DI LABORATORIUM
Jml.
Meode Dia Mold Benda Uji Jml. Lapis
Pukulan/Lapis
Metode yang dipilih adalah sesuai dengan specifikasi (persyaratan) yang diminta
tetapi jika tidak ada permintaan khusus digunakan metode A.
3. Peralatan
a. Mold, cetakan silinder besi dengan diameter 4” (101.6 mm) tinggi 4.581”
(116.43 mm) dan volume 943 cm³ atau diameter 6” (152.4 mm) dan tinggi
4.581” (116.43 mm) dan volume 2124 cm³ sesuai dengan metode yang akan
dilaksanakan.
b. Rammer, penumbuk dengan berat 5.5 lbs (2.5 kg) dengan tinggi jatuh bebas
12” (305mm).
c. Sample Extruder, pengeluaran contoh tanah dari “Mold”.
d. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram.
e. Oven dengan kontrol temperatur dapat memanaskan 100º C.
f. Penggaris.
g. Saringan ¾” (19 mm) atau No. 4 (4.75 mm).
h. Alat pencampur, pan, cetok, spatula.
i. Cawan, kaleng kecil bertutup.
4. Prosedur Pemeriksaan
a. Siapkan contoh tanah seberat ± 3 kg untuk metode A.
b. Campur contoh tanah dengan air secukupnya sehingga diperkirakan kadar
airnya masih dibawah kadar air optimum.
c. Padatkan contoh tanah di dalam cetakan dengan jumlah lapis serta jumlah
pukulan/ lapis sesuai dengan metode yang dilaksanakan.
d. Setelah selesai pemadatan kelebihan tanah yang terjadi potong dengan
“Straightedge” sehingga rata dengan “Mold” kemudian timbang Mold + tanah
basah.
( Berat Mold + tanah basah ) Berat Mold
Berat Vol. Basah = Volume Mold
e. Hancurkan bekas contoh tanah padat tersebut sampai terlihat lolos saringan
yang disyaratkan sesuai dengan metode yang dilaksanakan. Kemudian campur
dengan contoh tanah yang lain dan tambahkan air secukupnya sehingga kadar
airnya bertambah ± 2 % dari semula.
f. Ulangi prosedur c sampai f sehingga diperoleh berat volume basahnya
menurun atau tetap.
Perhitungan
Hitung kadar air dan volume kering setiap percobaan dengan rumus sbb:
B-C
x 100
- Kadar Air (w) = C-A ………………………….......(IV.1)
γ
γ d= ×100
- Berat Volume Kering = w + 100 …………………..
(IV.2)
Dimana,
Dari hasil setiap percobaan buat grafik antara kadar air dan berat volume kering
dengan absis absis adalah kadar air dan ordinat adalah volume kering.
Dari grafik yang dibuat pada d tentukan berat voume kering maximum yang
dikatakan sebagai kepadatan maximum.
Jika dalam pelaksanaan pemadatan dilapangan ditentukan minimum kepadatan
yang harus dicapai (dinyatakan terhadap persen kepadatan maximum), tentukan
pula batas bawah dan batas atas kadar air yang masih diperbolehkan untuk
pelaksanaan pemadatan di lapangan.
SOAL 4A
d. Hitung dan gambar grafik hubungan berat voume dan kadar air !
e. Hitung dan gambar grafik hubungan angka pori dan kadar air !
2. Metode Pemeriksaan
Pemadatan di laboratorium dengan cara ini dikenal 4 macam metode seperti
berikut ini:
Jml.
Meode Dia Mold Benda Uji Jml. Lapis
Pukulan/Lapis
Metode yang dipilih adalah sesuai dengan specifikasi (persyaratan) yang diminta
tetapi jika tidak ada permintaan khusus digunakan metode B.
3. Peralatan
a. Mold, cetakan silinder besi dengan diameter 4” (101.6 mm) tinggi 4.581”
(116.43 mm) dan volume 943 cm³ atau diameter 6” (152.4 mm) dan tinggi
4.581” (116.43 mm) dan volume 2124 cm³ sesuai dengan metode yang akan
dilaksanakan.
b. Rammer, penumbuk dengan berat 5.5 lbs (2.5 kg) dengan tinggi jatuh bebas
12” (305mm).
c. Sample Extruder.
d. Timbangan.
e. Oven.
f. Penggaris.
g. Saringan ¾” (19mm) atau No. 4 (4.75 mm).
h. Alat pencampur, pan, cetok, spatula.
i. Cawan, kaleng kecil bertutup.
4. Prosedur Pemeriksaan
Siapkan contoh tanah seberat ± 5 kg untuk metode B.
Campur contoh tanah dengan air secukupnya sehingga diperkirakan kadar airnya
masih dibawah kadar air optimum.
Padatkan contoh tanah di dalam cetakan dengan jumlah lapis serta jumlah
pukulan/ lapis sesuai dengan metode yang dilaksanakan.Setelah selesai
pemadatan kelebihan tanah yang terjadi potong dengan “Straightedge” sehingga
rata dengan “Mold” kemudian timbang Mold + tanah basah.
Hancurkan bekas contoh tanah padat tersebut sampai terlihat lolos saringan yang
disyaratkan sesuai dengan metode yang dilaksanakan. Kemudian campur dengan
contoh tanah yang lain dan tambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya
bertambah ± 2 % dari semula.
Ulangi prosedur c sampai f sehingga diperoleh berat volume basahnya menurun
atau tetap.
5. Perhitungan
a. Hitung kadar air dan volume kering setiap percobaan dengan rumus sbb:
B-C
x 100
- Kadar Air (w) = C-A ……………………………….......(IV.1)
γ
γ d= ×100
- Berat Volume Kering = w + 100 …………………..(IV.2)
Dimana :
b. Dari hasil setiap percobaan buat grafik antara kadar air dan berat volume
kering dengan absis absis adalah kadar air dan ordinat adalah volume kering.
Dari grafik yang dibuat pada d tentukan berat voume kering maximum yang
dikatakan sebagai kepadatan maximum.
Jika dalam pelaksanaan pemadatan dilapangan ditentukan minimum
kepadatan yang harus dicapai (dinyatakan terhadap persen kepadatan
maximum), tentukan pula batas bawah dan batas atas kadar air yang masih
diperbolehkan untuk pelaksanaan pemadatan di lapangan.
SOAL 4.B
d. Hitung dan gambar grafik hubungan berat voume dan kadar air !
e. Hitung dan gambar grafik hubungan angka pori dan kadar air !
f. Hitung dan gambar grafik hubungan kadar pori dan kadar air !