Anda di halaman 1dari 8

Nama: Yuditha Oktavianne Puteri

NIM: 190721637611
Off: L/2019

Judul: ”Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) dalam


Meningkatkan Kreativitas dan Minat Belajar siswa Kelas XI SMA NEGERI 6
TANGERANG pada Mata Pelajaran Geografi”

PENDAHULUAN
 Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia difokuskan untuk membuat siswa agar lebih kreatif,
mandiri, dinamis, dan responsif pada suatu perubahan yang terjadi dilingkungan
sekitar. Kegiatan utama dalam proses Pendidikan di sekolah adalah proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar sendiri merupakan suatu proses interaksi yang
melibatkan dua unsur yaitu siswa yang sedang belajar dan guru yang mengajar serta
kegiatan tersebut berlangsung secara terus menerus untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Interaksi tersebut merupakan hubungan timbal
balik antara seorang guru dan siswa dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dalam Kurikulum 2013, siswa dituntut supaya mandiri dalam menguasai
kemampuan yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan agar hasil belajar siswa baik dan
tercapai dengan memilih metode serta strategi pembelajaran yang tepat, tidak hanya
terfokus pada metode seperti ceramah saja, karena siswa dalam memahami suatu
pelajaran itu sangat beragam. Sebagai seorang guru geografi, terutama pada proses
pembelajaran di era modern ini, kita juga harus pintar dalam memilih model
pembelajaran yang baik dan tepat untuk siswa seperti model pembelajaran Project
Based Learning, dimana guru mengajak siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan
yang dimiliki dan mendapatkan keterampilan baru dengan membuat project yang
sudah ditetapkan bersama di awal, hal itu dilakukan agar siswa dapat memahami
materi yang diajarkan serta menumbuhkan minat belajar pada mata pelajaran geografi.
Minat sendiri pun memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, karena minat
siswa ini merupakan faktor utama dalam menentukan tingkatan keaktifan siswa di
kelas, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
maka siswa tidak akan belajar dengan baik, sehingga tidak ada daya tarik bagi siswa.
Belajar tanpa adanya minat akan terasa membosankan, karena tidak semua belajar
siswa itu didorong oleh faktor minat itu sendiri, ada yang mengembangkan minatnya
terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya ataupun
orang tuanya. Maka dari itu perlu diterapkannya model pembelajaran project based
learning, karena rata-rata guru geografi di SMA dalam melakukan pengajaran hanya
menggunakan metode konvensional (ceramah dan penugasan) saja sehingga banyak
siswa yang tidak memahami, tidak memiliki minat belajar pada mata pelajaran geografi
dan bosan akan pemaparan materi yang diberikan guru, jika model pembelajaran
project based learning ini diterapkan maka siswa akan memiliki minat belajar yang
tinggi dalam mata pelajaran geografi.
Terdapat juga kelebihan serta kelemahan dari model pembelajaran Project Based
Learning ini. Kelebihan yaitu dapat mengubah pola pikir siswa dari yang sempit menjadi
lebih luas dan menyeluruh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan (Al-Tabany, 2014) Serta kelemahannya yaitu memerlukan banyak waktu,
biaya, media serta sumber belajar. Maka dari itu untuk mengatasi kelemahan tersebut,
sebagai seorang guru harus memfasilitasi siswa dalam menghadapi masalah, membatasi
waktu siswa dalam menyelesaikan project dan lainnya (Abidin, 2014 :171).

Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran Project Based Learning (PBL) tepat digunakan
dalam meningkatkan kreativitas dan minat belajar siswa Kelas XI SMA NEGERI 6
TANGERANG pada Mata Pelajaran Geografi?

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya yaitu :
1. Bagi siswa
- Siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara akif dengan memecahkan
masalah melalui kerjasama dengan membuat suatu project yang telah
dipersiapkan.
- Siswa juga dapat mengembangkan kreativitasnya melalui pembuatan project
bersama secara menyenangkan serta meningkatkan minat belajarnya.

2. Bagi Guru
- Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat dan mempermudah
siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
- Agar guru dapat meningkatkan kreativitas siswa secara maksimal dengan
menerapkan model pembelajaran Project Based Learning pada mata pelajaran
Geografi

3. Bagi Sekolah
- Agar memotivasi sekolah untuk lebih fokus dalam meningkatkan profesional
guru serta upaya menyempurnakan pembelajaran disekolah

Ruang Lingkup Penelitian


Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA NEGERI 6 TANGERANG.
Penelitian ini dilakukan karena melihat beberapa guru geografi masih banyak yang
menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah) sehingga siswa cenderung
bosan saat pembelajaran. Maka dari itu perlu diterapkannya model pembelajaran
Project Based Learning pada siswa-siswi kelas XI khususnya di SMA NEGERI 6
TANGERANG. Dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning, Metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode demonstrasi dan metode diskusi,
sehingga siswa aktif dalam memecahkan permasalahan yang terjadi serta dapat
meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran geografi seperti proses pembentukan
batuan, proses pembentukan lapisan bumi, proses terjadinya tsunami serta nantinya
kreativitas siswa dalam membuat produk pembelajaran akan terlihat.

Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan
Penerapan adalah suatu proses, pemanfaatan, dan perihal mempraktekkan. Jadi
penerapan yang dimaksud disini adalah perihal mempraktekkan atau menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning untuk siswa disekolah.
2. Kreativitas Siswa
Kreativitas ini digambarkan dengan kemampuan dalam berpikir kritis, mempunyai
banyak ide, mampu menggabungkan semua gagasan yang belum pernah ada
sebelumnya serta kemampuan untuk menemukan ide dalam memecahkan suatu
permasalahan yang sedang terjadi (Hamzah & Nurdin, 2011: 154). Jika siswa memiliki
bakat kreatif namun tidak dikembangkan maka bakat tersebut tidak akan berkembang
secara optimal, sehingga bakat tersebut hanya disembunyikan saja dan tidak dapat
terwujud (Totok, 2009). Dengan adanya kreativitas, diharapkan siswa dapat lebih
memahami konsep materi yang sedang diajarkan. Kreativitas dalam mendidik siswa
dilakukan supaya siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang dilakukan melalui
berbagai macam cara.
3. Minat Belajar
Minat belajar adalah suatu perhatian, rasa suka, ketertarikan siswa terhadap belajar
yang diperlihatkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Dalam
meningkatkan minat belajar siswa, sebagai seorang guru harus benar-benar menguasai
semua keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam
bervariasi, dimana keterampilan ini sangat berpengaruh pada minat belajar siswa sama
halnya bervariasi dalam gaya mengajar. Jika seorang guru tidak menggunakan variasi
tersebut, siswa mudah bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Maka dari itu perlu
menggunakan model pembelajaran yang tepat supaya siswa antusias terhadap proses
belajar mengajar di kelas.
4. Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)
Project Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran dalam mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan model pembelajaran ini
terdapat pada aktivitas siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan menerapkan
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai hasilnya tersebut
dipresentasikan didepan kelas(Bell, 2005).

KAJIAN PUSTAKA
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
inovatif dan berpusat pada siswa, serta menempatkan guru sebagai motivator dan
fasilitator, dimana siswa diberikan peluang untuk bekerja secara mandiri maupun
kelompok dalam suatu proses pembelajaran. Model pembelajaran berbasis proyek ini
merupakan model pembelajaran yang memerlukan adanya standar isi dalam
kurikulumnya. Melalui pembelajaran berbasis proyek ini, terdapat juga proses inkuiri
yang diawali dengan memunculkan suatu pertanyaan petunjuk dan membimbing siswa
dalam pengerjaan sebuah proyek secara kolaboratif maupun mandiri dengan
menggabungkan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Model pembelajaran ini
sebagai ganti dari penggunaan model pembelajaran yang bersifat teacher-centered
dimana hal itu membuat siswa menjadi lebih pasif dibandingkan dengan guru, sehingga
motivasi belajar siswa menjadi rendah (Bell, 2005).
Pelaksanaan proyek ini dilakukan secara kolaboratif (berkelompok) maupun
individu, inovatif, unik dalam membuat suatu proyek yang bersumber dari
permasalahan di kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini diterapkan karena
mengingat setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran
berbasis proyek ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai macam cara yang bermakna bagi individu dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif (Bell, 2005). Pembelajaran berbasis proyek
ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, tanggung jawab,
kepercayaan diri, kemandirian, dan mampu mengembangkan kreativitasnya melalui
pengembangan inisiatif dalam menghasilkan suatu produk nyata berupa barang
ataupun jasa.

Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)


Menurut Stripling (Abdullah, 2014), Karakteristik Project Based Learning yang efektif
adalah :
1. Mengarahkan siswa untuk menyelidiki ide dan pertanyaan penting.
2. Didalamnya terdapat proses inkuiri
3. Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa.
4. Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara
mandiri
5. Menggunakan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk
melakukan penyelidikan, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk.
6. Berkaitan dengan permasalahan dan isu dunia nyata.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)


Berikut ini beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PBL) yaitu :
1. Pembagian kelompok
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa dikelas.
Dalam mengerjakan sebuah proyek, guru mengelompokkan siswa menjadi 4-5 orang
dalam satu kelompok.
2. Penentuan Proyek
Pada Langkah awal, setiap siswa menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas
proyek yang sudah diberikan oleh guru.
3. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Siswa merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai
akhir serta pengelolaannya.
4. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Siswa didampingin oleh guru dalam melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
telah dirancangnya
5. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek ini adalah (a)membaca,
(b)meneliti, (c)observasi, (d) interview, (e) merekam, (f)berkarya seni, (g)melihat objek
proyek yang dibuat, (h)mengakses internet. Tugas guru disini adalah bertanggung
jawab dalam mengawasi aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek yang
dimulai dari proses sampai pada penyelesaian proyek.
6. Penyusunan laporan dan presentasj hasil proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, dimana hasilnya bisa berupa produk karya tulis,
karya seni ataupun karya teknologi/pekerjaan tangan yang dipresentasikan kepada
siswa lainnya, guru serta masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.
7. Evaluasi proses dan hasil proyek
Baik guru maupun siswa pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Pada tahap evaluasi, siswa diberikan
kesempatan untuk mengatakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek
yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan
tugas proyek. Pada tahap ini juga terdapat umpan balik terhadap produk yang telah
dihasilkan (Thomas & D, 2000).

Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)


Menurut (Abdullah, 2014), Terdapat kelebihan dalam menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning (PBL) yaitu :
1. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk
melakukan pekerjaan penting
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
3. Membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama.
5. Mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya
7. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,
mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan
untuk menyelesaikan tugas.
8. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia
nyata.

Kelemahan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)


Menurut (Abdullah, 2014), Terdapat beberapan juga kelemahan dalam menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning (PBL) yaitu :
1. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan
produk.
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar
4. Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai
5. Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.

Kreativitas Belajar
Menurut (Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015), kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan suatu hal yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata serta relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya”. Jadi, kreativitas
adalah kemampuan dalam mengungkapkan dan mewujudkan kemampuan daya
berpikir tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang baru serta unik atau kemampuan
dalam mengkombinasikan suatu hal yang sudah ada sebelumnya supaya terlihat lebih
menarik. Sebagai seorang Guru harus berusaha dalam mempersiapakan pembelajaran
yang matang supaya dapat memberikan kemudahan saat belajar bagi semua siswa, agar
siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Hubungan model pembelajaran project based learning dengan kreativitas siswa
dapat membuat siswa kreatif dalam mengerjakan proyek dengan menggunakan ide-
idenya sendiri serta dalam penggunaan model pembelajaran project based learning ini
pada kreativitas siswa sangat berkaitan, dimana dengan adanya kreativitas dapat
memberi manfaat positif dalam mencapai keberhasilan proses dengan peserta didik
dapat menemukan ide-idenya sendiri dalam merancang produk. Dan dapat
membangkitkan gairah minat belajar siswa untuk merancang sendiri produk.
Keberhasilan proses pembelajaran tersebut akan memberikan dampak pada
peningkatan kemampuan siswa yang diwujudkan dalam hasil belajar yang memuaskan
(Elizabeth B. Hurlock, 2002).

