Anda di halaman 1dari 49

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI II-i


PENDAHULUAN II-ii
URAIAN MATERI
1. Konstruksi Dinding II-1
1.1 Material Konstruksi Dinding II-2
1.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Dinding II-5
1.3 Dinding Partisi II-10
2. Konstruksi Plafont
2.1 Pengertian Plafont II-15
2.2 Fungsi Plafond II-16
2,3 Jenis – Jenis Bahan Penutup Plafond II-18
2.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plafond II-23
3. Pekerjaan Lantai
3.1 Pengertian Pekerjaan Lantai II-26
3.2 Fungsi Lantai II-27
3.3 Jenis Lantai/Penutup Dinding pada Bangunan II-28
3.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lantai II-31
4. Kozen
4.1 Pengertian Kusen Beserta Fungsinya II-35
4.2 Jenis-Jenis Kusen II-36
4.3 Syarat–Syarat Kusen II-37
4.4 Komponen-komponen Kusen II-38
4.5 Teknik Pemasangan Kusen II-39
4.6 Ukuran Kosen Pintu Jendela II-40
5. Daun Pintu dan Jendela II-41
6. Pekerjaan Penutup Atap
6.1 Prinsip penutup atap II-42
6.2 Bahan penutup atap II-43

II-i
Rangkuman II-47
Daftar Pustaka II-48

II-ii
Pendahuluan
Konstruksi bangunan gedung merupakan suatu sistem konstruksi yang
meliputi struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Masing-masing
komponen tersebut tidak akan berdiri sendiri-sendiri, semua harus saling terkait
dan masing-masing komponen sistem saling menunjang. Komponen arsitektur
dalam modul ini hanya merupakan bagian penting dalam suatu bangunan gedung
yang meliputi: dinding, plafont, lantai, dan kozen. Komponen arsitektur lebih
menitik beratkan pada keindahan, kenyamanan, dan fungsi dari bagian-bagian
gedung untuk dapat digunakan secara maksimal oleh penggunanya.

Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari mahasiswa peserta PPG
menggunakan modul ini adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip konstruksi dinding suatu
bangunan dari berbagai bahan penyusunnya.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip konstruksi lantai bangunan
sesuai dengan fungsi dan bahan yang digunakan untuk penutup lantai.
3. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip konstruksi plafon sesuai
dengan fungsinya dan bahan yang digunakan baik untuk rangka maupun
penutup plafont.
4. Mahasiswa mampu memahami konstruksi kosen untuk bangunan gedung
sesuai dengan bahan yang digunakannya.

Sub Capaian Pembelajaran


Sub capaian kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa setelah
mempelajari dan mendalami modul ini sebagai berikut.
1. Memiliki kemampuan menganalisis material bahan penyusun dinding suatu
bangunan.
2. Memiliki kemampuan merencanakan pelaksanaan konstruksi pekerjaan
pasangan dinding sesuai dengan material yang digunakannya.

II-iii
3. Memiliki pemahaman yang kuat tentang perawatan pasangan dinding agar
memiliki ketahanan terhadap pengaruh perubahan cuaca dan kondisi
lingkungannya.
4. Memiliki kemampuan untuk menganalisis konstruksi plafont dan bahan-bahan
penyusunnya.
5. Memiliki pemahaman yang kuat tentang fungsi-fungsi plafont pada konstruksi
suatu bangunan.
6. Memiliki kemampuan untuk merencanakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
plafon sesuai dengan metode konstruksi dan urutan pelaksanaan pekerjaan
dengan benar.
7. Memiliki pemahaman yang kuat tentang perawatan plafont/langit-langit dari
akibat kebocoran dari penutup atap.
8. Memiki kemampuan menganalisis konstruksi lantai dan bahan-bahan
penyusunnya.
9. Memiliki pemahaman yang kuat tentang fungsi dan jenis-jenis lantai suatu
bangunan sebagai bagian dari pekerjaan arsitektural.
10. Memiliki kemampuan untuk merencanakan pelaksanaan pekerjaan lantai
sesuai dengan bahan penutup lantai.
11. Memiki kemampuan untuk menganalisis kebutuhan bukaan kusen berdasarkan
luasan lantai dan ruang pada bangunan.
12. Memiliki kemampuan untuk merencanakan pemasangan kusen pintu dan
jendela berdasarkan bahan yang digunakan.

II-iv
URAIAN MATERI
1. Konstruksi Dinding
Dinding pada konstruksi bangunan gedung memiliki dua fungsi (1) dinding structural dan
(2) dinding non-structural. Fungsi structural lebih mengarah pada fungsi dinding sebagai
konstruksi yang menahan beban, sehingga struktur bangunan tetap kokoh dan stabil dalam
mendukung beban. Dinding struktural misalnya dinding geser (shear wall), dinding penahan
(retaining wall), dan dinding penopang (bearing wallI). Sedangkan dinding yang berfungsi non-
struktural, terkait dinding tersebut memenuhi fungsi arsitektural untuk mendapatkan
kenyamanan, kesehatan, dan juga memberikan keindahan. Pengelompokan dinding berdasarkan
fungsi tersebut, menyebabkan adanya berbagai jenis konstruksi dinding yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan berdasarkan fungsinya.
Dinding non-struktural adalah bagian bangunan gedung yang berfungsi untuk membatasi
ruang-ruang dalam bangunan sehingga diperoleh ruangan sesuai fungsinya misalnya Ruang
Tidur, Ruang Tamu, Ruang Kerja, Ruang Pertemuan, Ruang Laboratorium, dan sebagainya. Jadi
dinding non-struktural merupakan elemen bangunan yang tidak dirancang untuk menerima beban
kecuali berat sendiri. Meskipun demikian dinding harus dikonstruksi dengan baik dan kokoh
memberikan keamanan bagi bangunan sendiri serta penggunanya. Pada sisi lain dinding non-
struktural berfungsi untuk memberikan kenyamanan, kesehatan dan keindahan bangunan atau
ruangan, bebas dari gangguan yang terjadi.

1.1 Material Konstruksi Dinding


Konstruksi dinding bangunan gedung dapat dibuat dari bahan-bahan yang telah tersedia di
lapangan: Dinding bata merah, bata ringan, papan kayu, Sirap, panel Semen Fiber, Plesteran,
Batu susun. Ada banyak jenis bahan bangunan untuk dinding rumah Anda. Ayo cek ulasan
mengenai material-material tersebut. Dinding rumah itu seperti pakaian yang kita kenakan.
Pilihan kita tentang pakaian tentu bergantung pada lokasi tempat tinggal, gaya yang ingin
ditampilkan, dan juga faktor harga. Namun tidak seperti pakaian, material dinding rumah Anda
tidak akan semudah itu untuk diganti. Kebanyakan dari kita ingin sesuatu yang bagus di hari
pertama dan tetap terlihat bagus di tahun-tahun selanjutnya.
1.1.1 Dinding Kayu

II-5
Dinding jenis ini tersedia dalam bentuk kayu dan semen fiber. Dinding rumah dari papan
merupakan pilihan tepat untuk rumah dengan desain tradisional. Dinding jenis ini disusun secara
vertikal untuk menciptakan tampilan rumah lebih tinggi.

