Disusun oleh:
Avisa Ulima, SKG 2041412040
Raudatul Agva Zahira, SKG 2041412035
Rika Permata Nesya, SKG 2041412011
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia-Nya
Modul Promotive & Preventive Dentistry serta Modul Problem Solving Cycle yang
Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan di Modul Public Health
dapat terselesaikan berkat bantuan dan pengarahan berbagai pihak, untuk itu kami
1. Ibu Dr. drg. Nila Kasuma, M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Ibu drg. Murniwati, MPPM selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Andalas
3. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bantuan
5. Ibu Dr. drg. Lendrawati, MDSc selaku pembimbing yang telah memberikan
6. Ibu drg. Yumni Erlinda, drg. Darni, drg. Yatmi Demarisa selaku dokter gigi
dan Ibu Leza Nora, AmKG selaku perawat gigi yang bertugas di Puskesmas
Lubuk Buaya.
ii
7. Bapak dan Ibu petugas kesehatan di Puskesmas Nilam Sari yang telah
Akhir Kepaniteraan Klinik ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang
dan kesalahan terdapat dalam laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................2
2.2 Geografis..........................................................................................................................3
2.3 Demografis.......................................................................................................................4
iv
4.4 Prioritas Masalah (MCUA)............................................................................................34
4.5 RUK...............................................................................................................................35
6.1 Kesimpulan.....................................................................................................................58
6.2 Saran...............................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................59
Lampiran 1.............................................................................................................................60
Lampiran 2.............................................................................................................................64
Lampiran 3.............................................................................................................................70
Lampiran 4.............................................................................................................................74
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program Pembangunan
Nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
Nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu
dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung
jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut bagi setiap puskesmas wajib untuk
melihat sejauh mana puskesmas mampu menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk
menghasilkan capaian program yang diharapkan dan memberi daya ungkit terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu harus dibuat laporan pelaksanaan
kegiatan setiap tahun dalam bentuk laporan tahunan puskesmas.
Penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah – masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Sehingga puskesmas dapat mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya yaitu derajat yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia
Sehat.
Laporan tahunan dapat dievaluasi untuk mengetahui berbagai hambatan, peluang dan
kekuatan yang muncul dari pelaksanaan berbagai kegiatan. Berdasarkan latar belakang
tersebut, Puskesmas Lubuk Buaya menyusun laporan tahun 2020 ini, yang memuat hasil
pencapaian program selama tahun 2020 berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan diawal tahun.
1
1.2 Tujuan
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
2.1 Visi dan Misi
Puskesmas Lubuk Buaya telah menetapkan visi Puskesmas sebagai berikut:
“Dengan Semangat Kebersamaan, Prima dalam Pelayanan Kesehatan Menuju Masyarakat yang
Berprilaku Hidup Bersih, Sehat, dan Mendapat Pelayanan yang Adil dan Merata”
Misi yang akan diselenggarakan Puskesmas, yaitu:
1. Mendorong Kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan seluruh lapisan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Meningkatkan kwalitas sarana, prasarana dan profesionalisme SDM Puskesmas.
4. Meningkatkan kerja sama dengan lintas sector di wilayah kerja.
Menjadikan Puskesmas Lubuk Buaya sebagai Pusat Pendidikan.
2.2 Geografis
Puskesmas lubuk buaya terletak di kelurahan lubuk Buaya dengan wilayah kerja
meliputi 4 kelurahan dengan luas 59.31 Km2 , terletak -0,939 LS/LU dan 100.38428 BT,
dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Padang Sarai
Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Utara
Sebelah Barat : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Wilayah Dadok Tunggul Hitam
Empat kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas lubuk buaya, yaitu:
10. Kelurahan Lubuk Buaya
11. Kelurahan Batang Kabung Ganting
12. Kelurahan Pasie Nan Tigo
13. Kelurahan Parupuak Tabing
3
PETA PUSKESMAS LUBUK BUAYA
2.3 Demografis
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas lubuk buaya tahun 2020 berjumlah 70208 jiwa.
terdiri dari laki –laki 33647 jiwa dan perempuan 36561 jiwa.
Pr 36561 Pr 1378
Pr 633 Pr 609
Lk (8 tahun) Lk 577
1159
Pr 1242 Pr 608
4
Batita Total 3566 Anak Kelas III SD Total 1177
Lk (9 tahun) Lk 574
1730
Pr 1836 Pr 603
Lk 2284 Lk 23080
Pr 2387 Pr 25348
Pr 947
5
Makanan/TPM, Sarana Air Bersih/SAB, dan Sarana Pembuangan Air Limbah/SPAL), sarana
pendidikan (seperti TK hingga PT, Madrasah Ibtidaiyah, SLB, Panti Asuhan dan PAUD),
dan sarana pelayanan kesehatan (seperti sarana kesehatan milik pemerintah, UKBM, dan
swasta).
Tabel 2.2 Jumlah sarana umum wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020
No Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah
Tabel 2.3 Sarana Pendidikan Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020
6
Pasie Nan Tigo 1 1 Pustu / Poskeskel
Parupuak Tabing 1 1 Pustu / Poskeskel
Total 3 4
Untuk menunjang kelancaran tugas petugas ke lapangan, Puskesmas mempunyai :
2 buah kendaraan roda empat
8 buah kendaraan roda dua
Tabel 2.5 Sarana UKBM Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020
Tabel 2.6 Sarana Kesehatan Lainnya Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya
Tahun 2020
Jenis Sarana
Praktek
Posyandu Apotik / Dokter
Posyandu Dokter
Lansia/ Bps Rumah Spesiali
No Kelurahan Balita Swasta /
Posbindu Obat s
Klinik
1 Lubuk Buaya 17 3 9 2 3 1
2 Bt. Kb. Ganting 12 2 4 1 3 -
3 Pasia Nan Tigo 13 1 4 1 -
4 Parupuk Tabing 20 1 7 1 6 -
Jumlah 62 7 24 4 13 1
b. Tenaga Kesehatan
7
Tabel 2.7 Jumlah Tenaga kesehatan di Puskesmas lubuk buaya Tahun 2020
No Jenis Pendidikan Jum Jenis Status Kepegawaian
Tenaga lah Kelamin
Lk Pr Pns Ptt Veltr Honor
/Kontrak Bld
1 Dokter S1 5 1 4 3 0 - 2
Umum
2 Dokter Gigi S1 3 0 3 3 0 - -
3 Skm S1 3 0 3 3 0 - -
4 Perawat D3 /S1 18 3 15 13 0 1 4
D1/Spk 2 0 2 2 0 - -
5 Bidan Div/S2 3 0 3 3 0 - -
D3/D1 26 0 26 13 0 2 12
6 Analis D4 4 0 4 3 0 - 1
7 Asisten Apoteker 1 0 1 0 0 - 1
Apoteker
D3 3 0 2 2 0 - 1
8 Gizi D3 3 1 2 3 0 - -
9 Sanitasi D4 1 0 1 1 - - -
D3 1 0 1 - - - 1
10 Perawat D3 1 0 1 1 0 - -
Gigi
11 Adminis- S1 2 2 0 1 0 - 1
trasi SMA 2 2 2 0 - -
12 Mr D3 4 0 4 3 0 - 1
13 Aro D3 1 0 1 1 0 - -
14 Jaga Malam SD/SMA 2 2 0 0 - - 2
15 Sopir SMA 1 1 0 0 0 - 1
16 Cs/Juru SMA 3 0 3 0 - - 3
Masak
Total 89 10 79 58 0 3 27
c. Pendanaan
Tabel 2.8 Daftar Sumber Dana Kegiatan Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020
No Uraian Pagu Realisasi Sisa Ket
1 JKN 3.187.418.000 2.950.402.017 96.8
2 BOK 557.894.885 358.262.000 64.216.756.53 64.2%
8
2.6 Struktur Organisasi
Kepala Puskesmas
Kasubag Tata Usaha
Kepegawaian
Rumah Tangga
Keuangan
Sistem Informasi Puskesmas
Penanggungjawab Kesehatan Masyarakat
Penanggungjawab Kesehatan Perorangan
Penanggungjawab Kesehatan Jaringan dan Jejaring
BAB III
PENCAPAIAN PROGRAM
PENCAPAI
TARGET REALISASI SPM
AN
SASARA SASAR
NO INDIKATOR/ BULAN SESUA
N AN
ABSO ABSO I
(%) (%) YANG %
LUT LUT STAND
DILAY
AR
ANI
9
Pelayanan Kesehatan pada usia 99.6
5 7928 7928 100 7893 7893 7893 100%
pendidikan dasar sesuai standar %
6 Pelayanan kesehatan pada usia 50480 50480 100 18237 18237 6745 37%
36.1
produktif (15 - 59 Tahun) sesuai
%
standar
10 Pelayanan kesehatan pada orang 155 155 100 151 151 151 100%
97.4
dengan gangguan jiwa (ODGJ)
%
berat sesuai standar
11 Pelayanan kesehatan pada orang 1279 1279 100 944 944 944 100%
73.8
dengan terduga Tuberkulosis sesuai
%
standar
10
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau
komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan
kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para
dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan
mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai
peranan yang besar dalam memengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap
awal maupun tahap-tahap kritisnya dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-
anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga adalah mendidik dan menjaga
anak-anaknya dari usia bayi hingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan
orang tua terutaa ibunya.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan tujuan
khusus program KIA adalah :
1. Meningkatkan kemampuan ibu (pengetahuan, sikap, dan perilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban
keluarga, posyandu, karang balita, dan Taman Kanak-Kanak ( TK).
3. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas,
ibu menyusui, bayi, dan anak balita.
5. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga, dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
11
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah :
1. Memantapkan dan meningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif
dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok.
2. Meningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
3. Meningkatan pertolongan persalinan yang bertujuan meningkatan keselamatan ibu
dan anak.
4. Meningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan ( kader dan
bidan) serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
5. Meningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan
mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
Pelayanan dan Jenis Indikator KIA :
1. Pelayanan antenatal ( Kesehatan Ibu) Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
2. Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Ukur Tekanan darah
c. Pemberian Imunisasi TT lengkap
d. Ukur Tinggi fundus uter
e. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
3. Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada
triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
a. Kegiatan Program Kesehatan Ibu
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100%
2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95%
3. Cakupan penjaringan ibu hamil resti 100%
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani 80 %
5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan 95 %
6. Cakupan pelayanan nifas 90%
12
7. Forum komunikasi bidan
8. Kelas ibu
9. Audit kematian maternal
b. Kegiatan Program Kesehatan Anak
1. Cakupan Pelayanan Kunjungan neonatus lengkap 97.9 %
2. Cakupan Pelayanan Kunjungan bayi 86.4 %
3. Cakupan Pelayanan Kunjungan Anak balita 85.6 %
4. Cakupan Pelayanan Kunjungan Anak prasekolah 84.2 %
5. Kelas ibu balita
6. MTBM
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal 94,2 %
8. Audit kematian perinata
c. Kegiatan Program Kesehatan KB
1. Cakupan peserta KB Aktif 12.9 %
2. Cakupan peserta KB Baru 50.04 %
3. Pelayanan IVA : peserta IVA sebanyak 157 orang
4. Pelayanan KB kerjasama dengan PLKB dan BKKB
5. Safari KB
3.2.1.2 Program Promosi Kesehatan
Visi Indonesia sehat yang mandiri dan berkeadilan yaitu pilar perilaku sehat.
Promosi kesehatan menjadi program unggulan atau primadona program kesehatan.
Kegiatan promkes di puskesmas identik dengan kegiatan penyuluhan, namun lingkup
kegiatan promkes di puskesmas sesungguhnya sangat luas. Selain memberikan pendidikan
kesehatan untuk merubah perilaku masyarakat melalui upaya-upaya penyuluhan, promkes
juga mencakup kegiatan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
Kegiatan-kegiatan program promosi kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya adalah
sebagai berikut:
1. Penyuluhan kesehatan kepada individu atau kelompok di dalam gedung dan luar
gedung, terjadwal dan tidak terjadwal secara lintas program.
2. Penyuluhan keliling ke seluruh wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dalam waktu-
waktu tertentu atau menjelang kegiatan yang bersifat massal.
3. Memfasilitasi kegiatan pembinaan masyarakat dalam berbagai program yang terkait
13
dengan pemberdayaan masyarakat seperti posyandu, kelurahan siaga, dan UKBM lain.
4. Membina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga dan Sekolah
5. Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor
6. Menyediakan media-media penyuluhan yang inovatif
14
1. Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :
a. Kualitas kesehatan.
b. Kualitas sanitasi.
2. Psikologis bagi masyarakat :
a. Rasa keamanan (security) : bangunan yang kuat dan kokoh sehingga tidak
menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.
b. Kenyamanan (confortmity) : misalnya kesejukkan.
c. Ketenangan (safety) : tidak adanya gangguan kebisingan, keramaian
kendaraan.
A. Program Surveylans
Kegiatan pokok Surveylans ada 5 komponen yaitu :
1. Pengumpulan/ pencatatan kejadian ( data ) yang dapat dipercaya
2. Pengelolaan data untuk dapat memberikan keterangan
3. Analisa dan interprestasi data untuk keperluan kegiatan
4. Perencanaan penanggulangan khusus dan program pelaksanaannya.
5. Evaluasi/ penilaian kegiatan
Tujuan Surveylans adalah :
1. Deteksi KLB, Letusan dan Wabah
2. Memonitor kecendrungan penyakit endemik
3. Evaluasi intervensi
4. Memonitor kemajuan pengendalian
5. Memomitor kinerja program
6. Prediksi KLB, Letusan, wabah ( endemik)
15
7. Memperkirakan dampak masa datang dari penyakit
Jenis laporan Surveylans di Puskesmas Lubuk Buaya adalah :
1. W1 ( Laporan Wabah)
Selama tahun 2020 tidak ada kejadian wabah maupun KLB
2. W2 ( Laporan Mingguan)
Semua laporan W2 selama tahun 2020 berjumlah 52 kali yaitu dalam 52 minggu
semua sudah terlaporkan dalam SKDR Pusat dengan tepat dan lengkap.
3. STP ( Laporan Suerveylans Terpadu Puskesmas)
4. Laporan Kasus Diare
5. Laporan Kasus Pneumonia
6. Laporan C1 ( Campak )
7. Laporan Kasus DBD
8. Laporan Kasus ILI
9. Laporan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
10. Laporan Kasus Malaria
11. Laporan Kasus Filariasis
B. Kasus Diare
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan dan penyebab utama kematian.
Diare sering terjadi terutama di daerah endemik, kesehatan lingkungan yang buruk dan PHBS
yang masih rendah. Kegiatan program diare yang dilakukan Puskesmas Lubuk Buaya adalah
dengan pengumpulan data kasus setiap minggu dan Pelacakan Epidemiologi.
C. Kasus Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemui pada paru – paru
dan disebabkan oleh mikro organisme. Penyakit ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia
sering terjadi pada anak-anak terutama bila kurang gizi, keadaan lingkungan yang kurang
hygiene, resiko terjadi terutama pada anak- anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi
silang, beban imunologis yang terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing.
D. Kasus Campak
Penyakit Campak dikenal dengan Morbili yang merupakan penyakit sangat menular
dan disebabkan oleh virus. Adapun diagnosa banding adalah rubella, DBD, varicella, alergi
16
obat dan milaria. Tahun 2020 ini Puskesmas Lubuk Buaya telah berupaya menekan agar
kasus campak tidak meningkat diantaranya dengan memberikan penyuluhan tentang arti
pentingnya imunisasi campak pada Bayi dan balita.
E. Kasus DBD
Seluruh wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya sudah termasuk kelurahan kedalam
stratifikasi endemis, yang artinya setiap tahun selalu ada kasus di masing-masing kelurahan.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan adalah penyelidikan epidemiologi, PJB DBD
dengan adanya serdadu jentik di sekolah-sekolah dan bundo peduli jentik.
