Materi 3 Ekonomi Syariah 2020
Materi 3 Ekonomi Syariah 2020
sebagai Landasan
Ekonomi
Materi 3 Ekonomi Islam 2020
ISLAMIZATION OF KNOWLEDGE
Islamization
of Knowledge
AKTIFITAS KEHIDUPAN
Sistem Islam bersifat integratif & komprehensif
SEJARAH EKONOMI ISLAM
o Banyak ahli dan penulis sejarah Islam yang meragukan eksistensi
berfungsinya sistem perekonomian Islam dan mekanisme sistem syariah
secara keseluruhan, karena fakta konflik politik, korupsi pejabat dan
kesewenangan penguasa pada masa – masa itu.
o Namun Dr. Yusuf Qardhawi membantah analisa ini. Beliau mengakui
bahwa fenomena negative tadi terjadi tapi itu merupakan dinamika
wajar sebuah negara atau sebuah peradaban. Tapi bukan berarti
mekanisme syariah tidak berjalan. Aplikasi zakat, pelarangan riba, jual –
beli, sewa – menyewa, institusi Baitul Mal, Lembaga Hisbah dan lain-lain,
semua itu berjalan dan wujud. Sehingga kesewenangan dan konflik politik
yang melekat pada rezim Islam klasik tidak berarti sistem syariah tidak
berjalan, harus dibedakan dua permasalahan tersebut.
o Kadangkala ketika membaca satu paragraph tentang sejarah sebuah
kesultanan atau kisah seorang sultan yang penuh dengan konflik dan
kesewenangan, maka secara tak sadar seorang pembaca akan memiliki
persepsi bahwa konflik tersebut memenuhi masa usia kesultanan atau
berlangsung selama sultan tersebut berkuasa, dan menutup semua fakta
kebaikan yang terjadi pada sisi lain.
[1] Yusuf Qardhawi, Distorsi Sejarah Islam, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 2005.
Perkembangan Ilmu Ekonomi Islam
Political independence of Muslim countries
End of Second Islamic Resurgence
World War
Desire to be free of colonial influence
“…Dan Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sumber-sumber kehidupan untuk
keperluanmu…” (Al Hijr: 20)
“Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan kecukupan.” (An Najm: 48)
“Dan sesungguhnya kecintaan kepada kebaikan (harta) manusia itu amat sangat”. (Al Aadiyaat: 8)
“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan dia
berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir”. (Al Ma’arij: 19-21)
“…Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah,
kelebihan (dari apa yang diperlukan)…” (Al Baqarah: 219)
“Andaikata manusia manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih
ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh
melainkan hanya tanah (maut). Dan Allah menerima tobat orang yang tobat kepada-Nya”. (HR.
Muslim)
Needs, Wants & Factor of Productions
Wahai hamba-Ku engkau berkeinginan Akupun
memiliki keinginan
Jika engkau sandarkan apa yang engkau
inginkan pada-Ku, maka akan Aku cukupkan
apa yang engkau butuhkan
Namun jika engkau tidak sandarkan apa yang
engkau inginkan pada-Ku, maka akan aku
berikan keletihan dan kesengsaraan
Sesungguhnya apa yang terjadi adalah apa
yang Aku inginkan
(Hadits Qudsi)
NEEDS, WANTS & FACTOR OF PRODUCTIONS
Islamic Norms
Wants
Zuhud &
Qana’ah
Needs
Factor of
Production
Definisi Ekonomi Dalam Islam
PEMENUHAN
PENYIKAPAN
KEBUTUHAN
TERHADAP HARTA
MENUJU FALAH
INVESTASI
Investasi merupakan usaha bersama (dua pihak atau lebih) dalam aktifitas
produksi, bentuk investasi dalam Islam; mudharabah & musyarakah.
SOSIAL
Aktifitas sosial adalah aktifitas yang menjamin berlangsungnya perputaran
harta khususnya pemberian kesempatan pada para individu yang tidak
memiliki akses ekonomi menggunakan meknisme sukarela (voluntary).
Instrumen yang digunakan seperti infaq, shadaqah, wakaf, hibah dan hadiah.
REGULASI
Regulasi merupakan aktifitas penjaminan perputaran harta yang bersifat
mengikat yang dijalankan oleh negara menggunakan kewenangan
hukumnya. Instrumen yang digunakan yaitu zakat, kharaj, ushr, khums, dan
jizyah
ISLAMIC ECONOMIC THOUGHT
(CONTEMPORARY)
Prinsip Ekonomi Islam
Ekonomi Islam sepatutnya dilihat dalam satu kesatuan
ilmu, tidak sepenggal-sepenggal. Dengan begitu akan
jelas terlihat bentuk bangunan keilmuan serta
karakteristik aplikasinya.
