Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 1 :

Dwiky Putra Adi Kurniawan (C2A020301)


Rasyid Setyo Nugroho (C2A020302)

Konsep Aqidah dalam Islam

1. Pengertian
a. Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti
ikatan, at tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-
‘ihkaamu yang artinya mengokohkan, dan ar-rabthu buqw-wah yang berarti
mengikat yang kuat.
b. Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
c. Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikatnya, para
rasulnya, dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
d. Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa
(bahasa arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam
lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari padanya.
e. Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut
pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu
keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh prasangka dan tidak dipengaruhi oleh
keragu-raguan.

2. Ruang Lingkup Aqidah


Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara
formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh
sebab itu, sebagian para ulama dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka
mengikuti sistematika rukun iman yaitu: iman kepada Allah, iman kepada malaikat
(termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani seperti jin, iblis, dan setan), iman
kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan rasul Allah, iman kepada hari
akhir. Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan
sistematika sebagai berikut:

1) Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan


ilah (Tuhan, Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah.
2) Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, dan
karamat.
3) Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, dan Roh.
4) Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, dan neraka.

3. Dalil-dalil Aqidah Islam


Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti
ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang
dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah
ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung
beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan.
Berdasarkan firman Allah Swt:
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka.(QS.An-nisaa:80)

Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya
kamu diberi rahmat. (QS.An-Nuur:56)

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS.Ali Imran:31)

4. Aqidah Dalam Islam yang Benar


Aqidah yang benar dan lurus serta terjaimin dari kontaminasi adalah aqidah yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dijalankan oleh para sahabatnya. Aqidah ini
tidak terlalu rumit serta tidak terjebak dengan perdebatan masalah teologis yang
membingungkan. Aqidah ini bisa dicerna dengan mudah oleh para ilmuwan,
filosouf dan rakyat kebanyakan.

Yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah yang diperuntukkan


untuk semua kalangan dan tidak kurang kekuatan ilmiyahnya dari pecahan-
pecahannya yang sering terjebak beradu argumen dengan aliran teologi barat
yang cenderung asyik bermain di wilayah logika semata.

Satu lagi keistimewaaan aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah
aqidah ini mampu menanamkan jiwa dan ruh serta kekuatan luar biasa ke dalam
hati para penganutnya, sehingga mampu mengubah kehidupan miskin dan
terbelakang menjadi peradaban besar dunia yang eksis bukan hanya pada
masalah ukhrawi tetapi juga masalah duniawi.

Anda mungkin juga menyukai