Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program Pembangunan
Nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
Nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu
dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung
jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut bagi setiap puskesmas wajib untuk
melihat sejauh mana puskesmas mampu menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk
menghasilkan capaian program yang diharapkan dan memberi daya ungkit terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu harus dibuat laporan pelaksanaan
kegiatan setiap tahun dalam bentuk laporan tahunan puskesmas.
Penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah – masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Sehingga puskesmas dapat mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya yaitu derajat yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia
Sehat.
Laporan tahunan dapat dievaluasi untuk mengetahui berbagai hambatan, peluang dan
kekuatan yang muncul dari pelaksanaan berbagai kegiatan. Berdasarkan latar belakang
tersebut, Puskesmas Lubuk Buaya menyusun laporan tahun 2020 ini, yang memuat hasil
pencapaian program selama tahun 2020 berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan diawal tahun.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mengetahui hasil pencapaikan program baik yang bersifat wajib maupun
pengembangan selama tahun 2020, sehingga dapat di analisis berbagai masalah yang
menjadi faktor penghambat atau pendorong keberhasilan suatu program dan dicari berbagai
upaya untuk meminimalisir permalasahan tersebut.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai dengan
perencanaan dan seberapa besar masalah yang muncul memberi hambatan terhadap
keberhasilan program
 Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program satu tahun
berikutnya.
 Sebagai bahan penilaian kinerja program dan kinerja petugas puskesmas lubuk buaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
2.1 Visi dan Misi
Puskesmas Lubuk Buaya telah menetapkan visi Puskesmas sebagai berikut:
“Dengan Semangat Kebersamaan, Prima dalam Pelayanan Kesehatan Menuju Masyarakat yang
Berprilaku Hidup Bersih, Sehat, dan Mendapat Pelayanan yang Adil dan Merata”
Misi yang akan diselenggarakan Puskesmas, yaitu:
1. Mendorong Kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan seluruh lapisan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Meningkatkan kwalitas sarana, prasarana dan profesionalisme SDM Puskesmas.
4. Meningkatkan kerja sama dengan lintas sector di wilayah kerja.
Menjadikan Puskesmas Lubuk Buaya sebagai Pusat Pendidikan.

2.2 Geografis
Puskesmas lubuk buaya terletak di kelurahan lubuk Buaya dengan wilayah kerja
meliputi 4 kelurahan dengan luas 59.31 Km2 , terletak -0,939 LS/LU dan 100.38428 BT,
dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Padang Sarai
Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Utara
Sebelah Barat : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Wilayah Dadok Tunggul Hitam
Empat kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas lubuk buaya, yaitu:
1) Kelurahan Lubuk Buaya
2) Kelurahan Batang Kabung Ganting
3) Kelurahan Pasie Nan Tigo
4) Kelurahan Parupuak Tabing
PETA PUSKESMAS LUBUK BUAYA

2.3 Demografis

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas lubuk buaya tahun 2020 berjumlah 70208 jiwa.
terdiri dari laki –laki 33647 jiwa dan perempuan 36561 jiwa.

2.4 Sasaran Penduduk


Tabel 2.1 Data Sasaran Penduduk Upaya Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020
Sasaran Jumlah Sasaran Jumlah
Total 70208 Apras Total 2647

Penduduk Lk 33647 Lk 1268

Pr 36561 Pr 1378

Bayi Total 1219 Anak Kelas I SD Total 1189

Lk 586 (7 tahun) Lk 580

Pr 633 Pr 609

Baduta Total 2401 Anak Kelas II SD Total 1185

Lk (8 tahun) Lk 577
1159
Pr 1242 Pr 608

Batita Total 3566 Anak Kelas III SD Total 1177


Lk 1730 (9 tahun) Lk 574

Pr 1836 Pr 603

Balita Total Jumlah Anak SD Total 6987


5892
Lk (7-12 tahun) Lk 3416
2871
Pr Pr 3571
3021
Anak Balita Total 4671 Usia 18+ Tahun Total 48428

Lk 2284 Lk 23080

Pr 2387 Pr 25348

Usia Produktif Total 49482 Usia Belum Produktif Total 17690


(15-64 tahun) Lk (0-14 tahun) Lk 8627
23684
Pr 25798 Pr 9063

Usia Tidak Total 3037 Bulin / Bufas Total 1260


Produktif Lk Wanita Usia 30-50 Total
1337 10203
(65+ tahun) Tahun
Pr Bumil Total 1320
1700

Lansia Total 5220 Kelahiran Hidup Total 1203


(60+ tahun) Lk 2348 Bumil Resti Total 264

Pr 2872 WUS 15-39


16546
thn
Lansia Resti Total 1597 15-49 21221
(70+ tahun) thn
Lk 650

Pr 947

2.5 Sarana dan Prasarana


a. Sarana Fisik
Sarana dan prasarana umum, terdiri dari sarana ibadah (seperti mesjid dan mushalla),
sarana lingkungan (seperti perumahan, Tempat-Tempat Umum/TTU, Tempat Pengolahan
Makanan/TPM, Sarana Air Bersih/SAB, dan Sarana Pembuangan Air Limbah/SPAL), sarana
pendidikan (seperti TK hingga PT, Madrasah Ibtidaiyah, SLB, Panti Asuhan dan PAUD),
dan sarana pelayanan kesehatan (seperti sarana kesehatan milik pemerintah, UKBM, dan
swasta).

Tabel 2.2 Jumlah sarana umum wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020
No Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah

1 Mesjid dan Mushalla 59/27


2 Panti Asuhan 2
3 Restoran dan Rumah Makan (TPM) 202
4 Rumah Penduduk 15.393
5 Tempat-tempat umum (TTU) 287
6 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 27
7 Sarana Air Bersih (PAM, SGL, SPT) 14.024
8 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) 14.281
9 Pasar 2
10 Salon 28

Tabel 2.3 Sarana Pendidikan Wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020

No Kelurahan TK/ SD/ SMP/ SMA/ PT


PAUD MIN MTS MA/SMK
1 Lubuk Buaya 11 4 2 1 -
2 Btk.Ganting 6 3 2 1 -
3 Psr Nan Tigo 6 3 0 1
4 Tabing 15 4 2 2 2
Total 38 14 6 4 3
Tabel 2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020

Kelurahan Jumlah Keterangan


Pustu Poskeskel
Lubuk Buaya - 1 Di Kantor Lurah
Btk.Ganting 1 1 Pustu / Poskeskel
Pasie Nan Tigo 1 1 Pustu / Poskeskel
Parupuak Tabing 1 1 Pustu / Poskeskel
Total 3 4
Untuk menunjang kelancaran tugas petugas ke lapangan, Puskesmas mempunyai :
2 buah kendaraan roda empat
8 buah kendaraan roda dua
Tabel 2.5 Sarana UKBM Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020

No Nama UKBM JUMLAH


1 Posyandu Balita 62
2 Posyandu Lansia /posbindu 7
3 Poskeskel 4
4 Poskestren 2
5 BATRA 55
6 UKK 15
7 TOGA 310
8 SBH 2

Tabel 2.6 Sarana Kesehatan Lainnya Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya
Tahun 2020
Jenis Sarana
Praktek
Posyandu Apotik / Dokter
Posyandu Dokter
Lansia/ Bps Rumah Spesiali
No Kelurahan Balita Swasta /
Posbindu Obat s
Klinik
1 Lubuk Buaya 17 3 9 2 3 1
2 Bt. Kb. Ganting 12 2 4 1 3 -
3 Pasia Nan Tigo 13 1 4 1 -
4 Parupuk Tabing 20 1 7 1 6 -
Jumlah 62 7 24 4 13 1

b. Tenaga Kesehatan
Tabel 2.7 Jumlah Tenaga kesehatan di Puskesmas lubuk buaya Tahun 2020
No Jenis Pendidikan Jumlah Jenis Status Kepegawaian
Tenaga Kelamin
Lk Pr Pns Ptt Veltr Honor
/Kontrak Bld
1 Dokter S1 5 1 4 3 0 - 2
Umum
2 Dokter S1 3 0 3 3 0 - -
Gigi
3 Skm S1 3 0 3 3 0 - -
4 Perawat D3 /S1 18 3 15 13 0 1 4
D1/Spk 2 0 2 2 0 - -
5 Bidan Div/S2 3 0 3 3 0 - -
D3/D1 26 0 26 13 0 2 12
6 Analis D4 4 0 4 3 0 - 1
7 Asisten Apoteker 1 0 1 0 0 - 1
Apoteke
D3 3 0 2 2 0 - 1
r
8 Gizi D3 3 1 2 3 0 - -
9 Sanitasi D4 1 0 1 1 - - -
D3 1 0 1 - - - 1
10 Perawat D3 1 0 1 1 0 - -
Gigi
11 Adminis S1 2 2 0 1 0 - 1
-trasi SMA 2   2 2 0 - -
12 Mr D3 4 0 4 3 0 - 1
13 Aro D3 1 0 1 1 0 - -
14 Jaga SD/SMA 2 2 0 0 - - 2
Malam
15 Sopir SMA 1 1 0 0 0 - 1
16 Cs/Juru SMA 3 0 3 0 - - 3
Masak
Total 89 10 79 58 0 3 27

c. Pendanaan
Tabel 2.8 Daftar Sumber Dana Kegiatan Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2020
No Uraian Pagu Realisasi Sisa Ket
1 JKN 3.187.418.000 2.950.402.017 96.8
2 BOK 557.894.885 358.262.000 64.216.756.53 64.2%