Kalaupun ada pada penggalan-penggalannya yang
sama dengan sistem ekonomi lain (kapitalisme atau
sosialisme), maka hal tersebut haruslah disikapi lebih
bijaksana.
Perlu dipahami penggalan tersebut merupakan
rangkaian dari struktur ilmu Islam yang berkarakteristik
khas, yang berbeda dengan konvensional
PRILAKU EKONOMI ISLAM
Prinsip Ekonomi Islam
Self-Interest =
Egoism = Utilitarianism = Individualism
= Materialism = Rationalism
= CAPITALISM
URGENSI IMAN
DALAM PEREKONOMIAN ISLAM
self-interests sentiments
Interaksi/Mekanisme
Ekonomi
Bangunan Ekonomi
URGENSI IMAN
DALAM PEREKONOMIAN ISLAM
Akidah Akhlak
Syariah
Human Nature
IMAN
Preferensi
Interaksi/Mekanisme
Ekonomi
Bangunan Ekonomi
RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM
Iman
4JJ I
Revelations Observations
ILMU
Islamic Man
Worldview
Sistem Ekonomi Islam
PRINSIP EKONOMI
ISLAM AQIDAH AKHLAK
SYARIAH
INSTRUMEN
EKONOMI ISLAM
PRINSIP-PRINSIP
SYARIAH
MANUSIA LINGKUNGAN
KEFITRAHAN
MANUSIA &
LINGKUNGAN
Konsep Interaksi Ekonomi Islam 2
KONSEP KONSEP
INDIVIDU (ILMU) KOLEKTIF
(AMAL)
KONSEP IMAN, KONSEP KHILAFAH,
IHSAN, IKHLAS UKHUWAH,
TAWSIYAH
Motif Aktifitas Ekonomi
KONDISI MASYARAKAT MOTIF AKTIFITAS
(asumsi)
EKONOMI
Keimanan Yang Baik Mashlahat, kewajiban & Kebutuhan
TUJUAN
Memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun
ruhani sehingga mampu memaksimalkan
fungsi kemanusiaannya sebagai hamba
Allah SWT untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat (falah).
Prilaku Konsumsi (Dr. Yusuf Qardhawi)
G2
Keimanan puncak
kepuasan mendekati titik
M = BN
G1
M1
I1
0 Co=X0 X1 X
IMAN DAN KEPUASAN
G
BN
Keimanan puncak
kepuasan mendekati titik
M = BN
G1
M1
I1
0 Co=X0 X1 X
IMAN DAN KEPUASAN
G
BN
G2
Pendapatan naik
M2
G1
M1
I1
0 X0 X1 X2 X
IMAN DAN KEPUASAN
G
BN
G2
Pendapatan naik, titik
M2
kepuasan meningkat
dengan amal shaleh
G1
M1
cenderung tetap (konsumsi
barang meningkat)
B C
I1
I2
0 X0 X1 X2 X
IMAN DAN KEPUASAN
G=Amal Shaleh
BN=Basic Need
G2
I2
B C
I1
I2
0 X0 X1 X2 X=Konsumsi
IMAN DAN KEPUASAN
G
BN
G1
Harga barang naik
M1
A
M2
I1
0 X0 X2 X1 X
IMAN DAN KEPUASAN
G
BN
G1
Harga barang naik, titik
M1
kepuasan akan tetap dijaga
A pada tingkat amal shaleh
M2
maksimum
I1
A
I1
0 X0 X2 X1 X
PRILAKU EKONOMI MUSTAHIK
C = Co = Z
G3 M4
B
I3
I2
0 X2 Z X3 X
IMAN DAN KEPUASAN
G
BN
G3 M4
G1 M1 I2
A
0 X1 X2 Z X3 X
Kepuasan Dalam Islam
G
Where:
G3
Y = Good Deeds
M4 BN
Z X = Goods & Services
M3 BN = Basic Needs
G2
ZZ = Nishab
M2
G1
C
“Orang-orang kaya telah
meraih pahala (yang
M1
B
I3
banyak)…”
(HR Bukhari dan Muslim)
A I2
0 X1 X2 Z
X
X3
Prilaku Produksi
TUJUAN
Memenuhi kebutuhan setiap individu;
bahwa aktifitas produksi hendaknya berorientasi
pada kebutuhan masyarakat luas, bukan terbatas
pada orientasi pemaksimalan keuntungan materi
saja
Mewujudkan kemandirian ummat; bahwa
aktifitas produksi bertujuan menciptakan rasa
kemandirian kolektif yang kemudian menciptakan
ketahanan ekonomi, mendukung berkembangnya
kemajuan sektor-sektor yang lain
Barang & Jasa yang Diproduksi
Jenis barang dan jasa yang diperjual-belikan adalah
barang dan jasa yang diperbolehkan oleh syariat
atau barang dan jasa yang tidak ada pelarangannya
dalam syariat.
P&C
MC
Assumptions
P optimum;
MC = MR
AR
MR
Q
Pasar Persaingan Sempurna
P&C
MC
AR = MR = D
Q
Zakat
KARAKTERISTIK
Zakat merupakan ketentuan yang wajib dalam sistem
ekonomi (obligatory zakat system), sehingga
pelaksanaannya melalui institusi resmi negara
yang memiliki ketentuan hukum.
INSTITUSI
Zakat dikumpulkan, dikelola atau didistribusikan
melalui lembaga Baitul Mal.
Implikasi Zakat
Definisi
Segala tambahan atas pinjaman atau tambahan dari
pertukaran pada satu jenis barang yang sama adalah RIBA.
(QS. 2:275-281, 3:130-132, 4:161, 30:39)
Profit
(Ribh)
Debt Al-Bay’
Risk-free Ghurmi
Haram Halal
Zero VAD Ikhtiar
Jual Beli (Dr. Saiful Azhar Rosly)
‘IWAD
Murabahah
Ijarah
Istisna’
Salam
Rahn
Mudharabah
Musyarakah
Instrumen Investasi Dalam Pasar
Mudharabah
Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih
dalam sebuah usaha ekonomi, dimana ada pihak yang menjadi
penanam modal (Rabbulmal) dan ada pihak yang mengelola modal
dengan keahliannya (Mudarrib)
Musyarakah
Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih
dalam sebuah usaha ekonomi, dimana kedua pihak tersebut dapat
berkongsi modal dan keahlian, dan keduanya aktif dalam pengelolaan
usaha ekonomi.
Instrumen Jual-Beli Dalam Pasar
Murabahah
Yaitu suatu transaksi jual beli dimana pemilik modal
(Rabbulmal) membeli barang atas permintaan pengguna
akhir yang kemudian membeli secara kredit dari pemilik
modal dengan harga mark-up.
Ijarah
Yaitu suatu kontrak sewa yang kemudian menjadi transaksi
jual beli ketika penyewa menggenapkan pembayaran pada
akhir kontrak.
Instrumen Jual-Beli Dalam Pasar
Istisna
Yaitu Transaksi jual beli dimana pembeli menerima barang terlebih dahulu
dengan pembayaran yang tertunda.
Salam
Yaitu transaksi jual beli dimana penjual memberikan barang pada pembeli
pada masa yang akan datang dengan pembayaran penuh terlebih
dahulu.
Rahn
Yaitu transaksi menggunakan akad gadai, jika penggadai mampu tidak
mampu menebus barangnya dalam waktu yang telah disepakati, maka
barang tadi menjadi milik penerima gadai
Mekanisme Pasar
Dengan asumsi:
Y = C + G + I + (X - M)
Coi = Cok & Zi = Zk, maka
Y = Z(2-b) + I + G + (X – M)
(1 – b – bt)
Z Y
Zakat dalam Perekonomian
P So
1 2
S1
P2
P1/P3
D1
D0
0
Q1 Q2 Q3
Q
KETERKAITAN MUZAKKI & MUSTAHIK
mustahik P muzakki
S1 S1
S2
S2
Pk
Pz
Pe
D2 D2
D1
D1
Q Q
∆Qk ∆Qz
∆Qk > ∆Qz
Kenaikan M (income) D mustahik naik lebih besar daripada muzakki
Efek Zakat dan Pajak dalam Ekonomi
P S1
So
Efek Pajak
Efek Zakat
D1
D0
0
Q
Prilaku Produksi di Pasar Monopoli
P&C
MC
Assumptions
δQ/δZ > 0
AR
MR
Q
Prilaku Produksi di Pasar Monopoli
P&C
MC
Assumptions
δQ/δZ > 0
AR’
AR
MR MR’
Q
Pasar Persaingan Sempurna
P&C
MC
AR’ = MR’ = D’
AR = MR = D
Q
KEUANGAN PUBLIK ISLAM DALAM MAKROEKONOMI
Y = Ci + Ck + I + G + (X – M) In = infaq
Sh = shodaqoh
Wq = waqf
Y = Co + b(Y-Z-tY) + Co + I + G + (X – M)
Y = 2Z + bY – bZ – btY + I + G + (X – M)
I = Io + Wq
Y – bY + btY = 2Z – bZ + I + G + (X – M)
Wq = f(iman)
Y(1 – b + bt) = Z(2-b) + I + G + (X – M)
Teori permintaan uang Islam lebih dilihat sebagai Permintaan Investasi (Id) instead of Permintaan Uang (Md) & itu terkait erat dengan expected return Investasi (πe)
Y = Z(2-b) + I + G + (X – M)
Id = kY + h(πe); Is = Ip + Ig + Iso
(1 – b – bt)
Ip = swasta
Z Y Ig = pemerintah (mustaglah)
G = Go + In + Sh
In = f(iman)
Sh = f(iman)
