Anda di halaman 1dari 5

Dasar Dasar Audit

Bab I Pengertian Audit


Aktivitas membandingkan keadaaan yang sebenarnya (kondisi) dengan keadaan yang
seharusnya (kriteria) untuk dilaporkan kepada pihak-pihak terkait.
Pengawasan : langkah-langkah untuk meyakinkan apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan
tujuan atau rencana yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh atasan terhadap bawahan,
SPI, diri sendiri maupun stake holder lainnya
Aktif : Pengawasan melalui peninjauan lokasi yang akan di Audit dan dituangkan di dalam
laporan tertulis.
Pasif : Pengawasan melalui data on Desk saja tidak meninjau lapangan dan dituangkan di
dalam laporan tertulis.
Seorang Auditor atau pengawas tidak selalu mempunyai kewenangan melakukan tindak
lanjut.
Wewenang Auditor/Pengawas adalah orang orang yang menjalankan fungsi staff bukan
fungsi lini (pelaksanaan).

Temuan adalah perbedaan antara kriteria dengan kondisi


Kriteria Sama Dengan Kondisi
Kondisi Lebih Baik Daripada Kriteria, Harus Dihargai
Kriteria Lebih Baik Daripada Kondisi, Harus Dihukum
Temuan Negatif Dan Positif Harus Diungkapkan

Bab II Tujuan Audit


Menilai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
memberikan saran-saran perbaikan
menetapkan apakah laporan keuangan suatu badan usaha telah dengan wajar

Bab III Sejarah Audit


fungsi audit dalam arti audit fungsional yang dilakukan oleh aparatur negara di Indonesia
dan berbagai kewenangan diatur menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan: Untuk memeriksa/mengaudit tanggung
jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang
peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang.

Keputusan Presiden Nomor 31 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan:


fungsi audit/pengawasan di lingkungan Pemerintah oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara
Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan
Perusahaan Perseroan (Persero). Di dalam Peraturan Pemerintah tersebut antara lain diatur
tentang pembentukan Satuan Pengawasan Intrrn (SPI).

Bab IV Syarat syarat seorang menjadi Auditor Fungsional


1. Ahli >> Auditor harus mempunyai keahlian mengenai audit dan menguasai
masalah-masalah yang diaudit.
a. Keahlian dalam mengaudit
- Auditor harus mendalami mengenai teknik audit, prosedur audit serta segala
hal yang berkaitan dengan cara audit dilakukan.
- Pendidikan atau latihan dalam bidang audit maupun pengalaman harus
dijalaninya secara mencukupi.
b. Keahlian dalam masalah yang diauditnya.
- Pengetahuan mengenai masalah-masalah yang diaudit akan sangat membantu
auditor untuk melakukan penilaian yang sebaik-baiknya.
- Akan lebih baik apabila pengetahuan semacam itu sudah diperoleh sebelum ia
melaksanakan tugasnya.
-
Maka diperlukan usaha untuk mengumpulkan pengetahuan atau pengalaman
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan yang diaudit.

- Latar belakang pendidikan yang dimiliki seorang auditor, umpamanya di bidang


hukum, bidang teknik, bidang ekonomi perusahaan dan lain-lainnya merupakan
bekal yang baik

2. Integritas >> Integritas adalah kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani,
bijaksana dan bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa hormat
bagi orang lain.
a. Jujur >> tidak boleh memutarbalikkan fakta.

kejujuran dalam integritas merupakan hal yang sangat penting,


mengingat seorang auditor adalah seorang yang melakukan penilaian
terhadap pekerjaan/kegiatan orang lain. Dari dirinya diharapkan sifat
yang jujur, sehingga hasil pekerjaannya tidak akan diragukan orang.
auditor tidak boleh memutarbalikkan fakta, yang baik harus dikatakan
baik, demikian pula yang buruk harus dikatakan buruk.

b. Berani >> berani mengemukakan pendapatnya.


keberanian dituntut dari seorang auditor dalam menjalankan tugas dan
mengemukakan pendapatnya. la adalah orang yang tidak dapat
diintimidasi oleh pihak yang diaudit atau orang lain dan ia tidak akan
tunduk kepada tekanan-tekanan yang dilakukan oleh siapapun yang
dapat mempengaruhi hasil auditnya.

c. Bijkasana >> dapat menimbang segala permasalahan berikut akibat akibatnya


dengan memperhatikan ketentuan/peraturan perundang
undangan yang berlaku.
auditor harus dapat menimbang segala permasalahan berikut akibat-akibatnya
dengan memperhatikan ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Bertanggung jawab >>


bertanggung jawab atas segala tindakan yang
dilakukannya termasuk tindakan agar pekerjaannya dapat
diselesaikan dengan sebaik baiknya di tunjang oleh hasil
hasil pekerjaan audit yang dicerminkan dari kualitas dan
kelengkapan hasil auditnya.
3.     Objektif
a. auditor harus mempunyai sikap dan pandangan objektif, artinya di dalam
melaksanakan tugasnya ia tidak boleh berpihak kepada siapapun yang mempunyai
kepentingan atas hasil pekerjaannya.

b. Seseorang dikatakan objektif apabila pendapat yang dikemukakannya menyatakan


dengan wajar dan sebenarnya tentang keadaan yang dijumpai selama audit, dengan
tidak memandang apakah yang bersangkutan adalah pejabat tinggi atau pegawai
rendah.

c. Pengertian objektif harus dibedakan dengan pengertian independen di dalam


struktur organisasi. Pengertian independen adalah keadaan di mana secara
organisatoris pihak yang bersangkutan tidak terikat kepada bagian atau kekuasaan
tertentu.

4.     Kualitasa Kepribadian


a. Rasa ingin tahu yang tinggi mengenai setiap permasalahan yang dihadapinya,
b. Gigih di dalam memecahkan masalah dan tegar dalam menghadapi setiap cobaan
yang dihadapi.
c. Sopan santun,
d. Cara berpakaian dan penampilan yang dapat memberikan kesan baik kepada orang
lain maupun kepada pihak yang diaudit.
e. Kesegaran sudut pandang
f. Kejernihan cara berpikir, daya analisis,
g. Sikap tenang,
h. Pandai berbicara,
i. Mempunyai rasa humor
j. Mudah bergaul di berbagai lingkungan.
k. Ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tidak terjadi kesalahan di dalam
memberikan pendapat dan menyimpulkan hasil audit.

INDIKATOR EFEKTIFITAS INTERNAL AUDITOR


a. Tindak lanjut rekomendasi
b. Kehadirannya dirindukan
c. Lebih mengedepankan profesionalisme dibandingkan kewenangan
d. Ada karena dibutuhkan
e. Memposisikan auditee sebagai mitra atau pelanggan
f. Diposisikan sebagai mitra oleh eksternal auditor dan komite audit

HAMBATAN TERHADAP PERAN INTERNAL AUDITOR


a. Tidak adanya dukungan manajemen puncak
b. Pola rekruitmen dan pembinaan karir yang tidak jelas
c. Kolusi
d. Keterikatan emosi dengan auditee
e. Pilihan antara azas manfaat dan ketaatan
f. Pilihan antara loyalitas kepada manajemen puncak dihadapkan dengan
mempertahankan integritas dan objektifitas
g. Tidak adanya kesepahaman dengan auditee (tidak adanya/tidak lengkapnya Audit
Charter)
MENINGKATKAN PERAN UNIT AUDIT INTERN (SUATU GAGASAN)
LATAR BELAKANG :
a. Posisi dalam organisasi adalah staf bukan garis (Kompetensi dan integritas akan
tereliminasi oleh kemauan manajemen puncak)
b. Sulit mengeliminasi hubungan emosi dengan auditee (Tidak Objektif)