G. Program TB
Terdiri atas :
1. Penjaringan Suspeck TB Paru
2. Pengobatan
3. Monitoring
H. Gigitan Hewan Penular Rabies (GPHR)
I. Imunisasi
1. IDL
2. Imunisasi Catin
3. Imunisasi DT pada ibu hamil
4. Bias campak pada anak usia sekolah
J. Program Infeksi Menular Seksual (IMS)
1. Kunjungan VCT
2. Skreening HIV
K. Program PTM (Penyakit Tidak Menular)
17
3.2.1.5 Program Gizi
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumberdaya
manusia yang sehat dan berkualitas. Jika ditelusuri, masalah gizi terjadi di setiap siklus
kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa, dan usia lanjut.
Periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis
karena mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Terjadinya
gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat permanen dan tidak dapat pulih walaupun
kebutuhan gizi di masa selanjutnya terpenuhi.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat.
Untuk menilai status gizi balita biasanya dilakukan dengan Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu pengukuran tubuh dibandingkan umur (BB/U atau TB/U).
terdiri dari :
1. Pencapaian D/S
2. Pencapaian N/D’
3. Balita BGM
4. ASI Eklusif
5. Pencapaian Vit A
6. Pencapaian Garam Beryodium
7. Tablet Fe Pada Remaja Putri
8. Tablet Fe Bufas
9. Vit A Bufas
10. Pemberian Fe 1 Bumil
11. Pemberian Fe 3 Bumil
12. Kunjungan Pojok Gizi
3.2.1.6 Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
A. Upaya Kesehatan Sekolah
B. Program Kesehatan Lansia
C. Kesehatan Jiwa dan Olah raga
D. Kesehatan Haji
18
2. Poli KIA/ KB
3. Laboratorium
4. Fisiotherapi
5. Poli Gizi
6. Psikologi
7. Farmasi
B. Pelayanan Rawat Inap
C. Pelayanan 24 Jam (IGD)
19
BAB IV
20
3 Promosi Rendahnya pencapaian D/S Posyandu
Kesehatan
Rendahnya pencapaian PHBS rumah tangga
Masih banyak pengobatan tradisional yang belum mempunyai STR
Belum terbentuknya SBH
Terdapat murid yang mengalami penyakit skabies di pesantren
4 P2P Masih banyaknya kasus DBD
Masih banyaknya Kasus Diare
Masih ada 33,95% saspec yang belum diperiksa (target 100%)
Masih ada 2,96% penderita TB yang belum mendapatkan pengobatan
(target 65%)
Masih ada 26.2 % bayi yang belum IDL
Masih ada 26 % bayi yang belum mendapat DPT-hb-hib3
Masih ada 26 % bayi yang belum mendapat polio4
Masih ada 27.1% bayi yang belum mendapat IPV
Masih ada 30.22% lagi ibu hamil yang belum dilakukan skreening HIV
Masih ada 0,44 pasien IMS yang belum melakukan pemeriksaan dan skreen
ing HIV
63.88 % masyarakat yang berusia 15 -59 tahun belum mendapatkan skreni
ng kesehatan
62.50 % sasaran penderita hipertensi belum mendapatkan pelayanan keseh
atan
5 Kesehatan Masih ada 11% TTU belum sesuai standar kesehatan
Lingkungan
Masih ada 18 % TPM yang belum sesuai standar kesehatan
Masih ada 30 % DAMIU yang belum memenuhi syarat kesehatan
Masih ada 4.5% akses air minum masyarakat yang belum berkualitas
Masih ada 3.3 % Masyarakat yang belum akses jamban
6 Gizi Masih ada 25,6% bayi yang belum mendapat ASI Eksklusif (target 80%)
Masih ada 31,2% bumil belum mendapat tablet Fe 90 tablet (100%)
Masih ada 28% balita yang tidak ditimbang BB (target 85%)
Masih ada 35,8% anak balita (12-59 bulan) yang belum mendapat vitamin
A (target 100%)
Masih ada 33,6% bufas yang belum mendapat vit A sebanyak 2 kapsul
(target 100%)
7 UKS Tingginya angka caries gigi pada anak sekolah
Masih banyak anak sekolah berstatus gizi kurus
Tidak semua anak mendapatkan pemeriksaan berkala
8 Lansia Belum semua lansia baru terjaring sreening (78,4% dari target 100%)
10 keompok baru telaksana dengan target 25 kelompok per tahun
Masih rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu Lansia
Masih kurang kesadaran lansia untuk memeriksakan kesehatannya ke Posy
andu Lansia
9 Kesehatan Jiwa Belum semua pasien jiwa datang berobat (153 jiwa dari target 157 jiwa)
Penjaringan pasien jiwa baru
21
Kunjungan rumah pasien ODGJ
Persediaan obat utuk pasien ODGJ masih kurang
10 UKP Waktu tunggu pemeriksaan oleh dokter di Poli Umum dan Poli Lansia yang
lama sehingga terjadi penumpukan pasien
Sering terjadinya kekosongan obat di Puskesmas karena tidak tersedianya st
ok obat di Gudang Farmasi.
Pelayanan di UGD, Poli MTBS, dan Poli Anak Remaja sering terkendala k
arena tidak adanya dokter jaga yang standbye.
Jaringan internet computer ruang pelayanan UGD, Poli Umum, dan Poli La
nsia terkadang bermasalah sehingga entryan ePuskesmas tidak real time
Jumlah kunjungan rawatjalan bumil sangat rendah
Ratio tambalan dan pencabutant idak mencapai target
Murid SD/MI yang membutuhkan perawatan tidak datang ke puskesmas
Tidak semua murid SD/MI yang menerima DHE
11 PIS-PK Masih ada penderita hipertensi tidak teratur berobat
Masih ada masyarakat yang merokok
N Masalah U S G Tot
o al
1 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 1 1 1 3
2 Pelayanan kesehatan pada penda penderita hipertensi 2 2 2 6
3 Pelayanan kesehatan pada penderita diabetes melitus 3 3 3 9
4 Cakupan K1 Ibu hamil tidak tercapai 25.75 6 5 6 17
5 Cakupan K4 Ibu hamil tidak tercapai 31.2% 5 4 5 14
6 Cakupan Bumil Resti tidak tercapai 14.9% 4 1 1 6
7 Cakupan persalinan nakes tidak tercapai 33.6% 5 3 4 12
8 Cakupan nifas tidak tercapai 34.4% 2 2 3 7
9 Maternal komplikasi tertangani tidak tercapai 9.5% 3 6 2 11
10 Kasus kematian ibu 1 orang 1 6 5 12
11 35,9 % bayi belum mendapat pelayanan sesuai standar 5 5 4 14
12 Tingginya angka kematian bayi 5 5 3 13
13 32,7% neonatus yang belum Kunjungan Neonatal (KN) lengkap 5 4 3 12
14 35% anak balita belum mendapat pelayanan sesuai standar 3 4 4 11
15 56,7% apras belum mendapat pelayanan sesuai standar 2 2 2 6
22
16 1.28% Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum ber-KB 3 2 2 7
17 40.4% Pasangan Usia Subur (PUS) KB aktif yang mengalami 4T 4 4 3 11
18 Masih ada 0,24% PUS Anemia LILA Kronis Infeksi Menular 2 3 4 9
Sex (ALKI)
19 Rendahnya pencapaian D/S Posyandu 4 5 4 13
20 Rendahnya pencapai PHBS rumah tangga 5 4 5 14
21 Pengobatan tradisional yang belum mempunyai STR 3 2 2 7
22 Belum terbentuknya SBH 1 1 1 3
23 Masih ditemui murid yang mengalami penyakit skabies di pesant 2 3 3 8
ren
24 Banyaknya kasus DBD 1 2 2 5
25 Banyaknya Kasus Diare 2 1 1 4
26 Masih ada 34,05% saspec yang belum diperiksa 1 2 2 6
27 Masih ada 2,96% penderita TB yang belum mendapatkan pengob 2 1 1 4
atan
28 26.2 % bayi yang belum IDL 5 5 5 15
29 26 % bayi yang belum mendapat DPT-hb-hib3 3 3 3 9
30 26 % bayi yang belum mendapat polio4 3 3 3 9