IMAN I
IMAN G
G = Ci + Ck + Io + Wq + Go + In + Sh + (X – M)
Y(1 – b + bt) = Z(2-b) + Io + Wq + Go + In + Sh + (X – M)
Y = Z(2-b) + Io + Wq + Go + In + Sh + (X – M)
(1 – b – bt)
Z C (Dd) I (Sp) Y
Wq I (Sp) Y
Inf, Sh G (Dd,Sp) Y
Kebijakan Penunjang Sektor Riil
Kebijakan Sistemik:
• Mekanisme Zakat
• Pelarangan Riba
Kebijakan Pemerintah:
• Minimalisasi Pajak (Supply-Side Policy)
• Optimalisasi Sektor Sosial (Demand-Side Policy)
• Pengembangan Tekhnologi-Informasi
• Optimalisasi Institusi Penunjang Pasar
Zakat Dalam Sektor Riil
• Zakat menjadi mekanisme baku yang menjamin terdistribusinya
pendapatan dan kekayaan, sehingga tidak terjadi kecenderungan
penumpukan faktor produksi pada sekelompok orang yang berpotensi
menghambat perputaran ekonomi.
• Mekanisme zakat merupakan mekanisme perputaran ekonomi
(velocity) itu sendiri yang memelihara tingkat permintaan dalam
ekonomi. Dengan kata lain pasar selalu tersedia bagi produsen untuk
memberikan penawaran. Dengan begitu sektor riil selalu terjaga pada
tingkat yang minimum dimana perekonomian dapat berlangsung,
karena interaksi permintaan dan penawaran selalu ada. Pentingnya
perputaran ini tergambar dalam rumusan MV = PT –nya golongan
moneteris konvensional.
• Dengan zakat perekonomian juga mengakomodasi warga negara yang
tidak memiliki akses pada pasar karena tidak memiliki daya beli atau
modal untuk kemudian menjadi pelaku aktif dalam ekonomi. Sehingga
volume aktifitas ekonomi relatif lebih besar (jika dibandingkan dengan
aktifitas ekonomi konvensional).
Pelarangan Riba Dalam Sektor Riil
• Absensi Riba dalam perekonomian (sektor riil) mencegah
penumpukan harta pada sekelompok orang, dimana hal
tersebut berpotensi mengeksploitasi perekonomian
(eksploitasi pelaku ekonomi atas pelaku yang lain
eksploitasi sistem atas pelaku ekonomi).
• Absensi Riba mencegah timbulnya gangguan-gangguan
dalam sektor riil, seperti inflasi dan penurunan
produktifitas ekonomi makro.
• Absensi Riba mendorong terciptanya aktifitas ekonomi
yang adil, stabil dan sustainable melalui mekanisme bagi
hasil (profit-loss sharing) yang produktif.
Pajak Dalam Sektor Riil
• Pajak yang tidak definitif (jelas) akan membebani
perekonomian dan menekan peningkatan aktifitas pasar,
bahkan cenderung berkorelasi positif dengan gangguan
ekonomi seperti inflasi. Dimana pajak menjadi beban yang
kemudian menekan penawaran.
• Penggunaan dana pajak yang tidak lancar dan transparan
akan membuat ketidakseimbangan ekonomi pada sektor
riil.
• Pajak yang tidak definitif akan menggeser beban pada
segolongan pelaku ekonomi dalam perekonomian, yang
kemudian menghambat aktifitas sektor riil.
Instrumen Sosial Dalam Sektor Riil
• Instrumen sosial seperti infaq, shadaqah, hadiah, dan hibah sebenarnya
melengkapi pendanaan kesejahteraan sosial bagi golongan masyarakat
yang tidak memiliki akses ekonomi yang terlebih dulu dilakukan
pemerintah melalui instrumen regulasinya; zakat, kharaj, jizyah,
khums dan ushur atau pajak-pajak kondisional
• Wakaf sebagai investasi publik diharapkan mampu menekan biaya-
biaya sosial yang harus dikeluarkan masyarakat. Wakaf kemudian
secara langsung atau tak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan
dan kinerja sektor riil, berupa penekanan biaya ekonomi, menekan
pengangguran dan meningkatkan konsumsi.
Performa sektor sosial ini sangat bergantung pada kondisi kualitas ruhiyah
masyarakat, sehingga pendidikan dan pembinaan menjadi fungsi
negara yang sangat penting. Bahkan performa sektor sosial ini menjadi
variabel yang cukup representatif untuk menggambarkan kesuksesan
sebuah negara.
Informasi & Teknologi Dalam Sektor Riil
• Peningkatan informasi dan teknologi tentu akan
meningkatkan dinamika sektor riil melalui efisiensi
aktifitas sektor riil, penekanan biaya, optimalisasi proses
produksi, kelancaran transaksi dan pasar serta kelancaran
pengawasan aktifitas pasar.
Baitul Mal
Baitul Mal merupakan institusi negara yang bertujuan
mewujudkan misi negara dalam mensejahterakan warga
melalui kebijakan sektor riil dan moneter menggunakan
instrumen-instrumen publik yang menjadi wewenangnya,
seperti zakat, kharaj-jizyah (pajak), investasi negara (al
mustaglat), uang beredar, infak-shadaqah, wakaf, dll.
SEKTOR MONETER
Definisi
BUNGA
Money
Concentration &
Creation Inflation
Dalam teori konvensional, diyakini bahwa konsentrasi uang terjadi dalam rangka kebijakan
moneter yang bersifat diskresi dari suatu otoritas, dimana konsentrasi/penarikan uang
beredar tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan/menurunkan inflasi melalui penekanan
demand:
Ms turun D turun inflasi turun
Hal ini terjadi berdasarkan analisa dari sudut pandang demand.
Real Sector
DSU/mustahik
SSU/muzakki
DSU/mustahik
bunga
SSU/muzakki
DSU/mustahik
spekulasi
bunga
SSU/muzakki
DSU/mustahik
judi
spekulasi
bunga
SSU/muzakki
DSU/mustahik
korupsi
judi
spekulasi
bunga
SSU/muzakki
Aktifitas Keuangan
(Non-Produktif)
Flow of Interaction
IFIs
Money Real
Firms House Hold
Market Market
Existing
Flow of Interaction
IFIs
Real
Firms House Hold
Market
Real Sector
Theory
SKEMA IMPLIKASI
Taking or Doing Economic
Share Base Growth
Investment
Wealth &
Income Productivity &
Distribution Opportunity
Tahun Kronologi Krisis (Roy & Glyn Davies, Tahun Emas sebagai uang (Francisco LR dan
1996) Luis R Batiz,1985)
1860-1921 Peningkatan Jumlah Bank di amerika s/d 19 1880-1914 Standar Emas; Emas sebagai mata uang,
Kali Lipat terutama yang digunakan oleh negara
superpower ekonomi ketika itu, yakni
US dan UK
1907 Krisis Perbankan Internasional dimulai di
New York
1913 US Federal Reserve System
1914-1918 Perang Dunia I 1915 Runtuhnya Rezim Uang Emas
1920 Depresi Ekonomi di Jepang
1922-1923 German mengalami hyper inflasi. Karena 1924 German kembali menggunakan standard
takut mata uang menurun nlainya, gaji emas
dibayar sampai dua kali dalam sehari
1925 Inggris kembali menggunakan standard
emas
1927 Krisis Keuangan di Jepang (37 Bank tutup); akibat
krisis yang terjadi pada bank-bank Taiwan. 1981 –
1901 Jumlah Bank bertambah 20 kali lipat
Kronologi Krisis Keuangan Dunia 2
Tahun Kronologi Krisis (Roy & Glyn Davies, Tahun Emas sebagai uang (Francisco LR dan
1996) Luis R Batiz,1985)
1929-1930 The Great Crash (di pasar modal NY) & 1928 Prancis kembali Standar Emas
Great Depression (Kegagalan Perbankan); di
US, hingga net national product-nya
terbangkas lebih dari setengahnya
1931 Austria mengalami krisis perbankan, 1931 Amerika dan Perancis menguasai 75%
akibatnya kejatuhan perbankan di German, cadangan emas dunia.Inggris
yang kemudian mengakibatkan meninggalkan standar emas, begitu juga
berfluktuasinya mata uang internasional. Hal dengan Jepang.
ini membuat UK meninggalkan standard
emas.
