Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ismatul Maula Rizky

NIM : 1808305040
Mata Kuliah : Kebijakan dan Perencanaan Sosial
Bobot : 2 SKS
Dosen : Dr. Sitti Faoziyah, M.Ag

JAWABAN

1. a. Perlindungan Sosial adalah upaya Pemerintah dan/atau masyarakat untuk


memberikan kemudahan pelayanan bagi lanjut usia tidak potensial agar dapat
mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar

b. Jenis-jenis perlindungan sosial berdasarkan pelaksana pelayanan, yaitu pemerintah,


pemerintah bersama-sama dengan lembaga non pemerintah, lembaga nonpemerintah,
dan kelompok masyarakat.

Targetnya Keluarga miskin dan hampir miskin/rentan

2. a. sektor informal, yaitu sektor ekonomi mandiri berskala kecil yang memiliki
kebebasan tinggi dalam menentukan usaha yang dijalankan.

b. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), JaminanBPJS Ketenagakerjaan

3. Modal sosial adalah suatu serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki
bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang saling terkait, yang
didasarkan pada nilai kepercayaan, norma, dan jaringan sosial.

Ruang Lingkup Modal Sosial terdiri atas:

1. Modal sosial structural

Modal sosial structural adalah unsur-unsur modal sosial yang lokusnya ada di dalam
pikiran dan pengetahuan manusia. Unsur-unsur pokok modal sosial structural adalah:

a. Responsibility

b. Organisasi

c. Networking

d. Governance

2. Modal sosial kognitif

Modal sosial kognitif adalah segala hal yang bersumber dari susunan dan interaksi
masyarakat yang memungkinkan masyarakat itu mencapai tujuan bersama dalam
cara-cara bersama. Unsur-unsur pokok modal sosial kognitif adalah:
a. norma

b. nilai (value)

c. saling percaya antar individu (mutual trust)

Contoh Modal Sosial

1. Jejaring/Jaringan Sosial
2. Ketimbal-balikan (reciprocity)
3. Kepercayaan
4. Nilai/akhlak
5. Norma
6. Pengakuan
7. Ekonomi
8. Hukum
9. Teknologi
10. Kebudayaan
11. Skill/passion
12. Sumber daya alam
13. Ilmu Pengetahuan
14. Kesehatan
15. Komunikasi

4. skema REDD+  — upaya reduksi  deforestasi, degradasi hutan dan meningkatkan stok
karbon – yang didukung PBB menetapkan syarat perlindungan sosial bagi negara
pelaksana, sebagai upaya menjamin masyarakat lokal agar terbantu, dan bukannya
terancam oleh implementasi REDD+

Namun, apakah ini bisa berjalan? Perlindungan sosial bisa jadi sulit diterapkan dan
dipantau, mengingat aspek-aspek lain dalam REDD+, seperti misalnya sistem
pemantauan juga belum terbangun. Meski masyarakat adat dan komunitas lokal
mendapat tempat penting di dalam arena perubahan iklim, hanya ada sedikit bukti
empiris mengenai dampak awal inisiatif REDD+ terhadap hak dan penghidupan
mereka.

Melalui Studi Komparatif Global REDD+, tim peneliti dari Pusat Penelitian


Kehutanan Internasional (CIFOR) dan para mitranya sudah berdialog dengan sekitar
4.000 keluarga di enam negara tropis untuk mempelajari persepsi keamanan tenurial
dan kesejahteraan, pada fase sebelum dan setelah invervensi perlindungan hutan
diimplementasikan di lingkungan mereka. Para peneliti juga menilai partisipasi
masyarakat dalam inisiatif REDD+ setempat.

Hasilnya, secara umum menjelaskan “adanya kemajuan tetapi juga masih ada potensi
tak tergarap” dalam menjamin terealisasinya manfaat sosial REDD+. Demikian
menurut kepala peneliti dan ilmuwan senior CIFOR, Amy Duchelle.
Wortel dan Tongkat 

Terdapat variasi beragam dalam pemanfatan “wortel” (insentif) dan “tongkat” (sanksi)
di berbagai lokasi penelitian – dan, menurut Duchelle, keseimbanganlah yang
membedakannya.

Penggunaan helikopter polisi untuk patroli dan denda tinggi yang diterapkan di
Amazon Brazil, serta petani terdampak di lokasi REDD+ dan non-REDD+, sedikit
berbeda dengan upaya pengendalian yang melibatkan masyarakat lokal dalam
penerapannya, seperti dalam pemantauan hutan masyarakat di beberapa lokasi
REDD+ di Tanzania dan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai