Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
Disusun Oleh:
ISASIH JIYESTHI EKIGANIARTI
NIM : 2018.01.0004
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Ruangan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa
disebut glukoneogenesis.
2. Protein
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan
menggnati jaringan tubuh, setiap 1 gram protein menghasilkan 4
kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam
amino disimpan dalam jaringan berbentuk enzim dan hormon.
Asam amino essensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi
harus didapat dalam makanan.
3. Lemak
Lemak merupakan energi sangat besar, satu gram lemak akan
menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemah yang dapat membeku
yang suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut tersendiri atas
trighserida dan asam lemak. Proses terbentuknya lemak disebut
lipogenesis.
4. Vitamin
Proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi
sederhana. Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem
transportasi aktif yang membawa lemak ke seluruh tubuh. Sedang
vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi
mekanisme transport aktif
Jenis Vitamin Fungsi
Vitamin A Membantu dalam pertumbuhan sel tubuh,
penglihatan, rambut kulit yang sehat,
integritas membran epitel, mencegah
xerophtaimia
Vitamin B 1 Metabolisme karbohidrat, membantu
(Thiamin) kelancaran sistem persyarafan mencegah
beri-beri
Vitamin B 2 Membantu dalam pembentukan enzim,
(Ribofalvin) pertumbuhan, membantu adaptasi cahaya
dalam mata
Vitamin B 3 Metabolisme karbohidrat, lemak dan
Jenis Vitamin Fungsi
(Niasin) protein, komponen enzim, mencegah
menurunnya nafsu makan
Vitamin B 6 Membantu kesehatna gusi dan gigi,
(Piridoksin) pembentukan sel darah merah, metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein
5. Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan, mineral diserap dengan
mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun
transport aktif. Mekanisme transport aktif terjadi jika kebutuhan
tubuh meningkat atau diet yang rendah kadar mineralnya.
Mekanisme transport aktif ini diatur oleh hormon.
6. Air
Air merupakan zat gizi yang paling mendasar. Tubuh manusia
terdiri atas kira-kira 50 – 70%. Asupan air secara teratur sangat
penting dibandingkan asupan nutrisi lain. (Tarwoto Wartonah,
2003; 27 – 32)
3. Fungsi zat gizi atau nutrisi
1. Menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan
sel-sel dalam tubuh.
3. Sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh.
(Tarwono Wartonah, 2003; 22)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi, dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan, sehingga dapat terjadi
kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaurhi status gizi.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gas,
penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang sedikit
karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi.
(Musrifatul Uliyah, 2006; 35)
5. Gangguan atau masalah yang berhubungan dengan nutrisi
1. Obesitas
Merupakan peningkatan BB yang melebihi 20% batas normal BB
seseorang. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan asupan kalori
dari kebutuhan normal dan diiringi dengan penurunan penggunaan
kalori (kurang aktifitas fisik), status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme, karena adanya kelebihan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.
2. Malnutrisi
Merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya
adalah BB rendah meskipun asupan makanannya cukup atau
kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi. Kulit pucat, konjungtiva dll.
(Musrifatul Uliyah, 2006; 35)
6. Tindakan untuk mengatasi masalah nutrisi
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Merupakan tindakan yang dilakukan jika pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri. Tindakan
yang dilakukan adalah dengan cara membantu memberikan makan
atau nutrisi melalui oral. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pasien.
2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung
Merupakan tindakan yang dilakukanp ada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi seara oral dengan cara
memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga.
Tujuannya adlaah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
(Musrifatul Uliyah, 2006; 36 – 37)
BAB II
TINJAUAN KASUS
Tanggal MRS : 19 Agustus 2019 Jam :11.45 WIB
Tanggal pengkajian : 19 Agustus 2019 Jam : 12.00 WIB
No. Registrasi : 019819
Ruang : Rawat Inap Dewasa
Diagnosa : Gastroenteritis Akut dengan masalah gangguan kebutuhan
nutrisi
Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama pasien : Ny. S
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Budug Rt 05 Rw 02
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Saat pengkajian
Pasien mengatakan setelah masuk ke ruang rawat inap
dipuskesmas dan mendapatkan tindakan
pasien sudah tidak BAB cair lagi.
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut hitam, lurus.
Mata : Simewtris, sklera putih, konjungtiva pucat,
tidak ada strabismus.
Hidung : Bersih,simetris,tidak ada lesi, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada peradangan
gusi , tidak ada labioschizis, tidak ada
caries, tidak ada palatoskizis.
Telinga : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada kelainan
tulang, tidak ada kelainan pendengaran.
Leher : Bersih, tidak ada lesi.
Axilla : Simetris, tidak ada pembesaran limfe, tidak
ada lesi.
Dada : Tidak ada lesi, bentuk dada simetris.
Abdomen : Tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi dan
simetris.
Punggung : Tidak lordosis, tidak ada lesi.
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan genetalia.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tidak
polidaktil, tidak sindaktil, tidak
brakhidaktil, terpasang cairan infus RL 20
tetes/menitdi tangan kiri.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tidak
polidaktil, tidak brakhidaktil.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Mata : Tidak ada oedem lesi, tidak ada benjolan.
Hidung : Tidak ada benjolan simetris.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
dada : Tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Ekstremitas : Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing.
Abdomen : Bising usus kurang lebih40x/menit.
d. Perkusi
Ekstremitas bawah : Reflek patella +/+.
