Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri perbankan sangat penting peranannya dalam perekonomian di

Indonesia. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara

keuangan, hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem

keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga

yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna

dana, maka kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro maupun

mikro.

Persaingan dunia perbankan pada saat ini semakin ketat akibat semakin

majunya usaha perbankan didalam negeri, sehingga setiap usaha perbankan

berusaha memanfaatkan seoptimal mungkin dalam penggunaan dana dan

teknologi yang dimiliki sehingga dapat mewujudkan efisiensi dan efektivitas baik

dari segi produksi, konsumsi, maupun distribusi yang pada akhirnya akan

meningkatkan daya saing perusahaan.

Seiring kemajuan zaman dunia industry mengalami kemajuan dari masa ke

masa dan hingga saat ini dunia industri telah masuk ke era revoulusi 4.0 dimana

segala aktivitas industri dilakukan dan terhubung secara digital. Era industri 4.0

sangat mempengaruhi semua sektor industry termasuk industri perbankan. Untuk

itu, di era industri 4.0 sekarang ini industry perbankan harus mampu

1
mentransformasi segala sistem yang ada demi terwujudnya sistem yang efektif

dan efisien baik dari segi manajemen maupun pelayanan yang akan berdampak

pada kepuasan seluruh pemangku kepentingan di industri perbankan.

2
B. Identifikasi Masalah

a) Era revolusi industri 4.0

b) Perkembangan industri perbankan di era industri 4.0

c) Peluang dan tantangan industri perbankan di era industri 4.0

d) Peluang dan tantangan industri perbankan syariah di era industri 4.0

C. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud Era revolusi industri 4.0?

b) Bagaimana Perkembangan industri perbankan di era industri 4.0?

c) Apa saja peluang dan tantangan industri perbankan di era industri 4.0?

d) Apa saja peluang dan tantangan industri perbankan syariah di era industri
4.0?

D. Tujuan

a) Untuk memahami tentang era revolusi industri 4.0

b) Untuk memahami Perkembangan industri perbankan di era industri 4.0

c) Untuk mengetahui peluang dan tantangan industri perbankan di era

industri 4.0

d) Untuk mengetahui peluang dan tantangan industri perbankan syariah di era

industri 4.0

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 sering juga disebut sebagai cyber physical system.

Revolusi ini menitikberatkan pada otomatisasi dan mengkolaborasikannya dengan

teknologi siber. Revolusi Industri 4.0 muncul pada abad ke-21. Ciri utama dari

revolusi industri ini adalah penggabungan informasi dan teknologi komunikasi

dalam bidang industri.

Munculnya Revolusi Industri 4.0 menyebabkan adanya perubahan dalam

berbagai sektor. Jika semula membutuhkan pekerja banyak, namun kini bisa

digantikan dengan penggunaan mesin teknologi. Dilansir dari situs Forbes.com,

Revolusi Industri 4.0 membuat semua hal menjadi lebih efektif, mudah dijangkau

serta meminimalisir pemborosan. Contohnya produksi makanan. Jika semula

membutuhkan tenaga manusia untuk membuatnya, kini bisa menggunakan

teknologi canggih untuk membuatnya.

Teknologi dalam Revolusi Industri 4.0 Mengutip dari situs Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ada lima teknologi yang menjadi fokus

utama dalam Revolusi Industri 4.0, yakni:

1) Internet of Things (IoT)

IoT merupakan penggabungan mesin digital, mekanis serta komputasi untuk

menjalankan berbagai fungsi melalui komunikasi yang terhubung dengan internet.

4
Hal ini dapat menghilangkan interaksi antar manusia serta interaksi dengan

komputer. Contoh IoT di Indonesia adalah aplikasi Qlue untuk smart city.