1934 USA meninggalkan Standard Emas
1915-1940 Kekacauan Moneter Dunia
1944-1966 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari 1944 Beridiri IMF (USA)
kebijakan yang mulai meliberalkan (Jully) Penerapan Fixed Exchange rate sistem
perekonomiannya. Kesepakatan Bretton Woods
(1 Ons Emas = 35 USD)
1944-1946 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis
moneter. Ini merupakan krisis terburuk eropa.
Note issues Hungaria meningkat dari 12000
million (11 digits) hingga 27 digits.
Kronologi Krisis Keuangan Dunia 3
Tahun Kronologi Krisis (Roy & Glyn Davies, Tahun Emas sebagai uang (Francisco LR dan
1996) Luis R Batiz,1985)
1945-1946 Jerman mengalami hyper inflasi akibat
perang dunia kedua.
1945-1955 Krisis Perbankan di NigeriaAkibat
pertumbuhan bank yang tidak teregulasi
dengan baik pada tahun 1945
(1950-1972)
Periode tidak terjadi krisis
Lebih kurang akibat Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi disektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate
Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya
di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) “tenang”.
Tahun Kronologi Krisis (Roy & Glyn Davies, Tahun Emas sebagai uang (Francisco LR dan
1996) Luis R Batiz,1985)
1973 Amerika meninggalkan standar emas.
Akibat hukum “uang buruk (foreign
exchange) menggantikan uang bagus
(dollar yang di-back-up dengan emas)-
(Gresham Law)”.
1973… Dimulainya spekulasi sebagai dinamika
baru di pasar moneter konvensional akibat
penerapan floating exchange rate system.
Periode Spekulasi; di pasar modal, uang,
obligasi dan derivative.
1973-1974 Krisis Perbankan kedua di Inggris; akibat Bank
of England meningkatkan kompetisi pada
supply of credit.
1974 Krisis Perbankan kedua di Inggris; akibat Bank
of England meningkatkan kompetisi pada
supply of credit.
1978-1980 Deep recession di negara-negara industri akibat
boikot minyak oleh OPEC, yang kemudian
membuat melambung tingginya interest rate
negara-negara industri.
Kronologi Krisis Keuangan Dunia 5
Tahun Kronologi Krisis (Roy & Glyn Davies, Tahun Emas sebagai uang (Francisco LR dan
1996) Luis R Batiz,1985)
1980 Krisis Dunia ketiga; banyaknya hutang dari
negara dunia ketiga disebabkan oleh oil
booming pada th 1974, tapi ketika negara maju
meningkatkan interest rate untuk menekan
inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi
kemampuan bayarnya.
1980 Krisis Hutang di Polandia; akibat terpengaruh
dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga.
Banyak bank di eropa barat yang menarik
dananya dari bank di eropa timur.
1982 Krisis Hutang di Mexico; disebabkan outflow
kapital yang massive ke US, kemudian di-
treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS.
Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan
Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.
1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16 Oct 1987
di pasar modal US & UK. Mengakibatkan
otoritas moneter dunia meningkatkan money
supply.
1994 Krisis di Mexico; kembali akibat kebijakan
finansial yang tidak tepat.
Kronologi Krisis Keuangan Dunia 6
Tahun Kronologi Krisis (Roy & Glyn Davies, Tahun Emas sebagai uang (Francisco LR dan
1996) Luis R Batiz,1985)
1997 Krisis Keuangan di Asia Tenggara; krisis yang
dimulai di Thailand, Malaysia kemudian
Indonesia, akibat kebijakan hutang yang tidak
transparan.
Islamic
Surplus Deficit
Sector
Financial
Sector
Market
Direct Islamic
Money Indirect Takaful
Financial Market Financial
Market Market
Commercial
Islamic Banks
Capital Unit
Market Trusts
Islamic Finance
Islamic Merchant
Companies
Bond Banks
Equity
Market
Market
Bank Syariah 1
Definisi
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi
memperlancar mekanisme ekonomi melalui aktifitas investasi atau
jual beli, serta memberikan pelayanan jasa simpanan bagi para
nasabah.
Mekanisme Kerja
Dana dari nasabah yang terkumpul dinvestasikan pada dunia usaha,
ketika ada hasil (profit), maka bagian profit untuk bank dibagi
kembali antara bank dan nasabah. Disamping itu bank syariah dapat
melakukan transaksi jual-beli baik dengan pengusaha maupun
nasabah, menggunakan skema murabahah, ijarah, istisna dan salam.
