Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH

DI LABORATORIUM

A. STANDAR COMPACTION TEST


1. Definisi
Hubungan kadar air dan kepadatan adalah hubungan yang akan menunjukkan
kadar air tanah terhadap kepadatan yang akan dapat dicapainya bila digunakan
penumbuk dengan berat 2.5 kg dan tinggi jatuh 305 mm. Kepadatan definisi akan
dinyatakan dengan berat volume kering.
2. Metode Pemeriksaan
Sesuai dengan berat jenis yang akan diperiksa serta besarnya kepadatan yang
diperlukan dalam pelaksanaannya, maka dikenal dengan 4 macam metode
pemeriksaan kepadatan tanah di laboratorium :

Jml.
Meode Dia Mold Benda Uji Jml. Lapis
Pukulan/Lapis

A 4'' ( 102 mm ) Lolos no. 4 3 25


B 6'' ( 152 mm ) Lolos no. 4 3 25
C 4'' ( 102 mm ) Lolos ¾” 3 25
D 6'' ( 152 mm ) Lolos ¾” 3 25

Metode yang dipilih adalah sesuai dengan specifikasi (persyaratan) yang diminta
tetapi jika tidak ada permintaan khusus digunakan metode A.

3. Peralatan
a. Mold, cetakan silinder besi dengan diameter 4” (101.6 mm) tinggi 4.581”
(116.43 mm) dan volume 943 cm³ atau diameter 6” (152.4 mm) dan tinggi
4.581” (116.43 mm) dan volume 2124 cm³ sesuai dengan metode yang akan
dilaksanakan.
b. Rammer, penumbuk dengan berat 5.5 lbs (2.5 kg) dengan tinggi jatuh bebas
12” (305mm).
c. Sample Extruder, pengeluaran contoh tanah dari “Mold”.
d. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram.
e. Oven dengan kontrol temperatur dapat memanaskan 100º C.
f. Penggaris.
g. Saringan ¾” (19 mm) atau No. 4 (4.75 mm).
h. Alat pencampur, pan, cetok, spatula.
i. Cawan, kaleng kecil bertutup.
4. Prosedur Pemeriksaan
a. Siapkan contoh tanah seberat ± 3 kg untuk metode A.
b. Campur contoh tanah dengan air secukupnya sehingga diperkirakan kadar
airnya masih dibawah kadar air optimum.
c. Padatkan contoh tanah di dalam cetakan dengan jumlah lapis serta jumlah
pukulan/ lapis sesuai dengan metode yang dilaksanakan.
d. Setelah selesai pemadatan kelebihan tanah yang terjadi potong dengan
“Straightedge” sehingga rata dengan “Mold” kemudian timbang Mold + tanah
basah.
( Berat Mold + tanah basah ) Berat Mold
Berat Vol. Basah = Volume Mold

e. Hancurkan bekas contoh tanah padat tersebut sampai terlihat lolos saringan
yang disyaratkan sesuai dengan metode yang dilaksanakan. Kemudian campur
dengan contoh tanah yang lain dan tambahkan air secukupnya sehingga kadar
airnya bertambah ± 2 % dari semula.
f. Ulangi prosedur c sampai f sehingga diperoleh berat volume basahnya
menurun atau tetap.
Perhitungan
Hitung kadar air dan volume kering setiap percobaan dengan rumus sbb:
B-C
x 100
- Kadar Air (w) = C-A ………………………….......(IV.1)

γ
γ d= ×100
- Berat Volume Kering = w + 100 …………………..
(IV.2)

Dimana,

A= Berat cawan kosong (gr)

B= Berat cawan + tanah basah (gr)

C= Berat cawan + tanah kering (gr)

γ = berat volume basah (gr/cm3)

Dari hasil setiap percobaan buat grafik antara kadar air dan berat volume kering
dengan absis absis adalah kadar air dan ordinat adalah volume kering.
Dari grafik yang dibuat pada d tentukan berat voume kering maximum yang
dikatakan sebagai kepadatan maximum.
Jika dalam pelaksanaan pemadatan dilapangan ditentukan minimum kepadatan
yang harus dicapai (dinyatakan terhadap persen kepadatan maximum), tentukan
pula batas bawah dan batas atas kadar air yang masih diperbolehkan untuk
pelaksanaan pemadatan di lapangan.

SOAL 4A

a. Berapa kepadatan maximum dan kadar air optimum ?


b. Jika ditentukan kepadatan lapangan minimum dalam pelaksanaan (ditentukan
asisten) berapa kadar air minimum dan maximum yang masih diperkenankan
dalam pelaksanaan.

c. Hitung dan gambar garis Zero Air Void Line !

d. Hitung dan gambar grafik hubungan berat voume dan kadar air !

e. Hitung dan gambar grafik hubungan angka pori dan kadar air !

f. Hitung dan gambar hubungan kadar pori dan kadar air !

