Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM FISIKA

SISTEM PEGAS

(M4)

Nama : Olka defra wnda

Nim/Bp : 2019110051

Jurusan : Teknik Mesin S1

Fakultas : FT

Hari/Tgl Prakt. : Rabu,19 Agustus 2020

Kelompok : 3 (Tiga)

Rekan Kerja Pratikum :

Asisten :HUSNI MARAY

Dosen : Ir. EDISON, M. T

LABORATORIUM FISIKA

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2020
SISTEM PEGAS

(M4)

Tujuan

1. Menentukan perioda dan frekuensi getaran pegas


tunggal,seri dan paralel
2. Menentukan konstanta pegas tunggal, seri dan paralel

BAB I
LANDASAN TEORI

Gerak periodik bolak-balik melalui lintasan yang sama


disebut Getaran atau Isolasi. Waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh satu lintasan bolak-balik disebut periode, sedangkan
banyaknya getaran tiap satuan waktu disebut Frekuensi. Hubungan
antara periode (T) dan frekuensi (f) adalah :

Satuan frekuensi dalam SI adalah putaran perdetik atau Hertz (Hz).

Benda yang massanya (m) digantungkan pada ujung pegas,


pegas bertambah panjang. Dalam keadaan seimbang, gaya berat (w)
sama dengan gaya pegas (F), resultan gaya sama dengan nol saat
beban diam.
Gambar 1. Keseimbangan pada pegas

Dari kesetimbangannya, beban diberi simpangan (y), pada


beban bekerja gaya (F), gaya ini cenderung menggerakan beban
keatas. Gaya pegas/Gaya pemulih merupakan gaya penggerak dan
sebanding dengan simpangan pegas.

F = -k ∆ X ; k = konstanta pegas

Makin kecil simpangan, maka makin kecil pula gaya


penggerak. Gerakan yang gaya penggeraknya sebanding dengan
simpangan disebut Gerak Harmonis (selaras) . Tanda negatif (-)
harus digunakan karena arah F dan ∆ X selalu berlawanan.

Menurut Hukum II Newton, pada gerak benda ini berlaku :

F = m.a

Getaran yang dihasilkan pada ayunan pegas menghasilkan perioda


sebesar :

m
T =2 π
√ k

1. Sistem Pegas Tunggal


2. Sistem Pegas Seri

3. Sistem Pegas Paralel

4. Sistem Pegas Campuran


Gambar 2. Sistem Pegas

Pengertian Pegas

Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau


elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke
bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang
elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet,
yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan
panjang. Perlu diketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki
batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang
diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.

Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk


semula jika diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-
benda elastis tersebut memiliki batas elastisitas. Setiap pegas
memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan
gaya. Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik
dengan luas penampang benda. Regangan didefinisikan sebagai hasil
bagi antara pertambahan panjang benda ketika diberi gaya dengan
panjang awal benda.
` Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak
benda yang cukup banyak dijumpai gejalanya.Dalam getaran, sebuah
benda melakukan gerak bolak - balik menurut lintasan tertentu
melalui titik setimbangnya.Waktu yang diperlukan untuk melakukan
satu gerakan bolak - balik dinamakan periode (dilambangkan dengan
T, satuannya sekon (s).Simpangan maksimum getaran dinamakan
amplitudo.