2.6 Struktur Organisasi


 Kepala Puskesmas
 Kasubag Tata Usaha
 Kepegawaian
 Rumah Tangga
 Keuangan
 Sistem Informasi Puskesmas
 Penanggungjawab Kesehatan Masyarakat
 Penanggungjawab Kesehatan Perorangan
 Penanggungjawab Kesehatan Jaringan dan Jejaring
BAB III

PENCAPAIAN PROGRAM

3.1 Standar Pelayanan Minimal

PENCAPAI
TARGET REALISASI SPM
AN

SASARA SASAR
NO INDIKATOR/ BULAN SESUA
N AN
ABSO ABSO I
(%) (%) YANG %
LUT LUT STAND
DILAY
AR
ANI

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 61.6


1 1433 1433 100 883 908 883 97%
sesuai standar %

Pelayanan Kesehatan Ibu bersalin 66.4


2 1368 1368 100 908 908 908 100%
sesuai standar %

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru 68.9


3 1294 1294 100 891 907 891 98%
Lahir sesuai standar %

Pelayanan Kesehatan Balita sesuai 66.1


4 6313 6313 100 4172 6396 4172 65%
standar %

5 Pelayanan Kesehatan pada usia 7928 7928 100 7893 99.6 7893 7893 100%
pendidikan dasar sesuai standar %

Pelayanan kesehatan pada usia


36.1
6 produktif (15 - 59 Tahun) sesuai 50480 50480 100 18237 18237 6745 37%
%
standar

Pelayanan kesehatan pada usia 78.4


7 5399 5399 100 4233 4233 4130 98%
lanjut ( > 60 Tahun)sesuai standar %

Pelayanan kesehatan pada penderita 11.0


8 12216 12216 100 1347 1347 681 51%
hipertensi sesuai standar %

Pelayanan Kesehatan pada penderita 88.8


9 1112 987 100 987 987 475 48%
Diabetes Meilitus sesuai standar %

Pelayanan kesehatan pada orang


97.4
10 dengan gangguan jiwa (ODGJ) 155 155 100 151 151 151 100%
%
berat sesuai standar

Pelayanan kesehatan pada orang


73.8
11 dengan terduga Tuberkulosis sesuai 1279 1279 100 944 944 944 100%
%
standar

Pelayanan kesehatan orang dengan


resiko terinfeksi Human 82.7
12 1545 1545 100 1278 1278 1278 100%
Immunodeficiency Virus(HIV)sesuai %
standar

Sumber data: Bank data puskesmas lubuk buaya Tahun 2020

3.2 Upaya Kesehatan Masyarakat

3.2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

3.2.1.1 KIA /KB

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA masyarakat
dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait
kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong yang
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau
komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan
kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para
dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan
mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai
peranan yang besar dalam memengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap
awal maupun tahap-tahap kritisnya dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-
anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga adalah mendidik dan menjaga
anak-anaknya dari usia bayi hingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan
orang tua terutaa ibunya.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan tujuan
khusus program KIA adalah :
1. Meningkatkan kemampuan ibu (pengetahuan, sikap, dan perilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban
keluarga, posyandu, karang balita, dan Taman Kanak-Kanak ( TK).
3. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas,
ibu menyusui, bayi, dan anak balita.
5. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga, dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah :
1. Memantapkan dan meningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif
dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok.
2. Meningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
3. Meningkatan pertolongan persalinan yang bertujuan meningkatan keselamatan ibu
dan anak.
4. Meningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan ( kader dan
bidan) serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
5. Meningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan
mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
Pelayanan dan Jenis Indikator KIA :
1. Pelayanan antenatal ( Kesehatan Ibu) Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
2. Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Ukur Tekanan darah
c. Pemberian Imunisasi TT lengkap
d. Ukur Tinggi fundus uter
e. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
3. Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada
triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
a. Kegiatan Program Kesehatan Ibu
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100%
2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95%
3. Cakupan penjaringan ibu hamil resti 100%
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani 80 %
5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan 95 %
6. Cakupan pelayanan nifas 90%
7. Forum komunikasi bidan
8. Kelas ibu
9. Audit kematian maternal
b. Kegiatan Program Kesehatan Anak
1. Cakupan Pelayanan Kunjungan neonatus lengkap 97.9 %
2. Cakupan Pelayanan Kunjungan bayi 86.4 %
3. Cakupan Pelayanan Kunjungan Anak balita 85.6 %
4. Cakupan Pelayanan Kunjungan Anak prasekolah 84.2 %
5. Kelas ibu balita
6. MTBM
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal 94,2 %
8. Audit kematian perinata
c. Kegiatan Program Kesehatan KB
1. Cakupan peserta KB Aktif 12.9 %
2. Cakupan peserta KB Baru 50.04 %
3. Pelayanan IVA : peserta IVA sebanyak 157 orang
4. Pelayanan KB kerjasama dengan PLKB dan BKKB
5. Safari KB
3.2.1.2 Program Promosi Kesehatan
Visi Indonesia sehat yang mandiri dan berkeadilan yaitu pilar perilaku sehat.
Promosi kesehatan menjadi program unggulan atau primadona program kesehatan.
Kegiatan promkes di puskesmas identik dengan kegiatan penyuluhan, namun lingkup
kegiatan promkes di puskesmas sesungguhnya sangat luas. Selain memberikan pendidikan
kesehatan untuk merubah perilaku masyarakat melalui upaya-upaya penyuluhan, promkes
juga mencakup kegiatan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
Kegiatan-kegiatan program promosi kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya adalah
sebagai berikut:

1. Penyuluhan kesehatan kepada individu atau kelompok di dalam gedung dan luar
gedung, terjadwal dan tidak terjadwal secara lintas program.
2. Penyuluhan keliling ke seluruh wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dalam waktu-
waktu tertentu atau menjelang kegiatan yang bersifat massal.
3. Memfasilitasi kegiatan pembinaan masyarakat dalam berbagai program yang terkait
dengan pemberdayaan masyarakat seperti posyandu, kelurahan siaga, dan UKBM lain.
4. Membina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga dan Sekolah
5. Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor
6. Menyediakan media-media penyuluhan yang inovatif
3.2.1.3 Program Kesehatan Lingkungan
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang memerlukan
integrasi dari berbagai sektor terkait untuk mengatasinya. Sasaran higene sanitasi makanan
dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga, dan makanan jajanan (diolah oleh
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual. Cakupan kegiatan Kesehatan lingkungan di Puskesmas Lubuk Buaya tahun
2016 sebagai berikut :
a. Pengawasan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Cara melindungi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dari
faktor risiko lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan, salah satunya
adalah terselenggaranya pengawasan terhadap TPM yang memenuhi persyaratan
kesehatan. Kegiatan ini dilakukan melalui pembinaan terhadap pengelola dan
pembuat makanan pada tempat pengelolaan dan penyediaan makanan di wilayah
kerja Puskesmas Lubuk Buaya. Kegiatan pengawasan pengamanan makanan dan
minuman ini meliputi pengawasan terhadap kebersihan peralatan, pengolahan dan
penyajian makanan dan minuman, k e m u d i a n hygiene masing- masing pembuat
makanannya dan pemeriksaan organoleptis makanan yang siap disajikan.
b. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang
timbul dari tempat-tempat umum. Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi
tempat-tempat umum dapat berupa :
1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap faktor lingkungan dan faktor
manusia yang melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum.
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan
kesadaranmasyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat
umum.
Peran sanitasi tempat-tempat umum dalam kesehatan masyarakat adalah :
1. Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :
a. Kualitas kesehatan.
b. Kualitas sanitasi.
2. Psikologis bagi masyarakat :
a. Rasa keamanan (security) : bangunan yang kuat dan kokoh sehingga tidak
menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.
b. Kenyamanan (confortmity) : misalnya kesejukkan.
c. Ketenangan (safety) : tidak adanya gangguan kebisingan, keramaian
kendaraan.
3.2.1.4 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Program P2P pada tingkat puskesmas bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit menular dan tidak menular yang ditemukan
diwilayah Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Puskesmas telah melakukan kegiatan – kegiatan
promotif dan preventif seperti, surveylains epidemiologi, SKDR, pelacakan kasus,
penyelidikan epidemiologi dan penyuluhan tentang penyakit menular dan penyakit tidak
menular serta adanya program imunisasi yang dapat mencegah penyakit tersebut yang
dikenal dengan PD3I.

