Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

Disusun Oleh :

1. AYU LESTARI 20181014401008


2. INDAH ASTARI W 20181014401032
3. NEFA PRAZASTI 20181014401053
4. RESTI PRANITA 20181014401073
5. RINDA NABELA SARI 20181014401078
6. TARI AFRIMA ADHA 20181014401096
7. TRIA DINDA GESTRI 20181014401099

AKADEMI KEPERAWATAN
BINA INSANI SAKTI
SUNGAI PENUH

1
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

I. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan
jiwa adalah  gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu
masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJD Provinsi Jambi
khususnya Ruang Arimbi sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh
karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

II. Landasan Teori


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan
berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi
dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I              : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II             : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

2
3. Sesi III           : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Sesi IV           : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
5. Sesi V             : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

III.Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.

2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

IV. Sesi yang digunakan      


1. Sesi II               : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

V. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
c. Klien yang kooperatif

2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

3
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok

VI. Kriteria Hasil


1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.

2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.

4
VII. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini

VIII. Pengorgnisasian
SESI II
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 10 April 2021
b. Waktu : Pkl. 07.30 – 08.00   WIB s.d selesai (sesi I)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Terapi kelompok (10 menit)
Penutup (5 menit)
d. Tempat : Ruang Arimbi
e. Jumlah klien : 6 orang

2. Tim Terapi
a. Leader Sesi II : Tari Afrima Adha
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok

5
3) Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi II : Rinda Nabela Sari


Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi II : Indah Astari Wiranti


Resti Franita
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok

d. Fasilitator Sesi II : Ayu Lestari


Nefa Prazasti
Tria Dinda Gestri
Uraian tugas            :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

3. Metode dan Media


a. Metode
1) Diskusi

6
2) Bermain
b. Media
1) Speaker
2) Handphone

IX. Proses Pelaksanaan


Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini
2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi,
waktu, situasi dan perasaan

c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol
halusinasi dengan  cara menghardik
2) Menjelaskan aturan main

7
a. Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada leader
b. Lama kegiatan 20 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai
semua pasien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi pada saat halusinasi muncul
d. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu:
Tutup mata,tutup telinga”Pergi, pergi jangan ganggu saya, kamu
suara palsu...”
e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardik halusinasi
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan setiap klien memperagakan menghardik halusinasi

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan
harian klien
c. Kontrak yang akan datang

8
1) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya yaitu cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan bercakap-cakap dengan orang lain
2) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
berikutnya

C. Dokumentasi
1. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara
menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika
halusinasi muncul.

X. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan :
: Leader : Fasilitator

: Co Leader : Klien

: Observer

Anda mungkin juga menyukai