B. MODIFIED COMPACTION TEST


1. Definisi
Jika standard kepadatan di dalam pelaksanaan di lapangan sangat tinggi maka
pemadatan di laboratorium yang digunakan sebagai pembanding kepadatan
dilapangan juga perlu ditambah. Untuk itu maka “Modified Compaction Test”
yang menggunakan penumbuk 4,54 kg dengan tinggi jatuh 457 mm sehingga
kepadatan yang diperoleh juga akan tinggi jika dibandingkan dengan “Modified
Compaction Test”.

2. Metode Pemeriksaan
Pemadatan di laboratorium dengan cara ini dikenal 4 macam metode seperti
berikut ini:

Jml.
Meode Dia Mold Benda Uji Jml. Lapis
Pukulan/Lapis

A 4'' ( 102 mm ) Lolos no. 4 5 25


B 6'' ( 152 mm ) Lolos no. 4 5 25
C 4'' ( 102 mm ) Lolos ¾” 5 25
D 6'' ( 152 mm ) Lolos ¾” 5 25

Metode yang dipilih adalah sesuai dengan specifikasi (persyaratan) yang diminta
tetapi jika tidak ada permintaan khusus digunakan metode B.

3. Peralatan
a. Mold, cetakan silinder besi dengan diameter 4” (101.6 mm) tinggi 4.581”
(116.43 mm) dan volume 943 cm³ atau diameter 6” (152.4 mm) dan tinggi
4.581” (116.43 mm) dan volume 2124 cm³ sesuai dengan metode yang akan
dilaksanakan.
b. Rammer, penumbuk dengan berat 5.5 lbs (2.5 kg) dengan tinggi jatuh bebas
12” (305mm).
c. Sample Extruder.
d. Timbangan.
e. Oven.
f. Penggaris.
g. Saringan ¾” (19mm) atau No. 4 (4.75 mm).
h. Alat pencampur, pan, cetok, spatula.
i. Cawan, kaleng kecil bertutup.

4. Prosedur Pemeriksaan
Siapkan contoh tanah seberat ± 5 kg untuk metode B.
Campur contoh tanah dengan air secukupnya sehingga diperkirakan kadar airnya
masih dibawah kadar air optimum.
Padatkan contoh tanah di dalam cetakan dengan jumlah lapis serta jumlah
pukulan/ lapis sesuai dengan metode yang dilaksanakan.Setelah selesai
pemadatan kelebihan tanah yang terjadi potong dengan “Straightedge” sehingga
rata dengan “Mold” kemudian timbang Mold + tanah basah.

( Berat Mold + tanah basah ) Berat Mold


Berat Vol. Basah = Volume Mold

Hancurkan bekas contoh tanah padat tersebut sampai terlihat lolos saringan yang
disyaratkan sesuai dengan metode yang dilaksanakan. Kemudian campur dengan
contoh tanah yang lain dan tambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya
bertambah ± 2 % dari semula.
Ulangi prosedur c sampai f sehingga diperoleh berat volume basahnya menurun
atau tetap.

5. Perhitungan
a. Hitung kadar air dan volume kering setiap percobaan dengan rumus sbb:
B-C
x 100
- Kadar Air (w) = C-A ……………………………….......(IV.1)

γ
γ d= ×100
- Berat Volume Kering = w + 100 …………………..(IV.2)

Dimana :

A= Berat cawan kosong (gr)

B= Berat cawan + tanah basah (gr)

C= Berat cawan + tanah kering (gr)

γ = berat volume basah (gr/cm3)

b. Dari hasil setiap percobaan buat grafik antara kadar air dan berat volume
kering dengan absis absis adalah kadar air dan ordinat adalah volume kering.
Dari grafik yang dibuat pada d tentukan berat voume kering maximum yang
dikatakan sebagai kepadatan maximum.
Jika dalam pelaksanaan pemadatan dilapangan ditentukan minimum
kepadatan yang harus dicapai (dinyatakan terhadap persen kepadatan
maximum), tentukan pula batas bawah dan batas atas kadar air yang masih
diperbolehkan untuk pelaksanaan pemadatan di lapangan.

SOAL 4.B

a. Berapa kepadatan maximum dan kadar air optimum ?


b. Jika ditentukan kepadatan lapangan minimum dalam pelaksanaan (asisten)
berapa kadar air minimum dan maximum yang masih diperkenankan dalam
pelaksanaan ?

c. Hitung dan gambar garis Zero Air Void Line !

d. Hitung dan gambar grafik hubungan berat voume dan kadar air !

e. Hitung dan gambar grafik hubungan angka pori dan kadar air !

f. Hitung dan gambar grafik hubungan kadar pori dan kadar air !

Anda mungkin juga menyukai