Gambar 2.1. Dinding Kayu


1.1.2 Dinding Sirap
Tersedia dalam bentuk vinyl (polymer), kayu dan semen fiber, sirap sangat cocok untuk
rumah dengan desain tradisional yang memiliki sirap, kerajinan tangan atau estetika Kerajinan
dan Kesenian.

Gambar 2.2. Dinding Sirap


1.1.3 Dinding Panel Semen Fiber

II-6
Lembaran besar dari panel semen fiber menciptakan sebuah permukaan datar. Estetika
dari penggunaan dinding rumah jenis ini cenderung lebih kontemporer.

Gambar 2.3. Dinding Semen Fiber

1.1.4 Dinding Plesteran


Dinding plesteran adalah pilihan yang cocok untuk eksterior dengan permukaan besar dan
geometri sederhana. Material ini tersedia dalam pilihan sintetik dan alami, selain itu juga cocok
untuk rumah dengan desain modern hingga kontemporer.

Gambar 2.4. Dinding Plesteran

1.1.5 Dinding Bata

II-7
Dinding dari pasangan batu lebih tahan lama dan hampir tidak membutuhkan
pemeliharaan yang berarti, menjadikan bata sebagai material dinding rumah paling ideal. Bata
tersedia dalam berbagai ukuran, tekstur, dan warna. Bata juga dapat ditumpuk dan diletakkan
dalam berbagai pola. Selain itu bata juga bisa digunakan dalam desain tradisional hingga
kontemporer.

Gambar 2.5. Dinding Plesteran

Bahan batu yang dipakai sebagai material dinding sudah banyak beredar dipasaran seperti
batu bata merah, bata beton ringan (bata Hebel), dan Bataco. Selain itu material batu tersedia
dalam berbagai warna, tekstur, dan ukuran. Batu mudah beradaptasi dengan berbagai jenis
estetika yang diinginkan.

1.1.6 Dinding Panel Beton Ringan Pracetak


Dinding panel beton ringan pracetak merupakan panel beton ringan berongga yang
memiliki kekuatan tinggi, kedap suara, daya insulasi panas, tidak lembab, dan memiliki daya
tahan seismic yang baik. Bahan ini sangat mudah untuk dipasang dan disesuaikan dengan
komponen bangunan lain karena dapat dipaku, digergai tanpa mengalami kerusakan, permukaan
halus, dan tahan api sampai suhu 10.000oC.

II-8
Gambar 2.6 Panel Beton Ringan Praacetak

Gambar 2.7 Dinding Panel Beton Ringan Pracetak Terpasang

II-9
1.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Dinding
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut:
1). Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.

Gambar 2.6. Pembersihan Lahan

2). Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi
kolom praktis, ring balok, dan lubang kusen.

Gambar 2.7. Pembuatan Marking jalur Dinding

3). Jika Menggunakan Bata merah maka bata direndam dulu (sampai gelembung udaranya
hilang) sebelum dipakai untuk mengurangi penyerapan air.
4). Memasang bata pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah dipasang pada
profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1 m dengan
menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk

II-10
pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan
yang ditetapkan).

Gambar 2.8. Pemasangan bata pada jalur marking

5). Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.

Gambar 2.9. Pemberian Semen Untuk Pemasangan Bata

6). Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai
elevasi yang diinginkan.

II-11
Gambar 2.10. Pemberian Semen Sebagai Pengikat

7). Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.

Gambar 2.11. Pemasangan Kolom Praktis

8). Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan sesuai
dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi maksimum
1 m, kemudian periksa lagi kelurusan horizontal dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi
yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar

II-12
Gambar 2.12. Pengecekan Ketegakan vertical dan horizontal.

9). Selanjutnya dilakukan pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan membuat
―kepala‖ plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan sebagai pedoman tebal plesteran dengan bantuan unting-unting pada sisi
horizontal pada elevasi Plafond atau diujung atas dinding dengan bantuan benang.
10). Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram / dibasahi
dengan air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding secara merata,
menggunakan adukan mortar 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps
untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan) sampai 10 – 15 mm atau sampai ketebalan yang
ditentukan.
11). Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok
jika diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya
tidak rata atau retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas,
sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.

Gambar 2.13. Pemlesteran dan pengacian dinding.

1.3 Dinding Partisi


Pengertian partisi Adalah merupakan konstruksi dinding yang dibuat sebagai pembatas
untuk ruangan satu dengan ruang lainnya. Meskipun memiliki fungsi yang hampir sama, akan

II-13
tetapi partisi dengan dinding itu berbeda. Untuk partisi itu sendiri dapat difungsikan sebagai
unsur yang menambah estetika di dalam ruangan rumah atau bangunan. Dinding partisi
memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibandingkan dengan dinding
biasa. Namun dinding partisi ini tidak dapat memikul beban yang berat. Biasanya dinding
partisi digunakan pada suatu ruangan yang cukup luas kemudian ingin membagi ruangan
tersebut menjadi dua atau beberapa bagian. inding partisi merupakan sesuatu yang dapat
membatasi ruangan satu dengan ruangan yang lainnya. Walaupun fungsi utamanya sama
dengan dinding biasa, namun dinding partisi berbeda dengan dinding utama bangunan.
Partisi merupakan pembatas ruangan yang fleksibel, penyekat ruang yang dapat dipindah
pasang sesuai keinginan. Penggunaan partisi ini sebagai pembatas ruangan dimana ruangan
yang satu dan ruangan lainnya memiliki fungsi yang berbeda.

Bahan Bahan partisi dapat dibuat dari rangka aluminium/baja konvensional/kayu dan
sebagainya sedang penutupnya bisa dibuat dari kaca, papan gypsum, triplek, calcyboard, panil
kayu, atau bahan penutup lainnya.

1.3.1 Fungsi Dinding Partisi


1. Sebagai pembatas atau penyekat ruang yang satu dengan ruangan lainnya.
2. Sebagai aksen dekoratif atau elemen estetis dan bisa disesuaikan dengan tema
interior.
3. Menutup atau menyamarkan pandangan dengan kadar transparan tertentu
4. Sebagai tempat penyimpanan

Secara umum ada dua jenis partisi yaitu partisi permanen dan partisi non permanen.
Partisi permanen adalah partisi yang di buat khusus, tidak dapat dipindahkan kecuali dibongkar
dari rangkanya. Partisi non permanen merupakan partisi yang fleksibel dari segi ukuran, bentuk,
dan modelnya. Partisi jenis ini seringkali dapat berubah fungsinya sesekali bisa menjadi
backdrop atau hanya sebagi penutup atau penyekat ruang.

II-14
Gambar 2. 14 Model Konstruksi Partisi

Gambar 2.15. Varian Konstruksi Partisi

II-15
Bahan pembuatan untuk dinding ini juga lebih murah dari dinding pada umumnya.
Dinding partisi biasanya terbuat dari rangka kayu atau besi hollow, kemudian ditutup dengan
multiplek/softboard/glaswool/yumen board atau gypsum dengan tebal 9-12 mm. Bahan lainnya
yang lebih bagus juga bisa menggunakan fiber glass. Pemasangan dinding partisi cukup mudah.
Untuk pemasangan penutup-penutup tersebut ke rangka hollow bisa menggunakan sekrup atau
peralatan pengikat yang lainnya.

Gambar 2.16 Varian Fungsi Partisi Penyekat Ruang

II-16
Gambar 2.17 Varian Konstruksi Partisi

Gambar 2.18 Varian Konstruksi Partisi

II-17
Gambar 2.19 Varian Konstruksi Partisi

Gambar 2.20 Varian Partisi sebagai Bagian Interior Ruangan

2. Konstruksi Plafond
2.1 Pengertian Plafond
Plafond adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit
bangunan. Pada dasarnya Plafond dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca panas atau
II-18
dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap. Namun demikian
dewasa ini Plafond tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau dingin, melainkan juga
sebagai hiasan yang akan lebih mempercantik interior suatu bangunan. Plafond biasanya dibuat
dengan ketinggian tertentu. Namun sebagai variasi ada juga yang dibuat tidak selalu rata. Variasi
tersebut dikenal sebagai Plafond drop ceiling. Plafond dibuat lebih tinggi dari yang lain
Plafond atau langit-langit merupakan bagian dari bangunan yang merupakan pelengkap
dari konstruksi atap (pembatas dari bangunan dengan konstruksi atap). Plafond sering didekorasi
dengan lukisan fresko, ubin mosaik dan perawatan permukaan lain. Bila sulit didekorasi
(setidaknya in situ), langit-langit dekorasi banyak terlindungi dari kerusakan oleh jari dan debu.
Namun pada masa lalu, ini lebih dari imbang untuk kerusakan dari asap lilin atau tungku.
Banyak bangunan bersejarah memiliki Plafond terkenal, mungkin yang paling terkenal adalah
langit-langit Kapel Sistina karya Michelangelo.
Plafond adalah area atau bagian sebuah bangunan yang berada tepat dibatas dinding dan
atap. Ada yang menyebut langit-langit atau awang-awang. Plafond adalah bagian konstruksi
merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa
sebagai atau dapat dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.

Gambar 2.21 Desain Interior Plafond

2.2 Fungsi Plafond

Bagi Anda yang berencana akan merenovasi Plafondnya, alangkah baiknya berkonsultasi
dengan seorang desainer interior terlebih dahulu untuk menentukan motif dan jenis Plafond apa
yang paling sesuai untuk rumah Anda.

II-19
Plafond merupakan daerah pembatas antara atap dengan ruangan di bawahnya atau bisa
dikatakan sebagai langit-langit rumah.Fungsi utama Plafond adalah menjaga kondisi suhu di
dalam ruangan agar tidak terlalu panas

Fungsi lainnya yang tak kalah penting yaitu untuk melindungi ruangan dari rembesan air
yang masuk dari atap rumah. Selain fungsi utama tersebut dengan menggunakan Plafond juga
bisa menambah kesan estetika pada ruangan.

2.2.1 Fungsi Plafond/ Langit-langit Secara Umum :

(1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak rangka atapnya,
(2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah genteng,
(3) Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung,
(4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

2.2.2 Fungsi Plafond/ Langit-Langit yang lainnya:

(1) Sebagai Penutup Rongga/Tempat untuk menyembunyikan beragam Instalasi seperti


Instalasi listrik, Instalasi AC, Instalasi Air, Detektor asap dll. Berbagai Instalasi
diletakkan/ dipasang di atas Rangka plafond.
(2) Sebagai tempat untuk menggantung lampu atau lemari gantung. Lampu gantung
yang berukuran besar atau lemari gantung biasanya dipasang pada rangaka Plafond.
(3) Sebagai insulator panas dalam ruangan. Jika pintu dan jendela berfungsi
memasukkan udara. justru menahan, mengikat udara agar tetap berada dalam
bangunan. sirkulasi udara yang lancar merupakan kunci menciptakan suhu bangunan
yang nyaman. Supaya sirkulasi udara dapat berfungsi maksimal harus diperhatikan
tinggi Plafond. Berkisar 2,8 hingga 3,8 m.
(4) Sebagai tempat untuk menyembunyikan lampu dan rel tirai. Pada desain tertentu,
sudut pertemuan antara plafond dan dinding dibuat celah. Pada celah inilah
disembunyikan lampu dan rel tirai.
(5) Sebagai peredam suara, agar tercipta akustik ruangan (misalnya home theatre).
Biasanya plafond dan dinding dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat penyerap
suara (misalnya akustik, soft board dan busa dengan ketebalan tertentu, dan dibuat
berlekuk-lekuk). Bidang lekuk-lekuk berfungsi sebagai bidang pantul suara dan

II-20
lapisan karpet dan busa berfungsi sebagai penyerap suara. (http://membangun-
rumah8870. blogspot.co.id/ 2012/11/arti-dan-fungsi-Plafond.html diakses tanggal 16
April 2018)

2.3 Jenis – Jenis Bahan Penutup Plafond


 Penutup Plafond Triplek
Plafond jenis ini merupakan pilihan yang paling umum digunakan sebelum orang
mengenal gypsum. Bahan utama untuk membuat plafond ini adalah kayu ukuran 6/12
untuk rangka utama dan 4/6 atau 5/7 sebagai rangka pembaginya. Sedangkan untuk
Plafondnya sendiri umumnya menggunakan triplek ukuran 3mm atau 4mm atau 6 mm
tergantung dari ketersediaan dana.
Kelebihannya adalah karena rangkanya terbuat dari kayu maka cukup kuat untuk diinjak
sehingga apabila ada sesuatu yang perlu diperbaiki di atas Plafond tidak akan takut jebol.
Kelemahannya triplek kurang tahan air jika terjadi rembesan air hujan dari atap rumah.
Disamping itu sambungan antara triplek dengan triplek lainnya juga harus dipoles
sedemikian rupa agar tidak begitu kelihatan.

Gambar 2.22. Gambar Plafond Triplek

 Penutup Plafond Gypsum.


