Abstrak
Pengobatan tradisional adalah warisan budaya bangsa. Setiap suku bangsa pasti
mempunyai cara-cara untuk menolong atau menyembuhkan penderita dari penyakitnya, seperti
penggunaan tanaman obat, benda-benda berkhasiat, dan upacara ritual. Salah satu cabang ilmu di
Perguruan Seruling Dewata yang mendalami ilmu pengobatan ialah Walian Sakti. Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Walian Sakti
Pengobatan Bali Kuno Berdasarkan Kitab Kalimosadha Di Perguruan Seruling Dewata
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali”. Apa landasan filosofi pengobatan Walian Sakti Berdasarkan
Kitab Kalimosadha Di Perguruan Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi Bali?
Bagaimana prinsip dasar Pengobatan Walian Sakti berdasarkan atas Kitab Kalimosadha Di
Perguruan Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi Bali? Bagaimana prosedur Pengobatan
Walian Sakti berdasarkan atas Kitab Kalimosadha di Perguruan Seruling Dewata Kabupaten
Tabanan Provinsi Bali? Bagaimana kendala yang ditemukan dalam Pengobatan Walian Sakti
berdasarkan atas Kitab Kalimosadha di Perguruan Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi
Bali?
Kesimpulan : 1. landasan filosofi pengobatan Walian Sakti Berdasarkan Kitab
Kalimosadha Di Perguruan Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi Bali adalah harus
melinggihkan taksu walian supaya pengobatannya menjadi sidhi. 2. Prinsip dasar Pengobatan
Walian Sakti berdasarkan atas Kitab Kalimosadha Di Perguruan Seruling Dewata Kabupaten
Tabanan Provinsi Bali adalah mengembalikan kesehatan seseorang seperti saat sehat. 3. Prosedur
Pengobatan Walian Sakti berdasarkan atas Kitab Kalimosadha di Perguruan Seruling Dewata
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali adalah diawali dengan diagnosa, setelah itu kemudian
dilakukan teknik pengobatan yang paling cocok untuk penyakit tersebut. Apabila semua teknik
pengobatan tidak berhasil, maka digunakan teknik pamungkas yaitu siwambhu premana.
Kata Kunci : Walian sakti, Kalimosadha, Balian
Abstract
Traditional medicine is a cultural heritage of the nation. Every ethnic group must have
ways to help or heal sufferers from their diseases, such as the use of medicinal plants, useful
objects, and ritual ceremonies. One of the branches of science at Seruling Dewata College that
studies medicine is Walian Sakti. Based on the above background, the author is interested in
conducting a research entitled "Walian Sakti Ancient Balinese Medicine Based on the
Kalimosadha Book at the Seruling Dewata College, Tabanan Regency, Bali Province". What is
the foundation of the Walian Sakti medical philosophy based on the Kalimosadha Book at the
Seruling Dewata College, Tabanan Regency, Bali Province? What are the basic principles of
Walian Sakti Medicine based on the Kalimosadha Book at the Seruling Dewata College,
Tabanan Regency, Bali Province? How is the Walian Sakti Treatment procedure based on the
Kalimosadha Book at the Seruling Dewata College, Tabanan Regency, Bali Province? How are
the obstacles found in the Walian Sakti Medicine based on the Kalimosadha Book at the Seruling
Dewata College, Tabanan Regency, Bali Province?
Conclusion: 1. The basic philosophy of Walian Sakti treatment based on the
Kalimosadha Book at Seruling Dewata College, Tabanan Regency, Bali Province is that you
have to remove taksu walian so that the treatment becomes sidhi. 2. The basic principle of
Walian Sakti Medicine based on the Kalimosadha Book at the Seruling Dewata College,
Tabanan Regency, Bali Province is to restore one's health to the way it was when it was healthy.
3. The Walian Sakti Medical Procedure based on the Kalimosadha Book at Seruling Dewata
College, Tabanan Regency, Bali Province is preceded by a diagnosis, after which the most
suitable treatment technique is carried out for the disease. If all treatment techniques are
unsuccessful, then the ultimate technique is used, namely siwambhu premana.