31 27.1% bayi yang belum mendapat IPV 4 4 3 11
32 30.22% lagi ibu hamil yang belum dilakukan skreening HIV 2 2 2 6
33 0,44 pasien IMS yang belum melakukan pemeriksaan dan skreen 1 1 1 3
ing HIV
34 11% TTU belum sesuai standar kesehatan 2 2 3 6
35 18 % TPM yang belum sesuai standar kesehatan 1 1 2 4
36 30 % DAMIU yang belum memenuhi syarat kesehatan 4 4 4 12
37 4.5% akses air minum masyarakat yang belum berkualitas 3 3 3 9
38 3.3 % Masyarakat yang belum akses jamban 5 5 5 15
39 25,6% bayi yang belum mendapat ASI Eksklusif 5 5 2 12
40 31,2% bumil belum mendapat tablet Fe 90 tablet 4 4 5 13
23
41 28% balita yang tidak ditimbang BB 1 1 1 3
42 35,8% anak balita (12-59 bulan) yang belum mendapat vitamin A 2 3 4 9
43 33,6% bufas yang belum mendapat vit A sebanyak 2 kapsul 3 2 3 8
44 Tingginya angka karies gigi pada anak sekolah 1 2 3 6
45 Masih banyak anak sekolah berstatus gizi kurus 2 2 1 5
46 Tidak semua anak mendapatkan pemeriksaan berkala 1 2 1 4
47 Belum semua lansia baru terjaring sreening 1 2 2 5
48 10 keompok baru telaksana 1 2 3 6
49 Masih rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu Lansia 2 4 3 9
50 Masih kurang kesadaran lansia untuk memeriksakan kesehatanny 2 2 3 7
a ke Posyandu Lansia
51 Kunjungan pasien jiwa masih rendah 3 4 4 11
52 Penjaringan pasien jiwa baru 1 3 4 8
53 Kunjungan rumah pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) 1 3 3 7
54 Persediaan obat utuk pasien ODGJ masih kurang 3 1 2 6
55 Waktu tunggu pemeriksaan oleh dokter di Poli Umum dan Poli L 5 5 5 15
ansia yang lama sehingga terjadi penumpukan pasien
56 Sering terjadinya kekosongan obat di Puskesmas 5 4 3 12
57 Pelayanan di UGD, Poli MTBS, dan Poli Anak Remaja sering ter 5 4 4 13
kendala
58 Jaringan internet computer ruang pelayanan UGD, Poli Umum, d 4 3 4 11
an Poli Lansia terkadang bermasalah
59 Jumlah kunjungan rawatjalan bumil sangat rendah 3 2 1 6
24
64 Masyarakat yang merokok 4 4 5 13
25
4.3 Pemecahan Masalah
FISH BONE CAKUPAN K1 BUMIL
Lingkugan
Kurangnya perhatian4.1 Money
Material
kepala desa/ kelurahan
terhadap warga yang
4.2
sedang hamil 4.3
Masih ada bumil Masi terdapat
Kurangnya
4.4 faskes yang belum
kepedulian warga yang
tidak memiliki jamin melakukan ANC
sekitar terhadap
kesehatan bumil an kesehatan
Cakupan K1 bumil belum
tercapai sebesar 25,75%
Metode
Man
26
27
PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PEME PEMECAHAN MAS
MASALAH MASALAH CAHAN MASALAH A LAH TERPILIH
Cakupan K1 Pendataan bumil Melakukan pendataan Melakukan pendataan
Ibu hamil belum maksimal bumil bumil
tidak terca-
Laporan dari faskes Melakukan koordinasi Melakukan koordinasi
pai 25.75 %
di luar wilayah be- dengan fasyankes dengan fasyankes
lum terkoordinir
Meningkatkan koordinasi Meningkatkan koordinasi
petugas yang turun petugas yang turun
pembinaan keluarga sehat pembinaan keluarga sehat
Nakes kurang
proaktiv dalam
penyuluhan
Masih ada bumil Melakukan pendataan bu Melakukan pendataan b
yang tidak memiliki mil yang tidak memiliki umil yang tidak memili
jaminan kesehatan jaminan kesehatan ki jaminan kesehatan
28
JKN
Kurangnya kepedu- Membentuk/ mengala- Membentuk/ mengala-
lian keluarga / war- kkan Tim 4PK per kkan Tim 4PK per
ga sekitar terhadap kelurahan/RT/RW kelurahan/RT/RW
kesehatan bumil
Kurangnya
perhatian kepala
desa/ kelurahan
terhadap warga
yang sedang hamil
Masih ada faskes Pembinaan ke faskes Pembinaan ke faskes
yang belum melaku
Pertemuan dan kerjasa- Pertemuan dan kerjasa
kan pelayanan
ma jejaring majejaring
ANC sesuai standar
Melakukan pendataan bumil 5 4 3 12
Melakukan koordinasi dengan fasyankes 4 3 2 9
Meningkatkan koordinasi petugas yang turun
3 4 2 9
pembinaan keluarga sehat
Melakukan promosi melalui media cetak (leflet,
brosur, dll) dan media elektronik (video, sosial 5 5 3 13
media, presentasi dll).
Melakukan konseling pranikah 3 3 4 10
Melakukan pendataan bumil yang tidak memiliki
3 4 3 10
jaminan kesehatan
Memberikan edukasi kepada bumil mengenai
3 3 3 9
manfaat yang akan didapat ketika memiliki JKN
Menganjurkan kepada bumil untuk memiliki JKN 4 3 2 9
Membentuk atau mengalakkan Tim 4 PK per
kelurahan/RT/RW
Pembinaan ke faskes 3 4 4 11
Pertemuan dan kerjasama jejaring 3 3 3 9
29
PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PEME PEMECAHAN
MASALAH MASALAH CAHAN MASALAH MASALAH TERPILIH
Masih ada 26 Pemantauan wila Melakukan pendataan u Melakukan pendataan ulan
.2 % bayi yah/ sasaran lang sasaran disetiap kel g sasaran di setiap keluraha
yang belum maksimal urahan n
belum IDL
Pengetahuan mas Memberikan penyuluha Memberikan penyuluhan d
yarakat tentang i ndengan mengunakan m engan mengunakan media e
munisasi edia efektif yang menari fektif yang menarik
k
Pelaksanaan SOP Melakukan pembinaan t Melakukan pembinaan ttg
belum maksimal entang SOP imunisasike SOP imunisasi kpd petugas
pada petugas secara ber secara berkala
kala
Metode penyuluh Memberikan pelatihan t Memberikan pelatihan tent
an belum menari entang cara penyuluhan ang cara penyuluhan kepad
k kepada petugas a petugas
Pengisian kohor Melakukan peningkatan Melakukan peningkatan ka
belum maksimal kapasitas petugas tentan pasitas petugas tentang peg
g pegisian kohor isian kohor
Melakukan monitoring r Melakukan monitoring ruti
utin oleh koordinator n oleh koordinator
Pelaporan dari jej Melakukan pemantauan Melakukan pemantauan pd
aring belum berja pada jejaring untuk me jejaring untuk memberikan
lan secara kontini mberikan laporan tepat laporan tepat waktu
u waktu
Sarana promosi Memperbanyak sarana Membuat sarana promosi s
yang masih ku- promosi seperti : brosur, eperti : brosur, leaflet, fam
rang ( brosur, leaf leaflet, famplet & poster plet & poster
let, famplet & po
ster )
30
oral, Mitra Pelay an & TOMA dlm pelaks TOMA dlm pelaksanaan P
anan & TOMA anaan Posyandu osyandu
Tempat pelaksan Memusyawarahkan dgn Memusyawarahkan dgn Lu
aan posyandu yg Lurah, RT, RW tentang rah, RT, RW tentang tempa
kurang memadai tempat pelaksanaan pos t pelaksanaan posyandu ya
yandu yang aman, nyam ng aman, nyaman & murah
an & murah dijangkau dijangkau oleh masyarakat
Melakukan pendataan ulang sasaran di setiap
5 5 4 14
kelurahan
Memberikan penyuluhan dengan menggunakan 5 4 4 13
media efektif yang menarik
Melakukan pembinaan ttg SOP imunisasi kpd p
5 4 3 12
etugas secara berkala
Memberikan pelatihan tentang cara penyuluhan
4 4 3 11
kepada petugas
Melakukan peningkatan kapasitas petugas tenta 4 4 4 12