Penutup plafond dari bahan gypsum telah menjadi alternative pilihan yang paforit
di Indonesia. Material yang digunakan untuk rangka bisa berfariasi bisa menggunakan
metal furing dan ada juga yang menggunakan kayu. Penggunaan kayu sebagai rangkanya
akan lebih kuat saat dipijak. Namun jika digunakan pada rumah bertingkat sebaiknya
pada lantai bawah dianjurkan menggunakan rangka metal furing saja.

II-21
Kelebihan penutup plafond dari bahan gypsum yaitu cepat dalam pengerjaan dan
hasilnya juga akan lebih rapi karena sambungannya bisa dibuat tidak kelihatan sama
sekali. Model dan bentuk Plafond juga bisa dibuat sesuai keinginan karena sudah tersedia
bermacam-macam lis profil, motif panel papan tengah dan material pendukung lainnya.
Bentuk Plafond gypsum bisa dibuat dalam berbagai bentuk misalnya bentuk bertingkat
(drop ceiling), kubah (dome) dan lain-lain.

Gambar 2.23. Gambar Plafond Gypsum

 Penutup Plafond GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board)


Penutup plafond GRC sudah mulai banyak digunakan untuk aplikasi plafond
rumah. Keunggulan bahan papan GRC yaitu lebih tahan terhadap api dan air, ringan dan
luwes. Proses pengerjaannyapun cukup mudah. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak
tahan benturan atau mudah retak.

Gambar 2.24. Gambar Plafond GRC

 Penutup Plafond Kayu (Lambersering)

II-22
Papan kayu atau lambersering adalah kayu olahan yang dibuat bentuk menjadi lembaran-
lembaran biasanya berukuran penampang 1/9 cm yang dikeringkan dengan oven untuk
mengurangi kadar air, sehingga saat diaplikasikan tidak terjadi penyusutan lagi. Plafond
lambersering biasanya digunakan untuk plafond bagian luar bangunan. Finishing akhir plafond
kayu biasanya menggunakan impra/politur supaya warna/tekstur kayunya lebih kelihatan.
Kelebihan penutup plafond ini yaitu lebih artistik dan bisa menciptakan suasana ruangan
menjadi klasik. Sedangkan kelemahannya adalah pengerjaannya lebih sulit, lama dan
memerlukan ketelitian. Disamping itu harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan Plafond
gypsum.

Gambar 2.25. Gambar Plafond Lambersering

 Plafond Metal (t

 Tin ceilling)
Bahan dasar dari plafond jenis ini adalah lempengan metal tipis yang di embos sehingga
tercetak berbagai macam motif ukiran dan kemudian ditambah finishing dengan cat minyak.
Untuk saat ini motif atau corak ukir pada Plafond metal lebih dominan dengan unsur klasik.
Kelebihan plafond metal adalah anti air,anti rayap dantahan lama. Sedangkan kekurangan
plafond jenis ini yaitu pada harganya yang relatif masih mahal.
Apapun pilihan Anda dalam hal memilih jenis Plafond rumah,sebaiknya pilihlah yang
cocok dan sesuai dengan tema rumahnya.Jangan sampai Anda salah memilih jenis Plafond
karena pemasangannya tidak mudah dan membutuhkan biaya yang cukup besar.

II-23
Gambar 2.26. Gambar Plafond Metal

 Plafond Eternit (Asbes)


Dalam pasaran ukuran Plafond eternit adalah 1.00 m x 1.00 m dan 0.50 m x 1.00 m. Cara
pemasangan pun sama dengan Plafond tripleks. Anda dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7
dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm untuk rangka Plafond. Keunggulan penutup plafondt
dari bahan eternit selain mudah didapat dipasaran, proses pengerjaan pun mudah sehingga tidak
menemui kendala. Bahannya yang ringan memudahkan pengguna untuk dapat mengganti apabila
terjadi kerusakan. Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan
benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangannya supaya tidak patah atau retak.

Gambar 2.27. Gambar Plafond Asbes

 Penutup Plafond Akustik

II-24
Plafond akustik solusi bagi Anda yang merencanakan sebuah ruangan yang dapat
meredam kebisingan. Karena plafond akustik merupakan plafond yang tahan terhadap batas
ambang kebisingan tertentu. Ukuran yang tersedia adalah 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm.
Plafond akustik dapat dipasang dengan rangka kayu atau bahan metal pabrikan yang sudah jadi.
Keunggulan, dapat meredam suara sehingga untuk kebutuhan ruangan tertentu banyak
dipakai oleh masyarakat. Bobotnya relatif ringan sehingga mudah untuk perbaikan atau diganti
dan proses pengerjaannya cepat.

Gambar 2.28. Gambar Plafond Akustik

2.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plafond

Pemasangan Plafond merupakan salah satu pelengkap dekorasi rumah. Pemasangan


Plafond pada ruangan dapat memaksimalkan kesan yang kita inginkan, namun pemasangan
Plafond sebaiknya harus dengan cara yang benar dan tepat atau menggunakan tenaga ahli agar
pemasangan plafon menghasilkan kesan yang rapih dan indah sesuai dengan yang kita harapkan.
Teknik Pemasangan Plafond ada beberapa cara yang didasarkan pada jenis rangka
penopang Plafond, Plafond yang menggunakan rangka kayu harus diserut agar rata agar
pemasangan Plafond jadi rapih. Sementara pemasangan Plafond dengan rangka hollow jauh lebih
cepat karena umumnya memiliki permukaan yang lebih presisi. Dan tentu pemasangan Plafond
dengan rangka hollow tahan terhadap rayap dibandingkan dengan pemasangan Plafond dengan
rangka kayu.
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan Plafond dapat diuraikan sebagai berikut

II-25
1). Pekerjaan pasang Plafond yang pertama dilakukan pasang penggantung rangka (tie
rod) dengan menggunan paku terbak pada posisi plat lantai maupun balok.

Gambar 2.29. Pemasangan Rangka Plafond (tie rod)

2). Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan Plafond yang tidak
gelombang.

Gambar 2.30. Pengukuran Kedataran penggantung

3). Dilanjutkan dengan memasang rangka Plafond, lakukan juga pengecek-an kedataran
posisi rangka dengan waterpass.

II-26
Gambar 2.31. Pengukuran Kedataran penggantung dan Pemasangan Rangka Plafond

4). Kemudian dilanjukan dengan pemasangan Plafond dengan menggunakan screew Ø1/8
dan bor sekrup ke rangka Plafond.

Gambar 2.32. Pemasangan Plafond dengan screew

5). Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound untuk menutupi sambungan antar
gypsum dengan paper tape untuk menghindari keretakan dan titik-titik sekrup.