A. Program Surveylans
Kegiatan pokok Surveylans ada 5 komponen yaitu :
1. Pengumpulan/ pencatatan kejadian ( data ) yang dapat dipercaya
2. Pengelolaan data untuk dapat memberikan keterangan
3. Analisa dan interprestasi data untuk keperluan kegiatan
4. Perencanaan penanggulangan khusus dan program pelaksanaannya.
5. Evaluasi/ penilaian kegiatan
Tujuan Surveylans adalah :
1. Deteksi KLB, Letusan dan Wabah
2. Memonitor kecendrungan penyakit endemik
3. Evaluasi intervensi
4. Memonitor kemajuan pengendalian
5. Memomitor kinerja program
6. Prediksi KLB, Letusan, wabah ( endemik)
7. Memperkirakan dampak masa datang dari penyakit
Jenis laporan Surveylans di Puskesmas Lubuk Buaya adalah :
1. W1 ( Laporan Wabah)
Selama tahun 2020 tidak ada kejadian wabah maupun KLB
2. W2 ( Laporan Mingguan)
Semua laporan W2 selama tahun 2020 berjumlah 52 kali yaitu dalam 52 minggu
semua sudah terlaporkan dalam SKDR Pusat dengan tepat dan lengkap.
3. STP ( Laporan Suerveylans Terpadu Puskesmas)
4. Laporan Kasus Diare
5. Laporan Kasus Pneumonia
6. Laporan C1 ( Campak )
7. Laporan Kasus DBD
8. Laporan Kasus ILI
9. Laporan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
10. Laporan Kasus Malaria
11. Laporan Kasus Filariasis

B. Kasus Diare
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan dan penyebab utama kematian.
Diare sering terjadi terutama di daerah endemik, kesehatan lingkungan yang buruk dan PHBS
yang masih rendah. Kegiatan program diare yang dilakukan Puskesmas Lubuk Buaya adalah
dengan pengumpulan data kasus setiap minggu dan Pelacakan Epidemiologi.

C. Kasus Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemui pada paru –
paru dan disebabkan oleh mikro organisme. Penyakit ISPA yang berlanjut menjadi
pneumonia sering terjadi pada anak-anak terutama bila kurang gizi, keadaan lingkungan yang
kurang hygiene, resiko terjadi terutama pada anak- anak karena meningkatnya kemungkinan
infeksi silang, beban imunologis yang terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan
cacing.

D. Kasus Campak
Penyakit Campak dikenal dengan Morbili yang merupakan penyakit sangat menular
dan disebabkan oleh virus. Adapun diagnosa banding adalah rubella, DBD, varicella, alergi
obat dan milaria. Tahun 2020 ini Puskesmas Lubuk Buaya telah berupaya menekan agar
kasus campak tidak meningkat diantaranya dengan memberikan penyuluhan tentang arti
pentingnya imunisasi campak pada Bayi dan balita.
E. Kasus DBD
Seluruh wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya sudah termasuk kelurahan kedalam
stratifikasi endemis, yang artinya setiap tahun selalu ada kasus di masing-masing kelurahan.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan adalah penyelidikan epidemiologi, PJB DBD
dengan adanya serdadu jentik di sekolah-sekolah dan bundo peduli jentik.

F. Kasus Influenza Like Ilness (ILI)


ILI merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk mengamati keberadaan kasus
influenza yang dapat mengancam kehidupan manusia dan berpotensi menjadi pandemi. ILI
didefenisikan sebagai penyakit yang mempunyai kemiripan dalam hal tanda dan gejala
penyakit Influenza yang meliputi salah satu atau semua gejala berupa demam, nyeri otot,
sakit kepala, lelah, batuk kering, nyeri tenggorokan dan pilek.

G. Program TB
Terdiri atas :

1. Penjaringan Suspeck TB Paru


2. Pengobatan
3. Monitoring
H. Gigitan Hewan Penular Rabies (GPHR)
I. Imunisasi
1. IDL
2. Imunisasi Catin
3. Imunisasi DT pada ibu hamil
4. Bias campak pada anak usia sekolah
J. Program Infeksi Menular Seksual (IMS)
1. Kunjungan VCT
2. Skreening HIV
K. Program PTM (Penyakit Tidak Menular)
3.2.1.5 Program Gizi
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan
sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Jika ditelusuri, masalah gizi
terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak,
dewasa, dan usia lanjut.
Periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis
karena mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Terjadinya
gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat permanen dan tidak dapat pulih walaupun
kebutuhan gizi di masa selanjutnya terpenuhi.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat.
Untuk menilai status gizi balita biasanya dilakukan dengan Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu pengukuran tubuh dibandingkan umur (BB/U atau TB/U).
terdiri dari :
1. Pencapaian D/S
2. Pencapaian N/D’
3. Balita BGM
4. ASI Eklusif
5. Pencapaian Vit A
6. Pencapaian Garam Beryodium
7. Tablet Fe Pada Remaja Putri
8. Tablet Fe Bufas
9. Vit A Bufas
10. Pemberian Fe 1 Bumil
11. Pemberian Fe 3 Bumil
12. Kunjungan Pojok Gizi
3.2.1.2 Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
A. Upaya Kesehatan Sekolah
B. Program Kesehatan Lansia
C. Kesehatan Jiwa dan Olah raga
D. Kesehatan Haji

3.3 Upaya Kesehatan Perorangan


A. Pelayanan Rawat JalanPoli Umum
1. Poli Gigi
2. Poli KIA/ KB
3. Laboratorium
4. Fisiotherapi
5. Poli Gizi
6. Psikologi
7. Farmasi
B. Pelayanan Rawat Inap
C. Pelayanan 24 Jam (IGD)
BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH


4.1 Identifikasi Masalah

NO PROGRAM MASALAH
1 Standar Pelayanan Masih ada usia produktif (15-59 tahun) belum mendapatkan
Minimal pelayanan kesehatan sesuai standar
Masih ada penderita hipertensi belum mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Masih ada penderita Diabetes Meilitus yang belum
mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai standar
2 KIA / KB Cakupan K1 Ibu hamil tidak tercapai 25.75% dari target 100%
Cakupan K4 Ibu hamil tidak tercapai 31.2% dari target 100%
Cakupan Bumil Resti tidak tercapai 14.9% dari target 100%
Cakupan persalinan nakes tidak tercapai 33.6% dari target
100%
Cakupan nifas tidak tercapai 34.4% dari target 100%
Maternal komplikasi tertangani tidak tercapai 9.5% dari target
80%
Terdapat kasus kematian ibu 1 orang dengan target 0 kematian
35,9 % bayi belum mendapat pelayanan sesuai standar (target
100%)
Terdapat kasus kematian bayi 14 orang dengan target 0
kematian
32,7% neonatus yang belum KN lengkap (target 100%)
35% anak balita belum mendapat pelayanan sesuai standar
(target 100%)
56,7% apras belum mendapat pelayanan sesuai standar (target
95%)
Masih ada 1.28% PUS yang belum berKB
Masih ada 40.4% PUS KB aktif yang mengalami 4T
Masih ada 0,24% PUS ALKI
3 Promosi Rendahnya pencapaian D/S Posyandu

Kesehatan
Rendahnya pencapaian PHBS rumah tangga
Masih banyak pengobatan tradisional yang belum mempunyai STR
Belum terbentuknya SBH
Terdapat murid yang mengalami penyakit skabies di pesantren
4 P2P Masih banyaknya kasus  DBD
Masih banyaknya Kasus Diare
Masih ada  33,95% saspec yang belum diperiksa (target 100%)
Masih ada 2,96% penderita TB yang belum mendapatkan pengobatan
(target 65%)
Masih ada 26.2 % bayi yang belum IDL
Masih ada 26 % bayi yang belum mendapat DPT-hb-hib3
Masih ada 26 % bayi yang belum mendapat polio4
Masih ada 27.1% bayi yang belum mendapat IPV
Masih ada 30.22% lagi ibu hamil yang belum dilakukan skreening HIV
Masih ada 0,44 pasien IMS yang belum melakukan pemeriksaan dan skreen
ing HIV
63.88 % masyarakat yang berusia 15 -59 tahun  belum  mendapatkan skreni
ng kesehatan
62.50 % sasaran penderita hipertensi  belum mendapatkan pelayanan keseh
atan
5 Kesehatan Masih ada 11% TTU belum sesuai standar kesehatan

