Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,
yang juga mempunyai peran sangat strategis sebagai pusat pendidikan keluarga,
persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi mendatang. Serta
merupakan pengejawantahan jati diri. Permasalahan perumahan dan
pemukiman tidak dapat dipandang sebagai permasalahan fungsional dan fisik
semata, tetapi lebih kompleks lagi sebagai permasalahan yang berkaitan dengan
dimensi kehidupan bermasyarakat yang meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi,
teknologi, ekologi maupun politik.
Perbedaan-perbedaan sudut pandang yang ada sesungguhnya bukan untuk
dipertentangkan, tetapi sebagai suatu upaya untuk memperkaya tinjauan agar
dapat lebih memandang persoalan perumahan dan pemukiman secara lebih
holistik. Kesadaran akan adanya keragaman tersebut penting, karena hal
tersebut dapat melahirkan alternatif-alternatif strategi penyelenggaraan di bidang
perumahan dan pemukiman untuk menuju visi yang diinginkan. Kemampuan
pemerintah untuk menyelanggarakan pemenuhan kebutuhan perumahan dan
pemukiman relatif sangat terbatas. Sementara itu, meskipun masalah
perumahan merupakan tanggung jawab bersama, namun kewajiban untuk
pemenuhan kebutuhan rumah tersebut pada hakekatnya merupakan
tanggungjawab individual. Oleh karenanya sumber daya dan potensi masyarakat
perluh ditumbuhkembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan perumahan dan
pemukimannya secara mandiri, dengan diduking oleh upaya pemerintah melalui
penciptaan iklim yang kondusif. Ketidakmampuan masyarakat untuk
mewujudkan perumahannya lebih sering dikarenakan iklim yang ada belum
secara optimal memberikan ruang, kesempatan dan peluang yang memadai bagi
masyarakat untuk mengembangkan kapasitasnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1
1. Menjelaskan apa itu pemukiman?
2. Menjelaskan bagaimana pemukiman yang sehat?
3. Mengetahui syarat sehat perumahan dan lingkungan pemukiman?
4. Bagaimana perbandingan pemukiman di Indonesia dengan Eropa?
5. Apa dampak pemukiman yang kumuh?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian pemukiman
2. Mengetahui bagaimana pemukiman yang sehat
3. Mengetahui syarat sehat perumahan dan lingkungan pemukiman
4. Mengetahui perbandingan pemukiman di Indonesia dengan Eropa
5. Mengetahui dampak pemukiman yang kumuh

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pemukiman
Pemukiman adalah daerah diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan
penghidupan.

Misalnya: kawasan perumahan, kawasan perdagangan, kawasan industri, dll.

B. Pemukiman yang sehat


Pemukiman sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan
pendekatan sosiologis dan teknis. Pengelolaan faktor risiko dan berorientasi
pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan
pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya, serta mencakup unsur
apakah rumah tersebut memiliki penyediaan air minum dan sarana yang
memadai untuk memasak, mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan
kotoran manusia maupun limbah lainnya (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2011). Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian
dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana lingkungan, tempat kerja yang memberi pelayanan dan kesempatan
kerja terbatas yang mendukung prikehidupan dan penghidupan. Suatu
lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk
ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan
terstruktur yang memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan
yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air
limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air
bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.

3
C. Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia,
dan biologik di dalam rumah, lingkungan rumah dan perumahan, sehingga
memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah
ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi
penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat
sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.

Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman yang meliputi persyaratan


lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri
sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar
terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
(sanropie 1992).

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut


Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999
meliputi parameter sebagai berikut :

1. Lokasi
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah
gempa, dan sebagainya;
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah atau bekas tambang;
 Tidak terletak pada derah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti alur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
sebagai berikut ;
 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

4
 Debu dengan diameter kurang dari 10ug maksimum 150ug/m3
 Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
 Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari;
 Kebisingan dan getaran;
 Kebisingan dianjurkan 45 dB A, maksimum 55 dB A
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik

3. Kualitas Tanah Di Daerah Perumahan Dan Pemukiman


 Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
 Kandungan Arsenik (AS) maksimum 100 mg/kg
 Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
 Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

4. Prasarana Dan Sarana Lingkungan


 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vektor penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan
tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak
membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan
harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak
menyilaukan mata;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air
yang memenuhi persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
syarat kesehatan;
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, dan lain
sebagainya;

5
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan
penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
5. Vector penyakit
 Indeks lalat harus memenuhi standar syarat
 Indeks jentik nyamuk dibawah 5%
6. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan, dan kelestarian
alam.
D. Perbandingan Pemukiman di Indonesian Dengan Eropa
Perbandingan situasi dan kondisi pemukiman antara Indonesia dengan Eropa
sangatlah jauh mengingat Indonesia adalah negara berkembang dan Eropa
sendiri merupakan peradaban yang maju, baik itu dipandang dari segi sosial,
budaya maupun ekonominya. Sistem perencanaan pembangunan perumahan
dan pemukiman di Eropa yang disesuaikan dengan perkembangan penduduknya
membuat tatanan bangunan perumahan, pertokoan, perdagangan, perhotelan
maupun perindustrian menjadi teratur dan rapi membuat masyarakat ikut
berperan dan berpartisispasi dalam menjaga lingkungan agar tetap terjaga dan
sehat. Berbeda dengan Indonesia, perencanaan pembangunan perumahan dan
pemukiman tidak sesuai dengan perkembangan penduduk yang semakin
meningkat drastis. Dampaknya, banyak bangunan perumahan dan pemukiman
masyarakat yang tidak teratur bahkan tidak pada tempat yang layak. Wilayah
yang sempit dan penduduk yang terus bertambah membuat pemukiman-
pemukiman di kota-kota maupun pedesaan tampak tidak teratur dengan baik dan
bahkan banyak terdapat perumahan-perumahan yang kumuh. Energi yang
mahal serta terbatas juga merupakan salah satu faktor penyebab pola fikir
masyarakat di Indonesia menjadi semakin sempit akan ide-ide perencanaan dan
pembangunan kawasan pemukiman yang layak dan sehat.

Berikut beberapa perbandingan tatatertib kehidupan di negara-negara Eropa


dengan Indonesia :

6
1. Sampah
Di sepanjang jalan di perkotaan maupun pedesaan di Eropa terlihat bersih
dari sampah bahkan dari dau-daunan meskipun di kawasan tersebut
terdapat beberapa pohon yang rimbun dan besar. Perilaku penduduk di
setiap rumah yang memasukkan sampah kedalam plastik, dan sampah
diletakkan di box sampah depan rumah mereka yang kemudian truk
pengangkut sampah datang mengangkatnya disertai dengan mesin
pembersih sampah.

2. Bangunan
Di setiap kota hampir semua bangunan-bangunannya teratur dan rapi. Di
suatu jalan atau kawasan, tipe bengunan dan luas tanahnya sama. Ada
kawasan pemukiman, ada kawasan pertokoan dan hotel, ada kawasan
pemukiman sekalian konservasi alam. Tata kotanya terrtata rapi, jalan-
jalannya lurus serta amat mudah menemukan suatu alamat.

3. Lalu lintas
Sistem lalu-lintasnya ditata sedemikian rupa, hak asasi manusia serta
keselamatan pengguna jalan dibuat menjadi prioritas. Karena itu setiap
jalan pasti ditata sarana pejalan kaki dan pengendara sepeda/sepeda
motor, selanjutnya jalan yang dapat dilalui bus/mobil. Sehingga adalah
biasa orang melakukan jalan kaki kalau tujuan yang ditempuh hanya du
kilometer, kalau lebih dari dua kilometer ditempuh dengan sepeda atau
bus. Sedikit orang pengguna mobil pribadi, walaupun mungkin 90%
keluarga penduduk setempat memiliki mobil pribadi.

4. Kesadaran hukum
Tingkah laku sehari-hari masyarakat yang memperlihatkan kesadaran
hukum yang tinggi dapat dikemukakan dari contoh berikut.

Di semua tempat yang tertulis “No Smoking” atau “Thanks For No


Smoking”, pasti tidak ada yang merokok. Tidak pernah ada sampah atau

7
plastik yang terbuang dipinggir jalan, apalagi orang yang buang sampah
dari mobil. Di bus dituliskan dilarang makan, selanjutnya tidak ada orang
yang makan didalam bus. Bangunan rumah yang sudah dikeluarkan ijin
tidak akan ada yang merenovasi jika tidak sesuai ijin, misalnya
menambah atau mengurangi ataupun merubah model bangunan. Semua
pengendara mobil menjalankan mobilnya sesuai dengan marka jalan,
walaupun tidak ada polisi. Misalnya ditulis kecepatan max 60 km.jam,
maka semua orang mematuhinya. Demikian juga kewajiban
menggunakan seatbelt, semua penumpang mobil menggunakan seatbelt.

Dibandingkan dengan sistem dan perencanaan pembangunan perumahan


dan pemukiman yang ada di Indonesia sangatlah jauh dari Eropa. Di
Indonesia hampir disetiap sudut kota maupun pedesaan terdapat sampah
yang berserakan dimana-mana, bangunan rumah yang semrawut, sistem
lalulintas yang semrawut, kesadaran hukum yang rendah, lawenforcement
yang tidak jalan, kekerasan di berbagai provinsi yang pelakunya Ormas,
Polisi dan mengatasnamakan agama serta hidup penuh ketidakpastian.
Ini merupakan perbandingan yang sangat jauh dari Eropa. Dimana
Indonesia masih perlu banyak waktu untuk melakukan perubahan pola
fikir yang sehat agar tercipta situasi dan kondisi yang sehat pula.

E. Dampak Pemukiman yang Kumuh


Perumahan maupun pemukiman yang padat dan tidak teratur akan berdampak
bagi keadaan sosial, ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat. Pemukiman yang
kumuh akan memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan seseorang
maupun kelompok masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa dampak dari
pemukiman yang kumuh :
 Menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan
sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang seperti kejahatan, dan
sumber penyakit sosial lainnya.
 Pemerintah tidak mampu untuk menyediakan permukiman-permukiman
baru karena banyaknya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin

8
mencari pekerjaan dikota sehingga muncullah permukiman yang tidak
sehat.
 Banyaknya warga yang menjadi pengangguran.
 Tanggung jawab terhadap displin lingkungan, norma sosial dan hukum,
kesehatan, solidaritas sosial, tolong menolong, menjadi terabaikan dan
kurang diperhatikan
 Planologi penertiban bangunan sukar dijalankan
 Penyakit menular dan kebakaran sering melanda permukiman ini.

Adapun faktor maupun masalah yang menyebabkan adanya pemukiman kumuh


yaitu :

 Keterbatasan kota dalam menampung perkembangan kota sehingga


timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan
kawasan permukiman berkepadatan tinggi merupakan embrio
permukiman kumuh.
 Mobilitas sosial ekonomi yang stagnan
 Banyaknya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari
pekerjaan dikota
 Kelahiran yang tidak terkendali
 Latar belakang sosial ekonomi-pendidikan yang rendah

Adapun beberapa cara penanggulangan Pemukiman Kumuh di Kota maupun di


pedesaan, sebagai berikut :

1. Program perbaikan kampung yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi


kesehatan lingkungan dan sarana lingkungan yang ada
2. Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh, yang dilakukan dengan
membongkar lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta
menggantinya dengan rumah susun yang memenuhi syarat
3. Masyarakat harus ikut dilibatakan dalam mengatasi permukiman kumuh di
perkotaan maupun dipedesaan

9
4. Mengubah perilaku dan budaya dari masyarakat yang ada dikawasan
pemukiman kumuh.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemukiman adalah daerah diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung prikehidupan dan
penghidupan.Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi
fisik, kimia, dan biologik di dalam rumah, lingkungan rumah dan
perumahan,sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan
yang optimal.

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut


Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999
meliputi parameter mencakup : Lokasi, Kualitas Udara, Kualitas Tanah Di
Daerah Perumahan Dan Pemukiman, Prasarana Dan Sarana Lingkungan,
Vektor Penyakit dan Penghijauan. Sedangkan Masalah yang dialami
pemukiman di Indonesia : Kependudukan, Tataruang dan Pengembangan
wilayah, Pertanahan dan Prasarana, Pembiayaan dan Peranserta Masyarakat.
Eropa yang memiliki 4 musim ini mampu menyesuaikan kondisi kehidupan yang
sehat baik sosial, budaya dan perekonomiannya.

Perbandingan situasi dan kondisi pemukiman antara Indonesia dengan Eropa


sangatlah jauh mengingat Indonesia adalah negara berkembang dan Eropa
sendiri merupakan peradaban yang maju, baik itu dipandang dari segi sosial,
budaya maupun ekonominya.

Dampak Pemukiman yang Kumuh :

10
 Menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan
sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang seperti kejahatan, dan
sumber penyakit sosial lainnya.
 Pemerintah tidak mampu untuk menyediakan permukiman-permukiman
baru karena banyaknya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin
mencari pekerjaan dikota sehingga muncullah permukiman yang tidak
sehat.
 Banyaknya warga yang menjadi pengangguran.
 Tanggung jawab terhadap displin lingkungan, norma sosial dan hukum,
kesehatan, solidaritas sosial, tolong menolong, menjadi terabaikan dan
kurang diperhatikan.
 Wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor.
 Penyakit menular dan kebakaran sering melanda permukiman ini

B. SARAN
Saran penulis pada pembaca yaitu hendaknya memberi masukan dan kritikan
yang bermanfaat bagi penulis mengenai tulisan dan isi materi yang dibahas
dalam makalah ini, agar nanti penulisan makalah selanjutnya akan lebih
diperbaiki dan bisa lebih baik lagi. Semoga materi di atas bisa bermanfaat bagi
kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

Blogspot.com. 2016. Makalah Pemukiman Sehat. Angel Black Heart

http://www.muchtarpakpahan.com/2012/01/ perbandingan-tatatertib-kehidupan-di.htm,
07 Juni 2014
http://firohakuntansib.blogspot.com/2013/03/ dampak-permukiman-kumuh-a.html 07
Juni 2014
http://www.penataanruang.net/taru/Makalah/sekjen_140604.pdf , 07 Juni 2014

12

Anda mungkin juga menyukai