II-27
Gambar 2.33. Pemasangan Plafond dengan screew

3 . Pekerjaan Penutup Lantai/ Dinding

3.1 Pengertian Pekerjaan Lantai

Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai
tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai
memisahkan ruangan-ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen
struktural maupun elemen non-struktural dari suatu bangunan. (https://www.ilmuteknik
sipil.com/struktur-bangunan/lantai-struktur-bangunan diakses tanggal 17 April 2018)
Pengertian Lantai adalah salah satu bagian dari bangunan tinggal yang merupakan elemen
yang sangat penting, karena sebagai landasan bangunan antara dinding dan struktur bawah (
pondasi). Walaupun letaknya berada di bawah, lantai digunakan sebagai landasan untuk
meletakkan berbagai macam barang kebutuhan pada rumah tinggal, serta sebagai landasan untuk
melakukan berbagai aktivitas di atasnya untuk itu perlu perencanaan yang sesuai untuk jenis atau
pembuatannya. (http://artikel properti.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-lantai-definisi-lantai.
html diakses tanggal 17 April 2018)

II-28
Lantai adalah bagian bawah (alas, dasar) suatu ruangan atau bangunan (terbuat dari papan,
semen, ubin, dan sebagainya) (https://kbbi.web.id/lantai diakses tanggal 17 April 2018)

Gambar 2.34. Gambar Lantai Keramik

3.2 Fungsi Lantai

Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk
karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan
lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan
barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas
seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter
ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai
karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional,
modern minimalis, retro dan sebagainya. (http://www.lamudi.co.id/journal/pengertian-lantai-dan-
jenis-jenisnya/ diakses tanggal 17 April 2018)
a. Fungsi Lantai Secara Umum :
1) Memisahan ruangan secara mendatar.
2) Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah.
3) Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
4) Mengatur perbedaan ketinggian bangunan.
5) Menggambarkan selera pemilik rumah, Menambah nilai artistik ruangan, dan
Membuat kesan mewah suatu ruangan.

II-29
b. Fungsi Lantai Sebagai Struktur Bawah
1) Melimpahkan beban kepada balok.
2) Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai banyak.
3) Isolasi terhadap pertukaran suhu.
4) Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam bangunan.
(http://membangun-rumah8870.blogspot.co.id/2012/08/lantai.html &
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/lantai-struktur-bangunan diakses
tanggal 17 April 2018)

3.3 Jenis – Jenis Lantai/Penutup Dinding pada Bangunan

Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis lantai dengan beragam karakteristiknya yang
sering digunakan pada kebanyakan rumah sebagai berikut:

3.3.1 Lantai Plester


Jenis ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat
memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding
adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang
ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang,
memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal.

Gambar 2.35. Gambar Lantai Plester

II-30
Sumber : http://www.diminimalis.com/wp-content/uploads/2017/01/lantai-plester-1.jpg
diakses tanggal 17 April 2018.

3.3.2 Lantai Keramik

Jenis lantai ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat
diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik
juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik
adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip
dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan
sebagainya.

3.3.3 Lantai Marmer


Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur
dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini mahal.
Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori
relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini
karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat
dibersihkan.

Gambar 2.36. Gambar Lantai Keramik

II-31
Sumber : http://www.modelkursi.co/wp-content/uploads/2017/09/Keramik-Lantai-Model-
Terbaru.jpg diakses tanggal 17 April 2018.

Gambar 2.37. Gambar Lantai Marmer


Sumber : https://st.hzcdn.com/fimgs/ac518f3001d393f7_0474-w500-h400-b0-p0--
contemporary-wall-and-floor-tile.jpg diakses tanggal 17 April 2018.

3.3.4 Lantai Granit


Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan
granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi,
saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang
lebih murah.

II-32
Gambar 2.38. Gambar Lantai Granit
Sumber : http://www.mendex.hu/custom/mendex/image/data/60x60%20ni ro%20g/bg4-
1600-768_thumb_c.jpg?lastmod=1513239429.1496087958 diakses tanggal 17 April 2018.

3.3.5 Lantai Kayu


Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry.
Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat
ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan
kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

3.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lantai


3.4.1 Pekerjaan Lantai Beton
Berikut cara pemasangan lantai beton : (https://www.ilmutekniksipil. com/wp-
content/uploads/2013/01/ Lantai-Dari-Beton-Tumbuk.jpg diakses tanggal 17 April 2018)

(1) Lantai cor beton dipasang di atas urugan pasir, dengan tebal urugan sekitar 20 cm.
(2) Campuran beton adalah 1 semen : 3 pasir : 6 kerikil.
(3) Lantai tidak diplester, namun pada saat masih basah. permukaannya dihaluskan. Jika
diinginkan diplester, diberikan plester setipis mungkin dan dilakukan pada saat beton masih
basah agar tidak terpisah.

Gambar 2.39. Gambar Lantai Kayu

II-33
Sumber : http://www.parkett.ee/wp-content/uploads/2018/01/Teka-Dur-tamm-3l-matt.jpg
diakses tanggal 17 April 2018. Seteleh selesai dicor, permukaan harus dibasahi / digenangi
air sekitar 7 hari untuk menghindari retak / pecah.

(4) Untuk bidang lantai yang luas, pengecoran dilakukan dalam kotak-kotak yang
kecil untuk mempermudah pelaksanaan dan perawatannya.

Gambar 2.40. Gambar Rencana Lantai Beton


Sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/wp-content/uploads/2013/01/ Lantai-Dari-
Beton-Tumbuk.jpg diakses tanggal 17 April 2018.

3.4.2 Pekerjaan Lantai Keramik / Ubin / Granit / Marmer


Berikut cara pemasangan lantai Keramik / Ubin
(https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/lantai-struktur-bangunan diakses tanggal
17 April 2018):

(1) Pada lantai dasar, di atas pasir urug diberi plesteran kemudian spesi untuk merekat ubin.
(2) Pada lantai-lantai bangunan bertingkat, di atas pelat beton diberi lapisan pasir ± 5 cm,
kemudian spesi untuk perekat ubin.
(3) Jenis ubin / penutup lantai ; tegel, keramik, plastik / PVC, karet, teraso, marmer / granit,
papan kayu / parket.
(4) Pada lantai dengan penutup dari keramik, pemasangan harus dilakukan dengan cara-cara
khusus agar keramik tidak meledak atau pecah serentak.

II-34
Gambar 2.41. Gambar Pemasangan Lantai Keramik
Sumber : http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/images/gbartik
eldep30/feriyanto/keramik6.JPG diakses tanggal 17 April 2018.