Lingkungan
Masih ada 18 % TPM yang belum sesuai standar kesehatan
Masih ada 30 % DAMIU yang belum memenuhi syarat kesehatan
Masih ada 4.5% akses air minum masyarakat yang belum berkualitas
Masih ada 3.3 % Masyarakat yang belum akses jamban
6 Gizi Masih ada 25,6% bayi yang belum mendapat ASI Eksklusif (target 80%)
Masih ada 31,2% bumil belum mendapat tablet Fe 90 tablet (100%)
Masih ada 28% balita yang tidak ditimbang BB (target 85%)
Masih ada 35,8% anak balita (12-59 bulan) yang belum mendapat vitamin 
A (target 100%)
Masih ada 33,6% bufas yang belum mendapat vit A sebanyak 2 kapsul
(target 100%)
7 UKS Tingginya angka caries gigi pada anak sekolah
Masih banyak anak sekolah berstatus gizi kurus
Tidak semua anak mendapatkan pemeriksaan berkala
8 Lansia Belum semua lansia baru terjaring sreening (78,4% dari target 100%)
10  keompok baru telaksana dengan target 25 kelompok per tahun
Masih rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu Lansia
Masih kurang kesadaran lansia untuk memeriksakan kesehatannya ke Posy
andu Lansia
9 Kesehatan Jiwa Belum semua pasien jiwa datang berobat (153 jiwa dari target 157 jiwa)
Penjaringan pasien jiwa baru
Kunjungan rumah pasien ODGJ
Persediaan obat utuk pasien ODGJ masih kurang
10 UKP Waktu tunggu pemeriksaan oleh dokter di Poli Umum dan Poli Lansia yang 
lama sehingga terjadi penumpukan pasien
Sering terjadinya kekosongan obat di Puskesmas karena tidak tersedianya st
ok obat di Gudang Farmasi.
Pelayanan di UGD, Poli MTBS, dan Poli Anak Remaja sering terkendala k
arena tidak adanya dokter jaga yang standbye.
Jaringan internet computer ruang pelayanan UGD, Poli Umum, dan Poli La
nsia terkadang bermasalah sehingga entryan ePuskesmas tidak real time
Jumlah kunjungan rawatjalan bumil sangat rendah
Ratio tambalan dan pencabutant idak mencapai target
Murid SD/MI yang membutuhkan perawatan tidak datang  ke puskesmas
Tidak semua murid SD/MI yang menerima DHE
11 PIS-PK Masih ada penderita hipertensi tidak teratur berobat
Masih ada masyarakat yang merokok

4.2 Prioritas Masalah

N Masalah U S G Tot
o al
1 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 1 1 1 3
2 Pelayanan kesehatan pada penda penderita hipertensi 2 2 2 6
3 Pelayanan kesehatan pada penderita diabetes melitus 3 3 3 9
4 Cakupan K1 Ibu hamil tidak tercapai 25.75  6 5 6 17
5 Cakupan K4 Ibu hamil tidak tercapai 31.2%  5 4 5 14
6 Cakupan Bumil Resti tidak tercapai 14.9%  4 1 1 6
7 Cakupan persalinan nakes tidak tercapai 33.6%  5 3 4 12
8 Cakupan nifas tidak tercapai 34.4%  2 2 3 7

9 Maternal komplikasi tertangani tidak tercapai 9.5%  3 6 2 11
10 Kasus kematian ibu 1 orang  1 6 5 12
11 35,9 % bayi belum mendapat pelayanan sesuai standar 5 5 4 14
12 Tingginya angka kematian bayi 5 5 3 13
13 32,7% neonatus yang belum Kunjungan Neonatal (KN) lengkap 5 4 3 12
14 35% anak balita belum mendapat pelayanan sesuai standar 3 4 4 11
15 56,7% apras belum mendapat pelayanan sesuai standar  2 2 2 6
16 1.28% Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum ber-KB 3 2 2 7
17 40.4% Pasangan Usia Subur (PUS) KB aktif yang mengalami 4T 4 4 3 11
18 Masih ada 0,24% PUS Anemia LILA Kronis Infeksi Menular 2 3 4 9
Sex (ALKI)
19 Rendahnya pencapaian D/S Posyandu 4 5 4 13
20 Rendahnya pencapai PHBS rumah tangga 5 4 5 14

21 Pengobatan tradisional yang belum mempunyai STR 3 2 2 7
22 Belum terbentuknya SBH 1 1 1 3
23 Masih ditemui murid yang mengalami penyakit skabies di pesant 2 3 3 8
ren
24 Banyaknya kasus DBD 1 2 2 5

25 Banyaknya Kasus Diare 2 1 1 4
26 Masih ada  34,05% saspec yang belum diperiksa 1 2 2 6

27 Masih ada 2,96% penderita TB yang belum mendapatkan pengob 2 1 1 4
atan
28 26.2 % bayi yang belum IDL 5 5 5 15
29 26 % bayi yang belum mendapat DPT-hb-hib3 3 3 3 9
30 26 % bayi yang belum mendapat polio4 3 3 3 9
31 27.1% bayi yang belum mendapat IPV 4 4 3 11
32 30.22% lagi ibu hamil yang belum dilakukan skreening HIV 2 2 2 6

33 0,44 pasien IMS yang belum melakukan pemeriksaan dan skreen 1 1 1 3
ing HIV
34 11% TTU belum sesuai standar kesehatan 2 2 3 6

35 18 % TPM yang belum sesuai standar kesehatan 1 1 2 4
36 30 % DAMIU yang belum memenuhi syarat kesehatan 4 4 4 12
37 4.5% akses air minum masyarakat yang belum berkualitas 3 3 3 9
38 3.3 % Masyarakat yang belum akses jamban 5 5 5 15
39 25,6% bayi yang belum mendapat ASI Eksklusif 5 5 2 12

40 31,2% bumil belum mendapat tablet Fe 90 tablet 4 4 5 13
41 28% balita yang tidak ditimbang BB 1 1 1 3
42 35,8% anak balita (12-59 bulan) yang belum mendapat vitamin A 2 3 4 9
43 33,6% bufas yang belum mendapat vit A sebanyak 2 kapsul 3 2 3 8
44 Tingginya angka karies gigi pada anak sekolah 1 2 3 6

45 Masih banyak anak sekolah berstatus gizi kurus 2 2 1 5
46 Tidak semua anak mendapatkan pemeriksaan berkala 1 2 1 4
47 Belum semua lansia baru terjaring sreening 1 2 2 5
48  10  keompok baru telaksana 1 2 3 6

49 Masih rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu Lansia 2 4 3 9

50 Masih kurang kesadaran lansia untuk memeriksakan kesehatanny 2 2 3 7
a ke Posyandu Lansia
51 Kunjungan pasien jiwa masih rendah 3 4 4 11

52 Penjaringan pasien jiwa baru 1 3 4 8
53 Kunjungan rumah pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) 1 3 3 7
54 Persediaan obat utuk pasien ODGJ masih kurang 3 1 2 6
55 Waktu tunggu pemeriksaan oleh dokter di Poli Umum dan Poli L 5 5 5 15
ansia yang lama sehingga terjadi penumpukan pasien
56 Sering terjadinya kekosongan obat di Puskesmas  5 4 3 12
57 Pelayanan di UGD, Poli MTBS, dan Poli Anak Remaja sering ter 5 4 4 13
kendala 
58 Jaringan internet computer ruang pelayanan UGD, Poli Umum, d 4 3 4 11
an Poli Lansia terkadang bermasalah 
59 Jumlah kunjungan rawatjalan bumil sangat rendah 3 2 1 6

60 Ratio tambalan dan pencabutan tidak mencapai target 2 1 2 5


61 Murid SD/MI yang membutuhkan perawatan tidak datang  ke pu 2 1 2 5
skesmas
62 Tidak semua murid SD/MI yang menerima DHE  2 1 1 4
63 Penderita hipertensi tidak teratur berobat  4 5 5 14
64 Masyarakat yang merokok 4 4 5 13
4.3 Pemecahan Masalah

FISH BONE CAKUPAN K1 BUMIL

Lingkugan
Kurangnya perhatian4.4 Money
Material
kepala desa/ kelurahan
4.5
terhadap warga yang4.6
sedang hamil Masih ada bumil Masi terdapat
4.7 Kurangnya
yang  faskes yang belum
kepedulian warga
tidak memiliki jamin melakukan ANC
sekitar terhadap
kesehatan bumil an kesehatan
Cakupan K1 bumil belum
tercapai sebesar 25,75%
Masih ada bumil yang
Pendataan bumil tidak peduli terhadap
belum maksimal Nakes kurang
kandungan
proaktiv dalam
Kurangnya media Laporan bumil dari memberi penyuluhan
promosi (media cetak faskes luar wilayah
dan media elektronik) tidak terkoordinir

Metode
Man
PRIORITAS PENYEBAB MAS ALTERNATIF PEME PEMECAHAN MAS
MASALAH ALAH CAHAN MASALAH A LAH TERPILIH
Cakupan K1 Pendataan bumil be Melakukan pendataan bu Melakukan pendataan b
Ibu hamil lum maksimal mil umil
tidak  terca-
Laporan dari faskes Melakukan koordinasi Melakukan koordinasi
pai 25.75 %
di luar wilayah be- dengan fasyankes dengan fasyankes
lum terkoordinir
Meningkatkan koordinasi  Meningkatkan koordina
petugas yang turun si petugas yang turun
pembinaan keluarga  pembinaan keluarga 
sehat sehat