Bank Syariah 2
Margin/Mark-Up
Giro & Trade
Tabungan Bonus
Financing
Jual-Beli
Titipan
Pool Fee
Investor Dana Based Entrepreneur
Investasi Investasi
Deposito Investment
Bagi Hasil Financing
Bagi Hasil
Bank Islam
BANK KONVENSIONAL
Giro &
Tabungan
Bunga
Pool Kredit
Kreditor Dana Debitor
Bunga
Deposito
Bank Konvensional
Asuransi Syariah 1
Definisi
Takaful sebagai asuransi yang bertumpu pada konsep tolong menolong
dalam kebaikan dan ketaqwaan (wa ta'awanu alal birri wat taqwa) dan
perlindungan (at-ta'min), menjadikan semua peserta sebagai keluarga
besar yang saling menanggung satu sama lain. Sistem ini diatur dengan
meniadakan tiga unsur yang masih dipertanyakan, yaitu ketidakpastian
(gharar), judi (maisir) dan riba.
Mekanisme Kerja
Kumpulan dana peserta diinvestasikan sesuai dengan prinsip syari'ah.
Hasil investasi dimasukkan ke dalam total kumpulan dana peserta,
kemudian dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi
reasuransi). Surplus kumpulan dana peserta dibagikan sesuai dengan
sistem bagi hasil (al-mudharabah), contoh nisbah 70% untuk
perusahaan dan 30% untuk seluruh peserta.
Asuransi Syariah 2
Pegadaian Syariah 1
Definisi
Pegadaian syariah merupakan aktifitas gadai yang bebas dari bunga
dengan menggantikannya dengan pengenaan biaya yang sifatnya tetap
untuk proses administrasi dan penyimpanan barang gadai. Landasan
aktifitas ini adalah perbuatan Rasululah yang menggadaikan baju besi
beliau pada seorang yahudi.
Mekanisme
Barang yang digadaikan pada pihak pegadaian syariah akan ditaksir
yang kemudian ada perjanjian gadai dalam jangka waktu yang telah
disepakati, ketika nasabah ingin menebus barangnya, maka nasabah
harus membayar harga taksiran awal ditambah dengan biaya yang telah
disepakati pada awal perjanjian gadai.
Pegadaian Syariah 2
Dimana:
Harga Taksiran Barang
(P) Profit () = C + (M – P)
Awal
Barang Barang
Biaya ( C ) + P
Wakaf 1
Definisi
Secara bahasa wakaf bermakna berhenti atau berdiri
(waqafa/yaqifu/waqfan) dan secara istilah syara’ definisi wakaf
menurut Muhammad Ibn Ismail dalam Subulus Salamnya,
adalah menahan harta yang mungkin diambil manfaatnya tanpa
menghabiskan atau merusakkan bendanya (ain-nya) dan
digunakan untuk kebaikan
Mekanisme
Benda yang diwakafkan dapat berupa benda kongkrit atau
berupa uang tunai yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh
umum dengan memenuhi karakteristik benda wakaf yang
telah disebutkan dalam definisi.
Wakaf 2
INSTITUSI WAKAF
Wakaf Wakaf
Non-Tunai Tunai
Bangunan Pendidikan
Ekonomi
WAKIF
BANK
WAKAF Wakaf Deposits +
Administration Cost
Wakaf Deposits +
Profit Shares
Temporary Wakaf
Deposits
WAKIF
Needy People
Lampiran 3
TEMPORARY WAKAF
(WAKAF INSTITUTION)
Profit Shares
WAKAF
Institution Temporary Wakaf +
Administration Cost
Temporary Wakaf +
Profit Shares
Temporary Wakaf
INTEGRASI RIIL & MONETER
Skema Aktifitas Ekonomi (Riil & Moneter)
Investasi
Qiradh
Bagi Hasil
Investasi
Bagi
Hasil Upah
Tenaga Kerja
Islamic Financial
Institutions
Firm Household
MARKET
i naik Md turun (uang di monetary portfolio), pada saat yang sama I turun
(barang (Q) tidak tercipta), uang terkonsentrasi dan berkembang tidak produktif.
General Equilibrium = Keseimbangan Pasar (Riil)
P
S
Q = a + bP
Pe
Q = c – dP
D
Q
Qe
Qe merupakan pendapatan nasional (pendekatan output; Q = f (Qm, Qp, Qw…)
yang juga dapat dijelaskan menggunakan Y (pendekatan pengeluaran; Y = C + I +
G + (X – M))
KESEIMBANGAN PASAR TENAGA
KERJA
W
S
We
D
Upah Minimum
N
Ne
PASAR INVESTASI (MONETER ISLAM)
πe
Is = Ip + Ig + Iso
Id = kY + h(πe)
Id = kW + h(πe)
πeq
I
PASAR INVESTASI (MONETER ISLAM)
Er Is1 Is2
Id1
Id2
Er2
Ere
Er1
I
PENYEDIAAN UANG BEREDAR
er
Ms1 Ms2
ere
Md1 Md2
M
P
S1 S2
General Equilibrium; Muara
dari semua aktifitas pasar
tergambar dalam pasar
barang dan jasa, dimana
Pe
harganya (P) terbentuk
akibat kekuatan permintaan
D1 D2 dan penawaran (D = S)
Q
er Is1 Is2
Id1
Is = Id
Id2
Is = Ip + Ig + Iso
ere Id = Io + g er Kesimpulan!!!