Hukum Hooke menjelaskan tentang batas


elastisitas.“Elastisitas benda hanya berlaku sampai suatu batas yaitu
batas elastisitas.” Grafik tegangan terhadap regangan untuk
menjelaskan hukum Hooke: Titik O ke titik B adalah masa
deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk yang dapat kembali ke
bentuk semula. Titik A adalah batas hukum Hooke yang grafiknya
merupakan garis lurus.Titik B adalah batas elastis, dan grafik
selanjutnya merupakan masa deformasi plastis, yaitu perubahan
bentuk yang tidak dapat kembali ke bentuk semula. Titik C adalah
titik tekuk (yield point), dimana hanya dibutuhkan gaya yang kecil
untuk memperbesar pertambahan panjang. Titik D adalah tegangan
maksimum (ultimate stress), dimana benda benar-benar mengalami
perubahan bentuk secara permanen. Titik E adalah titik patah,
dimana benda akan patah/putus bila gaya yang diberikan sampai ke
titik tersebut.
Gaya elastisitas/pegas adalah gaya yang mengembalikan
pegas agar kembali ke bentuk semula setelah meregang/menekan.
Gaya pegas berlawanan arah dengan gaya berat dan pertambahan
panjang, dapat dirumuskan, tetapan pegas dapat ditentukan melalui
penjelasan dan persamaan berikut:
Hukum Hooke untuk pegas yang bergerak secara
vertical.  Hukum Hooke  adalah hukum atau ketentuan mengenai
gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas
dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara
proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas
dari posisi normalnya,
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang
meregangkan pegas dan pertambahan panjang (X), didaerah yang
ada dalam batas kelentingan pegas.F = k.Δx Atau : F = k (tetap) xk
adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang
nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan pegas adalah
gaya per satuan tambahan panjang. Satuannya dalam SI adalah N/m.
Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua buah
hukum gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Jika gaya
pegas adalah satu - satunya gaya luar yang bekerja pada benda,
maka pada benda berlaku Hukum II Newton Atau Persamaan diatas
merupakan persamaan gerak getaran selaras (simple harmonic
motion). Dalam getaran selaras, benda berosilasi di antara dua
posisi dalam waktu (periode) tertentu dengan asumsi tanpa
kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan
maksimum (amplitudo) getaran tetap. Dapat ditulis menjadi
Persamaan diatas disebut persamaan diferensial, karena mengandung
suku yang berupa diferensial.Penyelesaian dari Persamaan tersebut
dapat berbentuk Gambar simpangan getaran selaras sederhana.
Fungsi x periodik dan berulang pada simpangan yang sama dengan
keanikan sebesar 2 Periode getaran T adalah waktu yang diperlukan
benda untuk menjalani gerakan satu putaran (cycle). Ini berarti nilai
x pada saat t sama dengan nilai x pada saat t + T.
Berdasarkan kenyataan ini dapat diketahui bahwa:
Kebalikan dari periode dinamakan f. Frekuensi menyatakan
jumlah getaran per satuan waktu. Satuannya adalah hertz (Hz)
Dengan demikian, frekuensi sudutnya adalah Persamaan gerak
getaran di atas dapat juga dinyatakan dalam cosinus, yaitu Suatu
getaran memiliki persamaan simpangan unik yang bentukdenitifnya
ditentukan oleh posisi awal dan kecepatan awal (keduanya sering
disebut sebagai syarat awal). Karakteristik Rangkaian Pegas Pada
dasarnya rangkaian pegas ada dua, yaitu rangakaian seri dan
paralel.Jika sebuah sistem tersusun atas rangkaian seri dan paralel,
rangkaian itu disebut rangakaian kompleks.
Dalam bahasan ini akan dijelaskan nilai konstanta pegas (k)
sistem untuk pegas-pegas yang tersusun secara seri dan paralel.
Pada rangkaian seri, gaya yang bekerja pada setiap pegas sama
tetapi pertambahan panjang setiap pegas berbeda. Sedangkan pada
rangkaina paralel, gaya yang bekerja pada setiap pegas berbeda
tetapi pertambahan panjang setiap pegas adalah sama.
Contoh rangkaian seri dan paralel dari tiga pegas dapat dilihat dari
percobaan berikut : Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Untuk
rangkaian pegas secara seri berlaku kaitan, yitu perubahan panjang
total pegas merupakan penjumlahan perubahan panjang masing-
masing pegas. Sehingga, dapat dirumuskan :
Δxtotal = Δx1 + Δx2 + Δx3

