TINJAUAN PUSTAKA
A. Peritonitis
1. Definisi
aseptik pada selaput organ perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis
dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut bagian dalam. Lokasi
peritonitis bisa terlokalisir atau difus dan riwayat akut atau kronik.8
Peritonitis juga menjadi salah satu penyebab tersering dari akut abdomen.
Akut abdomen adalah suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena
masalah bedah dan non bedah. Peritonitis secara umum adalah penyebab
akibat suatu proses dari luar maupun dalam abdomen. Proses dari luar misalnya
karena suatu trauma, sedangkan proses dari dalam misal karena apendisitis
perforasi.8
dengan bakteremia atau sepsis. Kejadian peritonitis akut sering dikaitkan dengan
2. Klasifikasi
5
infeksi melalui darah dan kelenjar getah bening di peritoneum dan sering
infeksi pada peritoneum yang berasal dari traktus gastrointestinal yang merupakan
jenis peritonitis yang paling sering terjadi. Peritonitis tersier merupakan peritonitis
yang disebabkan oleh iritan langsung yang sering terjadi pada pasien
seperti yang berasal dari perforasi apendiks, asam lambung dari perforasi
6
lambung, cairan empedu dari perforasi kandung empedu serta laserasi hepar
akibat trauma. 8
3. Epidemiologi
dunia adalah 5,9 juta kasus. Di Republik Demokrasi Kongo, antara 1 Oktober dan
10 Desember 2004, telah terjadi 615 kasus peritonitis berat (dengan atau tanpa
ditemukan 73% penyebab tersering peritonitis adalah perforasi dan 27% terjadi
pasca operasi. Terdapat 897 pasien peritonitis dari 11.000 pasien yang ada. Angka
orang). 8
Peritonitis dapat mengenai semua umur dan terjadi pada pria dan wanita.
Penyebab peritonitis sekunder yang bersifat akut tersering pada anak-anak adalah
7
distress syndrome, dan sepsis yang dapat menyebabkan syok dan kegagalan
banyak organ. 8
4. Manifestasi Klinis
atau generalisasi ke seluruh perut. Dalam kedua kasus tersebut, nyeri biasanya
viseral yang tidak terlokalisasi dengan baik), dan dapat terlokalisir kemudian
karena seringkali ada kesempatan yang sangat pendek untuk diintervensi untuk
memastikan hasil yang baik. Jika kesempatan itu terlewatkan, terjadi penurunan
kondisi diikuti kegagalan multi organ secara cepat. Kelangsungan hidup tidak
mungkin terjadi pada pasien yang mengalami syok sebelum memulai antibiotik
8 persen untuk setiap penundaan dalam memulai antibiotik pada pasien dengan
syok septik. 2
8
Tabel 2.3. Keluhan Utama Pasien Peritonitis.1
5. Diagnosis
laparotomi eksplorasi penuh, yang lebih sering digunakan pada setting ini
6. Penatalaksanaan
delapan jam karena telah terbukti menghasilkan tingkat cairan yang sangat baik.
tindakan suportif seperti rehidrasi dan koreksi gangguan elektrolit yang kuat. 2
9
B. Kanker Kolon Sigmoid
1. Pengertian
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar,
terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan atau rektum (bagian
13% dari seluruh penyebab mortalitas), diperkirakan angka mortalitas sekitar 7,9
juta kematian pada tahun 2007. Menurut WHO jenis kanker terbanyak penyebab
terbanyak pada pria dan wanita di Amerika Serikat. Telah diprediksi bahwa pada
10
tahun 2014 ada 96.830 kasus baru kanker kolon dan 40.000 kasus baru kanker
rektum. 3
dari 20 orang (5%). Risiko penyakit cenderung lebih sedikit pada wanita
dibandingkan pada pria. Banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko
individu untuk terkena kanker kolorektal. Angka kematian kanker kolorektal telah
2. Faktor Risiko
diasinkan, dan diasap) dapat menyebabkan frekuensi penyakit kanker usus besar
terjadinya kanker kolorektal; faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu faktor yang
dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Termasuk di dalam faktor
11
risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat kanker kolorektal atau polip
adenoma individu dan keluarga, dan riwayat individu penyakit inflamasi kronis
pada usus. Yang termasuk di dalam faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah
alkohol sedang-sering. 3
3. Manifestasi Klinis
besar, dan apakah telah menyebar ke tempat lain di tubuh (metastasis). Tanda
(ketebalan), kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, dan mual atau
rektum atau anemia merupakan fitur berisiko tinggi pada mereka yang berusia di
atas 50. Gejala umum lainnya termasuk penurunan berat badan dan perubahan
Kanker Kolorektal awal sering tidak memiliki gejala, oleh karena itu
skrining sangat penting. Sebagai tumor yang terus tumbuh, kemungkinan berdarah
atau menghalangi usus. Dalam beberapa kasus, kehilangan darah akibat kanker
12
• Perubahan kebiasaan buang air besar atau bentuk tinja (misalnya, lebih sempit
dari biasanya)
4. Diagnosis
Karena lebih dari 80% kanker kolorektal timbul dari polip adenomatosa,
skrining untuk kanker ini efektif tidak hanya untuk deteksi dini tetapi juga untuk
terjadi 2-3 tahun sebelum diagnosis kasus dengan gejala. Rekomendasi pedoman
untuk surveilans kerabat tingkat pertama pasien dengan HNPCCis. Skrining yang
e) Pada wanita biopsi endometrium dan USG ovarium dari usia 25 tahun.
13
Empat tes skrining utama adalah uji skrining DNA multitarget feses, tes
hanya sigmoidoskopi yang tidak bisa menyaring sisi kanan kolon di mana 42%
kolonoskopi standar untuk mendeteksi kanker dan adenoma besar namun mahal,
terkait dengan paparan radiasi, dan tidak dapat menghapus pertumbuhan abnormal
yang terdeteksi.10
penyakit ini biasanya ditentukan oleh CT scan pada dada, perut dan panggul. Uji
potensi imaging yang lain seperti PET (position imaging tomography) dan MRI
yang bisa digunakan pada kasus tertentu. Keparahan kanker usus besar dilakukan
M:metastasis) yang ditentukan oleh seberapa besar tumor awal telah menyebar,
kapan dan dimana kelenjar getah bening terlibat, dan tingkat metastasis penyakit.10
jaringan yang diambil dari biopsi atau operasi. Laporan patologi biasanya berisi
deskripsi jenis dan kadar sel. Sel kanker usus besar yang paling umum adalah
adenokarsinoma yang menyumbang 98% kasus. Tipe lain yang jarang termasuk
14
Berikut ini adalah gejala dan tanda yang menunjukkan nilai prediksi tinggi
(semua umur), perdarahan per-anal tanpa gejala anal (di atas 60 tahun),
peningkatan frekuensi defekasi atau diare selama minimal 6 minggu (di atas
60 tahun), massa teraba pada fossa iliaka dekstra (semua umur), massa intra-
pasien dengan anemia defisiensi Fe (Hb <11g% untuk laki-laki atau <10g%
Pemeriksaan colok dubur dilakukan pada setiap pasien dengan gejala ano-
rektal. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menetapkan keutuhan sfingter ani dan
menetapkan ukuran dan derajat fiksasi tumor pada rektum 1/3 tengah dan
15
distal. Ada 2 gambaran khas pemeriksaan colok dubur, yaitu indurasi dan
penonjolan tepi, yang dapat berupa suatu pertumbuhan awal yang teraba
sebagai indurasi seperti cakram yaitu suatu plateau kecil dengan permukaan
yang licin dan berbatas tegas, suatu pertumbuhan tonjolan yang rapuh,
suatu bentuk khas dari ulkus maligna dengan tepi noduler yang menonjol
dengan suatu kubah yang dalam (bentuk ini paling sering) dan suatu bentuk
c. Pemeriksaan penunjang
- Endoskopi
adalah 95%, kolonoskopi berfungsi sebagai alat diagnostik (biopsi) dan terapi
kolonoskopi adalah pada 5–30% pemeriksaan tidak dapat mencapai sekum, sedasi
intravena selalu diperlukan, lokalisasi tumor dapat tidak akurat dan tingkat
16
Pemeriksaan enema barium yang dipilih adalah dengan kontras ganda
tidak memerlukan sedasi dan telah tersedia di hampir seluruh rumah sakit. 3
divertikulosis dan di sekum, rendahnya akurasi untuk mendiagnosis lesi tipe datar,
rendahnya sensitivitas (70-95%) untuk mendiagnosis polip <1 cm dan ada paparan
radiasi. 3
di luar kolon, dan termasuk untuk menentukan stadium melalui penilaian invasi
memerlukan radiasi yang lebih tinggi, tidak dapat menetapkan adanya metastasis
pada kelenjar getah bening apabila kelenjar getah bening tidak mengalami
17
pembesaran, jumlah spesialis radiologi yang berkompeten masih terbatas,
modalitas CT scan dengan software yang mumpuni masih terbatas; jika persiapan
untuk setiap stadium berbeda. Prosedur yang dilakukan untuk penetapan stadium
kelenjar getah bening regional dan para-aorta; deteksi metastasis ke hepar dan
18
Deteksi perluasan tumor primer dan infiltrasinya pada kanker kolon secara
