Uas - Kosmetika Alami (Idawati 917312906201.003)
Uas - Kosmetika Alami (Idawati 917312906201.003)
IDAWATI
917312906201.003
METODE :
Karakterisasi Ekstrak
pH
Pemeriksaan Flavonoid
Pemeriksaan Tannin
Spreadability
Krim ditempatkan di atas piring kaca dan dibiarkan sendiri selama 1
menit, kemudian, diameter penyebaran krim diukur. Selanjutnya, beban
ditambahkan 50 mg. Itu dibiarkan sendiri selama 1 menit, lalu, diameter
penyebaran krim itu diukur. Hal yang sama harus dilakukan lagi dan lagi
sampai diameter krim konstan spread diperoleh. (Rindiyantoko dan Hastuti,
2017).
Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan oleh mengolesi persiapan ke permukaan
objek kaca, kemudian, itu menyebar ke objek lain kaca untuk menemukan
permukaan yang homogen. Krim bisa dikatakan homogen jika struktur
partikelnya tidak menyebabkan bekuan atau tidak tercampur (Wulandari et al.,
2017).
Bersepeda Bekukan-Cairan
Tes pembekuan dilakukan oleh menyimpan masing-masing formula
krim dalam penyimpanan dalam suhu -10 ° C dan 30 ° C selama 24 jam dalam
3 siklus. Krim yang melewati pembekuan diamati secara organoleptik dan
diidentifikasi apakah perubahan fase terjadi (Yuliani et al., 2016).
Penentuan SPF (Perlindungan MatahariFaktor) Nilai
Dengan Aa: Absorbansi dalam panjang gelombang a nm; Ab: Absorbansi dalam
panjang gelombang b nm; dPa-b: itu perbedaan antara panjang gelombang a dan b;
n: itu panjang gelombang terbesar (320 nm); 1: yang terkecil panjang gelombang
(290 nm); AUC: Area Di Bawah Kurva;
Efektivitas krim tabir surya persiapan berdasarkan nilai-nilai SPF dapat dilihat pada
Tabel I
Gambar 1. Penampilan fisik krim tabir surya Ekstrak buah Medinilla speciose (a) dan krim
tabir surya dasar (b)
Karakterisasi Ekstrak
Karakterisasi ekstrak dapat ditunjukkan oleh Tabel III. Menurut Wachidah
(2013), total kadar flavonoid dari Medinilla speciosa buahadalah sebanyak 164 mg
RE / g ekstrak. Senyawa flavonoid ini persis digunakan sebagai kandungan aktif
tabir surya.
Formulasi
Krim Rumus krim adalah formula oleh Hastuti (2016), yang dimodifikasi
dengan mana basa yang digunakan adalah alkohol setil, minyak mineral, tween 80,
gliserin, rentang 80, metil paraben, propil paraben, dan asam stearat. Yang termasuk
dalam fase air adalahtween 80, gliserin, metil paraben, aquadest, dan Medinilla
speciosa ekstrak. Sedangkan bahan-bahan yang termasuk dalam fase minyak adalah
span 80, cetyl alcohol, minyak mineral, propyl paraben, dan stearate acid.
Valuasi sifat fisik krim
Hasil uji karakterisasi Base krimSunscreen dan krim Medinilla speciosa
ekstrak buahdisajikan pada Tabel IV dan Gambar 1. Tes organoleptik dilakukan
dengan mengamati krim secara visual pada bentuk, warna, dan bau yang
dimaksudkan untuk melihat penampilan fisik persiapan. Kemudian, krim dasar
dibandingkan dengan krim yang diekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
krim dasar berwarna putih sedangkan krim yang diekstraksi berwarna coklat
karena ada tambahan ekstrak yang berwarna coklat tua.
Pengukuran pH dilaksanakan menggunakan indikator pH dengan cara
merendam indikator pH ke dalam sediaan krim, kemudian, warna diperiksa dengan
spektrum warna pada alat indikator (Mailana et al., 2016). Hasil pemeriksaan pH
menunjukkan bahwa perbandingan antara krim dasar dan krim yang diekstraksi
memiliki skor pH yang sama, yaitu, 5. Nilai preparat krim dasar pH dan krim yang
diekstraksi masih dalam kisaran pH kulit normal, yaitu , antara 4 - 6 (Zulkarnain et
al., 2015). Oleh karena itu, krim tersebut diklasifikasikan aman jika dioleskan pada
kulit.
Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengamati dan
mengidentifikasi pencampuran bahan-bahan dari persiapan krim (Setyowati et al.,
2013). Homogenitas sediaan krim diuji menggunakan objek kaca dengan cara
mengoleskan krim pada gelas dan keberadaan butiran kasar diamati. Hasil uji
homogenitas terhadap krim dasar dan krim yang diekstraksi menunjukkan hasil
yang baik, yaitu krim didispersikan secara merata dan tidak ada gumpalan partikel
yang dapat diamati secara visual.
Viskositas adalah pernyataan tentang daya tahan cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi volume preparasi, viskositasnya juga lebih tinggi,
oleh karena itu, preparasi akan menjadi lebih stabil karena pergerakan partikel
kemungkinan sulit karena preparasi semakin tebal (Mailana et al., 2016).