Anda di halaman 1dari 3

VULVITIS

1. Etiologi

 Infeksi
 Bakterial (klamidia, gonokokus)
 Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan
pemakaian antibiotic.
 Protozoa (misalnya virus pamiloma manusia dan virus herpes)
 Zat atau benda yang bersifat iritatif
 Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks, dan spons.
 Sabun cuci dan pelembut pakaian
 Deodoran
 Pembilas vagina
 Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap
keringat
 Tinja
 Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
 Terapi penyinaran
 Obat-obatan
 Perubahan hormonal

2. Epidemiologi

Pernah disebutkan bahwa 50% wanita yang aktif seksual pernah terkena infeksi Gardnerella
vaginalis, tetapi hanya sedikit yang menimbulkan gejala. Sekitar 50% ditemukan pada pemakai
IUD dan 86% ditemukan bersama dengan infeksi Trichomonas. Bacterial vaginosis terjadi pada
sepertiga wanita di Amerika Serikat, yaitu sekitar 21 juta wanita.

3. Gejala Klinik

Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan
abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan
warnanya bermacam-macam. Misalnya bias seperti keju, atau kuning kehijauan atau
kemerahan.
 Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu
atau keruh kekuningan dan berbau amis.
 Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakan pada
vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental
seperti keju.
 Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih,
hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap serta rasa gatal sangat
hebat.

4. Pemeriksaan fisik

 Keputihan
 Retak kulit pada kulit vulva
 Kemerahan dan pembengkakan pada vulva dan labia (bibir vagina)
 Lecet pada vulva
 Bersisikan, terdapat patch keputihan tebal di vulva

5. Pemeriksaan penunjang

 Pengukuran pH
Penentuan pH dengan kertas indicator
Hasil pengukuran pH cairan vagina antara lain:
 Pada pH vagina 6.8-8.5 sering disebabkan oleh Gonokokus
 Pada pH vagina 5.0-6.5 sering disebabkan oleh Gardanarella vaginalis
 Pada pH vagina 4.0-6.8 sering disebabkan candida albican
 Pada pH vagina 4.0-7.5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup
spesifik

 Penilaian sedian basah

Penilaian diambil untuk pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10% dan
garam fisiologis. Cairan dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes
larutan NaCl 0.9% diatas objek glass dan sampel kedua dilarutkan dalam KOH 10 %.
Penutup objek glass ditutup dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop.

 Pewarnaan Gram

 Neisseria Gonorhoea memberikan gambaran adanya gonokokus intra dan


ekstraseluler.
 Gardnerella vaginalis memberikan gambaran batang-batang berukuran kecil
gram negative.

 Pemeriksaan serologis

Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi HPV dengan pemeriksaan


ELISA.

Anda mungkin juga menyukai