Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FITRIANTI

KELAS : NAUTIKA 7 B

NRP : 360179192

UAS PRAKTEK PENANGANAN MUATAN

Penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal, menyangkut


beberapa aspek antara lain sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengaturan Muatan.
2. Perencanaan Penanganan Muatan
3. Pelaksanakan Pengaturan Muatan Prinsip Penanganan dan Pengaturan
Muatan
Ada 5 (lima) Prinsip Penanganan dan Pengaturan Muatan yaitu :
a. Melindungi Kapal.
b. Melindungi Muatan.
c. Pemanfaatan Ruang muat semaksimal mungkin.
d. Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistimatis.
e. Melindungi ABK dan Buruh.

Persiapan Ruang Muat


Sebelum kapal menerima muatan; seyogianya ruang muat / palka palka,
telah siap untuk `dimuati. Kesiapan ruang muat untuk menerima muatan
ditandai dengan suatu Surat pemyataan yang dibuat oleh Nakhoda bila kapal
di Charter yang dikenal dengan _ Notice Of Readiness " (NOR).
Untuk melaksanakan persiapan ruang mu t maka langkah yang hams
ditempuh adalah meliputi 2 (dua) hal, yaitu Pembersihan Ruang muat dan
Pemeriksaan Ruang muat.

Pembersihan Ruang Muat.


Pembersihan ruang muat adalah menjadi tanggung jawab Mualim-1, oleh
karena itu, maka pelaksanaan pembersihan langsung dibawah pengawasan
Mualim I atau seorang Perwira kapal yang ditugaskan untuk itu. Waktu I jam
di mulai dan selesainya pelaksanaan pembersihan ruang muat hams di
Jurnalkan. Pembersihan ruang muat dilaksanakan dengan Cara sebagai
berikut :
 Mengeluarkan sisa-sisa dan bekas-bekas muatan terdahulu termasuk sisa-
sisa dan bekas-bekas penerapan .
 Menyapu bersih kotoran dan debu-debu ruangan termasuk dinding-
dinding, bila perlu menggunakan serbuk ger gaji untuk membersihkan sisa-
sisa muatan yang melekat, misalnya bekas -bekas minyak dll.
 Membersihkan Got-got dari segala kotoran-kotoran yang dapat
menyumbat saringan dan pipa isapnya.
 Mengumpulkan sisa-sisa muatan terdahulu dan kotoran-kotoran di alas dek
untuk dibuang ke darat pada tempat yang telah disiapkan untuk itu.
 Ruangan yang telah disapu bersih, kemudian dicuci dengan air tawar
untuk menghilangkan debu-debu yang masih melekat.
 Jika ruangan berbau, maka air cucian diberi campuran bahan kimia sedikit
untuk menghilangkan bau yang tidak enak tersebut.
 Air cucian yang tertampung dalam got-got dikuras I dikeringkan, tidak
melalui pipa isap jika air got tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan
pencemaran. o Menjalankan Ventilasi ruang muat agar ruang muat cepat
kering.

Pemeriksaan Muat.
Pemeriksaan ruang muat dilakukan oleh Mualim-I dan jika perlu. dengan
seorang Surveyor. Bagian-bag an yang akan diperiksa menggunakan .daftar
periksa (Check list) yang berisikan keterangan-keterangan bagian yang
diperiksa apakah dalam kondisi : Lengkap, Baik, Cukup, Sedang, Buruk,
Berfungsi, Tidak berfungsi, Tidak ada dll. Adapun bagian-bagian yang
diperiksa antara lain :
1. Ruang muat (Cargo Hold). Apakah Bersih, Kering, Berbau, Basah.
2. Penerapan tetap (Permanent Dunnage). Apakah terpasang pada
tempatnya, lengkap, baik I utuh.
3. Sistem pembuangan (Drainage system) termasuk Saringan (Rose box).
Apakah Bersih, Kering, Daya isap berfungsi baik atau tidak.
4. Penerangan ruang muat. Apakah Instalasi listrik, Bola. lampu dan
perlengkapannya baik dan utuh.
5. Tangga Jalan masuk ke ruang muat. Apakah Terapan, terapan dan
pengangannya balk dan utuh.
6. Alat penemu asap (Smoke detector). Apakah Berfungsi atau tidak dengan
mengetest, dan check di Anjungan.
7. Sistem pemadam kebakaran C02. Apakah Instalasi C02 balk dan aman.
8. Lubang lain orang (Man holes). Apakah Baut lengkap dan baik, kencang
sorta kondisi kedap packingnya.
9. Sistem Peranginan (Ventilation system). Apakah berfungsi, tidak
tersumbat, kawat pengaman balk atau rnsak.
10. Penutup palka (Hatch cover). Apakah kedap air, atau ada kebocoran
perlu pengetesan. Kegiatan pemeriksaan ruang muat yang dilakukan dan di
Jurnalkan.

Berikut ini adalah contoh kerusakan / cacat yang lebih umum yang
mungkin terjadi:

.1 "Fraktur" pada batas kerutan dan sekat kursi, terutama pada pelat rak, pelat
penghancur, dek, dasar bagian dalam, dll.

.2 "Tekuk" pada pelapisan / kerutan, yang menyebabkan kegagalan dan runtuhnya


sekat di bawah tekanan air dalam situasi darurat.

.3 "Peengeroposan/korosi yang berlebihan", khususnya di bagian tengah dan bawah


sekat, yang mungkin terlihat dalam kondisi yang terlihat bagus. Hal ini disebabkan
oleh efek korosif kargo dan lingkungan, khususnya jika struktur tidak dilapisi.
Dalam hal ini perhatian khusus harus diberikan pada bidang-bidang berikut:

.3.1 pelapisan sekat yang berdekatan dengan pelapisan shell;

.3.2 batang sekat yang merupakan bagian dari pengaturan ventilasi, pengisian dan
pembuangan antara tangki bagian atas dan tangki hopper;

.3.3 Pelat sekat dan sambungan las ke pelat rak bangku bawah / atas;
.3.4 sambungan las pelapisan bangku ke pelat rak bangku bawah / atas dan bagian
bawah bagian dalam;

.3.5 cara sambungan las ke tangki bagian atas dan tangki hopper;

.3.6 area di mana lapisan telah rusak dan ada bukti korosi atau pemborosan.
Direkomendasikan bahwa penentuan ketebalan secara acak dilakukan untuk
menentukan tingkat pengurangan; dan

.3.7 struktur lain, misalnya, diafragma di dalam bangku, terutama pada sambungan
las atas dan bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai