Anda di halaman 1dari 7

BAB II

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

A. Deskripsi singkat
Hal-hal yang dibahas dalam BAB ini meliputi: hakikat dan fungsi bahasa, hubungan
bahasa dan budaya, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara), penting atau tidaknya bahasa Indonesia: dipandang dari
jumlah penutur, luas penyebarannya, dan dipakainya sebagai sarana ilmu, budaya, dan
susastra.

B. Capaian pembelajaran matakuliah


Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami,
menjelaskan, dan membedakan bahasa dan bukan bahasa, fungsi umum dan khusus
bahasa, hubungan bahasa dan budaya, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara, serta penting atau tidaknya keberadaan bahasa Indonesia.

C. Isi Materi perkuliahan


1. Hakikat dan Fungsi Bahasa secara Umum
Berbicara tentang bahasa, tentunya kita akan dihadapkan juga dengan istilah yang
tidak jauh berbeda, yakni berbahasa. Secara sederhana bahasa dapat diartikan sebagai
alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa dapat diartikan
sebagai proses penyampaian informasi dalam komunikasi. Jadi, bahasa adalah nomina,
sedangkan berbahasa adalah verba yang merupakan hasil penggabungan imbuhan ber-
dan bentuk asal “bahasa”.
Apa yang dimaksud dengan bahasa? Pertanyaan tersebut seharusnya selalu
dijadikan langkah awal dalam memahami bahasa bagi pembelajar bahasa. Pemahaman
tentang hakikat bahasa adalah pondasi dalam pembelajaran bahasa. Kondisi yang bertolak
belakang justru berkembang di tengah masyarakat bahasa. Jamak ditemui masyarakat
bahasa sering kali abai terhadap hal-hal yang bersifat elementer perihal bahasa yang pada
akhirnya berdampak pada kemampuan berbahasa yang dimiliki, tidak lengkap.
Beberapa poin yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam menjelaskan hakikat/
mendefiniskan bahasa adalah sebagai berikut:
a. Bahasa sebagai sarana interaksi sosial (alat komunikasi antar anggota
masyarakat)
b. Bahasa adalah ujaran

Diktat Perkuliahan Bahasa Indonesia| Jendri Mulyadi, S.S., M.Hum. 13


c. Bahasa terdiri dari dua unsur, yaitu: bunyi sesuatu yang dihasilkan oleh alat-alat
ucap, yaitu getaran yang bersifat fisik yang merangsang alat pendengaran kita;
arti atau makna: adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang
menyebabkan adanya reaksi.
d. Setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula
Kridalaksana dalam Chaer (2003:32) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerjasama,
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sementara itu, Widjono (2012: 20) mengemukakan
bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi
oleh masyarakat pemakainya.
Bahasa hanya ada pada manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi secara genetis
hanya ada pada manusia. Manusia mampu membentuk lambang atau memberi nama guna
menandai setiap kenyataan, sedangkan binatang tidak.
Bahasa sebagai alat komunikasi mengandung beberapa sifat:
 Sistematik: bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami
oleh pemakainya
 Mana suka: unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar, tidak ada hubungan
logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya. Pilihan suatu kata disebut kursi,
meja, guru, murid dan lain-lain ditentukan bukan atas dasar kriteria atau standar
tertentu, melainkan secara mana suka
 Ujar: bentuk dasar bahasa adalah ujaran, karena media bahasa terpenting adalah
bunyi
 Manusiawi: karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang
memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya
 Komunikatif: karena fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat
penghubung antara anggota-anggota masyarakat
Untuk apa (ber-) bahasa? Pertanyaan tersebut tentunya sering terlintas dalam
kepala setiap pengguna bahas. Fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana komukasi dan
berinteraksi (alat komunikasi tulis maupun lisan). Menurut Santoso, dkk (2004), bahasa
merupakan alat komunikasi yang mempunyai fungsi antara lain:
 Fungsi ekspresi diri: mendapatkan perlakuan terhadap sesama anggota masyarakat.
 Fungsi informasi: untuk mengungkapkan perasaan.
 Fungsi adaptasi dan integrasi: terkait hubungan manusia dengan lingkungan social
 Fungsi kontrol sosial: berfungsi untuk mengatur tingkah laku.

