Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

PEMERIKSAAN

CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) SOAKED


(DENGAN PERENDAMAN)

1. Lingkup Pekerjaan.
Pemeriksan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai daya dukung tanah
dan batuan jika dipadatkan di laboratorium pada kadar air optimum terhadap
berbagai macam derajat kepadatan dengan menggunakan penumbuk 4,54 kg
dengan tinggi jatuh 457 mm. Pemeriksaan biasanya untuk mengevaluasi
tanah subgrade dan material subbase dan base yang mengandung hanya
sedikit material yang tertahan pada saringan 4,75 mm (sieve size 4).

2. Peralatan.
a. Mold - cetakan berbentuk silinder dari logam dengan diameter dalam
6,0±0,26 inc (152,4±0,66 mm) dan tinggi 7,0±0,016 inci (177,8±0,66
mm) dilengkapi dengan cetakan tambahan setinggi 2,0 inci (51 mm).
Sekurang-kurangnya harus tersedia 3 buah “mold” (cetakan) untuk setiap
jenis tanah.
b. Specer Disk – Piringan bulat terbuat dari logam dengan diameter 5 5/16
±1/32 inc (404,8±0,8) dan tinggi 2,416±0,005 inc (61,37±0,13 mm).
c. Rammer – Penumbuk dengan berat 4,54 kg dengan tinggi jatuh 457 mm
diatas permukaan tanah.
d. Peralatan untuk mengukur pengembangan – terdiri dariplat yang dapat
naik turun melalui 2 buah batang pemegang dan tripot (kaki tiga) untuk
menyangga “disk indicator’ ( arloji penunjuk). Plat terbuat dari logam
dengan diameter 5 7/8 inc (149,2 mm) dan berlubang-lubang dengan
diameter lubang 1/16 inc (1,6 mm). Kedudukan tripot dapat diatur dan
diletakan diatas cetakan tambahan (“mold extension”).
e. Indicator – Sebanyak 2 buah masing-masing dengan ketelitian bacaan
0,001 inc (0,02).
f. Surcharge Weight – Berupa plat logam dengan diameter 5 7/8 in (149,2
mm) dan berat 5±0,1 lbs (2,27±0,04 kg) dan berlubang ditengahnya
dengan diameter lubang 2 1/8 in (54 mm).
g. Piston penetrasi – Piston logam dengan potongan melintang berbentuk
lingkaran dengan diameter 1,954±0,005 in (49,63±0,13 mm) dan luas
tampang 3 inc2(19,35 mm2) dan panjangnya tidak kurang dari 4 inc (102
mm)
h. Loading Device – Peralatan yang dapat memberikan tekanan terhadap
piston penetrasi dengan penambahan beban 10lbs (4,45 kg) pada
kecepatan 0,5 inc (1,3 mm) per menit.
i. Oven – Dilengkapi dengan pengontrol temperatur dan dapat memanaskan
sampai 110±5°C untuk mengeringkan contoh tanah.
j. Lain-lain – Peralatan lain seperti pan penampung tanah, penggaris,
timbangan, spatula, dll.
3. Benda uji.
Siapkan benda uji sesuai dengan pemeriksaan pemadatan tanah dengan “
standard proctor “ metode A.
4. Hubungan Kadar Air dan Kepadatan Tanah.
Dengan menggunakan bagian benda uji, tentukan kadar air optimum dan
kepadatan maksimumnya dengan pemeriksaan “standard proctor“ metode D.
5. Prosedur Pemeriksaan.
a. Biasanya 3 benda uji harus dipadatkan sehingga kepadatanya berkisar
antara 95 % sampai 100 % dari kepadatan maksimum yang ditentukan
sesuai dengan sub bab 4. Umumnya ini dibuat dengan cara masing –
masing, benda uji diberi pukulan pukulan 10, 35 dan 65 kali setiap
lapisnya.
Tetapi beberapa laboratorium yang menyiapkan benda ujinya hanya 1
buah yang dipadatkan pada kepadatan maksimum dan kadar air optimum
yang diperoleh sesuai sub bab 4.
b. Klem cetakan ke plat dasar dan pasang cetakan tambahan kemudian
timbang sesuai dengan ketelitian 5 gram. Masukkan spacer disk ke dalam
cetakan kemudian letakkan kertas filter diatas spacer disk tersebut.
c. Dari ketiga contoh yang telah disiapkan untuk pemeriksaan CBR masing –
masing campura dengan penambahan air secukupnya sehingga kadar
airnya optimum.
d. Padatkan salah satu contoh tanah di dalam cetakan ( mold ) dalam tiga
lapis sehingga tebal padatnya total sekitar 5 in ( 127 mm ). Jumlah pukulan
setiap lapisnya adalah 10 kali yang dimaksudkan untuk mendapatkan
kurang dari 95 % dari kepadatan maksimumnya.
e. Ambil contoh dari pemeriksaan kadar airnya pada awal dan akhir
pemadatan secukupnya untuk tanah berbutir kasar.
f. Ambil cetakan tambahan ( extension collar ) dan potong tanah yang telah
dipadatkan dengan penggaris sehinnga rata dengan bagian atas cetakan.
Permukaan contoh tanah yang rusak ditambal dengan tanah yang halus
sehinnga permukaanya menjadi halus sehinnga permukaanya menjadi