3.4.3 Pekerjaan Lantai Kayu


Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu (parket) yang dipasang di atas rangkaian
balok-balok dan papan lantai dengan menggunakan penyambung paku dan juga ditanam dalam
beton. Selain penutup parket, penutup lantai kayu dapat juga terbuat dari papan yang panjang,
dengan tebal 2 s.d. 3 cm yang dipasang di atas balok-balok yang dipasang pada arah lebar dari
luasan lantai. Maksud pemasangan adalah untuk memperoleh jarak terkecil sehingga balok yang
digunakan sependek mungkin. Pada luasan yang berbeda perlu dilakukan peninjauan tersendiri
untuk pemasangan balok-baloknya. (https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/lantai-
struktur-bangunan diakses tanggal 17 April 2018)

Pemasangan lantai Kayu dilakukan dengan tahap sebagai berikut

1) Langkah pertama dari pekerjaan instalasi parquet adalah pengukuran dan setting area, hal ini
berfungsi untuk menentukan bentuk susunan parquet. pada tulisan ini saya akan membahas
pemasangan parquet pada ruangan yang berbentuk persegi, dan susunan parquet akan dibuat
menyerupai dengan susunan bata. pertama kita perlu menentukan titik as dari ruangan
dengan menggunakan alat meteran.
2) Langkah selanjutnya adalah pelapisan ply foam, ply foam berfungsi untuk menstabilkan
kelembaban pada lantai, selain itu ply foam juga berfungsi untuk menghindari permukaan
lantai yang tidak rata dan bunyi berdecit pada parkit

II-35
3) selanjutnya mulailah melakukan penyusunan parkit mulai dari sudut ruangan, pada awal
penyusunan pastikan sambungan parkit tepat berada pada center line ruangan, untuk sisi
kanan dan kiri dapat menyesuaikan ukuran ruangan. pemasangan parkit tidaklah sama
dengan pemasangan keramik, hal ini karena pada bagian pinggir parquet terdapat celah lidah
dan ceruk, pada bagian kiri terdapat celah lidah dan pada sisi sebaliknya terdapat celah
ceruk. cara pemasangan nya adalah memasukkan lidah keping yang satu ke ceruk keping
lain nya (mirip seperti memasang puzzle). apabila sulit gunakan alat bantu palu karet,
pastikan tiap join benar" rapat tanpa celah.
4) Pemasangan parquet tidak boleh rapat dengan dinding untuk mengantisipasi apabila terjadi
pemuaian parquet tidak akan rusak, oleh karena itu setiap penyusunan gunakan plate gap
pada sisi dinding untuk membuat celah.
5) Lakukan pemasangan hingga seluruh ruangan terlapisi oleh parquet.
6) untuk menutupi celah pada dinding dan parquet dapat dilakukan pemasangan list atau plint
kayu dengan menggunakan lem kuning.
7) setelah selesai, bersihkan ruangan dari sisa kotoran hasil pekerjaan.
(http://teknikpekerjaan.blogspot.co.id/2016/03/pasa ng-lantai-kayu-parquet.html diakses
tanggal 17 April 2018)

II-36
Gambar 2.42. Gambar Pemasangan Lantai Kayu
Sumber : https://ekartama.files.wordpress.com/2013/01/cara-memasang-parket-
laminate.jpg diakses tanggal 17 April 2018.
.

4 Kozen
4.1 Pengertian Kusen Beserta Fungsinya

Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik,
UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah suatu konstruksi,
fungsi serta selera dari pemilik bangunan. Fungsi utama dari kusen yaitu untuk perletakan daun
pintu, jendela, kaca dan tralis, selain fungsi tersebut bentuk dan variasi kusen akan menambah
keindahan atau estetika dari bangunan.
Pintu sebagai jalan keluar atau masuknya orang/barang dari satu ruangan keruangan
lainnya atau dari luar rumah ke dalam rumah, selain itu berfungsi pula sebagai jalannya sirkulasi
udara dan sinar penerangan matahari. Oleh karena itu pada pemasangan kusen pintu dan jendela
harus benar-benar memperhatikan fungsi dari penempatan kusen pintu dan jendela dengan
cermat.
Pada dasarnya konstruksi pintu dan jendela dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kusen dan
daun pintu atau daun jendela. Konstruksi pintu dan jendela merupakan konstruksi pelengkap
dari konstruksi dinding bangunan, yang fungsinya sebagai penghubung antar ruangan yang
dipisahkan dinding bersangkutan.

4.2 Jenis-Jenis Kusen

Kusen adalah rangka pintu yang pada umumnya dibuat dari kayu atau aluminium, dan
kusen secara khusus dapat dibuat dari beton. Kusen yang dibuat dari bahan kayu pada
umumnya digunakan untuk bangunan rumah tinggal. Jenis kayu yang baik untuk dibuat kusen
adalah kayu jati, kayu kamper, kayu balau, kayu bangkirai dan jenis kayu yang lain asal tetap
memenuhi persyaratan. Dalam perencanaan pembuatan kusen perlu diperhitungkan tentang
kekokohan atau kekuatan berdirinya kusen pada dinding tembok, karena kusen inilah yang
nantinya sebagai tempat menggantungkan atau memasang daun pintu atau jendela.

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

II-37
a. Kusen gendong/kombinasi yaitu kusen untuk pintu dan jendela dijadikan menjadi satu
konstruksi yang utuh, biasanya ditempatkan dibagian depan rumah. Pada ruangan yang
memerlukan penerangan yang lebih, seperti ruang tamu, ruang keluarga.
b. Kusen tunggal yaitu kusen untuk daun pintu saja, biasanya pada kusen tunggal bagian atasnya
lubang untuk penerangan dan sirkulasi udara.
c. Kusen jendela yaitu rangka kusen untuk jendela saja, kusen jendela juga sama dengan kusen
tunggal pada bagian atasnya ditambah lubang untuk penerangan dan sirkulasi udara.
d. Kusen penerangan/bovenlich yaitu rangka kusen untuk penempatan kaca atau jendela kaca
yang kecil untuk penerangan dan sirkulasi udara.

Gambar 2. 43. Kusen Tunggal Gambar 2. 44. Kusen Tunggal


Dengan Jendela Atas

4.3 Syarat–Syarat Kusen.

Kusen yang akan dibawa kelapangan atau tempat dimana kusen tersebut akan dipasang
harus memenuhi kriteria suatu kusen yang siap pasang, kriterianya sebagai berikut:

a. Konstruksi sambungan kusen harus baik dan rapat.


b. Kusen harus sudah dalam keadaan halus, rata dan siku.
c. Panjang kuping/telinga kusen minimal selebar bahan kusen.
d. Permukaan kusen yang berhubungan langsung dengan dinding/tembok harus sudah di cat
dengan meni sebagai bahan pelindung/pengawet sebanyak dua kali.

II-38
e. Permukaan kusen yang berhubungan langsung dengan tembok/dinding harus sudah
dipasang angkur sebagai alat pengikat/pengokoh antara dinding dengan kusen.
f. Kusen yang akan dipasang sudah di beri pengaku/skor supaya kesikuan kusen terjaga.
g. Sebelum kusen dipasang teliti dan perhatikan type dan jenis kusennya serta bukaan untuk
pintu dan jendela harus benar penempatannya dengan melihat gambar kerja.
h. Lebar bawah kusen pintu harus sama dengan bagian atas dan diklem.

4.4 Komponen-komponen Kusen Kayu

Komponen kusen yang lazim digunakan untuk konstruksi bangunan sebagai bukaan
sirkulasi orang ataupun penghawaan sebagai berikut.
a. Tiang (style).
b. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah sedangkan
pada pintu tidak ada ambang bawah.
c. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
d. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok yang
berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
e. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan
gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi penyusutan,
tidak timbul celah.
f. Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
g. Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu,
berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu
terhadap resapan air dari latai ke atas.
Komponen kusen secara rinci ditunjukkan pada Gambar 2.51 berikut.

II-39
Gambar 2.45. Komponen Kusen Jendela dan Pintu
4.5 Teknik Pemasangan Kusen
(1) Sebelum pemasangan bata dan kusen, terlebih dahulu dilakukan marking (penanda) terkait
dengan ukuran-ukuran dan posisi berdirinya pasangan dinding dan juga kusen. Marking
dilakaukan di lapangan dalam bentuk profil pada titik-titik tertentu sebagai acuan dalam
menarik benang agar pemasangan bata dan kusen tegak lurus dan teratur. Kayu yang dipakai
untuk profil biasanya dari kayu kaso/usuk dengan ukuran 5/7 cm. Kayu untuk profil harus
diketam lurus dan siku pada kedua sisi yang kedua sisi ini akan digunakan sebagai acuan
dalam pemasangan bata dan kusen.
(2) Profil didirikan didekat sudut tembok yang akan dipasangi pasangan bata dan kusen. Pada
profil gantungkan unting-unting untuk memeriksa ketegakan profil, periksa propil tersebut
bidang yang lurus telah segaris dengan rencana pasangan bata/kusen. Jika sudah tegak dan
segaris dengan rencana pemasangan bata dan kusen profil ditancapkan dan diberi skur agar
kedudukan profil kuat dan stabil.
(3) Kusen yang akan dipasang harus benar-benar siap dalam pengertian kusen tersebut tidak ada
pekerjaan lanjutan selain pekerjaan finishing, kusen harus benar konstruksinya, rapat
sambungannya, halus permukaan kayunya dan siku serta diberi skur/kayu pengaku supaya
kedudukan dan ukuran kusen. Kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam.
Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat
kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya
tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah
diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan.

II-40
(4) Kusen dari bahan logam berbeda dari kayu, kusen logam tidak terpengaruh bila basah, kusen
logam ini tidak memiliki kehangatan dalam penampilan dan memberikan daya tahan yang
kecil terhadap perpindahan panas. Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja
tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan
dirawat dengan baik untuk mencegah korosi.
(5) Suatu bangunan atau gedung yang terdiri dari sekat atau tembok, baik tembok luar maupun
tembok dalam, perlu diberi lubang untuk memungkinkan orang atau barang keluar masuk
bangunan. Lubang ini harus bisa ditutup dan dibuka sesuai dengan fungsi bukaan pada
bangunan.

Gambar 3.46. Teknik Pemasangan Kusen


Sumber : https://samsyr.files.wordpress.com/2016/03/gambar-pemasangan-kusen-pintu.jpg

4.6 Ukuran Kusen Pintu dan Jendela Satu Daun

Besar lubang (bukaan) pintu tergantung dari fungsinya. Ukuran-ukuran kusen yang
umum digunakan adalah sebagai berikut:

Table 6,1 Tinggi dan Lebar Pintu

Fungsi Ruang Tinggi (Cm) Lebar (Cm)

R. Tamu 200 — 210 80 — 140

Kamar Tidur (dalam) 200 — 210 80

Kamar mandi 200 — 210 60 — 70

Gudang 200 — 210 80 — 90

Dapur 200 — 210 80 — 90

II-41
Garasi 250 — 260 250

Ukuran lubang kusen jendela untuk rumah tinggal berkisar :


Ruang tamu : tinggi 150 cm s/d 170 cm, lebar 60 cm s/d 70 cm
Kamar tidur : tinggi 100 cm s/d 130 cm, lebar 60 cm s/d 70 cm
Kamar mandi : berupa ventilasi atau boven light
Gudang : berupa ventilasi atau boven light
Garasi : berupa ventilasi atau boven light
Dapur : tinggi 100 cm s/d 120 cm, lebar 60 cm s/d 70 cm

Dimensi batang kayu yang lazim digunakan dan tersedia di penjual kayu untuk pekerjaan
kusen, penampangnya memiliki ukuran:

Dimensi Kayu untuk Kusen (Cm)

Lebar
5,5 6 7 8
(Cm)
11
Tebal 12
15 12 11
(Cm) 15
15

5. Daun Pintu dan Jendela

Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang yang movable tidak statis
dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat pula dikunci. Pengertian
lain dari daun pintu dan jendela adalah:

Daun pintu: Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun barang. Ukuran pintu
biasanya dibuat disesuaikan dengan tempat dimana Daun pintu itu akan di tempatkan. misalnya
untuk pintu Ruang tamu, biasa dibuat agak lebar. karena disitulah terjadi proses keluar masuknya
manusia dan barang. Sedangkan Daun Jendela: Berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya
matahari dan juga sebagai tempat berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu bangunan

II-42
6. Pekerjaan Penutup Atap
6.1 Prinsip penutup atap
Penutup atap merupakan elemen bangunan paling atas yang berfungsi
metutupi/melindungi seluruh bangunan di bawahnya dari kondisi panas, hujan, angin, salju (jika
ada) dan kondisi luar lain. Dengan demikian penutup atap akan selalu mengikuti bentuk struktur
pendukungya. Penutup atap merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga
terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Faktor utama yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material, faktor keawetan terhadap cuaca (angin, panas,
hujan). Faktor lain adalah kecocokan atau keindahan terhadap desain rumah.

Bahan penutup atap yang baik harus dapat berfungsi melindungai pengguna maupun gedung
sendiri yaitu (1) bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan suara/bunyi (2) bahan penutup atap juga rapat
terhadap air hujan / tidak tembus air, tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian /
perubahan cuaca, (3) tidak terlalu banyak memerlukan perawatan, (4) tidak mudah terbakar, (5)
memiliki bobot cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang kokoh.

Gambar 3.47 Sistem Atap Mengurangi Panas Ruangan

6.2 Bahan Penutup Atap

II-43
Pada dasarnya setiap material yang memiliki sifat menutup dapat digunakan sebagai bahan
penutup atap. Namun menurut kriteria yang telah dibahas di atas, maka penutup atap yang sudah banyak
digunakan adalah sebagai berikut.

6.2.1 Genting
Genting merupakan jenis penutup atap yang dibuat dari tanah liat bakar, beton, keramik, genting
glazur atau kaca dicetak menjadi genting dengan berbagai mode yang beragam. Genting dari tanah liat
yang dibakar memiliki daya isolator panas yang baik, dan tahan lama. Genting beton menyerap panas
dan jika dibuat dengan campuran yang kurang baik akan cepat rapuh sehingga bocor. Genteng bahan
keramik mampu menahan panas namun harganya relative mahal, demikian pula model genting tanah liat
berglasur.