ng pengisian kohor
Melakukan monitoring rutin oleh koordinator 5 4 4 13
Melakukan pemantauan pd jejaring untuk mem
4 3 3 10
berikan laporan tepat waktu
Memperbanyak sarana promosi seperti : brosur, 4 4 4 12
leaflet, pamflet & poster
Advokasi kepada Lintas Sektoral, Mitra Pelaya 5 3 4 12
nan & TOMA dalam pelaksanaan Posyandu
Memusyawarahkan dgn Lurah, RT, RW tentang
tempat pelaksanaan
4 4 4 12
posyandu yang aman, nyaman & murah dijangk
au oleh masyarakat
31
ASALAH ALAH CAHAN MASALAH SALAH TERPILIH
Belum ada Perilaku masyarakat Penyuluhan lebih Melakukan
RW/Kelurahan yang BABS ditingkatkan lagi pemicuan yang lebih
yang kreatif
Melakukan pemicuan
mendeklarasi
Stop BABS
Melibatkan kader dalam
memotivasi masyarakat Pelatihan kader
untuk stop BABS STBM
Faktor ekonomi Membuat proposal Membuat proposal
yang masih kurang untuk bantuan jamban untuk bantuan
jamban
Memasukkan data KK
ke BDT kelurahan Memasukkan data KK
ke BDT kelurahan
Kerjasama lintas Meningkatkan Pertemuan dengan
sektor dan Toma kerjasama lintas sektor lintas sektor secara
masih kurang dan Toma berkala
32
Cakupan K1
No Kriteria Bobot Bumil Akses Jamban Bayi Belum IDL
N NB N NB N NB
1 Urgensi 30 5 150 3 90 4 120
2 Keseriusan 20 5 100 3 60 4 80
Biaya yang
3 Dibutuhkan 10 4 40 3 30 3 30
4 Kemampuan merubah 25 5 125 5 125 5 125
Total Skor 19 415 14 305 16 355
33
34
Sumber
Rincian Indikator
Upaya Jenis Tujuan Sasaran Target biaya
Mengetahui
100% ibu hamil Pengadaan alat
Melakukan jumlah ibu hamil Ibu hamil di
di wilayah kerja bahan, Kader Target
pendataan bu baik risiko rendah, wilayah kerja ATK APBD
Puskesmas transportasi aktif terpenuhi
mil risiko tinggi, dan Puskesmas
terdata kader
sangat tinggi
Memberikan
100% ibu hamil
Melakukan informasi mengenai Kader
Ibu hamil di paham Transportasi,
promosi melalui pentingnya aktif, Target
wilayah kerja mengenai pengadaan alat ATK APBD
media cetak dan kunjungan K1 Dokter, terpenuhi
Puskesmas pentingnya dan bahan
media elektronik melalui media leaflet, Bidan
kunjungan K1
brosur, video
35
Kunjunga Mengetahui
Melakukan
n K1 jumlah bumil
pendataan bu 100% ibu hamil
pada Ibu yang belum Ibu hamil Transportasi,
mil yang ti- yang belum Kader Target
Hamil memiliki JKN wilayah kerja pengadaan alat ATK APBD
dak memiliki memiliki JKN aktif terpenuhi
dan mengarahkan Puskesmas dan bahan
jaminan kese terdata
bumil untuk
hatan
memiliki JKN
Tenaga
100%
Meningkatkan kesehatan ATK,
Meningkatnya Transportasi,
Pembinaan kualitas tenaga bagian KIA- infocus, Dokter, Target
kualitas tenaga snack, biaya APBD
ke Faskes pelaksana bagian KB wilayah soundsyste bidan terpenuhi
pelaksana pemateri
KIA-KB kerja m, laptop
bagian KIA-KB
puskesmas
Memberikan Memberikan Ibu yang 100% Ibu Transportasi, ATK, Dokter, Target APBD
penyuluhan informasi untuk memiliki bayi paham snack, biaya infocus, bidan terpenuhi
dengan meng ibu mengenai di wilayah mengenai soundsyste
36
gunakan pentingnya pentingnya
kerja
media efektif dilakukan IDL dilakukan IDL pemateri m, laptop
puskesmas
yang menarik kepada bayi kepada bayi
Bayi Melakukan
yang pengecekan rutin
100% tenaga
belum Melakukan m kepada enaga Tenaga
pelaksana
IDL onitoring ruti pelaksana untuk pelaksana Tenaga Target
melaksanakan Transportasi ATK APBD
n oleh koordi meninjau wilayah kerja kesehatan terpenuhi
program IDL
nator terlaksananya Puskesmas
kepada bayi
program IDL
kepada bayi
Advokasi kep Mendapatkan Lintas sektoral, Terciptanya Transportasi ATK Tenaga Target APBD
ada Lintas Se tempat layanan Mitra kesepakatan kesehatan terpebuhi
37
dengan lintas
Bayi
sektoral, Mitra
yang
Pelayanan dan
belum
ktoral, Mitra Pelayanan dan Toma untuk
IDL
Pelayanan & kesehatan
Toma wilayah memberikan
Toma dalam (posyandu) yang tempat
kerja
pelaksanaan lebih memadai pelayanan
Puskesmas
Posyandu kesehatan
(posyandu)
yang lebih
memadai
Masyarak Penyuluhan Memberikan Masyarakat 100% masyarakat Transportasi, ATK, Dokter, Target APBD
at belum lebih informasi untuk yang belum paham mengenai snack, laptop, bidan terpenuhi
mendapat ditingkatkan masyarakat memiliki akses pentingnya pemateri,penga infocus,
kan akses lagi mengenai jamban yang memiliki akses daan alat dan soundsyste
jamban pentingnya memiliki memadai di jamban yang bahan m
akses jamban yang wilayah kerja memadai
memadai puskesmas
38
Masyarakat yang Transportasi,
Mengubah
belum memiliki Berubahnya snack,
perilaku
Melakukan akses jamban perilaku pemateri Kader Target
masyarakat dalam ATK APBD
pemicuan yang memadai di masyarakat aktif terpenuhi
BAB di
wilayah kerja dalam BAB
sembarang tempat
puskesmas
Masyarak Melibatkan Masyarakat yang Masyarakat
at belum kader dalam Masyarakat sadar belum memilki Transportasi,
termotivasi dan
mendapat memotivasi pemateri,
untuk BAB tidak akses jamban sadar akan Kader Target
kan akses masyarakat snack, ATK APBD
di sembarang yang memadai di pentingnya aktif terpenuhi
jamban pengadaan alat
untuk stop tempat wilayah kerja buang air pada
dan bahan
BABS puskesmas tempatnya
39
ekonomi jamban
Masyarak
Pertemuan
at belum Meningkatkan Meningkatnya
dengan lintas Transportasi,
mendapat kerjasama dengan Lintas sektor kerjasama dengan Tenaga Tenaga
sektor dan pengadaan alat ATK APBD
kan akses lintas sektor dan dan toma lintas sektor dan kesehatan terpenuhi
Toma secara dan bahan
jamban toma Toma
berkala
40
BAB V
41
sepenuhnya .Organisasi hendaknya jelas dalam penugasan setiap crosnal (job
description).
5. Analisis dan interpretasi laporan
Data yang terkumpul dalam waktu satu sampai dua hari sudah harus masuk ke dalam
komputer. Akurasi data harus diperhatikan pada saat proses pemasukan data. Proses analisis
data hanya dilakukan jika peneliti yakin bahwa data sudah bebas dari kesalahan. Hasil survey
cepat dapat dilaporkan menurut urutan pertanyaan pada kuesioner. Tetapi cara pelaporan
seperti ini kurang menarik bagi pengelola program kesehatan, sehingga lebih baik membuat
laporan dengan melaporkan temuan utama terlebih dahulu. Hasil survei cepat dapat
dilaporkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan publik yang
menyediakan jasa berupa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama. Terdapat lima target program Keluarga Berencana-Kesehatan
Terpadu dalam buku Pedoman Microplanning Puskesmas (1986), salah satu di antaranya
adalah Kesehatan Ibu Anak (KIA) (Permenkes, 2016). Pada Puskesmas Lubuk Buaya juga
terdapat Program KIA yang termasuk salah satu masalah yang diprioritaskan.
Angka Kematian Ibu (AKI) dapat disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya. Jumlah AKI di dunia tahun 2015 mencapai 303.000 kasus dimana 99%
terjadi di negara berkembang dan wilayah Asia tenggara mencapai 13.000 kematian (WHO,
2015). Empat penyebab utama kematian pada ibu adalah adanya perdarahan 31%, eklamsi
29,3%, infeksi, dan penyebab lain-lain 43,7% (Buangsampuhi dan pinontoan, 2015).
Umumnya 57% kematian ibu terjadi di rumah sakit dan 31,3 % kematian ibu terjadi di rumah
(Afifah dkk., 2010).
Angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, riwayat penyakit, riwayat KB serta presentasi
riwayat persalinan oleh tenaga kesehatan, kurangnya perawatan antenatal (Aeni, 2013 ;Putri
dan Purhadi, 2017 ;Jayanti dan Wibowo, 2017). Komplikasi terjadi akibat status gizi kurang,
jarak kelahiran, dan pemanfaatan pelayanan antenatal yang kurang maksimal (Arisandi dkk,
2015). Pelayanan antenatal dapat digunakan untuk mendeteksi komplikasi pada ibu hamil
secara dini agar tidak berkembang serius dan mengancam jiwa ibu (Handriani dan Melaniani,
2015). Perawatan pada masa kehamilan atau antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang
42
diberikan kepada ibu hamil sejak konsepsi hingga awal persalinan (Marmi, 2015).
Implementasi antenatal care pada saat ini belum ideal akibat sarana dan prasarana yang
kurang memadai (Lisa dkk, 2016). Faktor pengetahun ibu, dukungan suami, pekerjaan,
pendidikan, paritas, serta umur ibu hamil juga berhubungan dengan cakupan pelayanan
antenatal (Sari dkk, 2015). Faktor lain yang ikut berperan adalah ketrampilan bidan dalam
pemanfaatan buku KIA untuk deteksi dini juga berpengaruh terhadap keterlambatan dalam
merujuk pasien (Suparni dkk, 2016).
Kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Istilah kunjungan disini tidak mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung
ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap kontak ke tenaga kerja (posyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah, dll). Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjngan ibu yang pertama
kali saat masa kehamilan. Menurut Depkes RI, target K1 pada tahun 2016 adalah 96%
(Kemenkes RI, 2015). K1 murni adalah kontak ibu hamil pertama dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar dan dilakukan pada
trisemester 1. K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan layanan antenatal sesuai standar dan dilakukan bukan pada trisemester 1 (usia
kehamilan lebih dari 12 minggu). Tujuan K1 adalah agar nakes dapat memfasilitasi hasil
yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, dan mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kepada ibu
hamil mengenai pengetahuan pra melahirkan (JHPIEG, 2001). Agar tujuan K1 dapat tercapai,
pemeriksaan kehamilan harus sudah dilakukan saat sudah berusia 1 sampai 2 bulan.
Cakupan ibu hamil adalah presentasi ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu
yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit 1 kali selama
kehamilan trisemester I, 1 kali selama kehamilan trisemester II, dan 1 kali selama kehamilan
trisesmter III (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan penjelasan mengenai pentingnya K1 bagi ibu hamil dan data yang
didapat dari Laporan Tahun 2020 Puskesmas Lubuk Buaya yang menunjukkan bahwa
presentasi cakupan K1 ibu hamil hanya 74,25%. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan
penelitian mengenai penyebab rendahnya cakupan K1 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Buaya tahun 2020.
43
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab cakupan K1 ibu hamil masi kurang sebesar 25,75% di Puskesmas
Lubuk Buaya Tahun 2020 ?
2. Bagaimana cara memecahkan masalah-masalah yang menyebabkan kurangnya
angka cakupan K1 ibu hamil di Pusekesmas Lubuk Buaya Tahun 2020 ?
C. Tujuan Survey
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor penyebab cakupan K1 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Tahun 2020 yang hanya mencapai angka 724,25% dari standar nasional sebesar 96%.
2. Tujuan Khusus
b. Mengetahui kendala yang dialami ibu hamil untuk melakukan kunjungan pertama
saat awal kehamilan.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap manfaat yang didapat dari K1
d. Memberikan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatnkan cakupan K1 ibu
hamil di Puskesmas Lubuk Buaya
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Lubuk Buaya
Survey cepat ini dapat memberikan gambaran terhadap situasi dan kondisi yang
dialami oleh ibu hamil, dapat memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah, dan
membantu meningkatkan persentasi cakupan K1 ibu hamil di Puskesmas Lubuk Buaya.
2. Bagi Masyarakat
Hasil survey cepat ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai
pentingnya pelayanan K1, meningkatkan kemauan ibu hamil untuk melakukan
kunjungan pertama saat awal kehamilan.
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui masalah-masalah apa saja yang sedang dialami masyarakat
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya.
E. Ruang Lingkup Survey
Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Buaya.
F. Pelaksanaan Survey
1. Sasaran Survey
Sasaran survey cepat adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Buaya.
44
2. Instrumen Survey
Instrumen yang digunakan pada survey cepat ini adalah kuesioner tentang
pengetahuan, sikap, tindakan, dan dukungan suami ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Lubuk Buaya.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampling yang digunakan pada survey cepat ini adalah
dengan menggunakan rumus slovin (Imran, 2017):
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) 10%
4. Metode
Survey cepat dilakukan dengan alat bantu kuesioner. Setiap sampel diberikan
kuesioner yang berisi 20 pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, tindakan, dan
dukungan suami ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Buaya
G. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
panginderaan terhadap suatu subyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indra manusia, seperti indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2010).
1 Tinggi 6-10
2 Rendah 0-5
45
2. Sikap
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, obyek atau isue (Azwar, 2003 ). Sikap adalah pandangan-pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek (Purwanto,
1999). Pengukuran variabel sikap ibu hamil didasarkan pada skala ordinal. Skala
ordinal dinilai dari 10 buah pertanyaan. Setiap sikap yang bernilai positif akan diberi
skor (2-4) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0-1). Jumlah skor maksimal
adalah 40, kemudian skor diakumulasikan menjadi 2 kategori, yaitu :
1 Baik 27-40
2. Sedang 14-26
3 Buruk 0-13
3.Perilaku
Pengukuran variabel tindakan ibu hamil didasarkan pada skala ordinal. Skala ordinal
dinilai dari 6 buah pertanyaan. Setiap tindakan yang bernilai positif akan diberi skor
(1) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0). Jumlah skor maksimal adalah 6,
kemudian skor diakumulasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Baik : 4-6
3. Buruk : 0-3
4. Dukungan Suami
Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran, bantuan
yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil didalam
lingkungan sosialnya (Friedman, 2010). Dukungan suami merupakan suatu bentuk
wujud dari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat diberikan baik fisik
maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik pada
ibu untuk memeriksakan kehamilannya (Eko, 2008).
Pengukuran variabel dukungan suami didasarkan pada skala ordinal. Skala
ordinal dinilai dari 10 buah pertanyaan. Setiap tindakan yang bernilai positif akan
diberi skor (1) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0). Jumlah skor maksimal
adalah 10, kemudian skor diakumulasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
46
1. Baik : 6-10
3. Buruk : 0-5
H. Hasil Rapid Survey
1. Data Rapid Survey
responden terhadap K1 ibu hamil. Penelitian ini dilakukan pada tanggal . Sampel
merupakan ibu hamil yang mengunjungi Puskesmas Lubuk Buaya. Jumlah sampel
penelitian adalah responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner.
pertanyaan. Hasil penelitian selanjutnya dikumpulkan dan dilakukan pengolahan dan analisis.
47
Berdasarkan grafik 5.1 diketahui bahwa 3 responden (10%) memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah mengenai cakupan k1 bumil. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
kurangnya informasi yang didapatkan oleh ibu hamil.
