 17.8%. Hal ini menunjukan bahwa suhu
yang diperoleh mendukung produktivitas primer fitoplankton di perairan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produktivitas primer fitoplankton di perairan Danau Motonuno berkisar antara 20.41-
48.83 mg C/m3/ jam. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesuburan perairan Danau
motonuno kurang subur. Berdasarkan uji korelasi, nitrat dan suhu merupakan
parameter fisika kimia yang berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas primer
dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap produktivitas primer fitoplakton di
perairan.
DAFTAR PUSTAKA

Cole GA. 1988. Text Book of Limnology. 3r ed. Missouri: C.V. Mosby Company.
Fahnenstiel, G. L., Sayers, M. J., Shuchman, R.A., Yousef, F., and Pothoven, S. A.
2016. Lake-wide phytoplankton production and abudance in the upper great lakes:
2010-2013. Journal of Great Lakes Research. Hal: 1-11.

Hapsari Diah B. 2006. Hubungan Antara Produktivitas Primer Fitoplankton dengan


Distribusi Ikan Di Ekosistem Perairan Rawa Pening Kabupaten Semarang. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. 95 hal.
Irawati Nur. 2011. Hubungan Produktivitas Primer Fitoplankton Dengan
Ketersediaan Unsur Hara Pada Berbagai Tingkat Kecerahan Di Perairan Teluk
Kendari Sulawesi Tenggara. Tesis. Mayor Pengelolaan Sumberdaya Perairan.
Institut Pertanian Bogor.
Juanda, Muhammad., Hasrah., & Yusminah Hala. 2012. Identifikasi Genus
Fitoplankton Pada Salah Satu Tambak Udang di Desa Bontomate’ne Kecamatan
Segeri Kabupaten Pangkep. Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 2, Hal: 108-115.
Karydis, M. 2009. Eutrophication assessment of coastal waters based on indicators:
a literature review. Global NEST Journal. Vol 11(4) : 373-390.
Meiriyani. F., Ulqodry. T. Z, dan Putri. W.E. 2011. Komposisi dan Sebaran
Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Way Belau, Bandar Lampung. Maspari
Journal 03 (2011). Hal: 69-77.
Merina Gusna, Indra J Z, Chairul. 2016. Produktivitas Primer Fitoplankton Dan
Analisis Fisika Kimia Di Perairan Laut Pesisir Barat Sumatera Barat. Jurnal
Metamorfosa. Vol.Iii (2): 112-119
Mustofa, A. 2015. Kandungan nitrat dan pospat sebagai faktor tingkat kesuburan
Nitrogen dan Total Fosfor dengan Kelimpahan Chrysophyta di Perairan W aduk
Panglima Besar Soedirman, Banjarnegara. Scripta Biologica. 1 (1)
: 96 - 101.
Mishra Varun, Sharma SK, Sharma BK, Upadhyay B. dan Choubey S. 2012.
Fitoplankton, Produktivitas Primer dan tertentu Fisiko-Kimia Parameter Goverdhan
Sagar Lake Udaipur, Rajasthan. Vol.2(6): 569-574.
Novasaresta, N., Abidin, Z., dan Junaedi, E. 2018. Keanekaragaman Phytoplankton
di Situ Balong Kambang Desa Pasawahan Kecamatan Pasawahan Kabupaten
Kuningan. Jurnal Quagga. Vol. 10. No. 1. Hal: 33-41.

Nonvonty, V., and H. Olem. 1994. Water Quality, Prevention, Identification and
Management of Diffuse Pollution. Van Nostranns Reinhold, New York.

Parsons, R.T., Y. Maita and C. M. Lailli. 1984. A Manual of Chemical and


Biological Methods for Sea Water Analysis. Pergamon Press. London.

Pardede D, Ternala A B, Rusdi L. 2016. Laju Produktivitas Primer Perairan Rawa


Kongsi Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Pitoyo Ari, Wiryanto. 2002. Produktifitas Primer Perairan Waduk Cengklik Boyolali.
B I O D I V E R S I T A S. Vol.3(1) Hal: 189-195
Reeder Brian C. 2017. Primary productivity limitations in relatively low alkalinity,
highphosphorus, oligotrophic Kentuck y reservoir. Journal Ecological Engine ering.
Morehead State University, Morehead. United States: xxx.
Risamasu F.J.L., Hanif B.P. 2011. Kajian Zat Hara Fosfat, Nitrit, Nitrat dan Silikat
di Perairan Kepulauan Mata Siri, Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan.
Vol.16(3):135-142.
Sinurat Gokman. 2009. Studi Tentang Produktivitas Primer Di Pangururan Perairan
Danau Toba [skripsi]. Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. 2004. Analisa Statistika Korelasi Linear Sederhana. 06 November 2008.
Nonvonty, V., and H. Olem. 1994. Water Quality, Prevention, Identification and
Management of Diffuse Pollution. Van Nostranns Reinhold, New York.

Parsons, R.T., Y. Maita and C. M. Lailli. 1984. A Manual of Chemical and


Biological Methods for Sea Water Analysis. Pergamon Press. London.

Pardede D, Ternala A B, Rusdi L. 2016. Laju Produktivitas Primer Perairan Rawa


Kongsi Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Pitoyo Ari, Wiryanto. 2002. Produktifitas Primer Perairan Waduk Cengklik Boyolali.
B I O D I V E R S I T A S. Vol.3(1) Hal: 189-195
Reeder Brian C. 2017. Primary productivity limitations in relatively low alkalinity,
highphosphorus, oligotrophic Kentuck y reservoir. Journal Ecological Engine ering.
Morehead State University, Morehead. United States: xxx.
Risamasu F.J.L., Hanif B.P. 2011. Kajian Zat Hara Fosfat, Nitrit, Nitrat dan Silikat
di Perairan Kepulauan Mata Siri, Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan.
Vol.16(3):135-142.
Sinurat Gokman. 2009. Studi Tentang Produktivitas Primer Di Pangururan Perairan
Danau Toba [skripsi]. Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. 2004. Analisa Statistika Korelasi Linear Sederhana. 06 November 2008.

Sunaryo A. 2017. Produktivitas Primer Di Waduk Ir.H.Juanda Kabupaten


Purwakarta Propinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan. Vol.
11(2) : Hal 110-120.
Triyatmo, B., Rustadi, Djumanto, S.B., Priyono, Krismono, N Sehenda, dan
Kartamihardja, E.S., 1997. Studi Perikanan Di Waduk Sermo: Studi Biolimnologi.
Lembaga Penelitian UGM Bekerjasama Dengan Agricultural Research
Management Project. BPPP. 65 hal.
Umaly, R.C. dan L.A. Cuvin. 1988.
Limnology : Laboratory and Field Guide Physico-Chemical Factors, Biology
Factors. National Book Store Publ. Manila.

Yuliana. 2006. Produktivitas Primer Fitoplankton Pada Berbagai Periode Cahaya Di


Perairan Teluk Kao, Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Perikanan (j. Fish. Sci.)
Viii (2): Hal: 215-222.
Yulianto Dwi, Max R M, Pujiono W P. 2014. Tingkat Produktivitas Primer Dan
Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Waktu Yang Berbeda Di Perairan Pulau
Panjang, Jepara. Iponegoro Journal Of Maquares. Vol.3(4) hal 195-200.

Anda mungkin juga menyukai