halus dan rata. Ambil spacer disk dan letakkan pada kertas filler kasar
diatas plat dasar yang berpori. Kemudian balikkan cetakan berisi tanah
padat dan letakkan pada kertas filler yang berada di atas plat dasar
tersebut. Klem plat dasar tersebut bersama – sama dengan cetakan (mold)
dan tambahanya ( extension collar ) kemudian timbang dengan ketelitian 5
gram.
g. Padatkan contoh tanah yang lain sesuai dengan prosedur 5.4. sampai 5.5..,
tetapi jumlah pukulan per lapis untuk benda uji yang kedua adalah 30 kali
dan benda uji yang ketiga adalah 65 kali.
6. Perendaman
a. Rendam cetakan berisi benda uji agar air merembes dari atas ke bawah
benda uji. Selama perendaman jaga permukaan airnya sehinnga kira –
kira 1in ( 2,54 cm ) diatas permukaan benda uji. Rendam benda uji
selama 94 jam atau 4 hari.
Catatan :
Perendaman dapat kurang dari 4 hari untuk bahan batuan yang mudah
meloloskan air jika hak ini tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan CBR.
Untuk beberapa tanah lempung jika diinginkan perendaman dapat lebih
dari 4 hari.
b. Pindahkan benda uji dari bak perendaman, usap permukaan benda uji
dengan kain dan biarkan air didalam benda uji keluar selama 15 menit.
Kerjakan semua dengan hati – hati jangan sampai merusak permukaan
benda uji. Sesudah pematusan selesai, ambil beban tambahan ( surcharge
weight ) dan plat berpori.
Catatan :
Sesudah pematusan, benda uji dapat ditimbang jika diiginkan unutk
menentukan rata – rata kepadatan tanah basah dalam keadaan direndam
dan sesudah dipatus.
7. Pemeriksaan Penetrasi
a. Pemberian beban tambahan ( Surcharge weight ) – letakkan beban
tambahan di atas benda uji sama seperti pada waktu perendaman. Untuk
menjaga tanah yang lunak masuk ke dalam lubang dari beban tambahan,
pasang piston penetrasi sesudah beban tambahan diletakkan diatas benda
uji. Sesudah piston penetrasi, sisa beban tambahan di sekeliling dari
piston penetrasi.
b. Pemasangan piston penetrasi – pasang piston penetrasi dengan beban 10
lb ( 4,5 kg ) kemudian atur jarum penetrasi dan jarum pembebanan pada
bacaan nol.
c. Pemberian beban – berikan beban terhadap piston pentrasi sehinngga laju
penetrasi adalah 0,05 in ( 1,3 mm ) per menit. Catat besarnya beban pada
penetrasi 0,025 ; 0,050 ; 0,075 ; 0,100 ; 0,150 ; 0,200 dan 0,300 in
( 0,64 ; 1,27 ; 1,91 ; 2,54 ; 5,08 dan 7,62 mm ). Pembacaan beban pada
penetrasi 0,400 dan 0,500 in ( 10,16 dan 12,70 mm ) dapat dilakukan jika
diinginkan.
8. Perhitungan
a. Kurva Tegangan – Regangan ( Stress – Strain Curve ) – Buat kurva
hubungan tegangan sebagai ordinat dan regangan sebagai absis ( tegangan
penetrasi dan kedalaman penetrasi ) untuk setiap benda uji. Awal penetrasi
yang terjadi tidak sebanding dengan penambahan tegangan penetrasi dan
kurva berbentuk cekung dengan jalan memperpanjang bagian yang lurus
dari kurva tersebut ke bawah sehinngga memotong absis. Geser skala
penetrasi sama dengan nol ke perpotongan tersebut.
b. Calfornia Bearing Ratio – tentukan nilai pembebanan terkoreksi untuk
setiap banda uji pada penetrasi 0,1 dan 0,2 in ( 2,54 dan 5,08 mm ). Nilai
CBR diperoleh dalam persen dengan jalan membagi nilai beban terkoreksi
pada penetrasi 0,1 dan 0,2 in dengan beban standart yaitu 1000 Psi dan
1500 Psi dan mengalikanya dengan 100.
c. Nilai Calfornia Bearing Ratio umunya dipilih pada penetrasi 0,1 in. Jika
nilai Calfornia Bearing Ratio pada penetrasi 0,2 lebih besar, pemeriksaan
harus diulang. Jika pemeriksaan ulang memberikan hasil yang sama, nilai
Calfornia Bearing Ratio pada penetrasi 0,2 in seharusnya digunakan.
d. Dengan menggunkan data yang diperoleh dari ketiga benda uji, buat grafik
hubungan antara CBR ( ordinat ) dan kepadatan maksimum ( absis ).
Dengan demikian dapat dicari nilai CBR pada kepadatan tertentu yang
biasanya merupakan persen mimimum terhadap kepadatan kering
maksimum yang masih diijinkan dalam pelaksanaan.
SOAL 6.A

Buat grafik hubungan antara kepadatan kering maksimum dan California Bearing
Ratio Soaked. Dengan mengambil nilai kepadatan maksimum, baik untuk
pemadatan dengan standart proctor maupun modified proctor tentukan nilai CBR
nya pada 90 %, 95 %, dan 100 % dari kepadatan kering maksimum !

Anda mungkin juga menyukai