SOLUSI TERHADAP HAMBATAN PERAN UNIT AUDIT INTERN


a. Memposisikan unit audit intern sebagai center Of excelence
- Pola rekruiment yang jelas
- Pembinaan karir yang terstruktur
- Renumerasi

b. Meningkatkan hubungan antara unit audit intern dengan komisaris/pengawas


- Laporan Hasil Audit disampaikan juga kepada komisaris/pengawas tanpa
melalui top management

c. Dalam audit menggunakan sdm dari luar institusi


- Setidaknya untuk jabatan Ketua tim dan anggota tim dalam suatu penugasan
audit

PERSYARATAN SDM EKSTERNAL DALAM PENUGASAN AUDIT INTERNAL


- Persyaratan sdm eksternal dalam penugasan audit internal
- sdm dimaksud menjadi anggota asosiasi profesi
- Asosiasi dimaksud diakui oleh stake holder
- Asosiasi dimaksud telah menetapkan standar, norma dan kode etik yang harus
dipatuhi oleh anggotanya.

Bab V Ruang Lingkup Audit (PER. MENEG BUMN Nomor PER-01/MBU/2011)


1. Audit atas keuangan termasuk penilaian tentang ketaatan pada peraturan.
- Objek audit telah melakukan pengendalian yang efektif terhadap penerimaan,
biaya, harta dan hutang.
- Objek audit telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas sarana, hak,
kewajiban dan kegiatan.
- Laporan keuangan memuat data yang teliti, dapat dipercaya dan disajikan secara
layak serta bermanfaat bagi pengembilan keputusan.
- Objek audit telahm menaati semua peraturan yang berlaku.
2. Audit tentang efisiensi dalam pengguanaan sarana yang tersedia.
- Prosedur yang tidak atau kurang berfungsi dan memerlukan biaya yang lebih besar
dari yang dibenarkan
- Pengulangan pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa petugas atau oleh berbagai
bagian di dalam organisasi
- Pelaksanaan yang kurang atau tidak ada manfaatnya
- Pengguanaan jumlah petugas yang terlampau banyak jika dibandingkan dengan
banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan
- Pembelian yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kebutuhan
- Pemborosan dalam pengguanaan sumber dana dan daya
3. Audit apakah hasil atau manfaat yang diinginkan dari program telah dicapai secara
efektif.
- Kegunaan serta kewajaran kriteria yang digunakan oleh objek audit untuk menilai
efektivitas dalam pencapaian hasil program
- Ketepatan cara yang digunakan oleh objek audit untuk menilai efektivitas
pencapaian hasil program
- Ketelitian data yang dikumpulkan
- Apakah hasil yang dicapai dapat dipercaya kebenerannya.

4. Audit khusus, contohnya audit atas adanya indikasi kecurangan


5. Audit atas kewajaran penyajian laporan keuangan

Bab VI Organisasi

Bab VII Unit Audit Internal dan External


Audiit Internal >> SPI
Salah satu peran yang harus dilakukan Satuan Pengawasan Intern adalah melakukan
evaluasi terhadap kegiatan unit-unit yang lainnya Tujuan evaluasi adalah dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan

-
Merupakan bagian dari suatu organisasi yang dimaksudkan untuk melakukan audit dengan
mengevaluasi fungsi-fungsi pelaksanaan lainnya
- Para auditor intern adalah pegawas suatu entitas/organisasi yang ditunjuk dan
bertanggungjawab kepada pimpinan organisasi unit auditor intern
- Unit auditor intern harus lepas dari fungsi pelaksanan/operasi sehingga dapat
menjadi alat bagi pimpinan yang bebas menilai pelaksanaan tugas bagian-bagian
lainnya.

Audit External
- Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan bagi kementrian atau Lembaga
Pemerintah Non Kementrian
- Badan Pemeriksa Keuangan bagi Pemerintah
- Akuntan Publik bagi perusahaan yang diauditnya
Suatu unit organisasi audit yang berada di luar organisasi yang diaudit. Contohnya
adalah akuntan publik dan BPK, ditinjau dari instansi yang diauditnya merupakan unit
auditor ekstern.

Anda mungkin juga menyukai