Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TERSTRUKTUR 1.

PERAN BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN

RESUME ARTIKEL ILMIAH

Kondisi lingkungan yang semakin parah mendesak masyarakat untuk menerapkan konsep
berkelanjutan baik produksi dan konsumsi, termasuk arsitektur. Gedung baru atau lingkungan binaan
didesain dengan teknologi terkini sehingga mengabaikan budaya yang dapat menghilangkan identitas
lokal. Pembangunan berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan landasan budaya dan pemilihan
metode bottom-up atau dikaitkan dengan kearifan lokal, cara hidup atau aktivitas sehari-hari yang
muncul dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu dikaji dan ditingkatkan dalam melestarikan budaya
yang dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dengan sepenuhnya. pada penelitian
ini. Penelitian ini juga mengkaji peran budaya dalam menerapkan konsep berkelanjutan melalui studi
kasus di wilayah di Banda Aceh, Indonesia, dan Gozo, Kepulauan Maltese.

Penduduk Gozo, Pulau Malta menggunakan batu kapur sebagai bahan bangunan. Sebagian
besar penduduk Gozo, memiliki kebun dapur baik dalam skala besar untuk tujuan komersial maupun
kecil untuk kebutuhan rumah tangga. Awalnya , taman dapur adalah milik pribadi yang lokasi,
aksesibilitas, dan batas ruang mengedepankan privasi. Namun dimanfaatkan secara kolektif menjadi
semi publik. Meskipun dapat menurunkan kualitas privasi namun dapat memperkuat ikatan sosial
masyarakat. Penduduk Gozo juga menanam sayur-sayuran dan buah buahan sebagai persediaan
makanan sendiri sehingga menghasilkan banyak ruang produktif. Dampak positif lainnya seperti akar
tanaman yang dapat melindungi tanah dari erosi, menyediakan ekosistem buatan bagi organisme kecil,
fotosintesis dan mengurangi polusi udara, menghasilkan udara segar dan juga menutupi kekurangan
tanaman hijau di sisi publik. Dampak positif dari perekonomian adalah meningkatkan pendapatan
penduduk, sebagai persediaan dapur sehingga lebih hemat, nilai tanah juga meningkat karena menjadi
ruang produktif. Selain itu, aspek sosial juga memperkuat perilaku sosial terhadap orang lain seperti
menghormati, bekerja bersama, saling membantu, berbagi tanggung jawab dan dapat saling
bersosialisasi dan bertukar ilmu. Oleh sebab itu taman dapur memiliki nilai yang berkelanjutan yang
dianggap sebagai salah satu dasar penerapan konsep keberlanjutan.

Banda aceh, Indonesia memiliki mayoritas penduduk yang beragama islam yang
mempengaruhi budaya terutama nilai-nilai keislaman. Dari segi arsitektur salah satu ciptaan
budayanya adalah rumah adat warisan nenek moyang yang mampu menampung aktivitas manusia dan
adaptasinya yang tinggi terhadap iklim dan geografi, mencapai standar kenyamanan hidup dari sisi
ekologis dan merupakan produk berkelanjutan yang perlu dilestarikan. Unsur utama rumah adat di
Aceh adalah serambi depan, serambi belakang, dan serambi induk juga beberapa tambahan seperti
dapur. Dibangun tanpa paku sehingga tahan gempa dan rumbia sebagai material atap sehingga tidak
membahayakan alam dan tidak beracun. Rumah adat ini berbentuk persegi panjang dengan orientasi
bangunan barat-timur untuk menghindari angin barat yang kencang yang terjadi di Aceh. fasad
bangunan yang menghadap ke barat berukuran kecil. Sehingga beban angin gedung tidak terlalu
besar. Tinggi tiang bangunan sekitar 2,5-3 meter agar terhindar dari banjir dan serangan hewan buas
yang dulunya dikelilingi oleh hutan. Bahan lantai terbuat dari bilah bambu dengan celah agar sirkulasi
udara lancar sehingga menciptakan bangunan yang sehat dan berkurangnya konsumsi energi dalam
bangunan. Dari segi ekonomi, menghemat biaya konstruksi dengan memanfaatkan ruang bawah
sebagai ruang multifungsi seperti aktivitas menganyam, acara adat dan lain lain. Sedangkan dari aspek
sosial kegiatan diruang bawah juga melibatkan interaksi dan komunikasi antar penghuni sehingga
dapat memperkuat hubungan sosial dan kualitas hidup bermasyarakat lebih baik.

PANDANGAN PRIBADI TENTANG POSISI BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN

Budaya adalah salah satu warisan nenek moyang yang harus dilestarikan dan juga aset
penting dalam pembangunan. Budaya juga dianggap sebagai penggerak bangunan berkelanjutan dan
berdampak positif baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan sekitar. Memasukkan budaya ke dalam
pembangunan yang berkonsep berkelanjutan akan menciptakan pembangunan yang berakar dari
budaya dan cepat tanggap terhadap konteks lokal. Budaya juga dapat menentukan ciri khas dari suatu
wilayah yang membuat wilayah tersebut berbeda dengan lainnya. Apabila sebuah bangunan
berkelanjutan itu diterapkan suatu budaya di dalamnya maka dapat beradaptasi terhadap iklim dan
geografi setempat. sehingga, mencapai standar kenyamanan hidup dari sisi ekologis.

Dilihat dari aspek ekonomi, budaya dapat menghemat biaya konstruksi dan menciptakan
lapangan kerja contohnya ruang bawah pada rumah adat aceh . Budaya akan membawa kreativitas dan
inovasi bagi ekonomi. Sedangkan dari aspek sosial, ​memperkuat hubungan sosial dan kualitas
hidup bermasyarakat yang lebih baik. Sementara dari aspek lingkungan dapat menjelaskan
identitas suatu wilayah dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Namun,
pendekatan yang terpadu dan holistik pada pembangunan hanya dapat dicapai bila nilai-nilai ini tegas
dan dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai