Oleh :
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkonsumsi minuman alcohol atau minuman keras (Miras)
merupakan perilaku yang biasa dilakukan oleh sekelompok orang dalam
mengekspresikan suatu acara, misalnya dalam pesta atau perpisahan tahun.
Ironisnya miras tersebut bukan hanya di konsumsi oleh orang dewasa namun
kaum remaja juga sudah mulai mencoba mengkonsusmi miras. Saat ini
pembicaraan mengenai bahaya mengkonsusmi minuman oplosan menjadi topic
yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Istilah kata
“opolosan” mempunyai arti campuran. Dimana miras oplosan tersebut
merupakan minuman keras yang terdiri dari berbagai campuran, diantaranya
dioplos dengan alcohol industry (Metanol) maupun dengan obat herbal seperti
obat kuat atau suplemen kesehatan. Miras oposan ini pada kenyataanya
memiliki permasalahan yang cukup besar yaitu dijual secara illegal.
Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung
maupun rantai cabang dari alifatik hirokarbon. Pada umumnya semakin panjang
rantai karbon maka semakin tinggi daya toksisitasnya. Tapi ada pengecualian
dalam teori ini ialah metanol lebih toksi daripada etanol. Dihidroksi alkohol
disebut juga glikol (dari asal kata glyc atau glykol yang artinya manis) ini
mencerminkan rasa dari gikol yang terasa manis. Dihidraksi etan juga etilen
glikol adalah merupakan bentuk sederhana dari glikol. Etilen glikol ini jg
merupakan cairan anti beku dan merupakan cairan yang toksik. Glikol jenis lain
ialah trihidroksipropan (propilen glikol).
Penyalahgunaan alkohol adalah lazim namun sering kali kondisisnya
tidak diakui pada lansia. Penyalahgunaan alkohol di alami 50-75% alkoholik
lansia. Alkoholik biasanya mulai menjadi penyalahgunaan pada saat lansia
berumur tiga puluhan dan empat puluhan. Mereka menjadi peminum reaktif
yang mulai minum akibat dari stres dan kehilangan yang berhubungan dengan
penuaan. Dari tahun ke tahun kasus minuman oplosan sering terjadi, pada
rentang bulan desember 2013-2014 tercatat 74 orang korban meninggal dunia
dan 192 korban lainya di rawat di RS akibat minuman oplosan dan 2 lainya
meninggal dunia merupakan warga asing (Mulyadi, 2014)
Alkohol yang paling sering di jumpai dalam bentuk minuman ini akan
menghilangkan kesadaran peminum yang sering juga disebut “mabuk” ini,
sehingga seseorang akan bersikap dan bertindak tidak sewajarnya Keracunan
alkohol adalah konsekuensi serius – dan terkadang bisa bersifat mematikan –
yang bisa ditimbulkan oleh konsumsi alkohol dalam jumlah besar dalam waktu
yang singkat. Minum terlalu banyak dan terlalu cepat dapat mempengaruhi
pernapasan, detak jantung, suhu tubuh dan refleks muntah dan berpotensi
menyebabkan koma dan kematian.Keracunan alkohol juga dapat terjadi ketika
orang dewasa atau anak-anak baik secara sengaja atau tidak sengaja
meminum produk rumah tangga yang mengandung alkohol.Seseorang yang
keracunan alkohol memerlukan pertolongan medis segera. Jika Anda
mencurigai seseorang mengalami keracunan alkohol, segera cari pertolongan
medis darurat.
B. Rumusan Masalah
Apa penatalaksanaan yang tepat dan cepat pada pasien dengan kasus
keracunan etanol dan methanol?
C. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penatalaksanaan Farmakologi yang cepat dan tepat pada
kasus keracunan etanol dan methanol.
D. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi alcohol
2. Untuk mengetahui jenis-jenis alkohol
3. Untuk mengetahui mekanisme keracunan akibat alkohol.
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan farmakologi yang tepat pada kasus
keracunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Alkohol (Ethanol dan Methanol)
1. Definisi Methanol
Methanol adalah bentuk sederhana dari alcohol yang biasa
digunakan sebagai pelarut industry dan sebagai bahan tambahan dari etanol
dalam proses denaturasi sehingga etanol menjadi toksik. Rumus kimia dari
methanol adalah CH3OH dan dikenal dengan nama lain yaitu metil alcohol,
serta metal hidrat. Pada keadaan atmosfer methanol berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun
dengan bau yang khas. Methanol merupakan bahan kimia yang lebih
beracun lebih daripada ethanol (Cline, 2012).
2. Definisi Ethanol
Ethanol adalah kandungan murni alcohol yang memiliki kandungan
alcohol sebanyak 0,2%. Ciri-ciri dan bentuk daripada ethanol hamper sama
dengan methanol sehingga kebanyakan kasus, peminum sulit membedakan
antara ethanol dan methanol (cline,2012).
.
mthanol karena harganya yang lebih Murah
Bila, tertelan :
- Awalnya : Sakit perut, mual dan muntah
- Depresi SSP sehingga terlihat gejala keracunan alkohol seperti sakit
kepala, pusing, lemah, kesadaran menurun, kejang 12-24 jam
- Metabolisme asidosis : mual : muntah, nafas dalam dan cepat, tensi turun,
syok - koma – meninggal.
Terhirup : iritasi selaput lendir, sakit kepala, telinga berdenging, suka tidur,
kolik, sulit BAB
Terkena Kulit : Kulit kering, gatal-gatal
Keracunan ringan bergejala seperti orang mabuk berat, yang diawali dengan
rasa sakit kepala dan mual – muntah. Gejala yang lebih berat disertai dehidrasi,
pusing, sakit kepala hebat, gangguan keseimbangan, dan penglihatan kabur.
Gejala sangat berat dapat mengancam nyawa bisa bberupa kebingungan dan
tidak bisa bangun dari tempat tidur, karena kelemahan berat. Gejala dengan
kategori sedang – parah harus segera dirujuk ke rumah sakit. Petunjuk penting
dalam diagnosis keracunan alkohol dapat dilihat pada tabel 2 berikut
(Ayu Indrayathi P dan Widiana IG. 2016):
Tabel 2.
Mata, timbul 4-24 jam setelah Penglihatan menjadi kabur
konsumsi metanol hingga menyebabkan BUTA
Penyebabnya : menumpuknya
formaldehid yang merusak fosforilasi Walaupun segera diobati gagal
oksidatif retina dan asam format cacat
yang secara langsung merusak optic
disc Pada pemeriksaan: Refleks pupil
lambat, dilatasi pupil, lapangan
pandang menyempit
Dari gambar 1, dapat dijelaskan bila pasien keracunan metanol datang ke PPK
II (Rumah Sakit), dengan gejala keracunan ringan, petugas hendaknya
langsung melakukan terapi etanol dengan dosis yang tepat. Namun, bila pasien
datang dalam keadaan tidak sadarkan diri atau mengalami gejala keracunan
berat, maka sesuai dengan hal diatas, yang perlu dilakukan adalah pasien
dibaringkan dengan posisi trendelenberg miring ke kiri untuk melindungi jalan
nafas. Jalan nafas pasien dibebaskan dan kalau perlu diberikan oksigen dengan
endotracheal tube. Pasien diberikan absorben berupa arang aktif (Norit) dengan
dosis 1g/kgBB (30-100g) diberikan dengan cara dicampur air (5-10g arang
dalam 100-200ml air) dan selanjutnya lakukan terapi etanol sesuai dengan dosis
yang tepat. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan hemodialisis.
(Ayu Indrayathi P dan Widiana IG. 2016)
Metanol, formaldehid, metabolit toksiknya asam format memiliki molekul kecil dan
larut dalam air, sehingga mudah lewat melalui membrane dialisr. Selain itu
hemodialisis dapat mengkoreksi asidosis, mencegah edema paru, edema serebri,
dan mengobati sindrom uremik bila terjadi gagal ginjal. Secara umum hemodialisis
akan memisahkan racun dari darah dan memurnikan darah kembali.
Dengan beberapa kali hemodialisis, maka secara berangsurangsur kadar
racun dalam darah akan berkurang dan
racun yang telah melekat pada organ vital dilepaskan kembali ke dalam darah.
Secara umum indikasi hemodialisis adalah bila metabolik asidosis sedang (pH 7,2) t
erjadi sindroma uremik dan gagal ginjal akut, gangguan penglihatan, dan
konsentrasi metanol dalam darah lebih 50 mg/dL. (Ayu Indrayathi P dan Widiana
IG. 2016)
F. Algoritma
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Intoksikasi adalah kondisi psikoaktif yang menyebabkan gangguan
kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perilaku, fungsi dan respon psikologis, bahkan
sampai menyebabkan kematian. Methanol (methyl alchohol, CH3OH) juga dikenal
sebagai alkohol kayu digunakan secara luas sebagai pelarut dalam industri dan
campuran untuk bahan bakar gasoline. Intoksikasi metanol dapat menyebabkan
komplikasi penyakit seperti kebutaan bahkan kematian.
Beberapa penatalaksanaan kegawatdaruratan pasien dengan intoksikasi
metanol adalah dengan cara melakukan penanganan ABC, gastric lavage, pemberian
obat-obatan untuk mencegah agar methanol tidak terarbsobsi lebih banyak oleh
tubuh dan dilakukan hemodialisa. ......................................
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Praktik
Diharapkan dengan adanya review jurnal ini dapat menambah wawasan
mahasiswa mengenai penatalaksanaan klien dengan intoksikasi metanol
DAFTAR PUSTAKA
Barceloux DG, Bond GR, Krenzelok EP, Cooper H, Vale JA, American Academy
of Clinical Toxicology Ad Hoc Committee on the Treatment Guidelines for
Methanol P. American Academy of Clinical Toxicology practice guidelines on
the treatment of methanol poisoning. Journal of toxicology Clinical
toxicology. 2002;40(4):415-46.
Kraut JA, Kurtz I. Toxic alcohol ingestions: clinical features, diagnosis, and
management. Clinical journal of the American Society of Nephrology :
CJASN. 2008;3(1):208-25.
Moss M, Burnham E.L. 2006. Alkohol Abuse in the Critically III Patient.
Lancet.368:2231-42
Kadam et al. 2018. Methanol Poisoning : Review Article. Journal of The Association
of Physician of India Vol.66.