Melakukan promosi Melakukan promosi


melalui media cetak melalui media cetak
(leflet, brosur, dll) dan (leflet, brosur, dll) dan
media elektronik (video, media elektronik
sosial media, presentasi (video, sosial media,
dll). presentasi dll).
Melakukan konseling Melakukan konseling
Masih ada bumil 
pranikah pranikah
yang tidak peduli  
terhadap perkemban Melakukan penyuluhan Melakukan penyuluhan
gan kehamilannya dan pembagian leflat  dan pembagian lefleat 

Nakes kurang
proaktiv dalam
penyuluhan

Masih ada bumil  Melakukan pendataan bu Melakukan pendataan b


yang tidak memiliki mil yang tidak memiliki  umil yang tidak memili
jaminan kesehatan jaminan kesehatan ki  jaminan kesehatan
Memberi edukasi kepada Memberi edukasi
bumil mengenai manfaat kepada bumil mengenai
yang akan didapat ketika manfaat yang akan
memiliki JKN didapat ketika memiliki
JKN
Kurangnya kepedu- Membentuk/ mengala- Membentuk/ mengala-
lian keluarga / war- kkan  Tim 4PK per kkan  Tim 4PK per
ga sekitar terhadap  kelurahan/RT/RW kelurahan/RT/RW
kesehatan bumil 

Kurangnya
perhatian kepala
desa/ kelurahan
terhadap warga
yang sedang hamil
Masih ada faskes  Pembinaan ke faskes Pembinaan ke faskes
yang belum melaku
Pertemuan dan kerjasa- Pertemuan dan kerjasa
kan pelayanan 
ma jejaring majejaring
ANC sesuai standar

URGENS SEVERIT BIAY KEMAMPUA


ALTERNATIF PEMECAHAN TOTAL
I Y A N MERUBAH
Melakukan pendataan bumil 5 4 3 5 17
Melakukan koordinasi dengan fasyankes 4 3 2 2 11
Meningkatkan koordinasi petugas yang turun
3 4 2 4 13
pembinaan keluarga sehat
Melakukan promosi melalui media cetak (leflet,
brosur, dll) dan media elektronik (video, sosial 5 4 4 4 17
media, presentasi dll).
Mengajukan penambahan tenaga pelaksana
3 3 4 2 13
Melakukan konseling pranikah
Melakukan penyuluhan dan pembagian leaflet 6 5 3 6 20
Melakukan pendataan bumil yang tidak memiliki
4 4 3 5 16
jaminan kesehatan
Memberikan edukasi kepada bumil mengenai
manfaat yang akan didapat ketika memiliki JKN
Menganjurkan kepada bumil untuk memiliki JKN 4 3 2 5 14
Membentuk atau mengalakkan Tim 4 PK per
kelurahan/RT/RW
Pembinaan ke faskes 3 4 3 4 14
Pertemuan dan kerjasama jejaring 3 3 3 4 13
PRIORITAS  PENYEBAB ALTERNATIF PEME PEMECAHAN
MASALAH MASALAH CAHAN MASALAH MASALAH TERPILIH
Masih ada 26 Pemantauan wila Melakukan pendataan u Melakukan pendataan ulan
.2 % bayi yah/ sasaran  lang sasaran disetiap kel g sasaran di setiap keluraha
yang belum maksimal  urahan  n 
belum IDL
Pengetahuan mas Memberikan penyuluha Memberikan penyuluhan d
yarakat  tentang i ndengan mengunakan m engan mengunakan media e
munisasi  edia efektif yang menari fektif yang menarik 

Pelaksanaan SOP  Melakukan pembinaan t Melakukan pembinaan ttg 
belum maksimal  entang SOP imunisasike SOP imunisasi kpd petugas 
pada petugas secara ber secara berkala 
kala 
Metode penyuluh Memberikan pelatihan t Memberikan pelatihan tent
an belum menari entang cara penyuluhan  ang cara penyuluhan kepad
k  kepada petugas  a petugas 
Pengisian kohor  Melakukan peningkatan  Melakukan peningkatan ka
belum maksimal  kapasitas petugas tentan pasitas petugas tentang peg
g pegisian kohor  isian kohor 

Melakukan monitoring r Melakukan monitoring ruti
utin oleh koordinator  n oleh koordinator 
Pelaporan dari jej Melakukan pemantauan  Melakukan pemantauan  pd 
aring belum berja  pada jejaring untuk me jejaring untuk memberikan 
lan secara kontini mberikan laporan tepat  laporan tepat waktu 
u  waktu 
Sarana promosi  Memperbanyak sarana  Membuat sarana promosi s
yang masih ku- promosi seperti : brosur,  eperti : brosur, leaflet, fam
rang ( brosur, leaf leaflet, famplet & poster  plet & poster 
let, famplet & po
ster )
Dukungan yg kur Advokasi kepada Lintas  Advokasi kepada Lintas Se
ang dri lintas sekt Sektoral, Mitra Pelayan ktoral, Mitra Pelayanan & 
oral, Mitra Pelay an & TOMA dlm pelaks TOMA dlm pelaksanaan P
anan & TOMA  anaan Posyandu  osyandu 
Tempat pelaksan Memusyawarahkan dgn  Memusyawarahkan dgn Lu
aan posyandu yg  Lurah, RT, RW tentang  rah, RT, RW tentang tempa
kurang memadai  tempat pelaksanaan pos t pelaksanaan posyandu ya
yandu yang aman, nyam ng aman, nyaman & murah 
an & murah dijangkau  dijangkau oleh masyarakat 

KEMA
UR SEV BI MPUA TO
ALTERNATIF PEMECAHAN GEN ERI AY N TA
SI TY A MERU L
BAH
Melakukan pendataan ulang sasaran disetiap  kelurahan  5 5 4 6 20
Memberikan penyuluhan dengan menggunakan
5 5 4 5 19
media efektif yang menarik 
Melakukan pembinaan ttg SOP imunisasi kpd petugas secara ber
5 4 3 4 16
kala 
Memberikan pelatihan tentang cara penyuluhan kepada petugas  4 4 3 5 16
Melakukan peningkatan kapasitas petugas tentang pengisian koh
4 5 4 4 17
or 
Melakukan monitoring rutin oleh koordinator 5 5 4 6 20
Melakukan pemantauan  pd jejaring untuk memberikan laporan
4 3 3 5 15
tepat waktu 
Memperbanyak sarana promosi seperti : brosur, leaflet, pamflet
5 4 5 5 19
& poster 
Advokasi kepada Lintas Sektoral, Mitra Pelayanan & TOMA dal
5 3 4 5 18
am pelaksanaan Posyandu 
Memusyawarahkan dgn Lurah, RT, RW tentang tempat pelaksan
aan 
4 5 4 5 18
posyandu yang aman, nyaman & murah dijangkau oleh masyarak
at 
PRIORITAS M PENYEBAB MAS ALTERNATIF PEME PEMECAHAN MA
ASALAH ALAH CAHAN MASALAH SALAH TERPILIH
Belum ada Perilaku masyarakat Penyuluhan lebih Melakukan
RW/Kelurahan yang BABS ditingkatkan lagi pemicuan yang lebih
yang kreatif
Melakukan pemicuan
mendeklarasi
Stop BABS
Melibatkan kader dalam
memotivasi masyarakat Pelatihan kader
untuk stop BABS STBM
  Faktor ekonomi Membuat proposal Membuat proposal
yang masih kurang untuk bantuan jamban untuk bantuan
jamban
Memasukkan data KK
ke BDT kelurahan Memasukkan data
KK ke BDT
kelurahan
  Kerjasama lintas Meningkatkan Pertemuan dengan
sektor dan Toma kerjasama lintas sektor lintas sektor secara
masih kurang dan Toma berkala

URGENS KEMAMPUAN
ALTERNATIF PEMECAHAN SEVERITY BIAYA TOTAL
I MERUBAH
Penyuluhan lebih ditingkatkan lagi 4 5 3 5 17
Melakukan pemicuan 5 5 4 6 20
Melibatkan kader dalam memotivasi masyarakat
5 4 3 5 17
untuk stop BABS
Membuat proposal untuk bantuan jamban 4 5 6 6 19
Memasukkan data KK ke BDT kelurahan 5 4 4 4 17
Pertemuan dengan lintas sektor secara berkala 5 4 3 4 16

5.4 Rencana Usulan Kegiatan


Setelah didapatkan skala prioritas pemecahan masalah, maka disusunlah Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) sbb:
Rincian
Upaya Jenis Tujuan Sasaran Target
Dana Alat Tena

Mengetahui
jumlah ibu
Ibu hamil di 100% ibu hamil Pengadaan alat
Melakukan  hamil baik
wilayah di wilayah kerja bahan,
pendataan bu risiko rendah, ATK Kade
kerja Puskesmas transportasi
mil risiko tinggi,
Puskesmas terdata kader
dan sangat
tinggi