Dengan menerapkan hukum Hooke  F = k Δx dan gaya pada


setiap pegas sama dengan gaya total yang bekerja ( ), diperoleh nilai
konstanta pegas untuk rangkaian pegas secara seri adalah Jika ada n
pegas yang tersusun secara seri, nilai konstanta pegas totalnya
adalah Jika hanya ada dua pegas yang disusun secara seri, nilai
konstanta pegas totalnya adalah Sedangkan dengan rangkaian pegas
secara paralel berlaku kaitan gaya total yang bekerja pada pegas
sama dengan jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada masing-
masing pegas, yaitu dengan menerapkan hukum Hooke  F = k Δx dan
pertambahan panjang pada masing-masing pegas sama dengan
pertambahan panjang total (Δxtotal=Δx1=Δx2= Δx3) , diperoleh nilai
konstanta pegas untuk rangkaian pegas secara seri adalah Jika ada n
pegas yang tersusun secara paralel, nilai konstanta pegas totalnya
adalah Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan,
mempunyai percepatan yang tetap, Ini berarti pada benda senantiasa
bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun besarnya. Bila
gayanya selalu berubah-ubah, percepatannyapun berubah-ubah pula

Elastisitas

Suatu benda dikatakan memiliki sifat elastisitas jika benda itu diberi gaya
kemudian gaya itu dihilangkan, benda akan kembali ke bentuk semula. Jika suatu
benda tidak dapat kembali lagi ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja
padanya dihilangkan, benda itu dikatakan plastis.

Contoh benda elastis: karet, pegas, baja, kayu. Contoh benda plastis: plastisin,
tanah liat, adonan kue.

Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran

Dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu masyarakat atau


negara menunjukkan bahwa kegiatan permintaan dan penawaran sangat
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga barang yang berlaku. Dengan demikian
perubahan harga akan memengaruhi besarnya jumlah barang yang diminta
(permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Seberapa besar
pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus elastisitas.

1. Definisi Elastisitas

Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah


barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah
tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala
ekonomi yang lain.

2. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan


harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan
perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga
barang.Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien
elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus
berikut ini.

Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan

Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1,
yaitu:

1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a


+ bQ (fungsi Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.

2) Jika persamaan fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a


+ bP (fungsi penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berkut.

Gerak pegas

Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik atau gerak harmonik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak
bolak-balik melalui lintasan yang sama geraknya disebut gerak osilasi. Jika
sebuah sistem fisis berosilasi dibawah pengaruh gaya F = -kx , dimana F adalah
gaya-pemulih, k konstanta-gaya dan x simpangan, maka gerak benda ini adalah
gerak harmonik sederhana. Salah satu sistem fisis yang mengikuti gerak harmonik
sederhana adalah Pegas-Benda.Sistem ini dapat dipergunakan untuk menentukan
besar percepatan gravitasi bumi disuatu tempat.

Bila sebuah benda pada salah satu ujungnya dipegang tetap, dan sebuah
gaya F dikerjakan pada ujung yang lainnya, maka pada umumnya benda itu akan
mengalami perubahan panjang Dx. Untuk bahan-bahan atau benda-benda tertentu,
dan dalam batas tertentu perubahan panjang tersebut besarnya berbanding lurus
dengan besar gaya yang menyebabkannya. Secara skalar dinyatakan oleh : F =
k.Dx ( 2.1)dengan k adalah sebuah konstanta dan gambaran inilah yang
dinyatakan dengan hukum Hooke. Harus diperhatikan bahwa hukum Hooke ini
tidak berlaku pada semua benda atau bahan dan untuk semua gaya yang bekerja
padanya.