Keywords: Walian sakti, Kalimosadha, Balian
1. PENDAHULUAN
Pengobatan tradisional adalah warisan budaya bangsa. Setiap suku bangsa pasti
mempunyai cara-cara untuk menolong atau menyembuhkan penderita dari penyakitnya, seperti
penggunaan tanaman obat, benda-benda berkhasiat, dan upacara ritual. Kebiasaan itu dapat
dalam bentuk ingatan atau tertulis yang diwariskan secara turun-temurun.
Di antara cara-cara yang ada itu maka penggunaan obat dari bahan tanaman sangat
populer di setiap suku bangsa Indonesia, termasuk di Bali (Hal. 1 buku Usada Taru Pramana,
karya Dra. Sri Jumaidah, M.Hum). Hal itu dapat ditelusuri dalam media ilmiah, yaitu jurnal atau
dalam bentuk lontar usada Bali. Nala (1995), telah mempublikasikan Usada Bali yang
merupakan sistem pengobatan tradisional Bali. Pada tahun 2002 tentang Usada Kencing Manis.
Dalam rangka mempopulerkan pengobatan tradisional Bali serta pengembangan dalam rangka
menuju ke fitofarmaka, maka beberapa lontar usada Bali telah dijadikan fokus kajian.
Pemerintah daerah Bali telah pula menunjukkan kepeduliannya, dengan mensejajarkan profesi
balian atau pengobat tradisional dengan dokter yang merupakan pengobat modern dan diberikan
ruang praktik di rumah sakit.
Perlu dilakukannya suatu pengkajian lebih mendalam untuk menyamakan persepsi dari
apa yang tersurat dalam lontar usadha tersebut, karena setiap balian pasti memiliki guru yang
mengajarkan dimana dalam berguru ada tradisi parampara atau guru berguru seperti teknik
pengobatan yang di pergunakan dalam Perguruan Seruling Dewata pasti berbeda tekniknya bila
dibandingkan dengan teknik pengobatan di Perguruan Lainnya. Dalam beberapa buku referensi
yang memuat tanaman obat di Indonesia, banyak tanaman obat tidak disebutkan nama Balinya
sehingga seolah-olah tumbuhannya tidak ada di Bali. Padahal penggunaan tanaman sebagai
bahan obat, sudah dikenal di Bali sejak dahulu kala. Tanaman yang digunakan sebagai bahan
obat ternyata juga sebagai bahan makanan pokok. (Adiputra,1999: 15-16), telah melaporkan
beberapa tanaman obat yang digunakan sebagai bahan makanan pokok, sayur-mayur, makanan
tambahan dan sebagai bumbu.
Karena semakin banyaknya penderita penyakit virus corona yang terus bertambah hingga
saat ini, bahkan mempengaruhi segala aspek yang terjadi di Dunia ini sehingga manusia menjadi
lebih waspada dan higienis dalam melaksanakan sesuatu dan belum ditemukannya obat/vaksin
untuk menangkal virus ini. Maka penulis menawarkan pengobatan alternatif yang terbukti sejak
zaman dahulu mampu mengobati segala macam penyakit dengan berbagai metode yang terdapat
di Kitab Kalimosadha. Berbagai aspek pemakaian tanaman, hewan, kekuatan batin, kekuatan
jiwa dan mustika sebagai obat, yang didasarkan atas deskripsi di dalam lontar usada Bali.
Penelitian ini memakai subjek tanaman, hewan, kekuatan batin, kekuatan jiwa dan mustika yang
dipakai obat. Sumber informasinya diperoleh dari lontar kalimosadha sehingga mampu untuk
diwariskan sebagai kearifan lokal yang tidak ternilai harganya.
Kelemahan dan kendala yang dihadapi oleh pengobatan tradisional yaitu : 1. Sulitnya
memperoleh izin resmi obat-obatan yang tidak diuji oleh balai pengawasan obat dan makanan. 2.
