Anda di halaman 1dari 5

1.

Powder Preparatio

1.1 Mixing and Grinding

Bahan – bahan mentah akan dicampurkan dan dihaluskan dengan cara dimasukan
kedalam Ball Mill Machine. Dimana bahan bahan kasar akan dihaluskan dengan bantuan batu
chrom yang akan menghancurkan dan mengahaluskan bahan kasar. Hal ini terjadi dengan cara
mesin akan melakukan rotasi sehingga menyebabkan bola-bola chrom akan ikut berputar dan
menghancurkan bahan bahan kasar, sehingga menjadi halus.

Pada proses ini biasanya akan ditambahkan air, hal ini dilakukan agar hasil yang
didapatkan lebih halus, sehingga hasil dari proses ini akan disebut slurry/slip
1.2 Slip Tank

Slurry akan masuk kedalam Slip Tank yang akan bergerak terus menerus, untuk mencegah slurry
menjadi set.

1.3 Spray Drier

Untuk menghilangkan air pada slurry, dibutuhakan proses pengeringan, untuk itu slurry akan
dialirkan menuju spray drier. Pada proses ini terjadi pemompaan slurry ke alat penyemprot yang terdiri
dari nozzels yang berputar cepat. Slurry disemprot keatas dan udara panas akan naik keatas, sehingga
tetesan semprotan slurry akan dikeringkan dan menjadi granule/bubuk dan jatuh kedalam dust
collector.

Dimana pada proses ini spray drier akan di set hingga suhunya 720 derajat celcius. Lalu granule
akan dibawa menuju conveyors dan akan disimpan di silos.
2. Manufacturing process

2.1 Hydraulic Press

Setelah proses spray dryer, granule/bubuk tersebut dipindahkan dari silos ke mesin hydraulic
press. Mesin ini menggunakan mekanisme gerakan maju dan mundur untuk memuat granule ke dalam
cetakan, kemudian granule tersebut ditekan ke dalam cetakan untuk pemadatan sehingga bentuk ubin
dapat terbentuk.

Proses penekanan granule ini dilakukan oleh sirkuit hidrolik yang dikendalikan oleh pompa dan
oli pada silinder mesin hydraulic press ini diganti setiap 1500 jam.

2.2 Cooling

Kemudian setelah proses hydraulic press, ubin yang sudah tercetak akan didinginkan dari
temperatur 100o celcius hingga 70o celcius menggunakan metode water spraying (penyemprotan air).
Tujuan dari proses cooling ini adalah untuk menghindari terbentuknya pori-pori saat proses glazing.

2.3 Glazing (Glazur)

Proses berikutnya adalah proses glazing. Ubin keramik yang biasa dipakai untuk membuat lantai
suatu bangunan pada umumnya mempunyai bagian yang memiliki warna, motif dan tekstur yang
beraneka ragam macamnya. Bagian tersebut disebut dengan glazur keramik, yang terdiri dari beberapa
lapisan, antara lain:

a. Engobe
Lapisan engobe merupakan lapisan dasar dari glazur keramik. Setelah dry body dibersihkan dari
kotoran dan debu maka lapisan engobe akan menutupi pori-pori permukaan dry tile dan sebagai
perekat lapisan berikutnya.
b. Glaze
Lapisan kedua ini memberi warna dasar pada permukaan ubin. Ubin keramik dilewatkan melalui
conveyor, material glazir disemprotkan ke pennukaan ubin secara merata. Fungsi glazir adalah
memberi sifat mengkilap seperti kaca. Kemudian permukaan ubin yang telah diglazir diberi
lapisan perekat. Adapun fungsi dari perekat tersebut adalah membasahi permukaan tile yang
telah berglazur supaya glazur tersebut tidak menempel pada kain screen pada mesin printing
atau agar glazur tidak mengelupas saat diprinting.
c. Printing
Lapisan ini memberikan corak atau motif dari pennukaan tile sesuai desain yang telah
ditentukan.

2.4 Firing process (proses pembakaran)

Ubin yang telah melalui proses printing kemudian dibakar dalam kiln dengan tujuan supaya
antara body dan glaze membentuk ikatan yang kuat dan kualitas yang baik.

Gambar Mesin Kiln

ubin yang keluar dari proses ini memiliki beberapa perubahan karakteristik dibandingkan dengan tile
sebelumnya, yaitu:

 Tegangan lentur yang lebih tinggi.


 Kepadatan lebih tinggi.
 Kandungan kelembaban lebih rendah.

Berikutnya ubin dimasukkan kedalam roller kiln sepanjang 90 meter dengan lebar 2,2 meter, dimana
setiap pemasukan terdapat 6 ubin yang akan dibakar.

Gambar Roller Kiln


Sepanjang Roller Kiln tersebut terdapat 3 bagian, yaitu:

 Preheating: Dengan temperatur maksimum sebesar 930 °C dan temperatur minimum 580 °C.
 Firing: Dengan temperatur maksimum 1200 °C dan temperatur minimum 1000 °C.
 Cooling : Dengan temperatur maksimum 700 °C dan temperatur minimum 580 °C.

Ubin yang semula berukuran 320 mm x 320 mm akan mengalami penyusutan sebesar 2- 3%. Maksud
dari penyusutan tersebut adalah untuk memperkuat bending strength dari hasil akhir ubin keramik
tersebut dan juga merupakan akibat/hasil dari pembakaran di roller kiln.

Referensi:

https://www.slideshare.net/vamsikrishna393950/manufacturing-process-of-ceramic-tiles

https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/tmi/2001/jiunkpe-ns-s1-2001-25497127-
14315-mesin_avi-chapter4.pdf

Anda mungkin juga menyukai