Abdomen : kembung
PEMERISKAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
HASI HASI
PEMERIKSAAN L NILAI NORMAL PEMERIKSAAN L NILAI NORMAL
HEMATOLOGI KIMIA KLINIK
DARAH
LENGKAP Glukosadarahpuasa 70-100 mg/dl
Hemoglobin 11,5-16,5 g/dl Glukosadarah 2 jpp <140 mg/dl
L:2-13mm/jam P:2-
LED 20mm/jam Glukosadarahacak <180 mg/dl
Hematrokit 35-55 %
Eritrosit 3,5-5,5 jt/cmm PROFIL LIPID
Lekosit 3.500-10.000/cmm Cholesterol Total <200 mg/dl
Diffcount : Trigliserida <200 mg/dl
Eosinofil 1-3 %
LFT (LIVER
Basofil 0-1% FUNTION TES)
N. stab 3,50% SGOT 31-35 U/l
N. segmen 35-80% SGOT 31-41 U/I
Limphosit 15-50%
RFT (RENAL
Monosit 2-15% FUNTION TES)
Trombosit 100000-400000/cmm Ureum 20-35 mg/dl
L:0,7-1,3 P:0,6-1,1
Creatinin mg/dl
FAAL L:3,5-7,2 P:2,6-6,0
HEMOSTASIS Uric Acid mg/dl
Waktuperdarahan 1-6 menit
Waktupembekuan 6-15 menit IMSER
Golongandarah
ABO Teswidal Negatif
Titer O Negatif
Malaria Titer H Negatif
Titer PA Negatif
URINE
LENGKAP Titer PB Negatif
PH 6 4,6-8,0 HIV Negatif
Beratjenis 1,02 1,010-1,020 HBS-Ag Negatif
Protein Siphylis Negatif
Reduksi
Bilirubin MIKROBIOLOGI
Urobilin Prep. Gram
Keton Prep. Go
Nitrit Prep. BTA sputum
Sedimen Sewaktu
Eritrosit 0-1 0 - 1 /lp pagi
Lekosit 1–2 0 - 2 /lp sewaktu
Epithel 2-3 0 - 2/lp pep.BTAkusta
Kristal Prep. Candida
Lain-lain
TES
KEHAMILAN
Plano tes
TERAPI tanggal 19 Agustus 2019
1.Memberikan infus RL 20 TPM.
2.Injeksi Ranitidin 2x1 ampul/IV
3. Injeksi Ampicilin 3x1 gr/IV skintes
4. Obat Attapulgit 3x1 tab K/P
5. Obat Zinc 1x20mg
6. Domperidone 3x1tab K/P
LABORATORIUM
HASI
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL PEMERIKSAAN L NILAI NORMAL
HEMATOLOGI KIMIA KLINIK
DARAH Glukosadarahpuas
LENGKAP a 70-100 mg/dl
Glukosadarah 2
Hemoglobin 11,1 11,5-16,5 g/dl jpp <140 mg/dl
L:2-13mm/jam P:2-
LED 20mm/jam Glukosadarahacak <180 mg/dl
Hematrokit 35-55 %
Eritrosit 3,5-5,5 jt/cmm PROFIL LIPID
Lekosit 8.600 3.500-10.000/cmm Cholesterol Total <200 mg/dl
Diffcount : Trigliserida <200 mg/dl
Eosinofil 1-3 %
LFT (LIVER
Basofil 0-1% FUNTION TES)
N. stab 3,50% SGOT 31-35 U/l
N. segmen 35-80% SGOT 31-41 U/I
Limphosit 15-50%
RFT (RENAL
Monosit 2-15% FUNTION TES)
290.00
Trombosit 0 100000-400000/cmm Ureum 20-35 mg/dl
L:0,7-1,3 P:0,6-1,1
Creatinin mg/dl
FAAL L:3,5-7,2 P:2,6-6,0
HEMOSTASIS Uric Acid mg/dl
Waktuperdarahan 1-6 menit
Waktupembekuan 6-15 menit IMSER
Golongandarah
ABO Teswidal Negatif
Titer O Negatif
Malaria Titer H Negatif
Titer PA Negatif
URINE LENGKAP Titer PB Negatif
PH 4,6-8,0 HIV Negatif
Beratjenis 1,010-1,020 HBS-Ag Negatif
Protein Siphylis Negatif
Reduksi
Bilirubin MIKROBIOLOGI
Urobilin Prep. Gram
Keton Prep. Go
Nitrit Prep. BTA sputum
Sedimen Sewaktu
Eritrosit 0-1 0 - 1 /lp pagi
Lekosit 0-2/lp 0 - 2 /lp sewaktu
Epithel 0-2/lp 0 - 2/lp pep.BTAkusta
Kristal Prep. Candida
Lain-lain
TES KEHAMILAN
Plano tes
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi
Mata : Simewtris, sklera putih, konjungtiva pucat,
tidak ada strabismus.
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada peradangan
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan gerak, tidak
polidaktil, tidak sindaktil, tidak
brakhidaktil, terpasang cairan infus RL 20
tetes/menitdi tangan kiri.
Auskultasi
Abdomen : Bising usus kurang lebih40x/menit.
Perkusi
Abdomen : kembung
A : masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan.
P :
- menganjurkan ibu untuk mencuci tangan setelah BAB/BAK dan
sebelum makan.
- Menganjurkan ibu untuk menghundari membeli makanan sembarang
dan memasak air sampai mendidih
- Menganjurkan ibu untuk menghindari mengkonsumsi makanan
seperti,pedas,asam dan bersantan.
- Menganjurkan ibu untuk perbanyak mengkonsumsi buah-buahan
(setelah tidak diare) untuk meningkatkan imunitas
- Melanjutkan terapi sesuai dengan atviksi dokter.