Jenjang profesi yang kurang menarik, dalam segi profesi seorang dokter memiliki pemasukan
yang lebih tinggi daripada seorang balian karena sudah ada standar tarif dalam pembiayaan
pengobatan. 3. Sistematika pendidikan yang kurang berkualitas, dimana dalam pembelajaran
untuk menjadi balian, memiliki standar yang berbeda-beda. Ada yang hanya belajar lewat lontar
warisan leluhur, ada yang mendapatkan taksu atau anugerah dari betare. Serta pembelajaran yang
tidak berurutan berbeda dengan pendidikan kesehatan modern yang lebih terstruktur dan rapi.
Pengobatan tradisional juga agak sulit diilmiahkan karena lebih banyak menggunakan unsur
magis atau kekuatan supranatural.
Kekuatan dan peluang pengobatan tradisional bali kuno yaitu : 1. Ilmu ini termasuk ilmu
langka, karena sangat sedikit yang mempelajarinya. 2. Merupakan pilihan alternatif apabila
pengobatan medis tidak berhasil, terkadang mampu diobati dengan pengobatan alternatif. 3.
Merupakan warisan leluhur yang harus diwariskan secara turun temurun agar tidak punah dan
merupakan kearifan lokal yang dimiliki suku bali. 4. Biaya pengobatan biasanya lebih murah
dibandingkan dengan pengobatan modern.
Salah satu cabang ilmu di Perguruan Seruling Dewata yang mendalami ilmu pengobatan
ialah Walian Sakti. Dewasa ini pengobatan tradisional semakin populer, bahkan sudah menjadi
gaya hidup modern, serta menjadi program studi di Perguruan tinggi Agama Hindu yaitu
Ayurveda. Disamping itu penelitian ini merupakan hal yang baru, yang bersumber dari Serat
Jamus Kalimosadha yang dimiliki oleh Prabu Puntadewa atau Yudistira yang dikeramatkan di
Kerajaaan Amerta.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Walian Sakti Pengobatan Bali Kuno Berdasarkan Kitab Kalimosadha Di Perguruan
Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi Bali”
2. Pembahasan
2.1 Keilmuan Cabang Walian Sakti
Cabang Walian Sakti merupakan cabang ilmu yang khusus mempelajari ilmu pengobatan
alternatif tradisional Bali kuno. Sumber yang dijadikan dasar materi yang harus dipelajari oleh
peserta Walian Sakti antar lain : pitutur luhur Watukaru yang berkaitan dengan pengobatan
tradisional Bali kuno antara lain : Pitutur Luhur Watukaru tentang Kalimasadha (Ka-lima-
Usadha) yang artinya 5 macam suber pengobatan Bali Kuno antara lain : 1) Taru Premana
(Pengobatan tentang tumbuh-tumbuhan), 2 ) Sato Premana (Pengobatan dengan menggunakan
sarana binatang), 3) Mustika Premana (Pengobatan dengan menggunakan sarana benda mustika
berkekuatan gaib), 4) Bayu Premana (Pengobatan dengan tenaga dalam seperti sigar
sumangka/pijat refleksi, pantog rah/ totok darah, pacek wesi/tusuk jarum), 5) Jiwa Premana
(pengobatan menggunakan tenaga bathiin). Sumber lain dari pengobatan Bali kuno adalah pitutur
luhur Watukaru tentang usadha, dalam pitutur luhur Watukaru yang dimaksudkan dengan
Usadha adalah catatan para Balian selama hidupnya manakala menemukan ketimpangan antara
teori yang diajarkan oleh nabe (gurunya) dengan kenyataan, sehingga sang balian, lebih berhasil
