Anda di halaman 1dari 7

Habill Maesa

2020522019
UAS Managing Information Technology

Sistem Informasi Manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal
dalam bisnis yang terdiri atas pemanfaatan dokumen, manusia, teknologi, serta prosedur dalam
akuntansi manajemen. Tujuannya adalah memecahkan beragam masalah dalam
bisnis yang meliputi layanan, biaya produk, serta strategi bisnis. Fungsi dari system informasi itu
sendiri menurut O’Brien (2005) adalah:

1. Area fungsional utama yang mendukung keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi,
keuangan, manajemen opeasional, pemasaran, dan Menurut O’Brien (2005), secara
konsep aplikasi sistem informasi yang manajemen sumber daya manusia
2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktifitas, dan moral pegawai,
serta layanan dan kepuasan pelanggan
3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan
pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis.
4. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif,
yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global
5. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria dan
wanita
6. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan perusahaan
bisnis yang membentuk jaringan Menurut Obrien (2009) tipe sistem informasi dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu Operational Support Sistem (OSS)
dan Management Support Sistem (MSS). OSS sendiri terbagi lagi ke dalam tiga
model, yaitu TPS (Transaction Processing Sistem), PCS (Process Control Sistem),
ECS (Enterprise Collaboration Sistem). MSS juga terbagi dalam tiga model, yaitu MIS
(Management Information Sistem), DSS (Decision Support Sistem) dan EIS
(Executive Information Sistem)
Model yang diusulkan ini merefleksi ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan
sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran dari model ini
adalah:

1. Kualitas system (system quality)


2. Kualitas informasi (information quality)
3. Penggunaan (use)
4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)
5. Dampak individual (individual impact)
6. Dampak organisasional (organizational impact)

Kemudian ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi kesuksesan dari penerapan
system informasi itu sendiri, baik di lingkungan organisasi kepemerintahan maupun organisasi
profit/non-profit yaitu:

1. Keterlibatan end user; Setiap Satuan Kerja (Divisi maupun Unit Kerja) dilibatkan
dalam proses pembelajaran hingga pengisian aplikasi bisnis, contohnya aplikasi
berbasis ERP. Aplikasi teknologi informasi sehebat dan secanggih apapun tidak akan
berjalan efektif dan efisien jika end user (pengguna aplikasi) tidak terlibat aktif, karena
aplikasi itu hanyalah alat/tools sedangkan end userlah yang menjalankan dan
melakukan update pada seluruh data maupun informasi yang tersaji di aplikasi ERP
tersebut.
2. Dukungan Manajemen Eksekutif; Dukungan Manajemen Puncak memiliki andil besar.
Komitmen yang ditunjukkan oleh pemimpin organisasi dalam mendorong penerapan
sistem informasi ini sangat penting dan menjadi motor penggerak utama dalam sukses
tidaknya penerapan sistem informasi yang diadopsi.
3. Kejelasan pernyataan kebutuhan; Kebutuhan adanya sistem informasi yang handal dan
terintegrasi dan auditable merupakan faktor yang tidak bisa dipungkiri dan diabaikan
begitu saja. Penerapan aplikasi ERP ini merupakan kebutuhan dan merupakan
keharusan untuk menunjang proses bisnis yang dijalankan perusahaan.
4. Perencanaan yang matang; Penerapan sistem informasi yang sudah teruji dan
teringerasi membutuhkan perencanaan yang matang. Setiap Divisi/Unit Kerja terkait
harus membuat dan mengajukan rencana kerja dan biaya terkait dengan penggunaan
aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan. Divisi Teknologi dan Informasi (Divisi
TIK) akan menganalisis rencana kerja dan estimasi biaya serta menyelaraskan
kebutuhan tersebut secara korporat sesuai Road Map yang telah ditetapkan oleh
pemimpin/Top Management. Divisi TIK berperan sebagai koordinator dan
penanggung jawab implementasi sistem informasi yang dibutuhkan dengan melihat
dan mempertimbangkan seluruh aspek dan kegiatan bisnis
5. Harapan yang realistik; Penerapan sistem informasi di Perusahaan tidak dapat merubah
dan mengatasi sekaligus kendala terkait proses bisnis yang ada di dalam perusahaan.
Hal ini perlu disadari oleh seluruh internal Perusahaan baik karyawan maupun Top
Management. Perlunya waktu untuk adaptasi maupun sinkronisasi antara aplikasi baru
dengan aplikasi yang sudah berjalan selama ini. Perubahan prosedur maupun cara kerja
juga merupakan hal yang mudah.

Beberapa factor yang menyebabkan kegagalan penerapan system informasi pada


perusahaan:

1. Implementasi Sistem Informasi masih dalam taraf yang relatif sederhana dan hanya in-
house development. Masalah implementasi sistem informasi yang sering muncul
adalah orang-orang yang bertanggung jawab pada Teknologi Informasi seringkali tidak
mampu menerjemahkan bahasa komputer menjadi bahasa bisnis, sedangkan orang
bisnis sendiri tidak mampu memahami kompleksitas TI. Jadi seharusnya SDM TI harus
mampu menerjemahkan bahasa bisnis kedalam bahasa sistem komputer, begitu pula
sebaliknya. Sehingga bukan TI yang menyetir bisnis, tetapi bisnislah yang menyetir TI.
2. Kebijakan TI yang semestinya menyangkut urusan perusahaan diserahkan sepenuhnya
kepada Menejer TI atau Menejer MIS, vendor dan konsultan. Banyak perusahaan
belum mampu mengukur keberhasilan investasi TI.Belum memiliki blue print atau
guidance book Investasi TI, sehingga evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi
penggunaan TI sangat sulit dilakukan. Belum memiliki SDM yang terampil dan ahli
dalam mengoperasikan sistem TI yang ada. Sehingga banyak CEO perusahaan yang
masih belum dapat mengoperasikan TI-nya, urusan ini mereka serahkan kepada MIS,
vendor dan konsultan.
3. Pihak Perusahaan tidak tahu secara pasti Sistem Informasi yang akan diterapkan
tersebut akan membantu proses bisnis apa saja di 10 perusahaan tersebut. Dengan
pembelian atau investasi besar yang dikeluarkan oleh Perusahaan seharusnya dilakukan
pemetaan dan kajian mendalam terkait proses bisnis yang akan menggunakan
Teknologi Informasi tersebut sehingga investasi tersebut berdasarkan kebutuhan tidak
semata-mata mengikuti trend di dunia bisnis
Contoh kegagalan system informasi:

1. Tersebarnya data akun Tokopedia sebanyak 15 juta User

2. Pembajakan akun BukaLapak


3. Tersebarnya data NIK dan informasi pribadi lainnya dari database BPJS Kesehatan

4. Peretasan terhadap website DPR RI

5. Peretasan website telkomsel

Anda mungkin juga menyukai