Melakukan  Memberikan 100% ibu hamil


Ibu hamil di Laptop,
penyuluhan informasi paham Transportasi,
Cakupan wilayah proyektor, Dokt
dan mengenai mengenai snack, biaya
K1 pada kerja sound bidan
membagikan pentingnya pentingnya pemateri
Ibu Puskesmas system
lefleat kunjungan K1 kunjungan K1
Hamil
Memberikan
informasi
Melakukan
mengenai 100% ibu hamil
promosi Ibu hamil di
pentingnya paham Transportasi, Kade
melalui wilayah
kunjungan K1 mengenai pengadaan alat ATK Dokt
media cetak kerja
melalui media pentingnya dan bahan Bida
dan media Puskesmas
leaflet, kunjungan K1
elektronik
brosur, video,
dll

Kunjunga Melakukan  Mengetahui Ibu hamil 100% ibu hamil Transportasi, ATK Kade
n K1 pendataan bu jumlah bumil wilayah yang belum pengadaan alat
pada Ibu mil yang ti- yang belum kerja memiliki JKN dan bahan
Hamil dak memiliki memiliki JKN Puskesmas terdata
jaminan kese dan
hatan mengarahkan
bumil untuk
memiliki JKN
Meningkatka Tenaga
100%
n kualitas kesehatan ATK,
Meningkatnya Transportasi,
Pembinaan tenaga bagian KIA- infocus, Dokt
kualitas tenaga snack, biaya
ke Faskes pelaksana KB wilayah soundsyste bidan
pelaksana pemateri
bagian KIA- kerja m, laptop
bagian KIA-KB
KB puskesmas

Bayi Melakukan  Mengetahui


Bayi
yang pendataan ula jumlah bayi 100% bayi yang Transportasi,
wilayah
belum ng sasaran dis yang belum belum pengadaan alat ATK Kade
kerja
IDL etiap  kelura- dilakukan dilakukan IDL dan bahan
Puskesmas
han  IDL

Memberikan
Memberikan  informasi Ibu yang 100% Ibu
penyuluhan untuk ibu memiliki paham ATK,
Transportasi,
dengan meng mengenai bayi di mengenai infocus, Dokt
snack, biaya
gunakan pentingnya wilayah pentingnya soundsyste bidan
pemateri
Bayi media efektif  dilakukan kerja dilakukan IDL m, laptop

yang yang menarik  IDL kepada puskesmas kepada bayi

belum bayi

IDL Melakukan
pengecekan
rutin kepada
Tenaga 100% tenaga
Melakukan m enaga
pelaksana pelaksana
onitoring ruti pelaksana Tena
wilayah melaksanakan Transportasi ATK
n oleh koordi untuk keseh
kerja program IDL
nator meninjau
Puskesmas kepada bayi
terlaksananya
program IDL
kepada bayi

Memperbany Memberikan Ibu yang 100% Ibu yang Transportasi, ATK Kade
ak sarana pro informasi memiliki memiliki bayi pengadaan alat Dokt
untuk ibu
mengenai paham
mosi seperti : bayi di
pentingnya mengenai
brosur, leaflet wilayah
pelaksanaan pentingnya dan bahan bidan
, pamflet & kerja
IDL ke bayi pelaksanaan
poster  Puskesmas
melalui media IDL ke bayi
promosi

Bayi Terciptanya

yang kesepakatan

belum dengan lintas


Lintas
IDL Advokasi kep Mendapatkan sektoral, Mitra
sektoral,
ada Lintas Se tempat Pelayanan dan
Mitra
ktoral, Mitra  layanan Toma untuk
Pelayanan Tena
Pelayanan &  kesehatan memberikan Transportasi ATK
dan Toma keseh
Toma dalam  (posyandu) tempat
wilayah
pelaksanaan  yang lebih pelayanan
kerja
Posyandu  memadai kesehatan
Puskesmas
(posyandu)
yang lebih
memadai

Masyarak Memberikan
Masyarakat
at belum informasi 100%
yang belum
mendapat untuk masyarakat
memiliki Transportasi, ATK,
kan akses Penyuluhan masyarakat paham
akses snack, laptop,
jamban lebih mengenai mengenai Dokt
jamban yang pemateri,peng infocus,
ditingkatkan pentingnya pentingnya bidan
memadai di adaan alat dan soundsyste
lagi memiliki memiliki akses
wilayah bahan m
akses jamban jamban yang
kerja
yang memadai
puskesmas
memadai

Melakukan Mengubah Masyarakat Berubahnya Transportasi, ATK Kade


pemicuan perilaku yang belum perilaku snack,
memiliki
akses
Masyarak masyarakat pemateri
jamban yang
at belum dalam BAB masyarakat
memadai di
mendapat di sembarang dalam BAB
wilayah
kan akses tempat
kerja
jamban
puskesmas

Masyarakat
yang belum
Melibatkan Masyarakat
Masyarakat memilki Transportasi,
kader dalam termotivasi dan
sadar untuk akses pemateri,
memotivasi sadar akan
BAB tidak di jamban yang snack, ATK Kade
masyarakat pentingnya
sembarang memadai di pengadaan alat
untuk stop buang air pada
tempat wilayah dan bahan
BABS tempatnya
kerja
puskesmas

Mendapatkan
bantuan dari
Pemerintah
pemerintah
memberikan
Membuat untuk
bantuan untuk
proposal pembuatan Transportasi, ATK, Ketu
Pemerintah masyarakat
untuk jamban yang pengadaan alat printer, bidan
setempat yang terkendala
bantuan memadai bagi dan bahan laptop Kesl
ekonomi dalam
jamban masyarakat
pembuatan
Masyarak yang
jamban
at belum terkendala
mendapat ekonomi
kan akses Memasukkan Mengetahui Masyarakat 100% Transportasi, ATK Kade
jamban data KK ke jumlah yang belum masyarakat pengadaan alat
BDT masyarakat memiliki yang belum dan bahan
kelurahan yang belum akses memiliki akses
memiliki jamban yang jamban yang
memadai memadai di
akses jamban
wilayah wilayah kerja
yang
kerja puskesmas
memadai
puskesmas terdata

Pertemuan Meningkatka Meningkatnya


dengan lintas n kerjasama kerjasama Transportasi,
Lintas sektor Tena
sektor dan dengan lintas dengan lintas pengadaan alat ATK
dan toma keseh
Toma secara sektor dan sektor dan dan bahan
berkala toma Toma
BAB V

