Anda di halaman 1dari 16

Bagaimana La Nina (skala global) berpengaruh

terhadap urban climate (skala lokal)?:


Urban Heat Island (UHI), angin laut, thermal comfort

Muhammad Rezza Ferdiansyah1

1 SubBidang Pengelolaan Citra Satelit


Bidang Pengelolaan Citra Inderaja
Pusat Meteorologi Publik - BMKG

Webinar MAPIN, 2 November 2020

Kontak: muhammad.ferdiansyah@bmkg.go.id

1 / 16
I Bagaimana interaksi dan respon antara skala global vs skala
lokal?
I Apakah efek dari skala urban itu signifikan?
2 / 16
I Urban Heat Island (UHI): wilayah urban yang lebih panas
dari sekitar
I Perlambatan waktu tiba dari front angin laut yang melalui
wilayah urban

3 / 16
Urban Heat Island (UHI)

Surplus panas (Q: heat) pada urban bersumber dari:


I emisi dari aktivitas manusia
I pantulan dan serapan radiasi panas dari material bangunan

4 / 16
Pada pemodelan iklim surplus panas dari urban diasumsikan
sebagai noise, padahal. . .

Figure: Hasil projection model (2010s ke 2050s) untuk suhu udara


Jakarta di masa depan, antara skenario ”compact city” dan ”business as
usual”. (Darmanto etal, 2018; Varquez etal, 2020)

5 / 16
Angin laut

I Lebih dari 50 persen populasi di dunia tinggal di megacities


(urban dengan penduduk > 10 juta jiwa) (UN Report, 2015)
I Rangking 30 besar megacities berada di coastal area
I Suhu muka laut, supply kelembaban, dan karakteristik angin
laut menjadi sangat penting
I air pollution ventilation
I air temperature cooling

6 / 16
Efek cooling dari angin laut

Komposit suhu udara untuk kasus Angin laut: menurunkan suhu


sea-breeze day (SBD) dan non
udara pada wilayah coastal
sea-breeze day (Non-SBD).
(Ferdiansyah etal, 2020) urban seperti Jakarta. . .
7 / 16
Thermal comfort
I Tingkat kenyamanan pada level pejalan kaki
I Kombinasi antara suhu udara, kelembaban dan sirkulasi angin

8 / 16
(Inagaki etal, 2018)

. . . penerapan lebih lanjut bisa untuk jalur pesepeda . . . 9 / 16


Apa yang terjadi saat La Nina?

1. Angin pasat menguat


2. Proses konveksi
meningkat
3. Pembentukan awan
meningkat
4. Radiasi terhadap
permukaan berkurang

10 / 16
Anomali specific humidity (kelembaban) bulan Oktober

Peningkatan kelembaban di wilayah Indonesia, baik pada atmosfer


bagian atas maupun bawah.
11 / 16
Respon lokal terhadap La Nina

1. Respon lokal akan bervariasi tergantung pada:


I Musim: pada musim hujan pengaruh monsoon akan lebih
dominan
I Faktor geografis dan orografis lokal
2. Untuk Jakarta:
I Gradient suhu antara daratan-lautan berkurang: Intensitas
angin laut berkurang
I Diurnal temperature range (DTR) berkurang : intensitas UHI
berkurang (siang dan malam)
I Kelembaban meningkat : Suhu minimum di malam hari
meningkat
3. Tetap waspada dengan bencana hidrometeorologi
4. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui respon
lokal tersebut secara kuantitatif

12 / 16
Penerapan teknologi
untuk kajian terkait urban climate

1. Pengembangan device untuk mobile measurement (DIY,


terjangkau)
2. Sonic anemometer berbasis arduino (DIY, terjangkau)
3. Metode pengamatan: Lagrangian vs Eulerian approach
4. AI dan IoT

13 / 16
Penutup

1. Respon lokal dari interaksi antara La Nina dan urban climate


akan bervariasi (case by case). Tergantung pada musim serta
kondisi geografis-orografis urbannya.
2. Kajian inter-disiplin ilmu mengenai Urban Climate sangatlah
penting demi terwujudnya pengembangan kota yang
berkelanjutan.
3. Untuk itu diperlukan kolaborasi antara instansi pemerintah,
lembaga penelitian, LSM, dan para pemangku kebijakan
lainnya.

14 / 16
Terima kasih

1. Kementerian Kelautan dan Perikanan


2. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
3. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
4. Rekan-rekan dari tim BMKG, tim ITB dan tim Titech
15 / 16
”anak tangga takkan membawa kita ke atas,. . .
. . . kecuali kita mau menapakinya”

16 / 16

Anda mungkin juga menyukai