menyembuhkan dengan pengalaman barunya. Contoh misalnya seorang Balian praktek
mengobati di suatu daerah di daerah itu banyak penderita penyakit mata, balian ini sering
menemukan banyak penyipangan antara teori dan kenyataan. Dengan teori yang ada ternyata
banyak mengalami kegagalan dalam menyembuhkan pasien, sehingga memaksa sang balian
melakukan terobosan beru mengobati dengan berbagai percobaannya sendiri sehingga akhirnya
menemukan obat yang lebih tepat dan lebih manjur dari teori yang diterima sebelumnya dari
sang nabe. Catatan Balian dalam mengobati penyakit mata selama hidupnya ini dikemudian hari
dikenal dengan usadha netra.. Di Pasraman Seruling Dewata ada sekitar 108 usadha yang
dijadikan sebagai sumber ilmu pengobatan Bali Kuno Walian sakti diantaranya : usada mala,
usada netra, usada sasah bebai, usadha tiwang, usada tiwas punggung, usadha tetenger beling,
usadha buduh, usada edan, usadha upas dan sebagaiya. Selanjutnya ada 2 sumber lain dari
Pengobatan Bali Kuno Walian Sakti yaitu pitutur luhur Watukaru tentang pengobatan khusus
yang disebut pengobatan pingit antara lain : pengobatan tumbal seseorang yang menguasai ilmu
pengobatan tumbal, berbagai pnyakit berat yang tidak mampu disembuhkan dengan pengobatan
biasa bisa diembuhkan dengan pengobatan tumbal, pengobatan model ini dapat dijelaskan seperti
berikut, seorang dengan menempelkan tapak tangan ditubuh penderita atau pasien dan dengan
cara istimewa sang balian menyerap penyakit pasien sehingga penyakit pasien pindah ke tubuh
balian dan saat itu juga pasien menjadi sembuh seperti sediakala, selanjutnya penyakit yang
diserap balian diobati sendiri olah sang balian, kalua gagal terpaksa penyakit itu dioper atau
s/d…Walian madya tingkat telor. Siwambudhara (air kencing siwa) dalam siwambhudara ada
penjelasan bahwasanya apabila seseorang menderita penyakit besar dan telah menempuh
berbagai upaya pengobatan dari berbagai penyembuh (balian) dan ternyata tidak kunjugng
sembuh, sehingga penderita berada diujung keputusasaan maka, pada saat itu berpalinglah pada
siwambhudara. Dalam prosese pengobatan siwambhudara, harus bersih melalui upawasa (puasa),
lalu malam hari ngelinggihan Dewa Siwa dalam diri, dan besoknya air kencing kita sendiri
dianggap sebagai air kencing Dewa Siwa yang penuh kemujizatan, makanya pengobatan ini
disebut siwambuhdara
Selanjutnya semua sumber keilmuan pengobatan Bali Kuno Walian Sakti ini disusun
dalam kurikulum walian sakti menjadi 82 tignkatan antara lain : walian muda bertingkat (XVIII)
Di tingkat III). Walian budayanya : 1) Calon Walian, (2) tingkat II Walian Muda ( Walian muda
tingkat) 1….S,d…. walian madya tingkat XVIII) 4) tingkat Walian utama walian Utama Tingkat
1….s/d, walian utama tingkat 1XVIII,5) tingkat Walian prana bhisara (pemberi hidup) (Walian
prana bisara (pemberi hidup) (Walian prana bhisara tingkat 1………..s/d…….. Walian prana
bhisara tingkat XXVIII
2.3 Prinsip dasar pengobatan Walian Sakti berdasarkan atas Kitab Kalimosadha Di
Perguruan Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi Bali.