PROMOTIF DAN PREVENTIF

5.1 Rapid survey


Survei cepat (Rapid survey) merupakan teknik survei yang cepat dan mudah untuk
mendapatkan informasi dari suatu masalah. Rapid survey digunakan untuk masalah di
lapangan yang perlu jawaban segera namun tetap mempunyai validitas yang tinggi (WHO,
2013). Gagasan metode survei cepat pertama kali muncul pada tahun 1965. Metode ini
digunakan untuk membantu dinas kesehatan daerah mempelajari status kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya (Serfling & Sherman, 1965).
Rapid survey dilakukan dengan menentukan kebijakan terhadap suatu program yang
segera ingin dilaksanakan. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan rapid survey adalah 3-4
minggu. Rapid survey dapat terlaksana dengan baik jika telah terpenuhinya beberapa hal
sebagai berikut :
a. Kuesionernya yang singkat (15-20 pertanyaan saja)
b. Respondennya kecil; sekitar 30 klaster
c. Tujuannya tertentu dan terbatas
d. Terbatasnya jumlah petugas yang diperlukan (limited personal), dengan kejelasan
tugas masing-masing
e. Biaya yang tidak perlu besar (limited cost)
f. Analisisnya tidak mendalam, tidak perlu waktu lama
Dalam melaksanakan suatu rapid survey maka langkah-langkah yang dapat dilakukan
dapat meliputi:
1. Penjabaran secara jelas dan singkat pilihan masalah kesehatan. Masalah terpilih
hendaknya cukup spesifik
2. Penentuan populasi penelitian dan penarikan sampel. Penentuan ini meliputi
populasi sasaran , besar sampel, metode sampel yang akan dilakukan.
3. Mengembangkan cara pengumpulan data. Oleh karena itu perlu dijelaskan
mengenai cara pengumpulan data , alat yang dipergunakan , dan data petugas yang
melakukannya .
4. Pengorganisasian dan pelaksanaan survei. Setelah survei dianggap layak dilakukan
dengan uji coba maka disusunlah bagaimana organisasi dan cara pelaksanaannya
sepenuhnya .Organisasi hendaknya jelas dalam penugasan setiap crosnal (job
description).
5. Analisis dan interpretasi laporan
Data yang terkumpul dalam waktu satu sampai dua hari sudah harus masuk ke dalam
komputer. Akurasi data harus diperhatikan pada saat proses pemasukan data. Proses analisis
data hanya dilakukan jika peneliti yakin bahwa data sudah bebas dari kesalahan. Hasil survey
cepat dapat dilaporkan menurut urutan pertanyaan pada kuesioner. Tetapi cara pelaporan
seperti ini kurang menarik bagi pengelola program kesehatan, sehingga lebih baik membuat
laporan dengan melaporkan temuan utama terlebih dahulu. Hasil survei cepat dapat
dilaporkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan publik yang
menyediakan jasa berupa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama. Terdapat lima target program Keluarga Berencana-Kesehatan
Terpadu dalam buku Pedoman Microplanning Puskesmas (1986), salah satu di antaranya
adalah Kesehatan Ibu Anak (KIA) (Permenkes, 2016). Pada Puskesmas Lubuk Buaya juga
terdapat Program KIA yang termasuk salah satu masalah yang diprioritaskan.
Angka Kematian Ibu (AKI) dapat disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya. Jumlah AKI di dunia tahun 2015 mencapai 303.000 kasus dimana 99%
terjadi di negara berkembang dan wilayah Asia tenggara mencapai 13.000 kematian (WHO,
2015). Empat penyebab utama kematian pada ibu adalah adanya perdarahan 31%, eklamsi
29,3%, infeksi, dan penyebab lain-lain 43,7% (Buangsampuhi dan pinontoan, 2015).
Umumnya 57% kematian ibu terjadi di rumah sakit dan 31,3 % kematian ibu terjadi di rumah
(Afifah dkk., 2010).
Angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, riwayat penyakit, riwayat KB serta presentasi
riwayat persalinan oleh tenaga kesehatan, kurangnya perawatan antenatal (Aeni, 2013 ;Putri
dan Purhadi, 2017 ;Jayanti dan Wibowo, 2017). Komplikasi terjadi akibat status gizi kurang,
jarak kelahiran, dan pemanfaatan pelayanan antenatal yang kurang maksimal (Arisandi dkk,
2015). Pelayanan antenatal dapat digunakan untuk mendeteksi komplikasi pada ibu hamil
secara dini agar tidak berkembang serius dan mengancam jiwa ibu (Handriani dan Melaniani,
2015). Perawatan pada masa kehamilan atau antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu hamil sejak konsepsi hingga awal persalinan (Marmi, 2015).
Implementasi antenatal care pada saat ini belum ideal akibat sarana dan prasarana yang
kurang memadai (Lisa dkk, 2016). Faktor pengetahun ibu, dukungan suami, pekerjaan,
pendidikan, paritas, serta umur ibu hamil juga berhubungan dengan cakupan pelayanan
antenatal (Sari dkk, 2015). Faktor lain yang ikut berperan adalah ketrampilan bidan dalam
pemanfaatan buku KIA untuk deteksi dini juga berpengaruh terhadap keterlambatan dalam
merujuk pasien (Suparni dkk, 2016).
Kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Istilah kunjungan disini tidak mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung
ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap kontak ke tenaga kerja (posyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah, dll). Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjngan ibu yang pertama
kali saat masa kehamilan. Menurut Depkes RI, target K1 pada tahun 2016 adalah 96%
(Kemenkes RI, 2015). K1 murni adalah kontak ibu hamil pertama dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar dan dilakukan pada
trisemester 1. K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan layanan antenatal sesuai standar dan dilakukan bukan pada trisemester 1 (usia
kehamilan lebih dari 12 minggu). Tujuan K1 adalah agar nakes dapat memfasilitasi hasil
yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, dan mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kepada ibu
hamil mengenai pengetahuan pra melahirkan (JHPIEG, 2001). Agar tujuan K1 dapat tercapai,
pemeriksaan kehamilan harus sudah dilakukan saat sudah berusia 1 sampai 2 bulan.
Cakupan ibu hamil adalah presentasi ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu
yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit 1 kali selama
kehamilan trisemester I, 1 kali selama kehamilan trisemester II, dan 1 kali selama kehamilan
trisesmter III (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan penjelasan mengenai pentingnya K1 bagi ibu hamil dan data yang
didapat dari Laporan Tahun 2020 Puskesmas Lubuk Buaya yang menunjukkan bahwa
presentasi cakupan K1 ibu hamil hanya 74,25%. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan
penelitian mengenai penyebab rendahnya cakupan K1 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Buaya tahun 2020.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab cakupan K1 ibu hamil masi kurang sebesar 25,75% di Puskesmas
Lubuk Buaya Tahun 2020 ?
2. Bagaimana cara memecahkan masalah-masalah yang menyebabkan kurangnya
angka cakupan K1 ibu hamil di Pusekesmas Lubuk Buaya Tahun 2020 ?
C. Tujuan Survey
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor penyebab cakupan K1 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Buaya Tahun 2020 yang hanya mencapai angka 724,25% dari standar nasional sebesar
100%.
2. Tujuan Khusus
b. Mengetahui kendala yang dialami ibu hamil untuk melakukan kunjungan pertama
saat awal kehamilan.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap manfaat yang didapat dari
K1
d. Memberikan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatnkan cakupan K1 ibu
hamil di Puskesmas Lubuk Buaya

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Lubuk Buaya
Survey cepat ini dapat memberikan gambaran terhadap situasi dan kondisi yang
dialami oleh ibu hamil, dapat memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah, dan
membantu meningkatkan persentasi cakupan K1 ibu hamil di Puskesmas Lubuk Buaya.
2. Bagi Masyarakat
Hasil survey cepat ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai
pentingnya pelayanan K1, meningkatkan kemauan ibu hamil untuk melakukan
kunjungan pertama saat awal kehamilan.
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui masalah-masalah apa saja yang sedang dialami masyarakat
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya.
E. Ruang Lingkup Survey
Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Buaya.
F. Pelaksanaan Survey
1. Sasaran Survey
Sasaran survey cepat adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk
Buaya.
2. Instrumen Survey
Instrumen yang digunakan pada survey cepat ini adalah kuesioner tentang
pengetahuan, sikap, tindakan, dan dukungan suami ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Lubuk Buaya.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampling yang digunakan pada survey cepat ini adalah
dengan menggunakan rumus slovin (Imran, 2017):

n= 1433

1 + 1433. (20%)2

= 24 orang.

Keterangan :

n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) 10%

4. Metode
Survey cepat dilakukan dengan alat bantu kuesioner. Setiap sampel diberikan
kuesioner yang berisi 6-10 pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, tindakan, dan
dukungan suami ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Buaya
G. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
panginderaan terhadap suatu subyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indra manusia, seperti indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2010).

Pengukuran variabel pengetahuan ibu hamil didasarkan pada skala ordinal.


Skala ordinal dinilai dari 10 buah pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan diberi
skor (1) dan jawaban yang salah diberi skor (0). Jumlah skor maksimal 10, kemudian
skor diakumulasikan menjadi 2 kategori, yaitu :

1 Tinggi 6-10
2 Rendah 0-5
2. Sikap

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, obyek atau isue (Azwar, 2003 ). Sikap adalah pandangan-pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek (Purwanto,
1999). Pengukuran variabel sikap ibu hamil didasarkan pada skala ordinal. Skala
ordinal dinilai dari 10 buah pertanyaan. Setiap sikap yang bernilai positif akan diberi
skor (2-4) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0-1). Jumlah skor maksimal
adalah 40, kemudian skor diakumulasikan menjadi 2 kategori, yaitu :

1 Baik : 21-40
2. Kurang Baik : 0-20
3.Perilaku
Pengukuran variabel tindakan ibu hamil didasarkan pada skala ordinal. Skala ordinal
dinilai dari 6 buah pertanyaan. Setiap tindakan yang bernilai positif akan diberi skor
(1) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0). Jumlah skor maksimal adalah 6,
kemudian skor diakumulasikan menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Baik : 4-6
3. Kurang Baik : 0-3

4. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran, bantuan


yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil didalam
lingkungan sosialnya (Friedman, 2010). Dukungan suami merupakan suatu bentuk
wujud dari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat diberikan baik fisik
maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan status
kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik pada
ibu untuk memeriksakan kehamilannya (Eko, 2008).

Pengukuran variabel dukungan suami didasarkan pada skala ordinal. Skala


ordinal dinilai dari 10 buah pertanyaan. Setiap tindakan yang bernilai positif akan
diberi skor (1) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0). Jumlah skor maksimal
adalah 10, kemudian skor diakumulasikan menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Baik : 6-10
3. Kurang Baik : 0-5

H. Hasil Rapid Survey

1. Data Rapid Survey

Telah dilakukan survey mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku

responden terhadap K1 ibu hamil. Penelitian ini dilakukan pada tanggal . Sampel

merupakan ibu hamil yang mengunjungi Puskesmas Lubuk Buaya. Jumlah sampel

penelitian adalah responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner.
Kuesioner mengenai pengetahuan responden tentang ASI eksklusif terdiri dari

10 pertanyaan. Hasil penelitian selanjutnya dikumpulkan dan dilakukan

pengolahan dan analisis.