Hasil analisis data dari jawaban responden pada pertanyaan tentang pengetahuan
mengenai K1 memerlihatkan bahwa tingkat pengetahuan bumil yang datang berkunjung ke
Puskesmas Lubuk Buaya cukup baik. Berikut analisis lebih lanjut dari masing-masing
pertanyaan yang diajukan :
48
d. Usia kehamilan 6 bulan
5 Berapa kalikah minimal pemeriksaan
kehamilan dilakukan :
a. 4 kali 90 10
b. 3 kali
c. 2 kali
d. 1 kali
6 Pada saat usia kehamilan memasuki
trimester 2 (14-28 minggu) berapa
kalikah minimal ibu hamil memeriksakan
kehamilannya :
0 100
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
7 Pada saat usia kehamilan memasuki
trimester 3 (>28 minggu) berapa kalikah
minimal ibu hamil memeriksakan
kehamilannya : 0 100
a. 2 kali
b. 3 kali
c. 1 kali
d. 4 kali
8 Anamnesa yang dilakukan pada ibu
hamil meliputi, kecuali :
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Identitas ibu hamil 93 7
c. Riwayat kontrasepsi/KB
d. Kehamilan sebelumnya dan
kehamilan sekarang
9 Tanda dan gejala yang mengancam jiwa
ibu hamil, kecuali :
a. Usia ibu hamil 34 tahun 77 23
b. Perdarahan per vaginam
c. Eklamsi/preeklamsi
d. Anemia berat
10 Yang tidak termasuk tanda dan gejala
untuk melakukan rujukan adalah :
a. Ibu hamil dengan paritas lebih
dari 3 kali 13 87
b. Ibu hamil dengan penyakit asma
c. Ibu hamil terinfeksi HIV
d. Ibu hamil dengan kehamilan
lewat waktu
Tabel 5.3 Distribusi hasil pertanyaan tentang sikap
49
mengenai cakupan K1 Ibu Hamil
Baik
Sedang
50
Saya tidak terlalu memperdulikan
4
kondisi kehamilan saya.
47% 53% 0% 0% 0%
Agar kehamilan saya aman tanpa
komplikasi, bidan selalu
5
menganjurkan saya untuk
melakukan kunjungan kehamilan 23% 77% 0% 0% 0%
Dalam kehamilan triwulan III
6 seharusnya saya melakukan
pemeriksaan kehamilan lebih dari
1 kali 0% 100% 0% 0% 0%
Saya tidak melakukan kunjungan
7 kehamilan karena tidak ada yang
mengingatkan. 0% 0% 0% 100% 0%
Saya tidak melakukan kunjungan
8 kehamilan karena tidak ada yang
mengantar. 0% 23% 0% 77% 0%
Saya tetap melakukan pemeriksaan
kehamilan meski jarak rumah saya
9
dengan tempat pelayanan
kesehatan jauh. 0% 100% 0% 0% 0%
Saya terpaksa melakukan
10 pemeriksaan kehamilan karena
dipaksa suami 0% 0% 0% 90% 10%
Baik
51
Persentase Persentase
N
Pertanyaan Jawaban Jawaban
O
Positif Negatif
1 Apakah ibu hamil sering mengeluh
kesulitan untuk pergi ke puskesmas?
80 20
a. Tidak
b. Ya
2 Apakah jarak tempat tinggal ibu mudah
dijangkau ke puskesmas?
80 20
a. Ya
b. Tidak
3 Bagaimana akses jalan menuju
puskesmas?
100 0
a. Mudah
b. Sulit
4 Berapa lama waktu tempuh yang ibu
butuhkan dari tempat tinggal ibu hamil
ke puskesmas? 77 23
a. Singkat (˂ 15 menit)
b. Lama ( ≥15 menit)
5 Apakah ibu hamil dapat menempuh
perjalanan menuju ke puskesmas?
100 0
a. Dapat
b. Tidak dapat
6 Dengan apa ibu hamil menempuh
perjalanan ke puskesmas?
23 77
a. Dengan alat transportasi sendiri
b. Dengan alat transportasi umum
Tabel 5.4 Distribusi hasil pertanyaan tentang pernyataan dukungan suami terhadap
ibu hamil
Baik
52
Persentase Persentase
Jawaban Jawaban
NO Pertanyaan
Positif Negatif
(%) (%)
1 Apakah suami anda selalu
menyediakan waktu dan fasilitas
untuk keperluan pemeriksaan
kehamilan? 100 0
a. Ya
b. Tidak
2 Apakah suami anda selalu
mengingatkan tentang perilaku yang
tidak baik dilakukan dalam
kehamilan? 100 35
a. Ya
b. Tidak
3 Apakah suami anda mendukung
kehamilan ibu yang sekarang?
100 36
a. Ya
b. Tidak
4 Apakah suami anda mengikatkan ibu
untuk kontrol minum obat setiap
saat? 70 30
a. Ya
b. Tidak
5 Apakah suami anda mengantar ibu
ke posyandu untuk memeriksakan
kehamilan? 73 27
a. Ya
b. Tidak
6 Suami setiap bulan mengingatkan
Ibu untuk memeriksa kehamilan
87 13
a. Ya
b. Tidak
7 Apakah suami anda memberikan
dukungan biaya untuk memeriksakan
kehamilan 100 0
a. Ya
b. Tidak
53
8 Apakah suami anda memberikan
dukungan moral untuk
memeriksakan kehamilan 100 0
a. Ya
b. Tidak
9 Apakah suami anda memberikan
dukungan emosional untuk
memeriksakan kehamilan 73 27
a. Ya
b. Tidak
10 Apakah suami anda memberikan
perhatian penuh berupa kerjasama
yang positif untuk memeriksakan
kehamilan 87 13
a. Ya
b. Tidak
perilaku yang baik terhadap cakupan K1 bumil serta juga mendapat dukungan
3. Perencanaan
1. Penyuluhan kepada K1 kepada PUS dan catin mengenai ANC, K1, dan
54
PROMOTIVE DENTISTRY
1. KIA
No Kegiatan Waktu/Tempat Tema Topik Alat Bahan
1 -Screening rongga mulut 28-9 Januari 2021 & Pemeliharaan - Makanan yang baik untuk dikonsumsi ibu - ATK
ibu hamil Februari 2021 kesehatan gigi hamil - Handscoon
-Penyuluhan kesehatan di Poli Gigi dan mulut - Pentingnya peran kalsium pada ibu hamil - Masker
gigi dan mulut ibu Puskesmas Lubuk pada ibu - Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut - Leaflet
hamil Buaya hamil dengan benar
2 -Penyuluhan kesehatan 9 Februari 2021 di Pemeliharaan - Cara menjaga kesehatan serta kebersihan gigi - ATK
gigi dan mulut anak Parupuk Tabing kesehatan gigi dan mulut dengan benar - Laptop
dan mulut - Infocus
anak - Masker
2. UKGS
No Kegiatan Waktu/Tempat Tema Topik Alat Bahan
1 - Screening rongga 5 Februari 2021 di Mencegah - Melihat keadaan rongga mulut anak serta memberi - ATK
mulut anak PAUD Jabal Rahmah sedari dini penjelasan singkat mengenai cara menyikat gigi - Handscoon
yang benar dan penyebab gigi berlubang - Masker
2 -Penyuluhan kesehatan 8 Februari 2021 di Wawasan - Cara menjaga kesehatan serta kebersihan gigi - ATK
gigi dan mulut anak TK Jabal Rahmah bertambah, dan mulut dengan benar, termasuk cara - Phantom gigi
kesehatan menyikat gigi - Sikat gigi
55
terjaga. - Jenis makanan yang baik dikonsumsi untuk - Masker
menjaga kesehatan gigi
3. UKGM
No Kegiatan Waktu/Tempat Tema Topik Alat Bahan
1 - Screening rongga 14 Januari 2021 di Kenapa - Penyebab gigi berlubang - ATK
mulut anak Posyandu Melati 3, kesehatan gigi - Periode pertumbuhan gigi sulung dan gigi - Leaflet
- Penyuluhan kesehatan Perumahan dan mulut itu permanen - Handscoon
gigi dan mulut anak Singgalang, Tabing penting? - Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak - Masker
pada ibu - Cara menyikat gigi yang benar
2 -Penyuluhan kesehatan 18 Januari 2021 di Pemeliharaan - Jenis makanan yang baik untuk menjaga - Microphone
gigi dan mulut Puskesmas Lubuk kesehatan gigi kesehatan gigi dan mulut - Speaker
melalui broadcasting Buaya dan mulut - Cara menyikat gigi yang benar
pada pengunjung selama - Cara mencegah kerusakan gigi
puskesmas pandemi
3 - Screening rongga 20 Januari 2021 di Mencegah - Melihat keadaan rongga mulut anak serta - ATK
mulut anak Posyandu Teratai, sedari dini memberi keterangan mengenai cara menjaga - Handscoon
Tabing kesehatan gigi dan mulut anak pada ibu - Masker
- Kaca mulut
4 - Screening rongga 4 Februari 2021 di Kesehatan - Cara menyikat gigi yang baik dan benar - ATK
56
mulut anak Posyandu gigi dan mulut - Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak - Handscoon
-Penyuluhan kesehatan Bougenville 12, pada anak balita - Masker
gigi dan mulut anak Tabing balita - Phantom gigi
balita pada ibu - Sikat gigi
- Leaflet
5 - Screening rongga 9 Februari di Kesehatan - Melihat kondisi rongga mulut anak - Flipchart
mulut anak Posyandu Lubuk gigi dan mulut - Memberikan penjelasan mengenai cara - Leaflet
- Penyuluhan kesehatan Buaya pada anak menjaga kesehatan gigi dan mulut, seperti - ATK
gigi dan mulut anak cara menyikat gigi yang benar serta makanan - Masker
balita pada ibu yang menyebabkan gigi berlubang. - Handscoon
57
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan program PKL Manajemen Kesehatan (DPH) di Puskesmas
Lubuk Buaya, disimpulkan bahwa hasil pencapaian program UKM esensial, UKM
pengembangan, dan upaya kesehatan perorangan di Puskesmas pada umumnya sudah
berjalan dengan baik, namun ada beberapa kinerja program yang belum mencapai
target. Hal ini dipengaruhi dari faktor internal Puskesmas, lintas sektor terkait, dan
masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
6.2 Saran
1. Puskesmas diharapkan berusaha membuat terobosan / inovasi supaya kegiatan
program bisa mencapai sasaran dan memanfaatkan peran serta masyarakat melalui
pemberdayaan UKBM yang ada.
2. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk menigkatkan
kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan berkualitas.
58
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Haturi Puji, 2012. Buku ajar asuhan kebidanan ibu 1 (kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Pres.
Kemenkes RI. 2014. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.
Padila. 2014. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di
puskesmas minasa upa kota makassar tahun 2013. USU Medan: Tesis Program Pasca
Sarjana.
Poedji R. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hami Pengenalan Faktor Risiko. Surabaya:
Airlangga University Press.
Purwoastuti dan Walyani. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kebidanan Konsep,
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Puskesmas Lubuk Buaya. 2020. Bank Data dan Laporan Tahunan Puskesmas. Padang.
WHO. 2012. The WHO Application of ICD-10 to Deaths During Pregnancy, Childbirth and
the Puerperium. Geneva.
59
Lampiran 1
Kuesioner
IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama Ibu :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Kehamilan ke :
I. PENGETAHUAN
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar.
60
d. 1 kali (0)
10. Yang tidak termasuk tanda dan gejala untuk melakukan rujukan adalah :
a. Ibu hamil dengan paritas lebih dari 3 kali (0)
b. Ibu hamil dengan penyakit asma (1)
c. Ibu hamil terinfeksi HIV (0)
d. Ibu hamil dengan kehamilan lewat waktu (0)
II. SIKAP
Berilah tanda centang pada kolom yang telah disediakan, ada 5
jawaban alternatif, yaitu :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataa SS S KS TS STS
61
n
1 Apabila saya merasa ada keluhan pada 0 1 2 3 4
Kehamilan saya, saya baru
memeriksakannya ke bidan
2 Saya tetap melakukan kunjungan kehamilan 4 3 2 1 0
meskipun saya sibuk.
3 Bidan menganjurkan saya untuk melakukan 0 1 2 3 4
pemeriksaan kehamilan secara teratur dan
sesuai jadwal kunjungan, tetapi saya belum
bisa tepat waktu dalam melakukan
kunjungan kehamilan.
4 Saya tidak terlalu memperdulikan kondisi 0 1 2 3 4
kehamilan saya.
5 Agar kehamilan saya aman tanpa 4 3 2 1 0
komplikasi, bidan menganjurkan saya untuk
selalu melakukan kunjungan kehamilan.
6 Dalam kehamilan triwulan III seharusnya 4 3 2 1 0
saya melakukan pemeriksaan kehamilan
lebih dari 1 kali.
7 Saya tidak melakukan kunjungan kehamilan 0 1 2 3 4
karena tidak ada yang mengingatkan.
8 Saya tidak melakukan kunjungan kehamilan 0 1 2 3 4
karena tidak ada yang mengantar.
9 Saya tetap melakukan pemeriksaan 4 3 2 1 0
kehamilan meski jarak rumah saya dengan
tempat pelayanan kesehatan jauh.
10 Saya terpaksa melakukan pemeriksaan 0 1 2 3 4
kehamilan karena dipaksa suami
III. TINDAKAN
4. Berapa lama waktu tempuh yang ibu butuhkan dari tempat tinggal ibu
62
hamil ke puskesmas?
a. Singkat (˂ 15 menit) (1)
b. Lama ( ≥15 menit) (0)
63
Lampiran 2
Master Tabel Hasil Kuesioner Pengetahuan
No. No. Pertanyaan Total
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6
4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 7
5 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
6 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
7 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
9 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
11 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
12 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6
14 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
15 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 7
16 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
17 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
64
18 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
19 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
20 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
21 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
22 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
23 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
24 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6
25 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 7
26 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
27 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
28 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6
29 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
30 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 7
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 29
2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28
3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 27
4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 33
5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
7 2 3 1 4 3 3 3 1 3 3 26
8 3 1 1 4 4 3 3 1 3 3 26
65
9 3 1 1 4 4 3 3 1 3 3 26
10 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 29
11 2 3 1 4 3 3 3 1 3 3 26
12 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
14 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 27
15 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
16 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 33
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
18 2 3 1 4 3 3 3 1 3 3 26
19 3 1 1 4 4 3 3 1 3 3 26
20 3 1 1 4 4 3 3 1 3 3 26
21 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 29
22 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 29
23 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28
24 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 27
25 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 33
26 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
27 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
29 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 27
30 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
66
1 2 3 4 5 6
1 0 1 1 1 1 1 5
2 1 1 1 0 1 1 5
3 1 1 1 1 1 1 6
4 1 1 1 1 1 1 6
5 1 1 1 1 1 1 6
6 0 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 0 5
8 0 1 1 0 1 1 4
9 0 1 1 1 1 1 5
10 0 1 1 0 1 1 4
11 1 1 1 0 1 1 5
12 1 1 1 1 1 1 6
13 0 1 1 1 1 1 5
14 1 1 1 1 1 1 6
15 1 1 1 1 1 1 6
16 1 1 1 1 1 1 6
17 0 1 1 1 1 1 5
18 1 1 1 1 1 0 5
19 0 1 1 0 1 1 4
20 0 1 1 1 1 1 5
21 0 1 1 0 1 1 4
22 0 1 1 1 1 1 5
23 1 1 1 0 1 1 5
24 1 1 1 1 1 1 6
25 1 1 1 1 1 1 6
26 1 1 1 1 1 1 6
67
27 1 1 1 1 1 1 6
28 0 1 1 1 1 1 5
29 1 1 1 1 1 1 6
30 1 1 1 1 1 1 6
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
3 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
4 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
13 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
14 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
68
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
21 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
24 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
25 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
28 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
29 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
69
Lampiran 3
Leaflet Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Balita
70
Leaflet Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu dan Anak
71
Leaflet Penyuluhan Kesehatan Ibu Hamil
72
73
Lampiran 4
Dokumentasi Kegiatan
1. UKGS
PAUD Jabal Rahmah
TK Jabal Rahmah
2. UKGM
Posyandu Melati, Teratai, Bougenville, Lubuk Buaya
74
Broadcasting dalam gedung
3. KIA
Kelas Ibu Balita
75
4. Lokakarya Mini
76