Al-Islam 4
Al-Islam 4
1. Silakan saudara membuat resume materi pertemuan ke-11 yang telah di-share!
Jawaban :
Resume
ETIKA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEKS
DALAM PANDANGAN ISLAM
Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Bebas nilai
artinya setiap kegiatan ilmiah harus didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu
sendiri. Ilmu pengetahuan menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara
hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri. Penganut paradigma ini menginginkan
bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik secara ontologis maupun
aksiologis.
1) Ilmu tidak bebas nilai, ilmu itu selalu terkait dengan nilai-nilai. Perkembangan ilmu
selalu memperhatikan aspek nilai yang berlaku. Perkembangan nilai tidak lepas dari
dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religius, dan nilai-nilai yang lainnya.
2) Ilmu bebas nilai mengemukakan bahwa antara ilmu dan nilai tidak ada kaitannya,
keduanya berdiri sendiri. Menurut pandangan ilmu bebas nilai, dengan tujuan
mengembangkan ilmu pengetahuan kita boleh mengeksplorasi alam tanpa batas dan
tdak harus memikirkan nilai-nilai yang ada, karena nilai hanya akan menghambat
perkembangan ilmu.
3) Basis keilmuan tanpa nilai dan tidak dilengkapi oleh aksiologi, etika, religiousitas,
dan sosiologi, akan mengakibatkan runtuhnya tatanan sistem kemasyarakatan serta
menciptakan tatanan hidup masyarakat yang tidak bertanggungjawab. Kekeringan
nilai dalam bingkai ilmu akan berakibat pada runtuhnya ruh ilmu itu sendiri.
4) Pentingnya akhlak Islami bagi pengembangan ilmu, untuk menjaga agar ilmu itu
tidak menjadi penyebab bencana bagi kehidupan manusia dan kerusakan lingkungan
serta kehancuran di muka bumi ini
c) Tawadu’. Salah satu moralitas yang harus dimiliki oleh ilmuan ialah tawadu’. Orang
yang benar berilmu tidak akan diperalat oleh ketertipuan dan tidak akan diperbudak
oleh perasaan ‘ujub mengagumi diri sendiri, karena dia yakin bahwa ilmu itu adalah
laksana lautan yang tidak bertepi yang tidak ada seorang pun yang akan berhasil
mencapai pantainya.
d) Izzah. Perasaan mulia yang merupakan fadhilah paling spesifik bagi kaum muslimin
secara umum. Izzah di sini adalah perasaan diri mulia ketika menghadapi orang-
orang yang takabbur atau orang yang berbangga dengan kekayaan, keturunan,
kekuatan atau kebanggaan-kebanggaan lain yang bersifat duniawi. Izzah adalah
bangga dengan iman dan bukan dosa dan permusuhan. Suatu perasaan mulia yang
bersumber dari Allah dan tidak mengharapkan apapun dari manusia, tidak menjilat
kepada orang yang berkuasa.
e) Mengutamakan dan menerapkan Ilmu. Salah satu moralitas dalam Islam adalah
menerapkan ilmu dalam pengertian bahwa ada keterkaitan antara ilmu dan ibadah.
Seorang moralis yang memandang sesuatu perbuatan tetapi dia
sendiri ikut melakukannya dan bergelimang dengan kehinaan itu. Jenis ilmu yang
hanya teoritis seperti ini tidak diridhai dalam Islam.
f) Menyebarkan ilmu. Menyebarkan ilmu adalah moralitas yag harus dimiliki oleh para
ilmuwan/ulama, mereka berkewajiban agar ilmu tersebar dan bermanfaat bagi
masyarakat. Ilmu yang disembunyikan tidak mendatangkan kebaikan, sama halnya
dengan harta yang ditimbun. Gugurnya kewajiban menyebarkan ilmu hanya dibatasi
jika ilmu yang disebarkan itu akan menimbulkan akibat negative bagi yang
menerimanya atau akan mengakibatkan dampak negatif bagi orang lain atau jika
disampaikan akan menimbulkan mudaratnya lebih banyak daripada manfaatnya.
g) Hak Cipta dan Penerbit. Mengenai hak cipta dan penerbit digambarkan bahwa
kehidupan para ilmuan tidak semudah kehidupan orang lain pada umumnya, karena
menuntut kesungguhan yang khusus melebihi orang lain, seorang ilmuwan
pengarang memerlukan perpustakaan yang kaya dengan referensi penting dan juga
memerlukan pembantu yang menolongnya untuk menukil, mengkliping dan
sebagainya dan memerlukan pula orang yang mendapat menopang kehidupan
keluarganya.