2) Big data

Sesuai dengan namanya, big data merupakan kumpulan data yang yang sangat

besar dan banyak. Hal ini membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar,

tujuannya agar bisa mengambil keputusan di organisasi atau perusahaan dengan

bijak. Contoh penyedia layanan big data di Indonesia adalah Sonar Platform serta

Warung Data.

3) Artificial Intelligence (AI)

AI adalah teknologi mesin atau komputer yang memiliki tingkat kecerdasan yang

sama seperti manusia. Dalam penggunaan, AI membutuhkan data yang saling

berkesinambungan. Contoh penggunaan AI adalah layanan aplikasi chatbot serta

pengenalan wajah atau face recognition.

4) Cloud computing

Cloud computing merupakan teknologi yang menggunakan internet sebagai

sarana pengelolaan data serta aplikasi. Cloud computing mengharuskan pengguna

untuk memiliki hak akses sehingga bisa terkonfigurasi dengan server melalui

internet. Contoh cloud computing adalah FreeCloud.

5) Addictive manufacturing

Addictive manufacturing sering juga disebut sebagai 3D printing. Teknologi ini

ditujukan untuk membuat desain digital sesuai dengan objek nyatanya.

5
2. Perkembangan Industri Perbankan di Era Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 diproyeksikan mempengaruhi perilaku personal

secara mendalam yang dimulai pada akhir abad ke-18. Di mana terjadinya

peralihan dalam penggunaan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian

digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis manufaktur.

Revolusi industri 4.0 yaitu era yang ditandai dengan adanya konektivitas

manusia, data, dan mesin dalam bentuk virtual atau dikenal dengan cyber physical

yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Perkembangan revolusi industri membawa perubahan yang sangat cepat. Pada era

ini ada pergeseran trend inovasi ke arah teknologi digital.

Kehadiran revolusi industri 4.0 akan mengancam lini usaha yang ada,

karena profesi dan lapangan kerja digantikan oleh sistem otomatis dan robot

maupun teknologi digital. Penggunaan tenaga robot berdampak pada biaya yang

lebih murah, efektif dan efisien. Salah satu bidang yang menuju pergeseran era

industri 4.0 terjadi pada bidang perbankan dan keuangan.

Era digital banking 4.0 atau kemajuan teknologi di industri perbankan dan

keuangan menjadi peluang bagi perbankan di Indonesia untuk lebih berinovasi

memberi layanan kepada nasabah. Inovasi itu dibutuhkan unutk menyikapi

persaingan seiring pesatnya pertumbuhan teknologi keuangan atau fintech.

Perkembangan digital akan menyebabkan disruption bagi perbankan jika

tidak disikapi dengan baik sebab perilaku konsumen berubah. Saat ini

6
berkembang dengan pesat beragam bentuk layanan keuangan dari berbagai

perusahaan startup nonbank dalam bentuk digital yang dengan mudah diakses

serta digunakan dimanapun dan kapan pun juga.

Dunia digital sudah memasuki industri keuangan seperti e-commerce yang

semakin meningkat transaksinya dari hari ke hari. Masyarakat di era digital ini

menginginkan dan menyukai kemudahan. Mereka dengan terbuka akan menerima

segala keterbukaan dan kemajuan teknologi. Di industri keuangan sendiri sudah

ada berbagai uang elektronik yang dimaksudkan untuk mempermudah berbagai

kegiatan manusia sehari hari.

Dimana para ahli bisnis akan digantikan dengan penemuan baru seperti

penemuan e-commerce baru yang akan menggantikan kerja/fungsi dari mereka

sendiri. Contoh dari e-commerce yaitu DANA. Sebagai dompet digital, Dana

bertujuan membantu perekonomian digital Indonesia, dengan menghadirkan

kemudahan dalam bertransaksi atau melakukan pembayaran baik secara langsung

maupun online.

Adapun dampak positif masuknya era industri 4.0 pada bidang perbankan

dan keuangan yaitu pada tingkat inklusi teknologi digital. Sehingga kreativitas,

inovasi, efisiensi, dan produktivitas dapat dimanfaatkan secara optimal, dan dapat

terselenggara denga tingkat keamanan tinggi.

Di sisi lain pada saat yang sama kehadiran revolusi industri 4.0 juga akan

mengancam lini usaha yang ada, karena profesi dan lapangan kerja digantikan

7
oleh sistem otomasi dan teknologi digital. Penggunaan tenaga teknologi digital

akan berdampak pada biaya yang lebih murah, efektif dan efisien.

Disruptif teknologi hadir begitu cepat dan banyak perusahaan yang

mundur. Di era industri 4.0 saat ini akan banyak peluang-peluang yang bisa

dikembangkan dan akan banyak mengubah industri dan karakter pekerjaan, untuk

bisa bersaing di era ini kita harus bisa membaca dan responsif terhadap perubahan

dan membekali diri dengan keterampilan terkini.

Oleh Karena itu hal yang harus kita persiapkan dalam menghadapi

revolusi industri 4.0 dengan meningkatkan kompetensi di bidang teknologi digital,

kemampuan beradaptasi, keterampilan berpikir kritis dan kemampuan berinovasi.

Khususnya pada bidang perbankan dan keuangan pihak bank harus pintar

memposisikan dirinya di era revolusi industri 4.0 ini. Bank harus sudah mulai

memikirkan bagaimana caranya mendesain suatu aplikasi untuk memenuhi

kebutuhan nasabah dengan pola pikir start up. Di sisi lain juga untuk bidang

perbankan dan keuangan nasional diminta untuk mengantisipasi adanya

perubahan digitalisasi terutama menyambut revolusi 4.0 yang telah berkembang

saat ini.

Seperti bermunculnya e commerce digital baru tadi yang mana sudah

hampir menggantikan fungsi dari perbankan itu sendiri. Untuk mengantisipasi hal

tersebut sehingga industri keuangan juga harus bersiap diri menyongsong revolusi

industri 4.0.

8
3. Peluang Dan Tantangan Industri Perbankan di Era Industri 4.0

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi

digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia diseluruh indonesia.

Revolusi industri terkini atau generasi ke-4 mendorong sistem otomasisasi

didalam semua proses aktivitas.

Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan

jutaan manusia diseluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi

perdagangan dan transportasi secara online. Misalnya menjadi Peluang bagi

Perbankan di tanah air untuk lebih berinovasi memberikan layanan kepada

nasabah. Inovasi tersebut dibutuhkan untuk menyikapi persaingan seiring

pesatnya pertumbuhan financial Technology. Namun di sisi lain era digital

banking 4.0 juga menghadirkan sejumlah tantangan seperti Perlindungan data

nasabah. Oleh karena itu, Perbankan di tuntut untuk lebih adaptif terhadap

Perkembangan era digital banking 4.0. pihak perbankan. Industri perbankan

diharapkan agar mampu mendorong peningkatan di segala sektor usaha.

Berkembangnya teknologi membuat industri pebankan harus

bertransformasi dan beberapa hal yang menjadi tantangan pebankan menuju

digital banking yang pertama, perubahan pola konsumsi dan keinginan masyrakat

menginginkan yang mudah dengan cepat. Ada perubahan pola perilaku masyarkat

dalam memanfaatkan layanan dari lembaga jasa keuangan. Kedua, menjamurnya

teknologi finansial ( Fintech) baik untuk pembayaran maupun pendanaan atau

peer-to peer lending.

9
Hal inilah yang dapat menjadikan munculnya sebuah peluang baru di era

industry 4.0, Salah satu diantaranya adalah peluang berbisnis era digital. Dimana,

daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal tetapi hingga skala

global. Melalui internet, akses informasi dapat dijangkau hingga ke berbagai

penjuru dunia. Peluang lain diantaranya adalah saat setiap orang memiliki akses

yang tinggi untuk terlibat akif untuk memberikan dan membagikan opini kepada

pihak lain melalui media sosial online.

Situasi ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membentuk opini

positif tentang berbagai hal kepada pihak lain. Seperti diantaranya adalah

teknologi media sosial dapat dimanfaatkan untuk membentuk komuitas atau group

keluarga di dunia virtual. Walaupun secara geografis berjauhan tetapi didekatkan

dengan media social. Kemampuan seseorang untuk mengelolah Pengetahuan

menjadi kearifan dalam lingkungan sosialnya akan menentukan tingkat

ketahanannya di era informasi. Dengan demikian, tindakan share and rasharing

informasi telah didasari oleh nilai-nilai etis sehingga tidak akan menciptakan

eskalasi Kegaduhan publik.

Menurut Biro Riset Infobank seperti disampaikan oleh Eko B. Supriyanto,

Strategi yang bisa dilakukan oleh industri perbankan agar mampu bertahan di era

industri 4.0, yaitu diantaranya:

1) Bank-bank harus menjalin kerja sama dengan fintech atau membuat

produk fintech. Langkah ini sudah dimulai oleh beberapa bank yang

10
menggandeng fintech untuk melengkapi produk mereka bahkan ada yang

sudah membuat produk fintech sendiri.

2) Membangun digitalisasi proses. Dengan digitalisasi proses, peran manusia

yang berbiaya besar akan berkurang secara signifikan. Di sini diperlukan

tidak hanya komiten manajeman dalam memperkuat infrastruktur berbasis

teknologi, tapi juga kesiapan manajemen mengubah organisasi, pola kerja,

dan kebutuhan skill SDM yang baru.

3) Bank-bank harus mahir menggunakan data analytics. Kemampuan ini

dibutuhkan untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat tentang

permasalahan yang sedang dihadapi berdasarkan data mentah yang

dikumpulkan.

4) Bank-bank harus mampu mengoptimalkan digital marketing. Digital

marketing memungkinkan produk bank bisa dipasarkan secara cepat,

masif, dan dengan daya jangkau yang lebih luas.

4. Peluang Dan Tantangan Industri Perbankan Syariah di Era Industri 4.0

Transformasi digital pada sektor perbankan merupakan suatu keniscayaan,

termasuk perbankan syariah. Tuntutan akselerasi digital kian mengemuka

didorong perubahan ekspektasi publik akan layanan keuangan yang cepat, efisien

dan aman serta dapat dilakukan dari rumah.

Kondisi demikian mengharuskan perbankan syariah untuk menempatkan

transformasi digital sebagai prioritas dan salah satu strategi untuk meningkatkan

11
daya saing bank syariah. Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan untuk mengembangkan layanan

digital, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh bank syariah. Yaitu:

1) Sumber daya manusia (digital talent) yang handal untuk dapat berinovasi

dan mengembangkan teknologi digital perbankan syariah.

2) Budaya digital (digital culture) sebagai konsep yang menggambarkan

bagaimana teknologi dan internet membentuk dan memengaruhi pola

interaksi dan komunikasi manusia. Untuk dapat mengembangkan

digitalisasi, bank syariah juga perlu menginternalisasi digital culture dalam

organisasi hingga proses pengambilan keputusan dengan mendorong

inovasi, transformasi budaya lebih agile, automation proses bisnis, hingga

pengambilan keputusan berbasis data,” terangnya.

3) Infrastruktur teknologi digital dengan mempersiapkan jaringan, open

banking, Application Programming Interface (API), big data analytics,

cloud system termasuk persiapan governance dan manajemen risikonya.

Kesemua infrastruktur tersebut sangat diperlukan untuk mengembangkan

produk layanan perbankan digital.