Menurut wawancara yang dilakukan pada hari minggu 13 September 2020 oleh Sesepuh
generasi ke 9 Perguruan Seruling Dewata yaitu Ki Nantra Dewata menyatakan bahwa prinsip
dasar Pengobatan Walian Sakti yaitu mengembalikan keadaan pasien yang sakit kembali seperti
saat sehat. Dengan menggunakan 5 macam teknik pengobatan yaitu ; teknik pengobatan dengan
sarana tumbuh-tumbuhan (taru pramana), teknik pengobatan dengan sarana hewan (sato
pramana), pengobatan dengan sarana mustika (mustika pramana), teknik pengobatan dengan
tenaga batin (jiwa pramana) dan teknik pengobatan dengan tenaga dalam (bayu pramana). Jika
dengan semua metode itu tidak berhasil maka akan digunakan teknik pamungkas yaitu
pengobatan dengan air kencing sendiri (siwambhudara).
3.1 Simpulan
landasan filosofi pengobatan Walian Sakti Berdasarkan Kitab Kalimosadha Di Perguruan
Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi Bali adalah harus melinggihkan taksu walian
supaya pengobatannya menjadi sidhi karena itu merupakan kekuatan spiritual seorang
walian/penghusada (penyembuh). Prinsip dasar Pengobatan Walian Sakti berdasarkan atas Kitab
Kalimosadha Di Perguruan Seruling Dewata Kabupaten Tabanan Provinsi Bali adalah
mengembalikan kesehatan seseorang seperti saat sehat. Prosedur Pengobatan Walian Sakti
berdasarkan atas Kitab Kalimosadha di Perguruan Seruling Dewata Kabupaten Tabanan
Provinsi Bali adalah diawali dengan diagnosa, setelah itu kemudian dilakukan teknik pengobatan
yang paling cocok untuk penyakit tersebut. Apabila semua teknik pengobatan tidak berhasil,
maka digunakan teknik pamungkas yaitu siwambhu premana. Kendala yang ditemukan dalam
Pengobatan Walian Sakti berdasarkan atas Kitab Kalimosadha di Perguruan Seruling Dewata
Kabupaten Tabanan Provinsi Bali yaitu : (1) Orang lebih mengutamakan pengobatan modern
daripada pengobatan alternatif, (2) Kurangnya minat masyarakat mempelajari pengobatan walian
sakti berdasarkan kitab kalimosadha di Perguruan Seruling Dewata (3) Kesejahteraan para
Balian yang kurang, yang mematok tarif seikhlasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 2002, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara
Anonim, 2003, Pendidikan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta : Badan
Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Ayubi dan Ervina, 2018. Peran Kepercayaan Terhadap Penggunaan Pengobatan Tradisional
Pada Penderita Hipertensi di Kota Bengkulu. Jakarta : Universitas Indonesia
Bungin, Burhan, 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Jumaidah, Sri. 2009. Usada Taru Pramana Terlengkap dan Terindah. Denpasar : Yayasan
Dharma Pura.
Kaelan, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta : Paradigma.
Nala, Ngurah. 1992. Usada Bali. Denpasar : PT Upada Sastra
Tim Penyusun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram. 2016. Dharma
Usadha, Kuranta Bolong Klimosadha, Sang Hyang Klimosadha. Mataram : Sekolah
Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram.
Nantra, I Ketut. 2007. Yometir. Denpasar : Gramedia.
Nantra, I Ketut 2008, Serial Walian Sakti Meditasi Kesehatan Jiwa Premana 1. Surabaya :
Paramita.
Nantra, I Ketut. 2009. Serial Walian Sakti Meditasi Kesehatan Jiwa Premana 2. Surabaya :
Paramita
Redana, Made, 2006. Panduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal Riset. Denpasar :
IHDN.
Subagyo, Joko, 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Subama, M dan Sudrajat, M. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sujana, Nana dan Ibrahim, 2001. Penelitian dan penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
Suprayogo, imam dan tabroni, 2001. Metologi Penelitian Social Agama. Banung : Pt. Remaja
Rosdakarya.
___________, 2008. Pedoman Tesis. Denpasar- Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma
Negeri Denpasar.
Usman, Husaini dan actor Setiadi,. Purnma, 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi
Aksara. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi Aksara
Zain, Badudu, 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Sumber internet :
Http://id.wikipedia.org. diunduh pada tanggal 27 februari 2020