Disusun Oleh:
1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh kerenggangan busi terhadap energi motor 4
langkah dengan putaran mesin yang berbeda?
2. Bagaimana pengaruh kerenggangan busi terhadap torsi motor 4
langkah dengan putaran mesin yang berbeda?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Busi
Bunga api listrik dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan Salah
satu komponen yang memegang peran cukup penting dalam proses pembakaran pada
motor bensin adalah busi (spark plug). Busi ini dipasang di atas silinder pada mesin
pembakaran dalam. Pada bagian tengah busi terdapt electrode yang dihubungkan
dengan kabel lilitan penyala diluar busi dan dengan ground pada bagian bawah busi.
Busi ini berfungsi untuk menghasilkan percikan oleh ignition coil. Bunga api tersebut
kemudian digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang
dikompresikan di dalam silinder. Busi terdiri dari beberapa bagian seperti electrode
positif,electrode negative, insulator/ isolator dan terminal busi.
Proses terjadinya percikan bunga api listrik pada busi dapat digambarkan
sebagai berikut, busi tersambung ke tegangan yang besarnya 20.000 Volt yang
dihasikan oleh lilitan penyala ( ignition coil ). Elektron yang terdorong masuk dari
liliran menghasilkan beda tegangan antara electrode di bagian tengah busi dengan
yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada
di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di
antara kedua elektroda tersebut berubah.
Pada saat tegangan melebihi kekuatan di elektrik dari gas yang ada, gas-gas
tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator, berubah
menjadi konduktor. Setelah ini terjadi, arus electron dapat mengalir, dan dengan
mengalirnya electron, suhu di celah percikan busi naik drastic, sampai 60.000 K.
Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai cepat,
seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan
halilintar atau petir mini.
3
Celah busi diukir antara jarak electrode positif dan electrode negative dan
ukuran celah pada busi akan memperoleh resistensi listrik pada busi tersebut. Selain
di pengaruhi oleh ukuran celah busi, resistensi listrik juga dipengaruhi oleh kompresi
campuran bahan bakar dan udara. Celah ini sangat menentukan intensitas letusan
bunga api listrik. Bila arus bertegangan tinggi mengalir dari koil, maka antara kedua
elektroda busik terjadi tegangan yang tinggi sehingga terjadilah loncatan bunga api.
Pada busi, semakin besar jarak elektroda positif dan elektroda negative, maka
makin besar pula perbedan tegangan yang diperlukan untuk memperoleh intensitas
api listrik yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa intensitas bunga api listrik
ditentukan oleh celah busi, namun untuk mencapai intensitas Bungan api listrik yang
sama dengan celah busi yang besar diperlukan juga tegangan listrik yang tinggi.
Umumnya pada system penyalaan disediakan tegangan yang diperlukan untuk
menjamin agar selalu terjadi loncatan api listrik di dalam segala keadaan, yaitu antara
10.000-20.000 volt. Oleh karenanya, untuk mencapai loncatan api listrik yang baik
maka ukuran celah busi yang dipakai oleh motor perlu dibatasi dan biasanya
ditetapkan menurut standar teknik masing-masing spesifikasi motor tersebut dan alat
yang digunakan untuk mengukur kerenggangan celah electrode busi adalah filler
gauge.
4
2.2 Bagian Bagian Busi
Berikut bagian bagian pada busi
5
Kondisi permukaan ujung kepala busi akan menjelaskan kemampuan kerja
busi, yang erat hubungannya dengan komposisi campuran udara dan bahan bakar
serta pembakaran didalam engine. Informasi yang ditunjukkan permukaan kepala
busi menjadi bagian penting dalam mendiagnosis engine. Informasi yang ditunjukkan
permukaan busi ini bisa diterapkan bila kendaraan telah beroperasi sebelumnya
sekitar 10 km pada kecepatan engine yang berbeda pada daerah kerja menengah.
Berikut ini dijelaskan tentang kondisi permukaan kepala busi dan kemungkinan
penyebabnya
Jika celah busi terlalu besar berarti membutuhkan tegangan tinggi untuk
proses pengapian. Dalam hal ini tegangan cadangan jadi rendah.
Gambar 2.2
6
Gambar 2.3poroses kinerja motor 4 tak
Sedangkan torsi yang dihasilkan mesin didefenisikan sebagai daya dibagi kecepatan
putaran mesin. Maka dapat dipahami jika mesin yang menghasilkan torsi besar pada
putaran menengah, akan menghasilkan daya yang besar pula pada putaran tersebut.
Secara teoritis, rumus yang digunakan untuk menghitung torsi adalah.
T = (m.g.1) (Nm)……………………………1
Dimana :
T= torsi (Nm)
m= masa yang terukur pada dynamometer
g= percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
l= panjang lengan dynamometer (m)
sedangkan rumus daya mesin adalah :
2 πNT
P= (kW)……………………………..2
60 x 1000
Dimana :
P = daya (kW)
N = putaran mesin (rpm)
T = torsi (Nm)
7
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Busi
Busi yang digunakan adalah busi merk (NGK) tipe C7HSA dan busi
ini dikenakan perlakuan perubahan jarak kerenggangan celah elektrodenya.
8
2. Bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar jenis bensin.
3. Tachometer
Alat ini digunakan untuk mengukur putaran mesin.
9
4. Filer gauge
Alat ini digunakan untuk mengukur lebar celah electrode busi
5. Stop watch
Alat untuk mengukur waktu operasi mesin untuk setiap perlakuan
jarak kerenggangan celah electrode busi.
10
3.2 Metode Pengambilan Data
Pelaksanaan penelitian diawali dengan panduan benda uji, kemudian
memeriksa system bahan bakar, system penyalaan pada motor dan memasang busi
yang akan digunakan untuk penelitian. Setlah tahap awal selesai, maka dilakukan
penelitian dengan kerenggangan celah electrode busi 0,6 mm, menggunakan
transmisi 4 (gigi 4) dengan variasi putaran mesin 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000
dan 10000 rpm. Setelah diperoleh data torsi dan daya untuk kerenggangan celah
electrode busi 0,6 mm, maka dilakukan pengujian lagi untuk kerenggangan celah
electrode busi 0,7 mm dan 0,8 mm dengan variasi putaran yang sama. Diagram alir
penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :
11
star
Studi literatur
Teori Buku
Referensi jurnal penelitian
Studi Lapangan
Pengamatan pengoperasian mesin
Kinerja busi
tidak
Analisa Data
ya
12
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah proposal skripsi disetujui, diperkirakan
memerlukan waktu antara Juni-Agustus 2021 dan dilaksanakan ditempat Klinik
Engine, Jl. Jambu Air No.254, Taluak Ampek Suku, Banuhampu, Kabupaten Agam,
Sumatera Barat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14