Diktat Perkuliahan Bahasa Indonesia| Jendri Mulyadi, S.S., M.Hum. 14


Sementara itu, menurut Hallyday (1992) Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
untuk keperluan:
 Fungsi instrumental, bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
 Fungsi regulatoris, bahasa digunakann untuk mengendalikan prilaku orang lain
 Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
 Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
 Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
 Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
 Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi

2. Bahasa dan Ke-budaya-an


Membahas bahasa tidak lengkap jika tidak mengikutsertakan budaya. Sebuah
pepatah menyatakan “Bahasa menunjukkan bangsa”. Bahasa sangat dipengaruhi
kebudayaan, segala hal yang ada dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa.
Bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan dan cara berpikir manusia atau masyarakat
penuturnya.
Koentjaraningrat dalam Abdul Chaer dan Leonie pada buku Sosiolinguistik
menyatakan bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Hubungan antara bahasa dan
kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah
lingkup kebudayaan. Bahasa merupakan produk budaya. Bahasa adalah wadah dan refleksi
kebudayaan masyarakat pemiliknya. Koentjoroningrat dalam Chaer (1995:217) menyatakan
kebudayaan itu hanya dimiliki manusia dan tumbuh bersama berkembangnya masyarakat.
Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai
hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama
tinggi.
Hubungan bahasa dan budaya dapat dilihat dari diagram berikut:

masyarakat

bahasa budaya

Diktat Perkuliahan Bahasa Indonesia| Jendri Mulyadi, S.S., M.Hum. 15


3. Kedudukan Bahasa Indonesia
Sesuai ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, Bahasa Indonesia diangkat
sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36, Bahasa
Indonesia dinyatakan sebagai Bahasa Negara. Hal ini berarti bahwa Bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Yang dimaksud
dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,
yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya; sedangkan fungsi bahasa adalah nilai
pemakaian bahasa tersebut di dalam kedudukan yang diberikan.
a. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta
pada 25-28 Februari 1975, antara lain, menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1) Lambang Kebanggaan Nasional
Dalam fungsinya sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia
memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan
keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga
dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya.
Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus
memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus
bngga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
2) Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’
bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui
siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia.
Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan
sampai ciri kepribadian kita tidak tecermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa
Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
3) Alat Pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya
dan Bahasa
Dengan fungsi sebagai alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar
belakang sosial budaya dan bahasanya, memungkinkan masyarakat Indonesia
yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya
dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang
sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’
oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan
menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya
Diktat Perkuliahan Bahasa Indonesia| Jendri Mulyadi, S.S., M.Hum. 16
daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan
fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan,
bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
4) Alat perhubungan antarbudaya antardaerah
Sebagai alat perhubungan antarbudaya antardaerah, bahasa Indonesia sering
kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila
kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang
berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan
saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat
jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia?
Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu. Dengan
bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan
(disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada warganya.
Akhirnya, apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat
peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti
tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
b. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
1) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa pengantar dalam komunikasi resmi dalam tata kelola Negara. Praktik
pertama dari kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan
dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi
kemerdekaan RI 1945 dan UUD 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa
Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik
dalam bentuk lisan maupun tulis. Selain itu, pidato presiden di hadapan raykat
Indonesia dalam bahasa Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia dalam
berbagai dokumen kenegaraan adalaha perwujudan kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi negara.
2) Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Pembicaraan
lisan tenaga pendidik dalam menjelaskan materi pelajaran dan materi
pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia.
Diktat Perkuliahan Bahasa Indonesia| Jendri Mulyadi, S.S., M.Hum. 17
Penulisan/ penerjemahan buku harus menggunakan bahasa Indonesia. Cara
ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek)
3) Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintahan
Bahasa Indonesia digunakan dalam hubungan antar badan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu
hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media
komunikasi massa. Tujuannya agar isi atau pesan yang disampaikan dapat
dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
4) Bahasa Indonesia sebagai sarana pengembangan kebudayaan nasional, ilmu,
dan teknologi
Bahasa Indonesia digunakan dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-
majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin
bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis
dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang
lain belum tentu akan mengerti.