4) Sinergi dengan ekosistem ekonomi digital dengan menggandeng elemen

digital lain yang ada dalam ekosistem seperti market place, financial

technology termasuk super-apps. Semua upaya tersebut membutuhkan

modal dan investasi yang lebih karena itu sebagaimana telah ditekankan di

awal, permodalan bank harus kuat agar dapat menjalankan bisnis dengan

lebih baik melalui investasi ke ranah digital.

12
Investasi atau modal menjadi kendala utama yang kerap dihadapi perbankan

syariah dalam mengembankan layanan digital, terutama untuk mempersiapkan

infrastruktur IT dan SDM (digital talent). Butuh modal atau investasi yang tidak

sedikit untuk itu, sedangkan saat ini sebagian besar bank syariah masih memiliki

memiliki modal di bawah Rp5 triliun atau sebagai bank BUKU 2, dan hanya 2

bank syariah yang memiliki modal di atas Rp5 triliun [BUKU 3]. Maka untuk

pengembangan layanan digital di bank syariah masih memerlukan tambahan

modal.

Untuk mengatasi kendala permodalan tersebut, maka OJK selaku otoritas yang

mengatur dan mengawai perbankan, termasuk perbankan syariah, telah

mengeluarkan kebijakan yang bertujuan meningkatkan daya saing perbankan

syariah.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Revolusi Industri 4.0 sering juga disebut sebagai cyber physical system.

Revolusi ini menitikberatkan pada otomatisasi dan mengkolaborasikannya dengan

teknologi siber. Munculnya Revolusi Industri 4.0 menyebabkan adanya perubahan

dalam berbagai sektor termasuk industri perbankan.

Era digital banking 4.0 atau kemajuan teknologi di industri perbankan dan

keuangan menjadi peluang bagi perbankan di Indonesia untuk lebih berinovasi

memberi layanan kepada nasabah. Inovasi itu dibutuhkan unutk menyikapi

persaingan seiring pesatnya pertumbuhan teknologi keuangan atau fintech.

Era digital 4.0 menghadirkan sejumlah tantangan bagi industri

perbankan. Oleh karena itu, Perbankan di tuntut untuk lebih adaptif terhadap

Perkembangan era digital banking 4.0. Industri perbankan diharapkan agar

mampu mendorong peningkatan di segala sektor usaha.

Strategi yang bisa dilakukan oleh industri perbankan agar mampu bertahan

di era industri 4.0, yaitu diantaranya (1)Bank-bank harus menjalin kerja sama

dengan fintech atau membuat produk fintech, (2)Membangun digitalisasi proses.

(3)Bank-bank harus mahir menggunakan data analytics, dan (4)Bank-bank harus

mampu mengoptimalkan digital marketing.

14
B. Saran

1) Industri perbankan harus adaptif dengan perkembangan zaman

2) Perbankan harus mempunyai strategi yang efektif di era indudtri 4.0

3) Di era industri 4.0 perbankan harus terus berinovasi

15
DAFTAR PUSTAKA

Karunia, Vanya. 2021. “Apa Itu Industri 4.0?”,

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/02/193045869/apa-itu-revolusi-

industri-40?, diakses 22 Juni pukul 19.30

Andriani, Dewi. 2021. “Apa Saja Peluang Dan tantangan bank Syariahhadapi

Era Digital?”, https://finansial.bisnis.com/read/20210527/231/1398199/apa-saja-

peluang-dan-tantangan-bank-syariah-hadapi-era-digital, diakses 23 juni pukul

20.30

Juliyanti, Dewi. 2019. “revolusi industri 4.0 bidang perbankan dan keuangan”,

https://sentralberita.com/2019/10/revolusi-industri-4-0-bidang-perbankan-dan-

keuangan/, diakses 23 Juni pukul 21.00

Suhardin. 2020. “peluang dan tantangan perbankan revolusi industri 4.0”,

https://sultraline.id/peluang-dan-tantangan-perbankan-revolusi-industri-4-0/,

diakses 22 Juni pukul 21.30

16

Anda mungkin juga menyukai