Gambar 3.48. Atap dengan genting Tanag Liat Bakar

Bambar 3.48. Genteng Metal

6.2.2 Modular Lembaran Bergelombang

II-44
Berbagai model dan bahan penutup atap terus dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi
dan kebutuhan masyarakat. Inovasi penutup atap berbsis seng, ssbes, Polycarbonat, Bitumen Selulosa
(Onduline), Fiberglass. Aspal, dan lainya terus berkembang.
Seng adalah bahan penutup atap yang murah, ringan dan tahan lama. Namun mempunyai sifat
yang menahan panas, berkarat, kurang menarik secara penampilan dan mudah terhempas angin. Penutup
atap dari bahan seng biasanya mudah ditemukan didaerah yang berhawa dingin, biasanya daerah-daerah
yang berada di pegunungan atau yang berhawa dingin lainnya.

Gambar 3.49 Model Bahan Penutup Atap

Asbes Bentuknya serupa dengan seng, hanya saja bahan yang digunakan berbeda. Penggunaan
atap asbes sangat tidak dianjurkan untuk rumah tinggal, karena asbes mengandung bahan yang berbahaya
bagi kesehatan, berdampak kurang baik terhadap kesehatan dalam jangka panjangnya. [Baca: Bahaya
Asbes]

II-45
Gambar 3.50 Model Penutup Atap Spandek

Jenis penutup atap ini umumnya digunakan untuk bangunan penutup atap pada struktur pelengkap
rumah, seperti carport atau tempat parkir. Merupakan jenis penutup atap dari bahan plastic komposit,
dengan bentuk lembaran hampir sama dengan penutup atap seng, bentuknya ada yang polos dan
bergelombang.

6.2.3 Bahan alam


Selain jenis penutup diatas, ada juga jenis penutup atap lainnya, misalnya saja kaca, kain terpal,
atau bahan dari alam yang biasa ditemukan pada rumah-rumah tradisional. Dari masing-masing jenis
atap diatas tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karenanya harus jeli
dalam memilih atau menentukan jenis atas mana yang sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 3.51. Penutup Atap Sirap Kayu

Tabel 6.1 Spesifikasi Bahan Penutup Atap


No Jenis Genting Daya Berat per Ukuran Kemiringan
Tutup per biji (kg) rata-rata minimal
m2 dianjurkan
(cm2)

II-46
1 Genting Tanah Liat 20—24 1,5—2,2 20 x 30 30o

2 Genting Beton 9 4,5—5,2 42 x 33 17o

3 Logam bentuk genting 3 3-5/m2 100 x 40 10-90o

4 Genting Keramik 14 1,5—2,2 31x31 30o

5 Genting Kaca 20—24 30o

6 Seng Gelombang 10kg/m2 120-240 15o

7 Polycarbonat 8,3 kg/m2 90-210 15o

8 Fiber/Celulosa/Bitumen/ 3,3 kg/m2 15o

Resin/Solar tuf

Rangkuman

1. Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk menggantungkan
(memasang) daun pintu/jendela, maka konstruksi kusen harus kokoh.
2. Penempatan kusen pintu/jendela harus direncanakan secara matang sehingga memenuhi
persyaratan sebagai tempat untuk penerangan ruang dan juga sirkulasi udara.
3. Ditinjau dari jenis dan macamnya kusen terdiri dari kusen tunggal, kusen ganda
(gendhong), kusen gundhul, kusen berjalusi dan kusen lengkung. Bahan untuk kusen pintu dan
jendela adalah kayu, aluminium, baja atau besi dan bisa juga dari beton.
4. Untuk mejaga agar kusen tidak lapuk oleh daya kapiler air dari bawah, maka dipasang
doog beton.
5. Dinding pada konstruksi bangunan gedung memiliki fungsi sebagai berikut; (1) Fungsi
konstruksi dan (2) Fungsi kenyamanan, kesehatan, keamanan serta keindahan.
6. Dinding structural adalah bagian bangunan gedung yang berfungsi untuk menahan beban
sehingga struktur bangunan tetap kokoh dan stabil dalam mendukung beban. Konstruksi
dinding bangunan gedung dapat dibuat dari bahan-bahan yang telah tersedia di lapangan:
Dinding bata merah, bata ringan, papan kayu, Sirap, panel Semen Fiber, Plesteran, Batu
susun.

II-47
7. Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit
bangunan. Plafon merupakan daerah pembatas antara atap dengan ruangan di bawahnya atau
bisa dikatakan sebagai langit-langit rumah. Fungsi utama plafon adalah menjaga kondisi suhu
di dalam ruangan agar tidak terlalu panas. Ada beberapa jenis bahan penutup plafond yaitu:
(1) triplek, (2) gypsum (3) GRC, (4) kayu/lambisering (5) metal/logam (6) eternit dan (7)
akustik.
8. Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai
tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan.
9. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk
karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan
lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan).
10. Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan
sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di
lantai, dan aktifitas di rumah lainnya. Cara perawatannya mudah, cukup disapu sampai bersih
lalu dipel dengan air bersih.
11. Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC,
alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah suatu konstruksi,
fungsi serta selera dari pemilik bangunan.
12. Fungsi utama dari kusen yaitu untuk perletakan daun pintu, jendela, kaca dan tralis, selain
fungsi tersebut bentuk dan variasi kusen akan menambah keindahan atau estetika dari
bangunan.
13. Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah ruang yang movable tidak statis
dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat pula dikunci atau
pengertian lain.

Daftar Pustaka
Benny Puspantoro, Ign., 1995, Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu Pintu dan
Jendela, Andi Offset, Yogyakarta.
Dalik SA. Oja Sutiarno, 1978, Petujunjuk Pengerjaan Kayu 1, Proyek Pengadaan Buku,
Dapdikbud, Dikmenjur, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Kurikulum Edisi 1999, Jakarta

II-48
Hasan Basri, M. 2008. Rancang Bangunan Diagram Satu Garis Rencana Sistem.

Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1977, , Ilmu Bangunan Gedung 1, Depdikbud,


Dikmenjur, Jakarta.
Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1978, , Ilmu Bangunan Gedung 2, Depdikbud,
Dikmenjur, Jakarta.

RUJUKAN ONLINE

https://yogoz.wordpress.com/tag/instalasi-air-bersih/
http://1.bp.blogspot.com/-eL6zKImCdUI/VgFVMyt24YI/AA AAAAAAARU/Ldm48-
6ERls/s1600/irigasi.jpg
https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengola han-air-limbah-ipal/
http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaan-limbah-
rumahtangga_8.html
https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/
http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaan-limbah-
rumahtangga_8.html
https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/

II-49

Anda mungkin juga menyukai