Bila benda yang diberi gaya tersebut adalah sebuah pegas yang digantung
vertikal dengan panjang awalnya xo, maka pegas tersebut akan mengalami
penambahan panjang sebesar Dx yang merupakan selisih panjang pegas setelah
diberi gaya terhadap panjang semula, yang dinyatakan dengan : F = k(x1-xo)
………………….(2.2)

Gaya F di atas disebut gaya pemulih pegas dan untuk keadaan di atas,
besarnya adalah F = mg. Bila perubahan panjang pegas dapat diukur dan k dapat
dicari dengan cara atau persamaan lain, maka dengan menggantikan harga F pada
persamaan (2.2) di atas dengan mg, kita dapat menghitung percepatan gravitasi.
Bila beban gantung diberi simpangan dengan amplitudo A yang tidak terlalu besar
dan dilepaskan, maka pegas dan beban gantung itu akan bergetar bersama-sama
dengan amplitudo dan frekuensi yang sama, sehingga pengamatan terhadap
getaran pegas itu dapat diganti dengan pengamatan terhadap getaran beban
gantung, dengan hasil yang sama, dan besarnya periode getar dapat dinyatakan
dengan :

(2.3)

Rumus Gerak Pegas

Pada awalnya pegas digantung tanpa ada beban.Kemudian di ujung pegas


kita beri beban sehingga pegas tersebut meregang sejauh y0.Pada posisi tersebut
pegas belum mengalami gerakan.Titik P masih merupakan titik kesetimbangan.
Di titik tersebut, sudah bekerja gaya pegas yang melawan beban. Gaya (F) pegas
mempunyai arah ke atas. Kita ingat bahwa rumus gaya pegas adalah

F = k. Δx = k. y0

Di titik keseimbangan tersebut gaya pegas sama besarnya dengan gaya berat
benda. (w = m.g)

F pegas = W k. y0 = m.g Tetapan gaya pegas dapat dicari dengan: k = m.g/y0

dengan k = tetapan gaya pegas (N/m) y0 = perubahan panjang pegas ketika diberi
beban m = massa benda g = percepatan gravitasi

Pada saat praktik fisika, sobat bisa menggunakan cara di atas untuk menetukan
tetapan gaya dari sebuah pegas. Kemudian, ketika pegas yang telah diberi beban
kita tarik dengan gaya sehingga pegas bergeser sejauh y dari titik kesimbangan.
Lalu tarikan tersebut kita lepas maka terjadilah getaran harmonik. Gerakan bolak
balik dimana resultan gaya selalu mengarah ke titik keseimbangan (titik P).
Terjadi simpangan yang besarnya selalu sebanding dengan besarnya gaya yang
bekerja. Gaya pegas yang bekerja di rumuskan

F = -k.y *tanda negatif karena gaya pemulih yang arahnya menuju titik
keseimbangan selalu berlawanan dengan arah gaya penyebab gerak.

GERAK HARMONI SEDERHANA

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak – balik benda melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan.

Jenis, Contoh, dan Besaran Fisika pada Gerak Harmonik Sederhana

Jenis Gerak Harmonik Sederhana

Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :


Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas,
dan sebagainya.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis,
osilasi ayunan torsi, dan sebagainya. Beberapa Contoh Gerak Harmonik
Sederhana

1. Gerak Harmonik Pada Bandul

Gerak harmonik pada bandul

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka
benda akan dian di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan
beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan
di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

Susunan seri ataupun susunan paralel pegas pada dasarnya memiliki tujuan
tertentu. Susunan seri bertujuan untuk memperkecil konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang yang dialami sistem pegas akan lebih besar, sedangkan
susunan paralel bertujuan untuk memperbesar konstanta pegas sehingga
pertambahan panjang sistem pegas lebih kecil dibandingkan dengan susunan seri.
Pada susunan seri pertambahan panjang sistem pegas sama dengan jumlah
pertambahan panjang masing-masing pegas sedangkan pada susunan paralel,
masing-masing pegas mengalami pertambahan panjang yang sama besar yaitu
sama dengan pertambahan panjang sistem pegasnya.

2. Gerak Harmonik Pada Pegas

Gerak vertikal pada pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar.


Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan
meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik
kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).

