Anda di halaman 1dari 1

Plato diyakini sebagai seorang filsuf yang berperan besar dalam perkembangan filsafat Yunani Kuno

dan filsafat barat secara umum. Sumbangsih yang besar juga diberikan oleh guru Plato, yakni
Sokrates , dan murid Plato, yakni Aristoteles[2]. Selain sebagai filsuf, Plato juga dikenal sebagai salah
satu peletak dasar agama-agama barat dan spiritualitas[3]. Pemikiran Plato dikembangkan menjadi
Neoplatonisme oleh para pemikir seperti Plotinus dan Porphyry. Neoplantonisme memberi
pengaruh besar bagi perkembangan Kristianitas, terutama memengaruhi pemikiran para Bapa
Gereja seperti Agustinus. Filsuf Alfred North Whitehead bahkan mengapreasiasi Plato dengan
mengatakan, “Karakterisasi umum yang paling aman dari tradisi filosofis Eropa adalah bahwa tradisi
ini terdiri dari serangkaian catatan kaki untuk Plato”[4].

Pemikiran Plato banyak dipengaruhi oleh Sokrates.[5] Karyanya yang paling terkenal ialah Republik
(dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, “negeri”) yang di dalamnya berisi uraian garis besar
pandangannya pada keadaan “ideal”.[butuh rujukan] Dia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di
mana Socrates adalah peserta utama.[butuh rujukan] Salah satu perumpamaan Plato yang
termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua.[2] Cicero mengatakan Plato scribend est
mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).[2]

Ciri-ciri karya Plato Sunting

Plato dan Socrates dalam lukisan abad pertengahan.

Bersifat Sokratik

Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan
karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.[2]

Berbentuk dialog

Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog.[2] Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa
pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu.[2] Oleh
karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan
yang berbentuk dialog.[2]

Anda mungkin juga menyukai