4. Penting atau tidaknya bahasa Indonesia


a. Dipandang dari Jumlah Penutur
Paling tidak ada dua bahasa yang digunakan sebagai sarana komunikasi
masnyarakat di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia
lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama
kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah (bahasa ibu). Bahasa Indonesia baru
di kenal anak-anak sekolah setelah mereka sampai pada usia sekolah (taman kanak-kanak).
Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mengggunakan bahasa
Indonesia sebagai “bahasa ibu (utama)” tidak besar jumlahnya. Mereka hanya terbatas pada
orang-orang yang lahir dari orang tua yang mempunyai latar belakang bahasa daerah yang
berbeda, sebagian orang yang lahir di kota-kota besar, dan orang yang mempunyai latar
belakang bahasa melayu. Dengan demikian, kalau kita memandang bahasa Indonesia
sebagai “bahasa ibu”, jumlah penutur yang di maksud adalah jumlah penutur yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai “bahasa kedua”. Data ini akan membuktikan
bahwa penutur bahasa Indonesia adalah 240 juta orang (2008) di tambah dengan penutur-
penutur yang berada diluar Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa bahasa Indonesia amat
penting kedudukkannya di kalangan masyarakat.
Diktat Perkuliahan Bahasa Indonesia| Jendri Mulyadi, S.S., M.Hum. 18
b. Dipandang dari Luas Penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh
karena itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur. Penutur
bahasa Indonesia yang berjumlah 240 juta itu tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Jumlah penutur ini juga masih ditambah dengan penutur yang ada di negara tetangga kita
yaitu Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Serta di Negara-negara lain seperti di
Australia, Belanda, Jepang, Rusia. Luas penyebaran ini dapat dinilai pula pada beberapa
universitas di luar negeri yang membuka jurusan bahasa Indonesia sebagai salah satu
jurusan. Luas penyebaran ini juga membuktikan bahwa bahasa Indonesia amat penting
kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.
c. Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Susastra
Sejalan dengan jumlah penutur dan luasnya daerah penyebarannya, pemakaian
suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya, dan susastra dapat juga menjadi ukuran penting
atau tidaknya bahasa itu. Kalau kita memandang bahasa daerah seperti, bahasa Minang di
Sumatera Barat, kita dapat menelusuri seberapa jauh bahasa itu dapat dipakai sebagai
sarana susastra, budaya, dan ilmu. Tentang susastra, bahasa Minang digunakan dalam
karya sastra. Susastra Minang telah memasyarakat ke seluruh pelosok daerah Sumatera
Barat. Dengan demikian bahasa Minang telah dipakai sebagai sarana dalam susastra.
Tentang budaya, bahasa Minang telah dipakai pula walaupun hanya dalam berkomunikasi,
bertutur adat, bernyanyi, berpantun, dan sebagainya. Tentang ilmu pengetahuan, bahasa
Minang belum mampu memecahkannya. Jika hendak menulis surat, orang Minang memakai
bahasa Indonesia, bukan bahasa Minang. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Minang
belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu. Ketiga hal diatas, sarana ilmu
pengetahuan, budaya, dan susastra, telah dijalankan oleh bahasa Indonesia dengan sangat
sempurna dan baik. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang
penting.

Diktat Perkuliahan Bahasa Indonesia| Jendri Mulyadi, S.S., M.Hum. 19

Anda mungkin juga menyukai