Persamaan, Kecepatan, dan Percepatan Gerak Harmonik Sederhana

Persamaan Gerak Harmonik Sederhana :

Keterangan :
Y = simpangan
A = simpangan maksimum (amplitudo)
F = frekuensi
t = waktu

Jika posisi sudut awal adalah θ0, maka persamaan gerak harmonik sederhana
menjadi :
Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana :

Kecepatan gerak harmonik sederhana :

Kecepatan maksimum diperoleh jika nilai

atau
sehingga : vmaksimum = Aω

Kecepatan untuk Berbagai Simpangan :

Persamaan tersebut dikuadratkan :

Dari persamaan :

Dari persamaan :

Persamaan (1) dan (2) dikalikan, sehingga didapatkan :

Keterangan :
v =kecepatan benda pada simpangan tertentu
ω = kecepatan sudut
A = amplitudo
Y = simpangan
Percepatan Gerak Harmonik Sederhana :
Dari persamaan kecepatan :

maka

Percepatan maksimum jika :

atau = 900 =

Keterangan :
a maks = percepatan maksimum
A = amplitudo
ω = kecepatan sudut

BAB II

PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan


1.Pegas spiral

Kegunaannya:

1.Untuk menyimpan energy

2.Untuk melunakkan kejutan

3.Untuk mendistribusikan gaya

2.Statip

Kegunaannya:

1.Untuk menjepit buret dalam proses titrasi

2.Menjepit soxhlet untuk penentuan kadar lemak

3.menjepit destilator untuk penentuan kadar air secara


destilasi

3.Beban Massa

Kegunaannya:

Memberikan beban tambahan

4.Stopwatch

Kegunaannya:

Untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam


kegiatan

5.Mistar

Kegunaannya:

Mengukur panjang suatu benda

2.2 Cara Kerja


Menentukan konstanta pegas dengan metode pembebanan (1-3) dan
getaran (4-6)

1.Menggantungkan pegas pada sebuah statip.

2.Menghitung panjang pegas sebagai panjang mula-mula( x 0).

3.Memberikan beban sehingga pegas mulur (Tidak melebihi batas


elastisitas pegas) sampai posisi seimbang(x) dan mencatat
pertambahan panjang pegas dari kondisi mula-mula ( ∆ x=x −x0 ).

4.Menarik beban dari kedudukan seimbang sejauh 3 cm kebawah,


lalu melepaskan hingga terjadi gerak bolak-balik.

5.Menentukan jumlah getaran dan hitung waktu selama bergetar.

6.Mengulangi langkah 1 sampai 5 dengan memberikan variasi beban


pada ujung pegas.

7.Melakukan metode tersebut dengan system seperti gambar 1,2,3


dan 4.

2.3 Skema Alat

1.Pegas Spiral

2.Statip
3.Beban Massa

4.Stopwatch

5.Mistar
JAWAB PERTANYAAN

1.a.Gerak harmonik pada bandul

Gerak harmonik pada bandul

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda
akan diam di titik keseimbangan B[2]. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan,
maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A[2]. Gerakan beban akan
terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas
melakukan gerak harmonik sederhana[2].

b.Gerak harmonik pada pegas

Gerak vertikal pada pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar[2]. Ketika


sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang
(bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang)[2].

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi periode getaran pegas adalah


waktu tempuh, massa, simpangan, banyaknya getaran dan konstanta
pegas.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, DouglasC.2001.FisikaJilidI(terjemahan),Jakarta :PenerbitErlanggaPada


18 Agustus Pukul: 14.35
Alonso,Finn.1980.FundamentalUniversity
PhysicsSecondEdition.Addison-Wesley
PublishingCompany,Inc:Canada.Pada18 Agustus Pukul: 14.55

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana

Halliday, David.1997. Fisika Dasar.Jakarta : ErlanggaPada 18 Agustus Pukul: 15.05


Keenan, Charles W.1980. Fisika untuk Universitas Jilid I.Jakarta : ErlanggaPada 18
Agustus Pukul: 15.45
Mikarajuddin.2008. Fisika Mekanika Klasik .Jakarta : Esis

Tipler, Paul A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : ErlanggaPada 18
Agustus Pukul: 16.05

Anda mungkin juga menyukai