primer (T), adanya metastasis ke kelenjar getah bening (N), dan adanya metastasis
atau MRI lebih sensitif dari pada ultrasonografi trans-abdominal. Metoda yang
T - Tumor Primer
atau perirectal
19
T4a Tumor perforata peritoneum visceral
N1c Deposit tumor (s), yaitu satelit, di subserosa, atau di non peritonealized
bening regional
M - Metastasis Jauh
M1 metastasis jauh
M1a Metastasis terbatas pada satu organ (hati, paru-paru, ovarium, limfoma
Stage 0 Tis N0 M0
20
Stage I T1, T2 N0 M0
Stage II T3, T4 N0 M0
Stage IIA T3 N0 M0
Stage IIIB T1, T2 N2b M0; T2, T3 N2a M0; T3, T4a N1 M0
Stage IIIC T3, T4a N2b M0; T4a N2a M0; T4b N1, N2 M0
5. Penatalaksanaan
dan preferensi orang, serta staging tumor. Bila kanker kolorektal tertangkap lebih
awal, operasi bisa bersifat kuratif. Namun, saat terdeteksi adanya metastasis
kanker menjadi lebih murah dengan hasil lebih baik. Di Indonesia, sekitar 80%
21
penderita penyakit kanker usus besar ditemukan pada stadium lanjut sehingga
Hal ini dikarenakan banyak problem yang membuat penderita kanker usus
besar untuk tidak melakukan pemeriksaan awal dan kurangnya informasi tentang
a. Intervensi Bedah
22
Jika kanker ditemukan pada tahap awal, mungkin akan hilang selama
kolonoskopi. Bagi orang dengan kanker lokal, perlakuan yang lebih disukai
penyembuhan Hal ini dapat dilakukan dengan laparotomi terbuka atau kadang
kolostomi. Jika hanya ada sedikit metastasis di hati atau paru-paru, mungkin akan
mengecilkan kanker sebelum mencoba terapi bedah. Dua tempat paling umum
b. Kemoterapi
Pada stadium 1 kanker usus besar, tidak ada kemoterapi yang diberikan,
dan operasi adalah pengobatan definitif. Peran dari kemoterapi pada stadium II
kanker usus besar yang tidak dapat diatasi, dan biasanya tidak ditawarkan kecuali
faktor risiko seperti tumor T4 atau pengambilan sampel kelenjar getah bening
kelainan pada gen perbaikan yang tidak sesuai tidak mendapat manfaat dari
kemoterapi. Untuk stadium III dan stadium IV kanker usus besar kemoterapi
adalah bagian integral dari pengobatan. Jika kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening atau organ jauh, yang terjadi pada stadium III dan stadium IV kanker
atau oxaliplatin meningkatkan harapan hidup. Jika kelenjar getah bening tidak
metastasis kanker luas atau tidak dapat diobati, pengobatannya bersifat paliatif.
23
Biasanya dalam setting ini, sejumlah obat kemoterapi yang berbeda mungkin
c. Radiasi
kanker dubur, penggunaannya dalam kanker usus besar tidak rutin karena
sensitivitas usus terhadap radiasi. Sama seperti untuk kemoterapi, radioterapi bisa
kanker rektum.10
6. Prognosis
24
Penyakit kambuh (kekambuhan lokal dan / atau metastasis jauh) setelah
Prognosis kanker usus besar jelas terkait dengan tingkat penetrasi tumor melalui
dinding usus dan ada tidaknya keterlibatan nodal. Parameter penting lainnya
adalah grading, limfatik atau invasi vena atau perineural, respon inflamasi limfoid
prognostik seperti p53, ekspresi k-ras dan bcl-2, TGF-a, EGF, proliferasi indeks
dan aneuploidi sedang dalam evaluasi untuk single mereka atau nilai gabungan
dalam kondisi berisiko tinggi. Obstruksi usus dan perforasi adalah indikator klinis
dari prognosis yang buruk. Tingkat serum CEA yang tinggi dan / atau antigen
25