Tabel 5.1 Distribusi pengetahuan responden tentang K1 Ibu Hamil

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Tinggi 27 90%
Rendah 3 10%
Total 30 100%

Grafik 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


Tentang K1 Ibu Hamil

Persentase Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap K1

Tinggi Rendah

Berdasarkan grafik 5.1 diketahui bahwa 3 responden (10%) memiliki tingkat


pengetahuan yang rendah mengenai cakupan k1 bumil. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
kurangnya informasi yang didapatkan oleh ibu hamil.
Hasil analisis data dari jawaban responden pada pertanyaan tentang pengetahuan
mengenai K1 memerlihatkan bahwa tingkat pengetahuan bumil yang datang berkunjung ke
Puskesmas Lubuk Buaya cukup baik. Berikut analisis lebih lanjut dari masing-masing
pertanyaan yang diajukan :

Tabel 5.2 Distribusi hasil pertanyaan tentang pengetahuan


mengenai cakupan K1 Ibu Hamil

Persentase Persentase
Jawaban Jawaban
NO Pertanyaan
Benar Salah
(%) (%)
1 Menurut ibu pengertian dari
pemeriksaan kehamilan adalah:

a. Pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan ibu
hamil 100 0
b. Pemeriksaan untuk
mempersiapkan kehamilan
c. Pemeriksaan menjelang
persalinan
d. Pemeriksaan dirumah ibu hamil
2 Sasaran dari pemeriksaan kehamilan
adalah :

a. Menyelamatkan ibu dan bayi


mulai dari kehamilan sampai 100 0
nifas
b. Meningkatkan jumlah ibu hamil
c. Meningkatkan pendapatan bidan
d. Mengurangi jumlah penduduk
3 Ibu hamil yang harus diperiksakan ke
petugas kesehatan adalah :

a. Semua ibu hamil


100 0
b. Ibu hamil resiko tinggi
c. Ibu hamil usia muda (< 20
tahun)
d. Ibu hamil usia tua (> 35 tahun)
4 Kapankah sebaiknya pemeriksaan 87 13
pertama kali dilakukan pada ibu hamil :

a. Sejak terlambat haid 1 bulan


b. Usia kehamilan 3 bulan
c. Pada saat akan melahirkan
d. Usia kehamilan 6 bulan
5 Berapa kalikah minimal pemeriksaan
kehamilan dilakukan :

a. 4 kali 90 10
b. 3 kali
c. 2 kali
d. 1 kali
6 Pada saat usia kehamilan memasuki
trimester 2 (14-28 minggu) berapa
kalikah minimal ibu hamil memeriksakan
kehamilannya :

a. 1 kali 0 100
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali

7 Pada saat usia kehamilan memasuki


trimester 3 (>28 minggu) berapa kalikah
minimal ibu hamil memeriksakan
kehamilannya :
0 100
a. 2 kali
b. 3 kali
c. 1 kali
d. 4 kali
8 Anamnesa yang dilakukan pada ibu
hamil meliputi, kecuali :

a. Pemeriksaan laboratorium
b. Identitas ibu hamil 93 7
c. Riwayat kontrasepsi/KB
d. Kehamilan sebelumnya dan
kehamilan sekarang

9 Tanda dan gejala yang mengancam jiwa


ibu hamil, kecuali :

a. Usia ibu hamil 34 tahun 77 23


b. Perdarahan per vaginam
c. Eklamsi/preeklamsi
d. Anemia berat
10 Yang tidak termasuk tanda dan gejala 13 87
untuk melakukan rujukan adalah :
a. Ibu hamil dengan paritas lebih
dari 3 kali
b. Ibu hamil dengan penyakit asma
c. Ibu hamil terinfeksi HIV
d. Ibu hamil dengan kehamilan
lewat waktu

Tabel 5.3 Distribusi hasil pertanyaan tentang sikap


mengenai cakupan K1 Ibu Hamil

Sikap Jumlah Persentase (%)


Baik 30 100
Buruk 0 0
Total 30 100

Jawaban Responden
Sangat
N Sangat Kurang Tidak Tidak
o Pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju

Apabila saya merasa ada keluhan


1 pada
Kehamilan saya, saya baru
memeriksakannya ke bidan.  0% 0%  23%  77%  0% 
Saya tetap melakukan kunjungan
2
kehamilan meskipun saya sibuk.
 10% 77% 13%  0%  0% 

Bidan menganjurkan saya untuk


melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur dan sesuai jadwal
3
kunjungan, tetapi saya belum bisa
tepat waktu dalam melakukan
kunjungan kehamilan  
0%  64%  23%  13% 0% 
Saya tidak terlalu memperdulikan
4
kondisi kehamilan saya.
 47%  53%  0% 0%  0% 
Agar kehamilan saya aman tanpa
komplikasi, bidan selalu
5
menganjurkan saya untuk
melakukan kunjungan kehamilan  23% 77%  0%  0%  0% 
Dalam kehamilan triwulan III
6 seharusnya saya melakukan
pemeriksaan kehamilan lebih dari
1 kali  0%  100% 0%  0%  0% 
Saya tidak melakukan kunjungan
7 kehamilan karena tidak ada yang
mengingatkan.  0%  0%  0% 100%   0%
Saya tidak melakukan kunjungan
8 kehamilan karena tidak ada yang
mengantar.  0%  23%  0% 77%  0% 
Saya tetap melakukan pemeriksaan
kehamilan meski jarak rumah saya
9
dengan tempat pelayanan
kesehatan jauh.  0%  100% 0%  0%  0% 
Saya terpaksa melakukan
10 pemeriksaan kehamilan karena
dipaksa suami  0% 0%   0%  90% 10% 

Tabel 5.4 Distribusi hasil pertanyaan tentang perilaku


mengenai cakupan K1 Ibu Hamil

Perilaku Jumlah Persentase (%)


Baik 30 100
Buruk 0 0
Total 30 100

Persentase Persentase
N
Pertanyaan Jawaban Jawaban
O
Positif Negatif
1 Apakah ibu hamil sering mengeluh
kesulitan untuk pergi ke puskesmas?
80 20
a. Tidak
b. Ya
2 Apakah jarak tempat tinggal ibu mudah 80 20
dijangkau ke puskesmas?

a. Ya
b. Tidak
3 Bagaimana akses jalan menuju
puskesmas?
100 0
a. Mudah
b. Sulit
4 Berapa lama waktu tempuh yang ibu
butuhkan dari tempat tinggal ibu hamil
ke puskesmas? 77 23
a. Singkat (˂ 15 menit)
b. Lama ( ≥15 menit)
5 Apakah ibu hamil dapat menempuh
perjalanan menuju ke puskesmas?
100 0
a. Dapat
b. Tidak dapat
6 Dengan apa ibu hamil menempuh
perjalanan ke puskesmas?
23 77
a. Dengan alat transportasi sendiri
b. Dengan alat transportasi umum

Tabel 5.4 Distribusi hasil pertanyaan tentang pernyataan dukungan suami terhadap
ibu hamil
Dukungan Jumlah Persentase (%)
Suami
Baik 30 100
Buruk 0 0
Total 30 100

Persentase Persentase
Jawaban Jawaban
NO Pertanyaan
Positif Negatif
(%) (%)
1 Apakah suami anda selalu 100 0
menyediakan waktu dan fasilitas
untuk keperluan pemeriksaan
kehamilan?

a. Ya
b. Tidak
2 Apakah suami anda selalu
mengingatkan tentang perilaku yang
tidak baik dilakukan dalam
kehamilan? 100 35

a. Ya
b. Tidak
3 Apakah suami anda mendukung
kehamilan ibu yang sekarang?
100 36
a. Ya
b. Tidak
4 Apakah suami anda mengikatkan ibu
untuk kontrol minum obat setiap
saat? 70 30
a. Ya
b. Tidak
5 Apakah suami anda mengantar ibu
ke posyandu untuk memeriksakan
kehamilan? 73 27
a. Ya
b. Tidak
6 Suami setiap bulan mengingatkan
Ibu untuk memeriksa kehamilan
87 13
a. Ya
b. Tidak
7 Apakah suami anda memberikan
dukungan biaya untuk memeriksakan
kehamilan 100 0
a. Ya
b. Tidak
8 Apakah suami anda memberikan
dukungan moral untuk
memeriksakan kehamilan 100 0
a. Ya
b. Tidak
9 Apakah suami anda memberikan 73 27
dukungan emosional untuk
memeriksakan kehamilan

a. Ya
b. Tidak
10 Apakah suami anda memberikan
perhatian penuh berupa kerjasama
yang positif untuk memeriksakan
kehamilan 87 13

a. Ya
b. Tidak

2. Kesimpulan Hasil Rapid Suvei

Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan dan juga telah dilakukan

pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa bumil memiliki pengetahuan, sikap,

perilaku yang baik terhadap cakupan K1 bumil serta juga mendapat dukungan

yang baik dari suami.

3. Perencanaan

1. Penyuluhan kepada K1 kepada PUS dan catin mengenai ANC, K1, dan

kehamilan resiko tinggi

2. Pembagian leaflet dan penempelan postur mengenai cakupan K1 bumil

3. Pelaksanaan K1 kepada bumil yang berkunjung

4.

Anda mungkin juga menyukai