Minat belajar
Minat belajar adalah suatu perhatian, rasa suka, ketertarikan siswa terhadap
belajar yang diperlihatkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam
belajar. Minat belajar siswa pada suatu pelajaran akan mempengaruhi aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran project
based leaning akan berjalan dengan baik jika siswa memiliki minat belajar yang sangat
tinggi. Maka dari itu, sebagai seorang guru harus memberikan motivasi kepada siswa
agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam aktivitas diskusi
kelompok.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini memiliki pengetian yaitu sebuah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelas untuk mengajar, dengan penekanan pada
penyempurnaan, atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif. Pendekatan ini menjelaskan bahwa penelitian membuat pemaparan secara
jelas mengenai situasi atau kejadian-kejadian untuk menggambarkan fenomena atau
gejala yang terjadi pada kreativitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning.
Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi (pengamatan) dan dokumentasi. Sampel penelitian yang digunakan termasuk
dalam kelompok Non-probability Sampling yaitu Purposive Sampling. Dengan
menggunakan purposive sampling, sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti yang
didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu sehingga tidak melalui proses
pemilihan sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random (Faisal, 2008:67).

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdapat siklus yang berulang dimana
didalamnya terdapat empat komponen, yaitu: 1)perencanaan (planning), 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi(reflecting). Penelitian ini
dilakukan atas dua siklus, dimana setiap siklus merupakan rangkaian yang saling
berkaitan. Penelitian ini dilakukan terhadap sekelompok siswa dalam mengidentifikasi
sebuah masalah dengan membuat suatu produk pembelajaran kemudian peneliti (guru)
bertanggung jawab terhadap kreativitas siswa. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, peneliti (guru) mengawasi setiap aktivitas siswa dalam melakukan
perancangan dan pembuatan produk pembelajaran. Jika peneliti (guru) ini merasa
tindakan yang dilakukan siswa masih kurang memuaskan, maka tindakan tersebut
dapat diulang ke siklus kedua sampai seterusnya.

Daftar Rujukan
Abdullah Sani, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Abidin. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama.
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar,(Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013). (2015). A Breakdown and Analysis of the December,
2014 Sony Hack. Biomass Chem Eng.
Al-Tabany, T. I. B. (2014). Al-Tabany, T. I. B. (2014). Mendesain model pembelajaran
inovatif, progresif, dan kontekstual. In Prenadamedia Group.Mendesain model
pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual. In Prenadamedia Group.
Bell, B.F. 2005. “Children ‘s Science, Contructivism and Learning in Science “ Dalam
http://www.gsn.org/web/ontructivism/whatis.htm.
Hamzah, dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta : Bumi Aksara
Hurlock B. Elizabeth, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. (Jakarta: Erlangga. Amran
Havid, Pengertian Sumber Daya Alam. Oktober 2010. Diakses pada tanggal 27
Januari 2016 dari situs: http://apitswar.wordpress.com
Thomas, J. W., & D, P. (2000). A REVIEW OF RESEARCH ON PROJECT-BASED LEARNING.
Learning.
Tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Pendekatan Dan Strategi
Pembelajaran SD/SMP/SMA/SMK. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Yulianto Totok, 2009. Pengertian Kreativitas. Jakarta: Lihat situs:
file///C:/Users/User/Picture/Pengertian Kreativitas Belajar Menurut Para Ahli
Totok Yuliantp.hlm, diakses 08 april 2014.

Anda mungkin juga menyukai