Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DALAM


KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Alifiya Fatya Irliani (020319598)

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK II

SARJANA KEPERAWATAN / SEMESTER IV

INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN


PEMBAHASAN

1. PERAN TIM KERJA UNTUK KESELAMATAN PASIEN


Proses penyediaan perawatan kesehatan secara inheren bersifat
interdisipliner, membutuhkan dokter, perawat, dan profesional
kesehatan terkait dari berbagai spesialisasi untuk bekerja dalam tim.
Dalam literatur keselamatan pasien, telah diakui secara luas bahwa
kinerja tim sangat penting untuk memberikan perawatan pasien yang
aman. Koordinasi yang buruk di antara penyedia di berbagai tingkat
rumah sakit tampaknya mempengaruhi kualitas dan keamanan
perawatan pasien (misalnya penundaan dalam pengujian atau
pengobatan, informasi yang bertentangan).

Oleh karena itu, kerja tim menjadi fokus Intervensi berbasis


sistem untuk meningkatkan keselamatan pasien dan standar pendidikan
kedokteran. Secara umum, tim didefinisikan sebagai dua atau lebih
individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dan
bersama, memiliki kompetensi khusus tugas dan peran kerja khusus,
menggunakan sumber daya bersama, dan berkomunikasi untuk
berkoordinasi dan beradaptasi dengan perubahan.4 Dibandingkan
dengan tim di industri lain, tim medis terutama dalam domain dinamis
perawatan kesehatan seperti ruang operasi, perawatan intensif,
pengobatan darurat, atau tim trauma dan resusitasi5 bekerja dalam
kondisi yang sering berubah, dapat dirakit AD hoc, memiliki
keanggotaan tim yang berubah secara dinamis, sering kali bekerja sama
untuk waktu yang singkat, terdiri dari spesialis atau beberapa kru
spesialis, dan harus mengintegrasikan budaya profesional yang berbeda.
Dalam literatur tim, tim semacam itu dikenal sebagai 'tim aksi'. Saat
menyelidiki kerja tim yang efektif dalam tim medis, penting untuk
mempertimbangkan persyaratan khusus yang dihadapi tim.

Tidak semua tim medis adalah 'tim tindakan' dan persyaratan


kerja tim dapat bervariasi tergantung pada situasinya (misalnya rutin
vs. darurat). Berfokus pada domain dinamis perawatan kesehatan,
tinjauan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang (a)
metode yang digunakan dan (b) pertanyaan yang dijawab oleh
penelitian kerja tim yang berfokus pada waktu antara 1998 dan 2007,
(c) mengidentifikasi aspek kerja tim yang memiliki telah terbukti
sesuai dengan kualitas dan keamanan perawatan, dan (d)
mengeksplorasi perspektif untuk penelitian di masa mendatang.
2. PERAN PASIEN DAN KELUARGA SEBAGAI PARTNER DI
PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
BAHAYA DAN ADVERSE EVENTS
Patient Safety atau keselamatan pasien merupakan isu global
yang mempengaruhi negara-negara di semua tingkat pembangunan.
Meskipun perkiraan ukuran permasalahan masih belum pasti, khususnya
di negara berkembang dan negara transisi/konflik, ada kemungkinan
bahwa jutaan pasien seluruh dunia menderita cacat, cedera atau
meninggal setiap tahun karena pelayanan kesehatan yang tidak aman.
Mengurangi kejadian yang membahayakan bagi pasien merupakan
masalah dalam pelayanan kesehatan bagi setiap orang, dan terdapat
banyak hal yang harus dipelajari dan dibagi antara negara-negara maju
dengan negara-negara berkembang dan negara dalam transisi/konflik
tentang masalah keselamatan pasien (World Health Organization,
2009). WHO juga mengingatkan bahwa "keselamatan pasien tidak
hanya tentang data statistik tetapi melibatkan kerusakan yang nyata
pada kehidupan orang-orang". Oleh karenanya semua strategi dan
program keselamatan pasien harus menjadi prioritas dalam pelayanan
kesehatan. Pasien, keluarga, profesional kesehatan dan pembuat
kebijakan semua harus bekerja sama untuk membangun sistem
kesehatan yang lebih aman.

Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab semua pihak yang


berkaitan dengan pemberi pelayanan kesehatan untuk memastikan tidak
ada tindakan yang membahayakan bagi pasien. Mengingat pentingnya
masalah keselamatan pasien yang harus ditangani segera di rumah sakit
di Indonesia maka diperlukan regulasi tentang keselamatan pasien.
Mendorong upaya pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien sehingga
pasien akan merasa puas bila pelayanan kesehatan yang diperolehnya
sama atau melebihi dari apa yang menjadi harapannya.

Rumah Sakit (RS) adalah institusi pelayanan kesehatan bagi


masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
seperti yang dijelaskan dalam UndangUndang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 dan Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009
bahwa rumah sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif, dengan mengutamakan
kepentingan pasien. Rumah sakit wajib memenuhi hak pasien
memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di
rumah sakit. (Permenkes RI Nomor 1961/Menkes/2011).
Keselamatan Pasien (patient safety) merupakan isu global dan
nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan
kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari
manajemen mutu (WHO, 2004). Ada lima isu penting yang terkait
dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien
(patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit, keselamatan
lingkungan (green productivity) dan keselamatan bisnis rumah sakit. Ke
lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan
di setiap rumah sakit. Harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat
berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan
prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu
mutu dan citra perumahsakitan (Depkes, 2008, p.17) .