∆Q = ∆I = ∆M
er
er I
Ms1 Ms2
Ms = Md
Ms = Mo
ere Md = kY – h er
Md1 Md2
M
SUPPLY SIDE RIGIDITY CASE
P Peningkatan demand (D1-D2)
S1 tidak memperoleh respon dari
S2 S2*
supply (S1-S2, sewajarnya S1-
P2 S2*)
Pe
Respon supply yang kecil dapat
D1 D2
Q saja akibat faktor ekonomi atau
er Is1 Is2 Is2*
Id1 non-ekonomi. Kedua faktor
Id2 tersebut menyebabkan investasi
Id2*
tidak pada tingkat sepatutnya (I2*)
ere
ere
PENERIMAAN PENGELUARAN
Jenis Regulasi
Zakat Kebutuhan Dasar
Kharaj Kesejahteraan Sosial
Jizyah Pendidikan & Penelitian
Ushur Infrastruktur (Fasilitas Publik)
Jenis Sukarela Dakwah & Propaganda Islam
Infak-Shadaqah Administrasi Negara
Wakaf Pertahanan & Keamanan
Hibah-Hadiah
Jenis Kondisional
Khums
Pajak(Nawaib)
Keuntungan BUMN (Fay’)
Lain-lain
A THEORY OF FISCAL POLICY
Social & Public Sector Output
Production Posibility
Public +
Social
Sectors
Social
Sector Public
Sector
Social Indifference
Curve
Pajak
Zakat Fay’ Takaful
(Nawaib)
Baitul Mal
Baitul Mal merupakan institusi negara yang bertujuan
mewujudkan misi negara dalam mensejahterakan warga
melalui kebijakan sektor riil dan moneter menggunakan
instrumen-instrumen publik yang menjadi wewenangnya,
seperti zakat, kharaj-jizyah (pajak), investasi negara (al
mustaglat), uang beredar, infak-shadaqah, wakaf, dll.
Lembaga Hisbah
Definisi
Al Hisbah merupakan sebuah lembaga dalam
negara Islam yang berfungsi untuk mengawasi
pasar agar berjalan sesuai dengan aturan dan
prinsip syariah. Lembaga ini dikepalai seorang
Muhtasib.
Wewenang
Lembaga ini memiliki wewenang intervensi pasar
dan mengadili segala pelanggaran syariah yang
terjadi di pasar.
Tugas Lembaga Hisbah
Mengawasi timbangan, ukuran dan harga.
Mengawasi praktek riba, maisir, gharar dan penipuan.
Mengawasi jual beli terlarang.
Mengawasi bongkar muat barang di pasar dan
pelabuhan.
Mengawasi kehalalan, kesehatan dan kebesihan suatu
komoditas.
Pengaturan (tata letak) pasar.
Mengatasi persengketaan dan ketidakadilan.
Menyuruh membayar hutang bagi orang yang mampu
tapi enggan membayar hutang.
Melakukan intervensi pasar.
Memberikan hukuman terhadap pelanggaran (ta’zir).
YUSUF QARDHAWY (1988) MEMBAGI BAITUL MAL MENJADI EMPAT
BAGIAN (DIVISI) KERJA BERDASARKAN POS PENERIMAANNYA
[1] Perlu dipahami bahwa penggunaan kata pajak terkadang misleading karena literature ekonomi Islam
atau sejarah Islam banyak menyebutkan pungutan yang dibenarkan atau dianjurkan oleh syariat
seperti zakat, kharaj, ushr dan jizyah seringkali diwakili dengan istilah pajak. Padahal dalam Islam
juga diketahui bahwa dalam keadaan normal pajak yang biasa dikenal dalam dunia konvensional
tidak dianjurkan untuk diberlakukan. Untuk itu diperlukan ketelitian dari setiap pembaca ekonomi
dan sejarah Islam dalam memahami konteks pembahasan pajak dalam berbagai jenis literature.
Arsitektur Ekonomi Islam
Otoritas Ekonomi Lembaga Hisbah
(Economy Authority) (Hisbah Council)
Bait Al Maal Otoritas Pasar
(Treasury House) (Market Authority)
Qiradh
(Financial Authority)
Pasar (Market)