Peran keluarga secara aktif dalam menjaga keselamatan


pasien di pelayanan kesehatan adalah :

1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.


2. Mengetahui dan melaksanakan kewajiban serta tanggung jawab
pasien maupunkeluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5. Mematuhi dan menghormati peraturan rumah sakit.
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa dalam proses
bersama timkesehatan mengelola pasien.
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
PENUTUP

1. KESIMPULAN JURNAL PERTAMA


Tinjauan kerja tim ini menunjukkan pentingnya kerja tim dalam
memastikan keselamatan pasien dalam domain dinamis perawatan
kesehatan.
Penelitian tentang sikap terhadap kerja tim menunjukkan bahwa
penyedia layanan kesehatan tampaknya tidak sepenuhnya menghargai
dampak faktor psikologis pada kinerja klinis dan bahwa kerja tim yang
lebih baik dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan staf
serta hasil pasien yang lebih baik. Studi observasi menemukan
hubungan yang lemah hingga sedang antara peringkat keterampilan
kerja tim dan ukuran kinerja teknis dan klinis. Bukti empiris juga
mendukung argumen bahwa perbaikan sistem seperti praktik formal
untuk memperkuat komunikasi dan hubungan antar penyedia layanan
kesehatan dan tim tertentu intervensi pelatihan memiliki potensi untuk
meningkatkan kesadaran dokter tentang masalah ini dan untuk
mendukung perilaku tim yang efektif.
Meskipun telah terjadi kemajuan yang signifikan penelitian pada
kerja tim dalam perawatan kesehatan, metodologikal dan tantangan
teoritis tetap ada oleh penelitian masa depan. Di secara efektif
mengajar dan menilai kualitas kerja tim secara andal, penting untuk
mengidentifikasi perilaku yang terkait dengan kerja tim yang efektif
dan interaksi mereka dalam kaitannya dengan peringkat kinerja klinis
dan pada akhirnya dengan hasil pasien. Berbagai kelompok penelitian
telah berhasil mengembangkan instrumen untuk menggambarkan proses
tim dan mengevaluasi keterampilan kerja tim. Langkah penting
berikutnya adalah menentukan apakah ada keterampilan dan perilaku
tim umum yang berkontribusi pada kinerja tim yang efektif di berbagai
domain perawatan kesehatan, untuk berbagai jenis tim, dan dalam
situasi yang berbeda seperti perawatan pasien rutin dan darurat. Sejauh
ini, beberapa konsep psikologis yang menjelaskan kerja tim yang
sukses di berbagai industri berisiko tinggi seperti kesadaran situasi tim,
model mental bersama,76,77 Namun, konsep ini memberikan heuristik
yang berguna untuk memahami koordinasi yang efektif dalam domain
medis yang dinamis dan perbandingan temuan sistematis pada kerja tim
yang efektif di seluruh industri mungkin menjadi langkah penting
berikutnya. Selain itu , masa depan penelitian harus secara eksplisit
menuju teoretis kerangka kerja tim. Pendekatan ini akan memungkinkan
sebuah integrasi dan kom-sistematis perbandingan bukti yang tersedia
tentang perilaku tim dan dampaknya terhadap keselamatan pasien. Ini
akan mengembangkan lebih lanjut model proses tim dalam perawatan
kesehatan62 dan konsep pelatihan khusus yang melengkapi pelatihan
tim yang ada.

2. KESIMPULAN JURNAL KEDUA


Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Patient
Safety atau keselamatan pasien merupakan isu global yang
mempengaruhi negara-negara di semua tingkat pembangunan. Meskipun
perkiraan ukuran permasalahan masih belum pasti, khususnya di negara
berkembang dan negara transisi/konflik, ada kemungkinan bahwa jutaan
pasien seluruh dunia menderita cacat, cedera atau meninggal setiap
tahun karena pelayanan kesehatan yang tidak aman. Faktor yang paling
berkontribusi terhadap pelayanan kesehatan yang tidak aman antara
lain: sistem, kondisi, manusia, teknologi, dan faktor lain yang
berkonstribusi misalnya; tindakan yang tidak tepat dan atau kesalahan
obat. Dampak dari pelayanan yang tidak aman terhadap faktor
sosioeconomic telah lama di laporkan mencapai angka kerugian dan
pemborosan yang sangat fantastis, dan hal ini tentunya akan dapat
ditekan apabila pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien dapat
terjamin keamanannya dan bermutu. Perawat sebagai garda terdepan
selama 24 jam di unit pelayanan kesehatan merupakan salah satu
profesi yang memiliki peran cukup besar dalam menjaga keselamatan
pasien.
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dalam pengelolaan suatu kegiatan secara
aktif dengan penuh tanggung jawab (Brown et al, 2015). Penelitian
yang dilakukan di Australia oleh Chaboyer et al, menyebutkan bahwa
keluarga ikut berpartisipasi dalam pelayanan keperawatan menunjukkan
tingkat kepuasan yang tinggi, hal serupa juga diungkapkan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Fateel (Fateel and O’neill, 2015).
Partisipasi mampu mendekatkan keluarga dan pasien. Keluarga
sebaiknya dilibatkan berperan serta dalam perawatan pasien, dengan
partisipasi tetap terjalin hubungan dan komunikasi keluarga serta
pasien, sehingga keluarga mampu memberikan dorongan tersendiri bagi
pasien (Ballou and Gerrogiani, 2018; AACN, 2016; Hardin, 2012).

LINK JURNAL

a. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1399-
6576.2008.01717.x
b. https://osf.io/f5zas

Anda mungkin juga menyukai